Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH JENIS DAN BENTUK-BENTUK KEMASAN

MATA KULIAH TEKNIK PENGEMASAN DAN PELABELAN


PROGRAM STUDI TEKNIK PENGOLAHAN PRODUK PERIKANAN SEMESTER III

DOSEN PENGAMPU : Ir. Adi Suseno, M.Si.

Oleh :

Fazza Faizatul Ummah


Irma Septiyani
Mario Alviansyah
Ma’ruf Syaifudin
M. Albi Zainudin
Niermala Paramuditha

KEMENTRIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


BADAN RISET SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN POLITEKNIK
KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayah Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah tentang “JENIS DAN BENTUK-
BENTUK KEMASAN” ini dengan tepat waktu.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk


memenuhi tugas mata kuliah “Teknik Pengemasan dan
Pelabelan” yang telah diberikan, Selanjutnya saya ucapkan
terima kasih kepada Bapak Ir. Adi Suseno, M.Si. yang telah
memberi banyak, arahan, dan petunjuk yang jelas sehingga
mempermudah saya menyelesaikan tugas ini. Terima kasih juga
kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung
selesainya makalah ini dengan tepat waktu. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis sangat terbuka pada kritik dan saran yang membangun
sehingga makalah ini bisa lebih baik lagi.

Sidoarjo, September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................4
1.3 Tujuan......................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................................5
2.1 Fungsi dan Jenis-jenis Kemasan................................................................................6
2.1.2 Fungsi Kemasan.................................................................................................6
a. Untuk menjaga produk agar tetap terlindung dan tetap bersih terjaga dari
kotoran serta kontaminasi..............................................................................................6
b. Membuat daya tahan produk meningkat, karena terjaga dari kerusakan fisik
dan pengaruh cuaca.......................................................................................................6
c. Untuk menyeragamkan ukuran atau bobot produk yang akan dijual...............6
d. Untuk menambah daya jual produk, konsumen diuntungkan dengan
kemudahan pemakaian produk (praktis)......................................................................6
e. Kemasan mampu menarik konsumen untuk membeli produk yang dijual......6
f. Kemasan juga dapat menampilkan informasi produk yang dapat membantu
konsumen untuk menentukan keputusan pembelian. Informasi tersebut dapat
berupa bahan baku, berat produk dan tanggal kedaluwarsa....................................6
2.1.2 Jenis-jenis Kemasan...........................................................................................6
2.2 Jenis Kemasan Yang Paling Banyak Digunakan.........................................................7
2.3. Bahaya Penggunaan Kemasan Plastik.....................................................................9
BAB 3................................................................................................................................10
PENUTUP..........................................................................................................................10
3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemasan merupakan wadah yang dapat meningkatkan nilai dan
fungsi sebuah produk. Pengemasan produk menjadi hal yang penting
karena kemasan memiliki dampak fisik dan psikologis. Dalam hal dampak
fisik, kemasan berfungsi sebagai wadah dan pelindung. Sementara itu,
kemasan memiliki dampak psikologis karena tampilan kemasan dapat
menimbulkan kesan tertentu bagi para konsumen yang akan
mempengaruhi preferensi mereka terhadap produk yang dikemas.

Kemasan sendiri memiliki arti secara umum bagian terluar yang


membungkus suatu produk dengan tujuan untuk melindungi produk dari
cuaca, guncangan, benturan. Selain itu fungsi kemasan yaitu untuk
menampilkan image serta pandangan terhadap suatu isi produk sehinga
menampilkan ciri khas dan keunggulan yang perbedaan dengan produk
yang lainnya, maka kemasan didesain sedemikian rupa disesuaikan
dengan produknya agar pesan yang disampaikan dapat ditangkap oleh
konsumen.

Pada kemasan makanan harus memperhatikan beberapa macam faktor,


misalnya saja bahan yang digunakan untuk melindungi atau membungkus
makanan, sehingga makanan tersebut dapat dijaga kualitasnya, mudah
untuk di bawa juga pada saat makanan tersebut tidak dapat habis dengan
sekaligus, adanya tutup dari kemasan yang mudah untuk dibuka dan
ditutup agar terlindungi dari udara luar sehingga lebih tahan lama, serta
pembagian ukuran dari kemasan tepat guna sesuai dengan isinya. Selain
itu kemasan juga harus mampu menjual produk yang dikemas dengan
desain yang inovatif, unik, berbeda dari produk lainnya.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Sebutkan fungsi dan jenis-jenis kemasan?
2. Sebutkan jenis kemasan yang paling banyak digunakan dalam
produk pangan?
3. Bahaya penggunaan plastik sebagai kemasan bahan pangan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui fungsi dan jenis-jenis kemasan
2. Mengetahui kemasan yang paling banyak digunakan
3. Mengetahui bahaya penggunaan kemasan plastik

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Fungsi dan Jenis-jenis Kemasan

2.1.2 Fungsi Kemasan

a. Untuk menjaga produk agar tetap terlindung dan tetap


bersih terjaga dari kotoran serta kontaminasi.
b. Membuat daya tahan produk meningkat, karena terjaga
dari kerusakan fisik dan pengaruh cuaca.
c. Untuk menyeragamkan ukuran atau bobot produk yang
akan dijual.
d. Untuk menambah daya jual produk, konsumen
diuntungkan dengan kemudahan pemakaian produk
(praktis).
e. Kemasan mampu menarik konsumen untuk membeli
produk yang dijual.
f. Kemasan juga dapat menampilkan informasi produk yang
dapat membantu konsumen untuk menentukan
keputusan pembelian. Informasi tersebut dapat berupa
bahan baku, berat produk dan tanggal kedaluwarsa.

2.1.2 Jenis-jenis Kemasan


a. Kemasan Primer
Kemasan primer adalah kemasan yang secara langsung
bersentuhan dengan produk. Produk yang secara langsung menyentuh
permukaan kemasan, maka disebut sebagai kemasan primer. Kemasan
primer dalam bahan plastik kemasan fleksibel bisa tercetak menjadi
banyak bentuk. Yang paling banyak penggunaannya adalah bentuk
sachet, dan standing pouch.
Contoh dari kemasan primer misalnya seperti sebuah produk roti yang
menggunakan kemasan sachet. Kemasan yang secara langsung
bersentuhan dengan roti tersebut merupakan kemasan primer. Hindari
menggunakan kemasan primer yang berwarna polos, transparan, bahkan
hanya menggunakan lem saja. Kemasan primer yang seperti itu tidak bisa

6
memberikan proteksi secara maksimal karena tidak ada fitur unggul untuk
melindungi produk dari cahaya matahari atau udara.

b. Kemasan Sekunder
Kemasan sekunder merupakan kemasan yang berkontak
langsung dengan kemasan primer. Kemasan primer langsung
menyentuh/mengontak produk, kemasan sekunder berfungsi untuk
memberikan perlindungan tambahan dari kemasan primer. Kemasan
sekunder juga sering disebut sebagai secondary packaging. Sebagai
kemasan pelindung tambahan, kemasan sekunder tetap menjadi
kemasan yang perlu untuk produk-produk tertentu seperti makanan. Hal
ini karena produk makanan, terutama makanan segar memiliki tingkat
kebusukan dan kerusakan yang tinggi. Maka dari itu, kemasan sekunder
tetap perlu digunakan. Namun, produsen justru sering berhenti pada
kemasan primer saja dan meninggalkan kemasan sekunder. Misalnya,
produk roti pada kemasan primer dapat masuk ke kemasan yang lebih
besar lagi. Selain dapat memuat jumlah roti lebih banyak, proteksi pada
produk roti pun makin besar dengan adanya kemasan sekunder.

c. Kemasan Tersier
Jenis kemasan ini menjadi salah satu kemasan yang sangat
berguna saat proses pengiriman barang. Kemasan tersier merupakan
bagian akhir dari seluruh rangkaian proses pengemasan yang ada.
Karena menjadi kemasan yang penggunaannya untuk menggabungkan
kemasan primer dan sukender, biasanya kemasan tersier terbuat dari
kardus, kayu, atau cardboard. Penggunaan jenis kemasan ini akan
sangat membantu para produsen mengatur barang-barang agar tidak
berceceran ke mana-mana. Kemasan tersier akan membantu efisiensi
dan efektivitas dari proses-proses pengemasan dan pengiriman produk.
Contoh dari kemasan tersier ini adalah kardus besar yang menampung
banyak sekali produk yang sudah terkemas dengan kemasan primer dan
sukender. Kemasan tersier ini akan sangat membantu untuk pasokan
barang ke banyak toko distributor atau gudang-gudang. Selain para
produsen yang akan memasarkan produk ke banyak toko ritel, para

7
penjual online juga memerlukan kemasan tersier untuk menghindari
produk dari kerusakan saat pengiriman.

2.2 Jenis Kemasan Yang Paling Banyak Digunakan


a. Kemasan plastik
Kemasan plastik yang paling banyak dipilih karena lebih tahan
terhadap banyak hal seperti tahan air dan kedap udara. Kemasan
plastik juga dipilih karena tampilannya bening sehingga bisa
memamerkan produk didalamnya. Selain itu, bila kemasan berbentuk
box plastik maka dapat digunakan kembali oleh konsumen.

b. Kemasan kertas

Kemasan kertas cukup banyak digunakan di pasaran karena


bentuknya yang beragam, mulai dari box kertas untuk makanan, kertas
kardus yang besar untuk produk-produk yang ukurannya juga besar,
hingga paper bag dengan beragam bentuk dan motif. Penggunaan
kemasan kertas juga dianggap lebih ramah lingkungan. Kertas bisa
dengan mudah terurai secara alami hanya dalam hitungan bulan.
Namun, kertas tidak tahan terhadap air karena mudah lapuk dan
robek.

c. Alumunium foil

Aluminium foil umumnya banyak digunakan pada produk-


produk yang dikonsumsi, seperti makanan jadi yang tidak tahan lama,
teh, hingga kopi kemasan. Aluminium foil berfungsi untuk melindungi
makanan dari bau, cahaya, oksigen, dan bakteri sehingga bisa
menjaga daya tahan makanan.

d. Kemasan botol atau kaca

Kemasan botol atau kaca biasanya dipilih untuk produk-produk


yang teksturnya cair seperti minuman, minyak, saus, sambal, kecap,
dan produk cair lainnya. Bentuknya yang beragam dan unik memang
memberikan kesan tersendiri bagi orang-orang yang melihatnya.

e. Kemasan kaleng

8
Bila dibandingkan dengan kemasan lain seperti kertas atau
plastik, penggunaan kaleng sebagai kemasan produk rumahan masih
jarang ditemui. Kaleng sebenarnya lebih ringan daripada kaca. Namun,
kaleng memiliki sifat korosif atau mudah berkarat, sehingga jika
digunakan pada produk makanan akan memengaruhi kualitas
makanan tersebut.

f. Styrofoam

Kemasan yang satu ini juga cukup banyak digunakan untuk


mengemas berbagai produk makanan, contohnya mi ayam, bubur
ayam, dan lainnya. Bahan ini cocok digunakan untuk mengemas
makanan take away atau ketika kamu membuka booth makanan di
suatu acara.

2.3. Bahaya Penggunaan Kemasan Plastik


Plastik merupakan bahan kemasan pangan yang paling populer
digunakan. Banyak pelaku usaha yang memilih plastik sebagai kemasan bagi
produk mereka. Hal ini karena plastik memiliki sifat-sifat unggulan seperti: kuat
tetapi ringan, tidak berkarat, bersifat termoplastis, yaitu dapat direkat
menggunakan panas, serta dapat diberi label atau cetakan dengan berbagai
kreasi. Selain itu plastik juga mudah untuk diubah bentuk.

Namun, produk plastik yang banyak digunakan sebagai kemasan produk


pangan ini mengandung bahaya tersendiri, yaitu, kemungkinan terjadinya migrasi
atau berpindahnya zat-zat monomer dari bahan plastik ke dalam makanan,
terutama jika makanan tersebut tak cocok dengan kemasan atau wadah
penyimpannya. Tentunya tidak semua zat monomer atau aditif plastik yang perlu
di waspadai. Hanya beberapa saja seperti vinil klorida, akrilonitril, metacrylonitril,
vinylidene klorida serta styrene. Monomer vinil klorida dan akrilonitril cukup tinggi
potensinya untuk menimbulkan kanker pada manusia. Vinil klorida dapat
bereaksi dengan guanin dan sitosin pada DNA. Sedangkan akrilonitril bereaksi
dengan adenin.

Vinil asetat telah terbukti menimbulkan kanker tiroid, uterus dan liver pada
hewan. Akrilonitril menimbulkan cacat lahir pada tikus-tikus yang memakannya.
Monomer-monomer lain seperti akrilat, stirena, dan metakrilat serta senyawa-
senyawa turunannya, seperti vinil asetat, polivinil klorida, kaprolaktam,

9
formaldehida, kresol, isosianat organik, heksa metilendiamin, melamin,
epodilokkloridrin, bispenol, dan akrilonitril dapat menimbulkan iritasi pada saluran
pencernaan terutama mulut, tenggorokan dan lambung. Aditif plastik jenis
plasticizer, stabilizer dan antioksidan dapat menjadi sumber pencemaran
organoleptik yang membuat makanan berubah rasa serta aroma, dan bisa
menimbulkan keracunan.

Permasalahan-permasalahan yang sering kali dihadapi oleh konsumen


berkaitan dengan penggunaan produk plastik sebagai kemasan pangan adalah:

a) Penggunaan bahan yang dilarang digunakan maupun penggunaan bahan


dasar yang digunakan tidak sesuai dengan tipe pangan dan kondisi
penggunaan tertentu sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
Peraturan Kepala BPOM tentang Bahan Kemasan Pangan.
b) Tidak dicantumkannya simbol dan kode segitiga serta keterangan dari
jenis plastik pada produk plastik yang digunakan oleh pelaku usaha
sebagai kemasan pembungkus pangan yang diproduksinya. Selama ini,
tidak ada kewajiban bagi pelaku usaha untuk mencantumkan simbol dan
kode segitiga serta keterangan mengenai plastik pada produk plastik
yang digunakannya, namun, arti simbol dan kode segitiga serta
keterangan dari jenis plastik ini sangatlah penting bagi konsumen.
Dengan melihat dan membaca simbol dan kode segitiga serta keterangan
dari jenis plastik yang digunakan oleh pelaku usaha sebagai kemasan
pangan, konsumen dapat menentukan mana plastik berbahaya yang
dapat mencemari pangan yang dikemasnya dan mana plastik yang aman
bagi pangan. Tidak mungkin bagi konsumen untuk melakukan uji
laboratorium pada setiap plastik pembungkus pangan yang dibelinya,
hanya untuk menentukan apakah plastik tersebut berbahaya atau tidak.

10
BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kemasan merupakan wadah yang dapat meningkatkan nilai dan fungsi
sebuah produk. Pengemasan produk menjadi hal yang penting karena kemasan
memiliki dampak fisik dan psikologis. Pada kemasan makanan harus
memperhatikan beberapa macam faktor, misalnya saja bahan yang digunakan
untuk melindungi atau membungkus makanan, sehingga makanan tersebut
dapat dijaga kualitasnya, mudah untuk di bawa juga pada saat makanan tersebut
tidak dapat habis dengan sekaligus, adanya tutup dari kemasan yang mudah
untuk dibuka dan ditutup agar terlindungi dari udara luar sehingga lebih tahan
lama.

Kemasan memiliki berbagai jenis yaitu kemasan primer,kemasan


sekunder, dan kemasan tersier. Di dalam jenis kemasan terdapat beberapa jenis
bahan kemasan. Jenis bahan kemasan yang banyak digunakan yaitu kemasan
plastic, kemasan kertas, kemasan alumunium foil, kemasan kaca atau botol ,
kemasan kaleng, kemasan Styrofoam

Kemasan plastic merupakan kemasan yang paling banyak digunakan


ooleh masyarakat Indonesia. Tetapi terdapat banyak bahaya yang mengancam
jika menggunakan kemasan plastic. Contohnya Vinil asetat telah terbukti
menimbulkan kanker tiroid, uterus dan liver pada hewan. Akrilonitril menimbulkan
cacat lahir pada tikus-tikus yang memakannya. Monomer-monomer lain seperti
akrilat, stirena, dan metakrilat serta senyawa-senyawa turunannya, seperti vinil
asetat, polivinil klorida, kaprolaktam, formaldehida, kresol, isosianat organik,
heksa metilendiamin, melamin, epodilokkloridrin, bispenol, dan akrilonitril dapat
menimbulkan iritasi pada saluran pencernaan terutama mulut, tenggorokan dan
lambung

11
12

Anda mungkin juga menyukai