Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM 5 BUDIDAYA JAMUR KONSUMSI

“PEMBUATAN MEDIA BIBIT STARTER DAN SEBAR F1”

Dosen pengajar: Andika Prawanto ., M.Si


Teknisi: Ramlan Habibi , S.P
Nama: Marzuki Rasyid
NPM: 2141010

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN HORTIKULTURA


AKADEMI KOMUNITAS NEGERI REJANG LEBONG
REJANG LEBONG
2022
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................4
1.1 Latar belakang...............................................................................................................4
1.2 Tujuan...........................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................5
BAB III METODE PRAKTIKUM......................................................................................6
3.1 Waktu dan tempat.........................................................................................................6
3.2 Alat dan bahan..............................................................................................................6
3.3 Prosedur kerja...............................................................................................................6
BAB IV ISI............................................................................................................................7
4.1 Hasil..............................................................................................................................7
4.2 Pembahasan..................................................................................................................7
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................8
5.1 Kesimpulan...................................................................................................................8
5.2 Saran.............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................9

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Jamur merupakan tumbuhan yang mudah dijumpai di alam bebas misalnya di


hutan atau pun kebun.  Jamur dapat tumbuh di mana–mana terutama pada
musim hujan.  Jamur yang ada di alam ini sangat bermacam–macam dan
masing–masing memiliki ciri yang berbeda. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus)
merupakan jamur yang banyak digemari oleh masyarakat.  Selain kelezatannya,
jamur tiram juga sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh.  Kandungan gizinya
yang tinggi dengan berbagai macam asam amino esensial yang terkandung di
dalamnya, jamur tiram juga mengandung senyawa-senyawa lainnya yang
penting bagi aspek medis.  Pada masyarakat Jepang dan Cina, menu makanan
yang terbuat dari jamur sudah menjadi menu yang turun temurun karena
mengetahui khasiatnya yang sangat baik bagi tubuh.  Di Indonesia, konsumsi
jamur tiram dari tahun ke tahun diketahui semakin meningkat seiring dengan
kebutuhan masyarakat akan produk pangan yang sehat dan terjangkau. Salah
satu fakor utama dalam usaha budidaya jamur adalah penyediaan bibit yang
berkualitas. Ada 4 macam bibit jamur, yaitu bibit F1,F2,F3, hingga F4. Bibit
jamur dapat diperoleh dengan cara membiakkan sendiri atau dengan membeli
bibit murni untuk kemudian dikembangkan sendiri.

Perbanyakan bibit secara laboratoris bertujuan untuk mendapatkan bibit jamur


yang murni dan selektif dalam arti luas. Bahan yang dipakai umumnya limbah
pertanian, baik secara manunggal atau kombinasi dari dua atau lebih macam
bahan dapat digunakan sebagai media tumbuh bibit jamur atau jamur itu sendiri.
Bahan yang digunakan oleh petani jamur kita sebagai media perbanyakan bibit
jamur adalah biji Jagung, biji sorgum, gabah padi dll. Wadah media tumbuh
bibit dapat digunakan segala macam wadah. Yang penting wadah tersebut tidak
rusak pada waktu disterilisasi dan dilengkapi dengan tutup.

bibit F1 adalah Istilah untuk bibit hasil dari turunan atau subkultur (penanaman
ulang) biakan murni. Bibit ini biasanya menggunakan biji-bijian murni sebagai
media tumbuh. Sedangkan Bibit F2 adalah bibit hasil dari turunan atau subkultur
F1. Bibit ini biasanya tidak lagi menggunakan media biji-bijian murni sebagai
media tetapi sudah ditambah media lain seperti serbuk gergaji atau merang padi.
Pada kenyataannya ada diantara petani jamur budidaya yang tetap menggunakan
biji-bijian murni sebagai medianya.

1.2 Tujuan

1. Agar mahasiswa mampu mempersiapkan peralatan dan pembuatan media


jamur F1 dan F2 dengan benar.
2. Agar mahasiswa dapat membuat media bibit starter dan sebar F1 dan F2
jamur konsumsi.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bibit F1 merupakan turunan dari biakan murni (F0) yang ditanam pada media yang
mengandung karbohidrat dan protein yang tinggi. Media bibit F1 yang sering
digunakan dalam pembibitan biasanya menggunakan media biji-bijian dan serbuk
gergaji. Penggunaan biji-bijian sebagai media bibit jamur karena mengandung zat
yang dibutuhkan misellium untuk tumbuh. Sumber media yang sering digunakan
yaitu biji jagung karena memiliki rata-rata kadar air 24 g, kalori 2 307 g, protein 7,9
g, lemak 3,4 g dan karbohidrat 63,6 g pada 100 g jagung segar (Thajha Muhandri ,
2012).
Menurut penelitian Wulandari (2013), bahwa pertumbuhan misellium pada biji
jagung lebih cepat dan menghasilkan bibit jamur yang sehat yaitu putih, bersih, lebat
serta kompak. Namun, masalah yang sering dihadapi dari penggunaan media biji
jagung adalah sulitnya mendapatkan biji jagung yang masih segar. Biji jagung yang
masih segar sulit didapatkan karena perubahan cuaca yang tidak menentu membuat
petani enggan untuk menanam jagung. Penanaman jagung pada musim yang tidak
tepat akan mengakibatkan petani menjadi rugi. Sehingga sedikit petani yang mau
menanam jagung dan mengakibatkan hasil panen yang sedikit pula di pasaran,
sehingga sulit didapatkan biji jagung yang segar.
Menurut penelitian Shifriyah (2012), jamur 3 tiram mengandung 5,49% protein, 59%
karbohidrat, 1,56% serat, 0,17% lemak, 8,9 mg kalsium, 1,9 mg besi, 17 mg fosfor,
0,15 mg vitamin B, 0,75 mg vitain B2, 12,4 mg vitamin C, dan 45,56 kalori mineral.
Menurut penelitian Sunandar (2010), bahwa jamur merang mengandung karbohidrat
8,7%, protein 26,49%, lemak 0,67%, kalsium 0,75%, fosfor 30%, kalium 44,2% dan
vitamin. Banyak petani yang bergerak dalam bidang budidaya jamur, bahwa semakin
tahun semakin meningkat jumlah permintaan jamur sehingga permintaan bibit jamur
pun mengalami peningkatan.
Menurut penelitian Utami (2012), bahwa permintaan bibit jamur yang berkualitas
semakin meningkat. Tanaman biji jagung memiliki banyak kegunaan, dimana
hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Dari
hasil penelitian buah jagung yang masih muda pun maupun yang sudah tua, cukup
banyak mengandung berbagai macam vitamin dan mineral. Kandungan gizi per 100
g jagung sebagai berikut :kalori 355,0 g, protein 9,2 g, lemak 3,9 g, karbohidrat 73,7
g, air 12,0 g, kalium 10,0 g, fosfor 2560 g, besi 2,4 g, vitamin A510,0 g, dan vitamin
B 0,38 g, (Warisno,1998).
Sagala (2015), Menjelaskan bahwa keberhasilan awal dalam budidaya jamur tiram
putih sangat 4 bergantung pada bibit yang digunakan. Proses untuk menghasilkan F0
yang baik dibutuhkan media kultur, yaitu PDA (Potatos Dextose Agar), bernutrisi,
dan tidak kontaminasi. PDA yang baik untuk media tumbuh bibit jamur tiram adalah

4
PDA pada tingkat sterilisasi ketiga. Semua bibit sebar (F1) yang dihasilkan baik dan
tidak ada yang kontaminasi.

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan tempat

Kegiatan praktikum dilaksanakan pada jam 11.00-13.00 tanggal 19 april 2022 di


laboratorium ruangan program studi budidaya tanaman hortikultura AKN Rejang
Lebong.
3.2 Alat dan bahan

Alat: Bahan:
 Autoklaf  Biji jagung
 Kompor gas  Air bersih
 Botol kaca  Kertas kapas
 Panci
 Saringan
 Spatula kayu
 Ember
 sendal

3.3 Prosedur kerja

1. Cuci bersih biji jagung lalu rendam kedalam air selama kurang lebih 30 menit
2. Buang biji-bijian yang mengapung lalu rebus biji jagung selama kurang lebih
30 menit
3. Tiriskan dan dinginkan bijian-bijian tersebut.
4. Masukkan biji jagung kedalam botol kaca hingga leher botol.
5. Tutup mulut botol dengan kapas dan kertas lalu ikat dengan karet
6. Masukkan dan susun botol kedalam autoklaf yang sudah diisi air selama 15
me: pada tekanan 15 psi
7. Keluarkan media lalu dinginkan.

5
BAB IV

ISI
4.1 Hasil

4.2 Pembahasan

biji jagung yang digunakan dalam pertumbuhan media harus memiliki kualitas yang
baik karena sangat penting bagi pertumbuhan miselium sebagai sumber nutrisi, biji
bijian yang akan digunakan sebagai media harus memenuhi beberapa keriterial yaitu
1) kondisi biji harus bagus yang baru dipanen dan kering, 2) kondisi biji tidak rusak,
3) tidak kontaminasi, 4) kadar air dalam biji tidak lebih dari 12%. Media tanam yang
digunakan untuk inokulasi miselium jamur harus memiliki kadar air dalam biji
kurang lebih dari 42% -50%, jika terlalu tinggi kadar airnya maka miselium akan
cepat tumbuh tetapi akan cepat kontaminasi oleh bakteri dan kadar air yang rendah
kurang dari 35% akan menyebabkan miselium yang tumbuh akan lambat hal tersebut
disebabkan karena kurangnya kandungan air dalam jagung menyebabkan tekstur biji
jagung menjadi keras sehingga miselium tidak dapat menyerap nutrisi dengan baik.
Satriyanto (2011) menyatakan bahwa perena biji jagung diperlukan dalam
pembuatan media F1 karena perendaman merupakan salah satu faktor kunci
keberhasilan dalam pembuatan media.
Bibit jamur memiliki masa kedaluarsa, yakni bila berumur lebih dari empat minggu
dari proses inokulasi (tanam). Bibit yang kedaluarsa sudah sangat mundur aktivitas
pertumbuhanya dan tidak akan memberikan hasil produksi yang baik, bahkan
mungkin tidak memproduksi sama sekali,dengan demikian, lama simpan bibit
sebelum digunakan harus diketahui agar jamur yang sesuai dengan haraan. Untuk
itu, belibibit yang telah dilakukan waktu inokulasi. Bila belum akan digunakan, bibit
harus disimpan pada tempat yang tidak terganggu, misalnya pada ruangan yang
dingin. Ruang tersebut harus terhindar dari cahaya matahari.
Hasil pertumbuhan miselium pada media jamur belum bisa dilihat karena media
jagung belum disterilisasikan dan bibit jamur belum dimasukkan saat kegiatan
praktikum berlangsung.

6
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan

(F1) adalah Istilah untuk bibit hasil dari turunan atau subkultur (penanaman ulang)
biakan murni (F0). Untuk memperoleh bibit F1 maka digunakan media biji tanaman
salah satunya adalah biji jagung.
Perendaman biji mempengaruhi hasil pertumbuhan miselium karena jamur
membutuhkan media yang netral dan mudah untuk menyerap makanan.

5.2 Saran
Untuk kegiatan praktikum selanjutnya sebaiknya waktu kegiatan praktikum di
tambah agar mahasiswa dapat memperoleh data pertumbuhan jamur pada media
jagung (f1) secara lebih akurat

7
DAFTAR PUSTAKA

Cahyana. 2008. Jamur Tiram Pembibitan Pembudidayaan dan Analisis Usaha.


Jakarta: Penebar Swadaya.
Handrianto, Prasetyo. 2015. Misellium Jamur Tiram Putih. Surabaya: Unair Press.
Mufarrihah, Lailatul. 2008. Pengaruh Penambahan Bekatul dan Ampas Tahu
Pada Media Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jamur Tiram
Putih(Pleorotus ostreatus). Skripsi Jurusan Biologi Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri. Malang: UIN.
Shifriyah, A., K. Badami, dan S. Suryawati. 2012. Pertumbuhan dan Produksi
“Jamur Tiram Putih (Pleurotusostreatus) pada Penambahan Dua Sumber
Nutrisi”. Jurnal Agrovigor, Volume 5 (1): 1-13.
Soenanto, H. 2000. Jamur Tiram. Semarang: Aneka Ilmu.
Sunandar, Bambang. 2010. Budidaya Jamur Merang. Bandung: Kementrian
Pertanian BPTP Jawa Barat.
USDA. 2009. Coriander seed nutrition fancts (USDA) national nutrient data)
www. Nutrition- and-you.com. [11 juni 2017].
Utami. 2012. Pembuatan Bibit Jamur. Jakarta: Penebar Swadaya

Anda mungkin juga menyukai