Anda di halaman 1dari 17

TUGAS EVALUASI NILAI GIZI

SEREALIA, KACANG-KACANGAN, DAN UMBI-UMBIAN

Dokumen ini ditujukan untuk memenuhi tugas besar matakuliah Evaluasi Nilai
Gizi

Kelompok 1:
Nurfrida Umi Latifah (173020156)
Mariana Keusumawardani (173020168)
Novia Salsabila (173020192)
Bagas Tri Hadiprayitno (173020194)
Muhammad Fauzan S (173020195)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2019
DAFTAR ISI

BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................1
BAB 2......................................................................................................................2
MANAJEMEN KEBUTUHAN...............................................................................2
2.1 Peramalan..................................................................................................2
BAB 3......................................................................................................................7
PROSES PENGOLAHAN.......................................................................................7
3.1 Diagram Alir..............................................................................................7
3.2 Stasiun Kerja.............................................................................................8
BAB 4......................................................................................................................9
OPC DAN MPPC.....................................................................................................9
4.1 Tabel Spesifikasi Mesin............................................................................9
4.2 Routing Sheet............................................................................................9
4.3 OPC.........................................................................................................12
4.4 MPPC......................................................................................................17
BAB 5....................................................................................................................19
TATA LETAK FASILITAS..................................................................................19
BAB 6....................................................................................................................20
SUMBER DAYA MANUSIA...............................................................................20
BAB 7....................................................................................................................21
PENGENDALIAN PRODUKSI DAN PERSEDIAAN........................................21

I
KOMODITI 1

SEREALIA

1.1 JAGUNG
 Pemanenan Pasca Panen Penyimpanan
 Panen Jagung
Mutu hasil panen jagung akan baik bila jagung dipanen pada tingkat
kematangan yang tepat (matang optimal). Sebagai tanda jagung siap
panen/ matang optimal antara lain : bila kelobot telah berwarna
kuning, biji telah keras dan warna biji mengkilap, jika ditekan dengan
ibu jari tidak lagi ditemukan bekas tekanan pada biji tersebut, pada
keadaan seperti ini kadar air sudah mencapai sekitar 35%. Cara lain
untuk menentukan tingkat kematangan jagung adalah terbentuknya
lapisan berwarna hitam pada butiran (black layer tissue formation),
terbentuk dalam selang waktu lebih kurang tiga hari bersamaan
dengan tercapainya berat kering maksimum pada butiran.
Waktu panen sebaiknya dilakukan pada hari-hari cerah, jangan pada
saat hujan agar supaya penanganan jagung setelah dipanen yaitu
pengeringan tidak mendapat hambatan. Pemanenan jagung yang
sederhana dan umum dilakukan dan hasilnya sangat baik adalah
dipuntir dengan tangan atau sabit dengan memotong tangkai buah.
Sekaligus memotong batang dan bagian tanaman lainnya dan
ditinggal dilapangan dan kemudian dibenamkan kedalam tanah
sebagai bahan pupuk. Jagung sebaiknya dipanen dalam bentuk
tongkol lengkap dengan kelobotnya, bila dipanen tanpa kelobot
resiko kerusakan butir-butir jagung tambah besar. Segera setelah
dipanen pisahkan jagung yang tidak sehat/terinfeksi penyakit
dilapangan supaya penyebaran hama dan penyakit dapat dicegah.
 Penyimpanan
Penyimpanan diatas Para-para
Tongkol berkelobot dapat disimpan pada para-para yang
ditempatkan dibawah atap rumah ataupun diatas dapur. Para-para
diatas dapur dapat menjamin jagung tetap baik dalam waktu yang
cukup lama karena asap dari kayu-kayu yang dibakar didapur
meninggalkan residu bersifat anti bakteri, jamur maupun serangga.
Pada cara ini sijumlah jagung berkelobot (15-20 buah) diikat menjadi
satu kemudian digantung dengan mengaturnya secara bersusun
diatas para-para. Cara ini memungkinkan sirkulasi asap yang
mengandung formaldehid, phenol dan cresol secara merata.
Penyimpanan cara ini sebaiknya dilengkapi dengan kawat anti tikus
atau perangkap tikus lainnya.
Penyimpanan dalam Karung Plastik atau tempat penyimpanan
lainnya.

1
Jagung pipilan dapat disimpan dalam karung plastik, kantong plastik,
kaleng, jirigen dan sebagainya. Penyimpanan jagung dengan cara
tersebut pada kadar air maksimum 14%. Kadar air jagung diatas
14% merupakan kondisi yang baik untuk pertumbuhan dan
perkembangan cendawan, yang dapat memproduksi bermacam-
macam toksin antara lain aflatoksin serta hama yang senantiasa
menyebabkan kerusakan. Cendawan Aspergillus flavus berkembang
dengan baik dan memproduksi aflatoksin pada kadar air diatas 18%.
Penyimpanan jagung untuk benih sebaiknya dengan kadar air lebih
kecil dari 14%, dan cara penyimpanannya yaitu didalam kantong-
kantong kecil dan nantinya dimasukan lagi kekantong plastik agak
besar untuk kemudian dimasukan kedalam kaleng dimana dilengkapi
dengan sejumlah kapur tohor. Kaleng harus mempunyai tutup yang
rapat. Penyimpanan untuk benih paling baik pada kadar air 9% dan
pada suhu penyimpanan 21oC. Pada kondisi ini penyimpanan dapat
lebih lama dan proses penuaan diperlambat. Penyimpanan benih
jagung dengan kadar air 13-14%, menggunakan kaleng tertutup
rapat dapat mempertahankan daya tumbuh jagung selama 5 bulan.

Tabel 2. Kelebihan dan kekurangan metode penyimpanan jagung

No. Dalam karung Curah

1 Fleksibel Tidak fleksibel

2 Sebagian dapat ditangani secara Dapat ditangani secara mekanis


mekanis seluruhnya

3 Penanganan lambat Penanganan cepat

4 Tumpahan banyak Tumpahan sedikit

5 Modal rendah Modal besar

6 Biaya oprasi tinggi Biaya operasi rendah

7 Potensi kehilangan karena hama Potensi kehilangan karena hama


tikus tinggi tikus rendah

8 Pengulangan serangan hama dapat Perlindungan terhadap serangan


terjadi hama kembali lebih baik

2
 Struktur Bahan dan Standar Mutu
 Struktur Bahan

Mutu adalah sejumlah sifat karakteristik dari suatu komoditi yang membedakan
suatu produk dan mempunyai nilai pasti dan mencerminkan tingkat penerimaan
konsumen. Tidak semua sifat-sifat yang dimililiki suatu produk digunakan sebagai
komponen mutu dalam standar mutu, hanya yang berkaitan dengan tingkat
penerimaan konsumen dan untuk menentukan harga dalam perdagangan.

Pada prinsipnya ada dua persyaratan faktor-faktor penentu mutu yaitu:

1. Persyaratan Kualitatif
2. Biji jagung harus bebas dari hama dan penyakit.
3. Biji jagung harus bebas dari bau busuk, masam, apek, atau bau asing
lainnya.
4. Biji jagung harus bebas dari tanda-tanda adanya bahan kimia yang
membahayakan, baik secara visual maupun secara organoleptik.
5. Persyaratan Kuantitatif

Pada umumnya meliputi komponen-komponen mutu sebagai berikut:

3
1. Kadar air : Jumlah kandungan air didalam butiran jagung dan dinyatakan
dalam persentase bobot basah
2. Butir rusak : Biji jagung yang dinyatakan rusak karena biologis, khemis,
mekanis, fisis, maupun enzimatis seperti berkecambah, busuk, berbau tidak
disukai, berubah bentuk maupun berubah warna karena sebab-sebab diatas.
3. Butir warna lain : Biji-biji jagung yang berwarna lain seperti tercampur
dengan varietas lain.
4. Butir pecah : Butir jagung sehat yang pecah selama pengolahan yang
mempunyai ukuran yang sama atau lebih kecil dari 6/10 bagian butir utuh.
5. Kotoran : Benda-benda yang terdapat dalam contoh yang diperiksa seperti
batu, tanah, biji-bijian lain, sisa tanaman lainya, termasuk butir pecah, atau
termasuk butir retak.

Standar Mutu Jagung menurut SNI No. 01-3920-1995

1. Persyaratan kualitatif adalah bebas hama dan penyakit, bebas bau busuk,
asam atau bau asing lainnya dan bebas dari bahan kimia seperti insektisida
dan fungisida
2. Persyaratan Kuantitatif adalah kelas mutu biji jagung

No Komponen Mutu I Mutu II Mutu III 

1 Kadar air (% maks) 14 14 15

2 Butir rusak (% maks) 2 4 6

3 Butir warna lain (% maks) 1 3 7

4 Butir pecah % mak) 1 2 3

5 Kotoran (% maks) 1 1 2

 Perlakuan Fisik terhadap Kandungan Gizi

 Komposisi Zat Gizi Komoditi (Zat Gizi Makro dan Mikro)

Jenis Nutrisi / Gizi Kandungan AKG%


Kalori 96 kcal –
Karbohidrat 21g –
Air 73% –
Protein 3,4g –
Gula 4,5g –
Serat 2,4g –
Lemak 1,5g –
Vitamin A 13µg 1%

4
Vitamin C 5,5mg 6%
Vitamin D 0µg –
Vitamin E 0,09mg 1%
Vitamin K 0,4µg 0%
Vitamin B1 (Thiamine) 0,09mg 8%
Vitamin B2 (Riboflavin) 0,06mg 4%
Vitamin B3 (Niacin) 1,68mg 11%
Vitamin B5 (Panthothenic acid) 0,79mg 16%
Vitamin B6 (Pyridoxine) 0,14mg 11%
Vitamin B9 (Folat) 23µg 6%
Vitamin B12 0µg –
Kalsium 3mg 0%
Zat Besi 0,45mg 6%
Magnesium 26mg 7%
Fosfor 77mg 11%
Potassium (Kalium) 218mg 5%
Sodium 1mg 0%
Seng (Zinc) 0,62mg 6%

 Pengolahan beserta Diagram Alir

 Komposisi Gizi Hasil Olahan (Zat Gizi Makro dan Mikro)

 Evaluasi Nilai Gizi (Pembahasan)

1.2 PADI / BERAS


 Pemanenan Pasca Panen Penyimpanan
Pascapanen padi adalah serangkaian tahapan kegiatan yang
meliputi pemungutan (pemanenan) malai, perontokan gabah, penampian,
pengeringan, pengemasan, penyimpanan, dan pengolahan sampai siap
dipasarkan atau dikonsumsi.
Proses pascapanen padi diawali dengan pemanenan padi yang penentuan
pelaksanaanya didasarkan pada umur tanam dan dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu varietas, iklim, dan tinggi tempat sehingga umur
panen padi bervariasi dan bperbedaannya berkisar 5-10 hari. Ciri – ciri
padi yang siap dipanen yaitu ketika 90-95% dari bulir padi sudah bernas
atau sudah berubah warna dari kuning hingga kuning keemasan. Umur
panen adalah 30-35 hari setelah berbunga merata atau setelah 135-145 hari
setelah tanam, dengan kadar air bulir padi pada musim panas berkisar 22-
23% dan 24-26% di musim hujan. Ketika tiba masa panen, petani akan
menggunakan alat dan mesin pertanian yang di kategorikan menjadi
konvensional dan modern. Alat dan mesin pemanen padi konvensional

5
meliputi ani-ani dan sabit. Sedangkan alat dan mesin pemanen padi
modern meliputi reaper, reaper binder dan combine harvester. Penggunaan
combine harvester kini telah banyak diaplikasikan oleh petani, hal ini
terbantu dengan dikeluarkannya Keputusan Direktur Jenderal Hortikultura
Nomor: 299/Kpts/SR.130/D/12/2016 yang mengatur pengelolaan dan
penyaluran bantuan pemerintah tahun anggaran 2017.
Padi yang telah dipanen kemudian perlu dipisahkan antara gabah
dan malainya dengan cara dirontokkan menggunakan beberapa metode
yaitu diinjak/iles, pukul/gedig, banting/gebot, pedal thresher, dan mesin
perontok [7]. Thresher sebagai salah satu alat perontok padi modern terdiri
dari 2 tipe berdasarkan posisi pemotongan, apabila dipotong bawah
menggunakan pedal thresher dan apabila dipotong tengah atau atas
menggunakan power thresher. Setelah didapatkan gabah dari proses
perontokan, proses pascapanen selanjutnya adalah pembersihan
padi/penampian dari kotoran. Proses penampian dapat dilakukan sebelum
atau sesudah proses pengeringan, apabila proses pascapanen dari padi
menggunakan combine harvester maka proses penampian tidak perlu
dilakukan karena produk dari mesin combine harvester sudah dalam
kondisi bersih dari kotoran dan gabah hampa, namun bila tidak
menggunakan combine harvester maka proses pembersihan padi perlu
dilakukan untuk memperoleh gabah bersih. Prinsip penampian adalah
menggunakan hembusan angin baik secara alami maupun dengan aliran
angin buatan(artificial wind).
Pengeringan diperlukan untuk mengurangi kadar air dari gabah, hal
ini dikarenakan standar kadar air maksimum gabah untuk disimpan adalah
14%. Air yang berada pada gabah sangat beresiko menyebabkan
pertumbuhan mikroorganisme yang dapat merusak kualitas gabah.
Terdapat dua cara pengerigan yaitu pengeringan alami (paparan sinar
matahari langsung) dan pengeringan buatan (mekanis). Pengeringan alami
biasanya dilakukan dengan cara menyebarkan gabah diatas terpal dan
ditempatkan di areal terbuka. Tipe pengering mekanis bermacam-macam
bergantung terhadap kebutuhan, contoh batch dryer, recirculated dryer,
continuous dryer, dan lain sebagainya.
Gabah yang bersih dan kering kemudian disimpan baik dalam
keadaan curah (tanpa dikemas) atau di kemas. Penyimpanan gabah dalam
keadaan curah memerlukan sebuah bangunan khusus yang berfungsi
sebagai penampung gabah dengan karakteristik dan rancangbangun yang
telah diperhitungkan sesuai dengan kebutuhan penyimpanan, secara garis
besar bangunan simpan curah dibedakan menjadi dua yaitu bunker dan
silo.
Sedangkan untuk penyimpanan dengan pengemasan, gabah dapat
dikemas dengan mengunakan pengemas berbahan goni atau plastik.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih kemasan
yaitu kemasan harus dapat melindungi gabah dari efek pengangkutan dan
penyimpanan, kemasan tidak boleh mengandung bahan kimia berbahaya
yang dapat mencemari gabah dan tidak boleh membawa organisme
penganggu (hama), kemasan harus berasal dari material yang kuat dan

6
mampu menahan beban tumpukan, dan mampu mempertahankan
keseragaman dari kualitas gabah.

 Struktur Bahan dan Standar Mutu


 Struktur Bahan
Biji padi atau gabah terdiri atas dua penyusun utama yaitu 72
sampai 82% bagian yang dapat dimakan atau kariopsis (beras pecah kulit)
dan 18 sampai 28 % kulit gabah atau sekam. Kariopsis tersusun dari 1
sampai 2 % perikarp, 4 sampai 6 % aleuron dan testa, 2 sampai 3 %
lemma, dan 89 sampai 94 % endosperm. Kisaran yang berbeda,
kemungkinan disebabkan oleh perbedaan varietas gabah, keadaan daerah
penanaman, dan perbedaan pola budidayanya. Hasil penelitian lain
menyatakan bahwa kariopsis terdiri atas 6,5% perikarp, testa, nuselus, dan
aleuron, 2 sampai 2,1 % skutelum, 0,8 sampai 1,1 % lembaga atau embrio,
dan 90,4 sampai 90,6 % endosperm (Juliano, 1980).
Biji padi atau gabah terdiri atas dua penyusun utama yaitu 72
sampai 82% bagian yang dapat dimakan atau kariopsis (beras pecah kulit)
dan 18 sampai 28 % kulit gabah atau sekam. Kariopsis tersusun dari 1
sampai 2 % perikarp, 4 sampai 6 % aleuron dan testa, 2 sampai 3 %
lemma, dan 89 sampai 94 % endosperm. Kisaran yang berbeda,
kemungkinan disebabkan oleh perbedaan varietas gabah, keadaan daerah
penanaman, dan perbedaan pola budidayanya. Hasil penelitian lain
menyatakan bahwa kariopsis terdiri atas 6,5% perikarp, testa, nuselus, dan
aleuron, 2 sampai 2,1 % skutelum, 0,8 sampai 1,1 % lembaga atau embrio,
dan 90,4 sampai 90,6 % endosperm (Juliano, 1980).
Butir padi atau disebut gabah terdiri dari kulit pembungkus. Kulit
pembungkus ini terdiri dari dua belahan sekam yang tidak sama besarnya.
Belahan sekam yang terbesar disebut lemma, sedangkan belahan sekam
kedua dan lebih kecil disebut palea Struktur biji beras dapat dilihat pada
Gambar 1. (Juliano, 1972).

 Standar Mutu
Berdasarkan BSNI(1987), persyaratan  mutu  kualitatif  gabah 
terdiri  dari empat  karakter yaitu : 1. bebas hama dan penyakit; 2.

7
bebas dari  busuk, asam dan bau lainnya; 3. bebas bahan kimia dan
sisa pupuk, insektisida dan fungisida; dan 4. gabah tidak boleh
panas. Gabah dikatakan bebas dari hama dan penyakit apabila
secara visual tidak ditemui adanya hama serangga (termasuk di
dalamnya bangkai serangga atau  hama  dikatagorikan  sebagai 
benda asing), ulat dan lain sebagainya.  Persyaratan  mutu gabah
berpedoman  pada  standar  mutu  gabah berdasarkan SNI (Tabel
1).
Tabel 1. Standar Mutu Gabah

Kriteria Mutu Mutu I (%) Mutu II (%) Muti III (%)

Kadar air (maks) 14 14 14

Gabah hampa 1 2 3

Butir rusak + butir kuning (maks) 2 5 7

Butir mengapur + gabah muda (maks) 1 5 10

Gabah merah (maks) 1 2 4

Benda asing (maks) - 2 4

Gabah varietas lain (maks) 2 5 10

Sumber : BSNI (1987)

 Perlakuan Fisik terhadap Kandungan Gizi

 Komposisi Zat Gizi Komoditi (Zat Gizi Makro dan Mikro)

8
 Pengolahan beserta Diagram Alir

Beberapa teknologi yang dapat menekan kehilangan hasil padi


adalah Teknologi Penentuan Umur Panen (pengamatan visual dan
pengamatan teoritis), Teknologi Pemanenan (alat pedal “thresher”,
alat perontok “power thresher”), Penumpukan dan Pengumpulan
Padi (menggunakan alas plastik), Teknologi Perontok (waktu antara
pemotongan sampai perontokan, penggunaan alat mesin
perontok), Teknologi Pengeringan (penjemuran dengan sinar
matahari, menggunakan alat mesin pengering), Teknologi
Penyimpanan (cara penyimpanannya, lama pennyimpanannya),
Teknologi Penggilingan (alat penggiling, proses penggilingan),
Kehilangan Kualitas/Penurunan Mutu (terjadi penundaan
perontokan, penumpukan padi di sawah terlalu lama, keterlambatan
dalam pengeringan, kondisi penyimpanan yang tidak memenuhi
syarat), Kehilangan Nutrisi (Kesalahan dalam penanganan segar
maupun penanganan selama penyimpanan). Selain itu pihak-pihak
terkait (petani, buruh tani, kelompok tani, pengusaha, pemerintah
daerah) juga diharapkan mampu menentukan langkah-langkah
dalam menerapkan teknologi penekanan kehilangan hasil pasca
panen, diantaranya adalah peningkatan kemampuan dan
keterampilan petani, teknologi yang tepat sesuai dengan lokasi,
pembentukan dan pemberdayaan kelompok, manajemen lapangan,
pelatihan dan pembinaan SDM, pembinaan kelembagaan.

9
 Komposisi Gizi Hasil Olahan (Zat Gizi Makro dan Mikro)

 Evaluasi Nilai Gizi (Pembahasan)

 Sumber :
Jurnal Nasional
 http://repository.unpas.ac.id/30037/4/BAB%20II
%20Tinjauan.doc
 http://tekpan.unimus.ac.id/wp-
content/uploads/2013/07/Teknologi-Pengolahan-Beras-Teori-
dan-Praktek.pdf

Jurnal Internasional

KOMODITI 2

KACANG-KACANGAN
2.1 KACANG TANAH
Pemanenan

Melihat pohon atau batang dari tanaman Kacang Tanah apabila masih
seger itu tandanya belum boleh di panen, nah kalau yang sudah tuwa batangnya
atau batangnya mulai mengeras baru boleh dipanen.

10
Dengan melihat dari perubahan daun apabila mulai menguning dan
sebabian mulai berguguran ini juga sudah siap dipanen.

Cara yang terakhir yaitu dengan mencabut tanaman Kacang Tanah tersebut
dan melihat dari polong, apabila sudah buncit atau terisi penuh dan bila dipijit
terasa keras itu tandannya Tanaman kacang tanah sudah siap di panen.

Pascapanen

Setelah pencabutan pohon Kacang Tanah selesai, lalu memetik polong,


Kacang Tanah apa bila dimakan mentah rasanya mirip dengan Buah Jarak.

Penyimpanan

Menjemur polong kacang tanah terlebih dahulu, sebelum polong – polong


tersebut dimasukan kedalam karung atau tempat lainnya dan disimpan di Gudang
penyimpanan.

Bisa juga penyimpanan dalam bentuk biji kering, yaitu setelah melakukan
penjemuran polong – polong selanjutnya pengambilan biji – biji dari kulitnya,
dengan cara mengupasnya dengan tangan atau alat lainnya yang bias digunakan
untuk pengupasan biji dari kulit Kacang tanah.

Struktur bahan

Kacang tanah kaya dengan lemak, mengandungi protein yang tinggi, zat
besi, vitamin E dan kalsium, vitamin B kompleks dan Fosforus, vitamin A dan K,
lesitin, kolin dan kalsium. Kandungan protein dalam kacang tanah adalah jauh
lebih tinggi dari daging, telur dan kacang soya.

11
Stan
dar mutu

Standar mutu kacang tanah di Indonesia tercantum dalam Standar


Nasional Indonesia SNI 01-3921-1995

· Syarat Mutu Umum

Bebas hama penyakit.

Bebas bau busuk, asam, apek dan bau asing lainnya.

Bebas dari bahan kimia seperti insektisida dan fungisida.

Memiliki suhu normal.

· Untuk mendapatkan hasil kacang tanah yang sesuai dengan syarat, maka
harus dilakukan beberapa pengujian, yaitu:

a. Penentuan adanya hama dan penyakit, bau dilakukan dengan cara


organoleptik kecuali adanya bahan kimia dengan menggunakan indera
penglihatan dan penciuman serta dibantu dengan peralatan dan cara yang
diperoleh.

b. Penentuan adanya butir rusak, butir warna lain, kotoran dan butir belah
dilakukan dengan cara manual dengan pinset. Presentase butir warna lain, butir

12
rusak, butir belah, butir keriput, dan kotoran ditetapkan berdasarkan berat masing-
masing komponen dibandingkan dengan berat 100 %.

c. Penentuan diameter dengan menggunakan alat pengukur dial caliper.

d. Penentuan kadar air biji harus ditentukan dengan alat mouture tester
electronic yang telah dikalibrasi atau dengan distilasi dengan toulen (AOAC
9254). Untuk mengukur kadar air, kacang tanah polong harus dikupas dahulu
kulitnya, selanjutnya biji kacang tanahnya diukur kadar airnya.

e. Penentuan suhu dengan alat termometer.

f. Penentuan kadar aflatoksin.

Perlakuan

Cara lain yang dapat digunakan untuk mematahkan dormansi pada kacang
tanah, diantaranya adalah dengan perlakuan KNO3 0,2% (Cahyono 2001,
Nurussintani et al. 2013). Hasil penelitian Hapsari dan Rejeki (dalam proses
publikasi), perlakuan perendaman dengan air saja atau pemanasan di oven pada
suhu 40˚C selama 5 dan 7 hari dapat meningkatkan kecepatan tumbuh dan indeks
vigor benih pada benih kacang tanah yang terindikasi mengalami dormansi.

Jurnal

Upadhayaya HD, Nigam S, 1999. Inheritance of fresh seed dormancy in peanut.


Crop Sci 39: 98-101

Kandungan gizi

Jenis Nutrisi / Gizi Kandungan AKG%

Kalori (Energi) 570kcal (2385 kJ) 29%

Karbohidrat 21g 12%

Air 4,26g –

Protein 25g 46%

Gula 0g 0%

Serat 9g 22%

Lemak 48g 165%

Vitamin A 0g 0%

Vitamin C 0g 0%

Vitamin D 0g 0%

13
Vitamin E 6,6mg 44%

Vitamin K 1,9µg 1,5%

Vitamin B1 (Thiamine) 0,6mg 52%

Vitamin B2 (Riboflavin) 0,3mg 25%

Vitamin B3 (Niacin) 12,9mg 86%

Vitamin B6 0,3mg 23%

Vitamin B9 (Folat) 246µg 62%

Kalsium 62mg 6%

Zat Besi 2mg 15%

Magnesium 184mg 52%

Fosfor 336mg 48%

Potassium (Kalium) 332mg 7%

Sodium 18mg 1%

Seng (Zinc) 3,3mg 35%

Kandungan gizi olahan kacang tanah (selai)

Informasi Gizi

Ukuran Porsi1 sdm

Per porsi

Energi 394 kj

94 kkal

Lemak 8,06g

Lemak Jenuh 1,647g

Lemak tak Jenuh Ganda 2,219g

Lemak tak Jenuh Tunggal 3,794g

Kolesterol 0mg

14
Protein 4,01g

Karbohidrat 3,13g

Serat 1g

Gula 1,48g

Sodium 73mg

Kalium 104mg

15

Anda mungkin juga menyukai