TEKNOLOGI PENGEMASAN 1
DISUSUN OLEH :
Kelas B
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
2019
KATA PENGANTAR
Penulis
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 2
1.3. Tujuan .................................................................................................................................... 2
1.4. Manfaat .................................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
2.1. Definisi Kemasan intelligent ..................................................................................................... 3
2.2. Fungsi dan kegunaan kemasan pintar ..................................................................................... 4
2.3 Jenis-jenis kemasan pintar ......................................................................................................... 5
a) Sistem penjerap (Scavenging/absorbing systems) ................................................................... 5
b) Sistem pelepas (Releasing systems) .......................................................................................... 9
2.4. Indikator ..................................................................................................................................... 9
2.4 Kelebihan dan kelemahan kemasan pintar ............................................................................ 13
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................. 14
3.1. Kesimpulan .......................................................................................................................... 14
3.2. Saran .................................................................................................................................... 14
Daftar Pustaka .................................................................................................................................... 15
II
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini permintaan konsumen akan kemasan bahan pangan adalah teknik
pengemasan yang ramah lingkungan, produk yang lebih alami dan tanpa
menggunakan bahan pengawet. Industri-industri pengolahan pangan juga berusaha untuk
meningkatkan masa simpan dan keamanan dari produk. Teknologi pengemasan bahan
pangan yang modern mencakup pengemasanatmosfir termodifikasi (Modified Atmosfer
Packaging/MAP), pengemasan aktif (Active Packaging) dan SmartPackaging, bertujuan
untuk semaksimal mungkin meningkatkan keamanan dan mutu bahan sebagaimana
bahan alaminya.
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Definisi kemasan pintar
2. Fungsi dan kegunaan kemasan pintar
3. Jenis-jenis kemasan pintar
4. Kelebihan dan kelemahan kemasan pintar
1.3. Tujuan
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui secara
mendetail tentang kemasan suatu produk makanan terutama kemasan pintar sebagai
pengemas produk pangan.
1.4. Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Kemasan intelligent
Kemasan merupakan salah satu proses yang paling penting untuk menjaga kualitas
produk makanan selama penyimpanan, transportasi, dan penggunaan akhir. Kemasan
yang baik tidak hanya sekedar untuk menjaga kualitas makanan tetapi juga secara
signifikan memberikan keuntungan dari segi pendapatan, Selama distribusi, kualitas
produk pangan dapat memburuk secara biologis dan kimiawi maupun fisik. Oleh karena
itu, kemasan makanan memberikan kontribusi untuk memperpanjang masa simpan dan
mempertahankan kualitas dan keamanan produk makanan (Jun H. Han, 2005).
Berdasarkan bahan dasar pembuatannya maka jenis kemasan pangan yang tersedia
saat ini adalah kemasan kertas, gelas, kaleng/logam, plastik, dan kemasan komposit atau
kemasan yang merupakan gabungan dari beberapa jenis bahan kemasan, misalnya
gabungan antara kertas dan plastik, kertas dan logam. Masing-masing jenis bahan
kemasan ini mempunyai karakteristik tersendiri, dan ini menjadi dasar untuk pemilihan
jenis kemasan yang sesuai untuk produk pangan (Elisa dan Mimi, 2006).
Istilah lain dari kemasan aktif (active packaging) adalah smart, interactive, clever
atau intelligent packaging. Defenisi dari kemasan aktif adalah teknik kemasan
yang mempunyai sebuah indikator eksternal atau internal untuk menunjukkan secara
aktif perubahan produk serta menentukan mutunya. Kemasan akif disebut sebagai
kemasan interaktif karena adanya interaksi aktif dari bahan kemasan dengan bahan
pangan yang dikemas. Tujuan dari kemasan aktif atau interaktif adalah untuk
mempertahankan mutu produk dan memperpanjang masa simpannya.
Menurut definisi dari Yam, et al., (2005) kemasan dikatakan “pintar” jika
mempunyai kemampuan untuk melacak produk, sarana pengindera di dalam dan di luar
kemasan, dan dapat berkomunikasi dengan konsumen. Misalnya, suatu kemasan pintar
merupakan salah satu kemasan yang dapat mengatur kondisi kualitas/keamanan dari
produk makanan dan memberikan peringatan lebih awal kepada konsumen.
Beberapa contoh sederhana : tipe kemasan aktif dan pintar, label kemasan asam,
label kemasan basa, label kemasan petunjuk suhu, label kemasan kesegaran buah, dll.
Pengemasan aktif merupakan kemasan yang mempunyai :
3
a. bahan penyerap O2 (oxygen scavangers)
b. bahan penyerap atau penambah (generator) CO2
c. ethanol emiters
d. penyerap etilen
e. penyerap air
f. bahan antimikroba
g. heating/cooling
h. bahan penyerap (absorber) dan yang dapat mengeluarkan aroma/flavor
i. pelindung cahaya (photochromic)
Kemasan aktif juga dilengkapi dengan indikator- indikator yaitu :
Fungsi cerdik (smartness) yang diharapkan dari kemasan aktif saat ini adalah :
4
e. Memudahkan dalam membuka.
5
vakum dapat meningkatkan penghilangan oksigen di headspace kemasan atau
yang terlarut dalam pangan.
Perkembangan awal dari sestem penjerap oksigen adalah berupa label self-
adhesive atau sachet yang dimasukkan ke dalam kemasan. Perkembangan
selanjutnya, sistem ini didesain ditambahkan ke dalam bahan kemasan itu sendiri,
menggunakan baik monolayer maupun multilayer atau liner tutup botol. Bahan
untuk penjerap oksigen biasanya merupakan bahan yang dapat bereaksi dengan
oksigen untuk mengurangi konsentrasi oksigen. Serbuk besi merupakan penjerap
yang paling umum digunakan. Teknologi penjerap oksigen lainnya antara lain
menggunakan mekanisme oksidasi asam askorbat, oksidasi enzimatis (cohtoh
glukosa oksidase dan alkohol oksidase).
a.2. Penjerap Kelembaban (Moisture Absorber)
6
a.3. Kemasan Antimikoba
Bentuk Chip
Beberapa produk pangan seperti daging, ikan, dan unggas merupakan media
yang sangat ccock bagi pertumbauhan berbagai macam mikroorganisme.
Pertumbuhan mikroba mempercepat perubahan aroma, warna dan tekstur dari
pangan yang akan mengakibatkan pemendekan umur simpan dan peningkatan
risiko keracunan makanan. Penggunaan kemasan antimikroba dapat
memperpanjang umur simpan dan mempertahankan mutu dan keamanan pangan.
Kemasan antimikroba dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu kemasan
yang mengandung bahan antimikroba yang dapat bermigrasi ke permukaan
pangan sehingga kontak dengan pangan dan antimikroba yang efektif
menghambat pertumbuhan mikroba di permukaan pangan tanpa adanya migrasi.
Oleh karena itu, kemasan antimikroba efektif untuk produk pangan dimana
kontaminasi mikroba terjadi pada bagian permukaan.
Beberapa jenis bahan antimikroba yang digunakan antara lain asam organik
(asam propionat, asam sorbat, benzoat, dll), bakteriosin (nisin), antibiotik
(Imazalil), fungicida (Benomyl), ekstrak rempah (Thymol, p-cymene), enzim
(lysozyme), protein (Conalbumin), paraben (heptilparaben), dan logam (perak).
Bahan kemasan dapat dilapiskan, diinkorporasi, diimobilisasi, atau permukaan
termodifikasi pada bahan kemasan. Kemasan antimikroba kurang sukses secara
7
a.4. Pelepas Karbon Dioksida (Carbon Dioxide Emitter)
Pelepas CO2
Self heating
8
Saat ini dipasaran tersedia jenis kemasan yang dapat memanaskan sendiri produk
pangan didalam kemasan tanpa bantuan pemanas dari luar. Dengan menggunakan
kemasan yang dapat memanaskan sendiri begitu kemasan dibuka, maka pangan
tersebut tidak perlu lagi dipanaskan sebelum dikonsumsi.Kemasan ini dikenal
dikenal dengan istilah self heating packaging. Self heating packaging banyak
digunakan pada produk pangan yang umumnya disantap dalam kondisi panas
seperti kopi, sop, dll. Prinsip pemanasan didasarkan pada teori bahwa jika bahan-
bahan kimia tertentu tercampur maka akan dihasilkan panas. Berikut ini adalah
contoh self heating can:
b) Sistem pelepas (Releasing systems)
Secara aktif menambahkan senyawa-senyawa seperti karbondioksida (CO2),
antioksidan atau pengawet.
Fungsi cerdas dari kemasan ini dapat diperoleh dari indikator, sensor, dan/atau peralatan
yang mampu mengkomunikaskan informasi dalam sistem kemasan. Indikator dapat
memberikan informasi mengenai perubahan yang terjadi di dalam produk atau lingkungan
sekitar produk (seperti suhu, pH) melalui perubahan visual. Indikator yang diaplikasikan pada
kemasan pangan antara lain time-temperature indicator, indikator gas oksigen, indikator
karbondioksida, dan indikator kesegaran. Sedangkan biosensor merupakan peralatan yang
mampu mendeteksi, merekam, dan mentransfer informasi tentang reaksi biologis yang terjadi
dalam kemasan dengan ketelitian yang tinggi.
2.4. Indikator
Kemasan jenis ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yaitu yang dapat mengukur
kondisi kemasan pada bagian luar (indicator eksternal) dan yang dapat langsung mengukur
kualitas produk di dalam kemasan (indicator internal). Contoh dari indikator eksternal adalah
Time-Temperatur Indicator (TTI). Sedangkan indikator karbondioksida, indicator oksigen,
indikator pertumbuhan mikroorganisme atau indicator kesegaran, dan indikator patogen
merupakan beberapa contoh indikator internal.
9
Indikator Gas
Indikator gas bermanfaat untuk memonitor komposisi gas di dalam kemasan melalui
perubahan warna pada indikator akibat adanya reaksi kimia atau enzimatis. Indikator ini
mampu memberi tanda apabila terjadi kebocoran dalam kemasan, atau untuk
memverifikasi efisiensi dari penjerap oksigen (oxygen absorber
Salah satu jenis indikator gas adalah indikator oksigen. Prinsip kerjasanya
didasarkan pada perubahan warna yang sensitif terhadap reaksi redoks (redox dye),
seperti methylene blue. Saat redox dye dalam indikator teroksidasi oleh oksigen, maka
akan terjadi perubahan warna pada indikator, yang dapat memperingatkan konsumen
bahwa terjadi kebocoran pada kemasan. Contoh aplikasi penggunaan indikator oksigen
adalah pada kemasan MAP (Modified Atmosphere Packaging) produk daging atau ikan.
10
Indikator dan Sensor Kesegaran
(ripeSense™)
Indikator ini bertujuan untuk memonitor kualitas pangan dalam kemasan yang
disebabkan oleh adanya pertumbuhan mikroba atau perubahan kimia dalam produk
pangan. Prinsip kerjanya adalah perubahan warna indikator yang diakibatkan oleh
reaksi kimia antara terbentuknya metabolit mikroba dengan indikator dalam kemasan.
Metabolit – metabolit tersebut dapat berupa glukosa, asam organik (misalnya asam
laktat), etanol, karbondioksida, amin biogenik, senyawa nitrogen yang mudah
menguap atau senyawa sulfur. Untuk memonitor kesegaran pangan di pasaran tersedia
dalam bentuk indikator kesegaran berdasarkan deteksi tidak langsung metabolit
melalui indikator warna (contoh pH) atau berdasarkan deteksi langsung metabolit
yang menjadi target menggunakan biosensor. Beberapa perusahaan telah
mengembangkan indikator ini, salah satu contohnya adalah RipeSense®. RipeSense®
merupakan sensor yang dapat mendeteksi tingkat kematangan dari buah dengan
mendeteksi melalui aroma yang dikeluarkan oleh buah-buahan.
Tinta termokromik (Thermochromic Inks)
Aplikasi tinta termokromik pada tutup gelas (Tutup gelas akan berubah warna jika air
dalam gelas masih panas (hot alert))
11
Tinta termokromik adalah tinta yang sensitif terhadap perubahan suhu. Perubahan
warna pada tinta termokromik dapat irreversible maupun reversible. Tinta
termokromik yang irreversible tidak terlihat sampai terpapar suhu tertentu, dan jika
sudah berubah warna, perubahan warnanya akan permanen sebagai indikasi telah
mengalami adanya perubahan suhu. Tinta termokromik reversible akan berubah
warnanya saat dipanaskan/didinginkan dan kembali ke warna semula jika suhu
kembali ke suhu awal. Tinta ini dapat diaplikasikan sebagai kemasan cerdas untuk
meyakinkan konsumen bahwa produk dalam kemasan tersebut sudah cukup dingin
untuk dikonsumsi atau untuk mengingatkan konsumen bahwa pangan masih panas.
12
2.4 Kelebihan dan kelemahan kemasan pintar
2.4.1 Kelebihan:
a. Dapat memperbaiki sendiri kerusakan kemasan
b. Mampu menyesuaikan dengan kondisi lingkungan (kelembaban dan suhu)
c. Memberi tanda atau peringatan pada konsumen jika produk terkontaminasi.
d. Sifat kemasan dimodifikasi, sehingga lebih tahan panas, tahan bahan kimia,
serta tahan mikroorganisme.
e. Dapat mendeteksi gas yang dihasilkan dari pangan yang basi, walaupun dalam
konsentrasi yang sangat sedikit. Ketika gas ini terdeteksi, sensor akan berubah
warna, sehingga kondisi kesegaran makanan dapat dilihat secara visual.
f. Untuk mendeteksi keberadaan bahan kimia, racun, dan mikroorganisme
penyebab penyakit pada pangan.
2.4.2 Kekurangan
a. Tidak cocok untuk kemasan tray individu pada daging, karena dapat
menyebabkan perubahan warna pada daging.
b. Membutuhkan peralatan yang khusus, dan pekerja yang terlatih.
c. Biaya mesin dan peralatan yang relative mahal.
13
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Kemasan merupakan salah satu proses yang paling penting untuk menjaga
kualitas produk makanan selama penyimpanan, transportasi, dan penggunaan akhir.
Kemasan yang baik tidak hanya sekedar untuk menjaga kualitas makanan. Kemasan
pintar adalah teknik kemasan yang mempunyai sebuah indikator eksternal atau
internal untuk menunjukkan secara aktif perubahan produk serta menentukan
mutunya. Kemasan pintar disebut sebagai kemasan interaktif karena adanya interaksi
aktif dari bahan kemasan dengan bahan pangan yang dikemas. Tujuan dari kemasan
pintar adalah untuk mempertahankan mutu produk dan memperpanjang masa
simpannya.
3.2.Saran
Untuk para pembuat produk pangan diharapkan lebih mengenal lagi kemasan
yang dpapat membantu mencegah tau mengranggi kerusakan, melindungi produk
yang berada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik
(gesekan, bentran, getaran), selain itu kemasan yng dirancang dengan baik dapat
meingkatkan nilai jual serta memberi tahu kualitas produk pangan masih baik untuk
diknonsumsi atau tidak.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://farmasisneverdies.blogspot.com/2011/12/kemasan-pintar-intelligent-
packaging.html diunduh pada tanggal 23 Desember 2019
Butler, P, Dr. 2001. Smart Packaging - Intelligent Packaging for Food, Beverages,
Desember 2019
15