Anda di halaman 1dari 14

1.1.

Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kemasan dan pengemasan?
2. Bagaimana sejarah kemasan kertas?
3. Bagaimana cara pembuatan kertas?
4. Apa saja jenis-jenis kemasan kertas?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari kemasan kertas?

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui beberapa hal sebagai
berikut:
1. Pengertian kemasan dan pengemasan
2. Sejaran kemasan kertas
3. Cara pembuatan kertas
4. Jenis-jenis kemasan kertas
5. Kelebihan dan kekurangan kemasan kertas

2.1. Pengertian Kemasan dan Pengemasan

Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan dinyatakan bahwa


kemasan pangan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan/atau membungkus
pangan, baik yang bersentuhan langsung dengan pangan maupun tidak. Pada Bab VII bagian
keenam Standar Kemasan Pangan pasal 83, dinyatakan bahwa setiap orang yang melakukan
produksi pangan untuk diedarkan dilarang menggunakan bahan apapun sebagai kemasan
pangan yang dinyatakan terlarang dan atau yang dapat melepaskan cemaran yang merugikan
atau membahayakan kesehatan manusia, dan wajib melakukan pengemasan pangan secara
benar untuk menghindari terjadinya pencemaran terhadap pangan.

Menurut Agustina (2011), pengemasan adalah suatu proses pembungkusan, pewadahan atau
pengepakan suatu produk dengan menggunakan bahan tertentu sehingga produk yang ada
didalamnya bisa terlindungi, sedangkan kemasan produk adalah bagian pembungkus dari suatu
produk yang ada didalamnya.

Menurut BPOM, pengemasan merupakan suatu cara atau perlakuan pengamanan terhadap
makanan atau bahan pangan, agar makanan atau bahan pangan yang belum diolah maupun
yang telah mengalami pengolahan dapat sampai ke tangan konsumen dengan selamat secara
kuantitas maupun kualitas.
2.2. Sejarah Kemasan Kertas

Penggunaan bahan baku yang memiliki sifat lunak (flexible) sebagai bahan kemasan
dimulai oleh bangsa Cina pada sekitar 2 abad sebelum masehi, dengan menggunakan kulit
batang pohon mulberry yang diolah. Bangsa Cina juga mengembangkan teknik pembuatan
kertas, Pengetahuan teknik yang pada akhirnya menyebar ke Eropa melalui Asia, dan baru
kemudian diperkenalkan di Inggris sekitar tahun 1310. Teknik pembuatan kertas sendiri baru
sampai di Amerika sekitar tahun 1690, yang dikembangkan di Germantown, Pennsylvania.

Material kertas sendiri pada dasarnya merupakan lembaran tipis cellulose (material
serat fiber yang didapat, dan diolah dari tanaman). Pada masa awal perkembangan teknologi
pembuatan kertas, bahan fiber yang digunakan didapat dari sejenis tanaman Flax (Linum
usitatissimum), yang umum digunakan untuk membuat kain linen, bahkan seiring
meningkatnya permintaan akan kertas, seringkali kain linen tua diolah kembali untuk dijadikan
kertas.

Pada tahun 1867, proses pembuatan kertas mulai berkembang, dan menggunakan bahan
kayu dari pohon yang lebih besar dan padat, karena pada saat itu kayu keras merupakan bahan
baku yang murah dan tersedia sangat banyak, yang kemudian secara cepat menggantikan bahan
fiber yang didapat dari bahan flax.

Langkah penting dalam penggunaan kertas sebagai bahan kemasan terjadi ketika paper
bagsmulai diproduksi dan diperkenalkan secara komersil pada sekitar tahun 1844, di Bristol,
Inggris. Tidak lama kemudian pada tahun 1852, Francis Wolle menciptakan bag-making
machine di Amerika. Lebih jauh lagi pada tahun 1870, lem mulai digunakan dalam pembuatan
kantung kertas, yang memungkinkan terciptanya berbagai macam desain kemasan kertas
seperti yang digunakan saat ini. Pada tahun 1905 diperkenalkan pula mesin-mesin yang secara
otomatis dapat mencetak tulisan atau image pada kantung kertas.

Dengan berkembangnya kemasan dari kertas ini maka kemasan kantung berbahan
katun yang mahalpun tergantikan. Namun kemasan besar dari kertas berlapis yang kuat masih
bertahan dan tidak menggantikan kemasan berbahan kain hingga 1925, ketika akhirnya mesin
obras diciptakan.

Manfaat penting lain dari kemasan kertas ini adalah pengembangan paperboard yang
biasa digunakan untuk mengemas sereal. Karton paperboard yang pertama—biasa disebut
kotakcardboard—diproduksi di inggris pada tahun 1817, setelah lebih dari 200 tahun kemasan
ini diciptakan di cina.

Bentuk umum lain dari cardboard yang berbentuk gulungan paralel muncul di tahun
1850an. Pada dasarnya,bentuk cardboard ini dibuat dari helaian paperboard tipis yang dicetak
bergelombang lalu ditumpuk diantara 2 helai paperboard. Material ini sangat berguna untuk
pengiriman dan penyimpanan barang karena kuat,ringan dan murah. Bagaimanapun,
mengganti keranjang kayu dengan alternatif kemasan lunak ini cukup sulit. Namun demikian,
sekitar tahun 1910, setelah banyak perseteruan secara hukum antara pabrik dan sistem
pemerintah, kemasan lunak ini mulai menggantikan kotak dan keranjang kayu buatan rumahan
yang biasa digunakan untuk berdagang. Sekarang, kotak cardboard—yg lebih sering disebut
“C-flute”—sering digunakan untuk pengiriman barang.

Dengan banyaknya inovasi, secara tidak sengaja kemasan lunak berkembang. Robert
Gair adalah seorang juru cetak dan pembuat paperbag di Brooklyn pada era 1970an. Ketika ia
sedang mencetak pesanan kantung benih, sebuah alat logam yang biasanya untuk menaikkan
kantung berada di posisi yg membuat kantung terpotong. Gair menyimpulkan, dengan
memotong dan membentuk paperboard dalam satu langkah merupakan sebuah keuntungan;
untuk pertamakalinya secara otomatis pembuatan karton yang sekarang biasa disebut kemasan
semi fleksibel diciptakan. Seperti karton gulung atau tubular cartons yang mendominasi jenis
kemasan untuk makanan kering di pasaran.

Perkembangan produksi makanan sereal keping pun menggunakan karton paperboard.


The Kellogs brother adalah yang pertama menggunankan karton sereal. The Kellogs
menjalankan sebuah sanatorium di battle creek, Michigan. Mereka mengembangkan sereal
keping sebagai makanan sehat bagi para pasien,lalu disusul dengan pemasaran produk
makanan ini dalam skala besar. Kemasan sebelumnya berbentuk kotak polos yang dibungkus
kantung waxtite. Kantung luar tersebut bertuliskan merk dagang dan salinan iklan. Sekarang,
tentu saja sereal berbungkus kantung plastik di dalam karton bercetakan. Beberapa produsen
sereal menjual produknya dalam kemasan kantung fleksibel, seperti makanan ringan.
Bagaimanapun, konsumen di amerika serikat hanya sebagian yang tertarik pada produk dalam
kemasan jenis ini, maka kami melanjutkan produksi sereal dengan format kemasan kantung di
dalam kotak.

Kemasan lunak ini mulai meningkat popularitasnya di sekitar abad 20an. Lalu seiring
dengan munculnya kemasan plastik (akhir 1970an dan awal 1980an), kemasan lunak dari
kertaspun mulai tergantikan. Belakangan muncul persepsi yang direspon oleh para desainer
bahwa plastik tidak ramah lingkungan sehingga mengakibatkan tren kemasan jenis ini
menurun. Faktanya adalah mengurangi jumlah material kemasan biasanya lebih penting
daripada mengurangi komposisi kemasan untuk mendapatkan bentuk kemasan yang paling
ramah lingkungan.

2.3. Proses Pembuatan Kertas

Bahan baku pembuatan kertas adalah selulosa kayu atau merang padi yang diberi
perlakuan kimia, dihancurkan, dipucatkan, dibentuk menjadi lapisan dan dikeringkan. Kayu
terdiri dari 50% selulosa, 30% lignin dan bahan bersifat adhesif di lamela tengah, 20%
karbohidrat berupa xylan, mannan serta resin, tanin dan gum.

Tipe kayu dan lembaran akhir kertas yang diinginkan sangat menentukan cara
pembuatan kertas. Pada pembuatan kertas bahan baku berupa kayu atau merang padi

terlebih dahulu dibuat menjadi pulp.

Gambar 1. Proses pembuatan kertas

1. Metode Pembuatan Pulp


Ada tiga metode yang digunakan dalam pembuatan pulp yaitu :

a. Metode pertama yaitu metode pembuatan pulp kayu dasar. Kayu gelondongan dihancurkan
dengan gilingan batu sambil menyemprotkan air ke permukaan gilingan batu untuk
mengeluarkan bahan yang sudah digiling. Metode ini hanya digunakan untuk jenis kayu lunak
yaitu jenis kayu yang berasal dari pohon berdaun jarum dengan panjang serat > 0.625 cm. Pada
metode ini tidak ada bagian kayu yang terbuang.

b. Metode kedua adalah metode pembuatan pulp kimiawi. Pada metode ini kayu dimasukkan
ke dalam bahan kimia untuk mengeluarkan lignin dan karbohidrat. Ada 3 proses kimia yang
digunakan yaitu :
- Proses soda yang ditemukan di Inggris tahun 1851 dan merupakan proses kimia yang tertua.
Pada proses soda, bahan kimia yang digunakan untuk melarutkan komponen kayu yang tidak
diinginkan adalah soda kaustik (sodium hidroksida) dan soda abu (sodium karbonat). Proses
soda digunakan untuk pembuatan pulp dari kayu keras yaitu kayu yang berasal dari pohon yang
daunnya berjatuhan pada musim tertentu, mempunyai panjang serat < 0.25 cm.

- Proses kraft atau proses sulfat menggunakan bahan kimia berupa sodium sulfat sebagai
pengganti sodium karbonat. Hasil dari proses kraft adalah pulp kraft yang keras tetapi
berwarna coklat dan sulit untuk diputihkan, sedangkan pulp soda berwarna lebih putih dan
teksturnya halus.

- Proses sulfit menggunakan bahan kimia berupa larutan kalsium atau magnesium bisulfit dan
asam sulfit. Metode ini digunakan untuk kayu lunak dan dihasilkan pulp yang berwarna lebih
terang, kekuatannya lebih tinggi dari pulp soda api tidak sekuat pulp kraft.

c. Metode Semikimiawi

Metode ini merupakan kombinasi cara kimia dan alat-alat mekanis dalam pembuatan pulp
kayu. Untuk melunakkan lignin dan karbohidrat yang terikat dengan serat, maka kayu
direndam dalam soda kaustik atau sodium sulfi netral. Kemudian digiling dalam piringan
penghalus. Metode semikimiawi digunakan untuk kayu keras, biaya prosesnya rendah dan pulp
yang dihasilkan masih mengandung sebagian besar lignin. Pulp semikimiawi sukar diputihkan,
dan jika terkena sinar matahari akan berwarna kuning. Biasanya digunakan untuk bahan yang
membutuhkan kekuatan dan kekakuan seperti media kardus.

Kayu yang akan dijadikan pulp dipotong menjadi potongan yang ipis dan kecil, dimasak
beberapa jam dengan menggunakan alat penghancur yang dioperasikan pada suhu 150oC dan
tekanan 7 kg/cm2 (100 Psi), kemudian ditutup keras-keras membentuk blow pit dimana bahan
ini dibersihkan. Setelah itu dilakukan pemutihan (bleaching) dengan menggunakan kalsium
hipoklorit, hidrogen peroksida atai kalsium dioksida. Proses pemutihan dapat menurunkan
kekuatan pulp, sehingga perlu diperhatikan hubungan antara kecerahan pulp dan daya rentang
kertas yang dihasilkan.

2. Pembuatan Kertas

Pulp yang mengandung air 96% dan bahan padat 4% dimasukkan ke dalam alat
pengaduk, sehingga terjadi pemisahan antara serat dan fibril yang disebut proses fibrilisasi,
yaitu proses pecahnya lapisan kambium yang mengelilingi serat karena serat-serat membesar
dan fibril membuka. Pengadukan yang sedikit akan menghasilkan kertas dengan daya serap
tinggi dan daya robek tinggi, dan jika pengadukan dilanjutkan maka kertas menjadi lebih padat
tapi daya robek menurun.

Penambahan bahan perekat seperti resin, pati dan tawas ke dalam alat pengaduk
bertujuan untuk meningkatkan daya tahan air dan daya ikat tinta dari kertas sehingga kertas
dapat dicetak, serta mempengaruhi sifat adhesif yang berperan dalam pembuatan kemasan.
Bahan-bahan lain yang ditambahkan adalah pewarna, bahan untuk kecerahan dan kekakuan,
seperti titanium dioksida, sodium silikat, tanah diatom, kasein, lilin dan kapur.

Setelah dari pengaduk, maka campuran pulp dan bahan-bahan tambahan tadi
dijernihkan pada refiner jordan, kemudian dibawa ke silinder penyadap yang terdiri dari
seperangkat pisau-pisau tertutup rapat berputar dengan cepat bersama-saam memecah serat.
Campuran ini kemudian dimasukkan ke dalam headbox untuk dimasukkan pada mesin
pembuat kertas.

3. Mesin Pembuat Kertas

Gambar 2. Mesin Fourdrinier

Mesin pembuat kertas dapat berukuran sama panjang dengan gedung bertingkat tinggi,
yang akan menghasilkan kertas dengan lebar 9 m pada kecepatan 915 m/detik atau 1290
km/hari, atau karton dengan lebar 6 m dan kecepatan seengahnya. Mesin yang sering
digunakan dalam pembuatan kertas adalah mesin fourdrinier , mesin silinder dan mesin
invertform yang merupakan kombinasi dari endless wire dari fourdrinier dengan headbox
mesin silinder.

Mesin fourdrinier digunakan untuk menghasilkan kertas tipis, sedang meisn silinder
dapat mebuat karton dari bahan limbah yang dilapisi bahan yang bermutu baik pada bagian
luarnya.

2.4. Jenis-Jenis Kertas

Pada dasarnya ada dua jenis kertas utama, yaitu kertas kasar dan kertas lunak. Kertas
yang digunakan sebagai kemasan adalah jenis kertas kasar, sedangkan kertas halus digunakan
untuk kertas tulis yaitu untuk buku dan kertas sampul. Kertas kemasan yang paling kuat adalah
kertas kraft dengan warna alami, yang dibuat dari kayu lunak dengan proses sulfat. Berdasarkan
fungsinya jenis kemasan secara umum dibagi menjadi 3, yaitu :

a. Kemasan Dasar (Primer Package) yaitu bungkus langsung dari suatu produk.

b. Kemasan Tambahan (Secondary Package) yaitu bahan yang melindungi kemasan dasar dan
dibuang bila produk tersebut di gunakan.

c. Kemasan pengiriman (shipping package) yaitu setiap kemasan yang diperlukan


waktu penyimpanan dan pengangkutan.

Berdasarkan fungsinya ada beberapa macam kertas yang biasa digunakan sebagai kemasan
antara lain :

a. Kertas glasin dan kertas tahan minyak (grease proof)

Gambar 3. Kertas Glasin


Kertas glasin dan kertas tahan minyak dibuat dengan cara memperpanjang waktu
pengadukan pulp sebelum dimasukkan ke mesin pembuat kertas. Penambahan bahan-bahan
lain seperti plastisizer bertujuan untuk menambah kelembutan dan kelenturan kertas,
sehingga dapat digunakan untuk mengemas bahan-bahan yang lengket. Penambahan
antioksidan bertujuan unttuk memperlambat ketengikan dan menghambat pertumbuhan
jamur atau khamir.
Kedua jenis kertas ini mempunyai permukaan seperti gelas dan transparan, mempunyai
daya tahan yang tinggi terhadap lemak, oli dan minyak, tidak tahan terhadap air walaupun
permukaan dilapisi dengan bahan tahan air seperti lak dan lilin. Kertas glasin digunakan
sebagai bahan dasar laminat.

b. Kertas Perkamen

Gambar 4. Kertas Perkamen


Kertas perkamen digunakan untuk mengemas bahan pangan seperti mentega,
margarine, biskuit yang berkadar lemak tinggi, keju, ikan (basah, kering atau digoreng),
daging (segar, kering, diasap atau dimasak), hasil ternak lain, the dan kopi. Sifat-sifat
kertas perkamen adalah :

- mempunyai ketahanan lemak yang baik

- mempunyai kekuatan basah (wet strength) yang baik walaupun dalam air mendidih

- permukaannya bebas serat

- tidak berbau dan tidak berasa


- transparan dan translusid, sehingga sering disebut kertas glasin

- tidak mempunyai daya hambat yang baik terhadap gas, kecuali jika dilapisi dengan bahan
tertentu

c. Chipboard

Gambar 5. Chipboard
Chipboard dibuat dari kertas koran bekas dan sisa-sisa kertas. Jika kertas ini dijadikan
kertas kelas ringan, maka disebut bogus yaitu jenis kertas yang digunakan sebagai pelindung
atau bantalan pada barang pecah belah. Kertas chipboard dapat juga digunakan sebagai
pembungkus dengan daya rentang yang rendah. Jika akan dijadikan karton lipat, maka harus
diberi bahan-bahan tambahan tertentu.
d. Kertas Laminasi

Gambar 6. Contoh Kertas Laminasi


Kertas yang permukaannya dilaminasi dengan menggunakan bahan lain. Bahan untuk
melaminasi yang biasanya digunakan adalah plastik, alumunium foil, lilin, dan sebagainya.
Kertas ini mempunyai warna kecoklatan. Pada penggunaannya sebagai kemasan, kertas
laminasi biasanya direkatkan dengan menggunakan panas dan terdapat dalam bentuk kantung
ataupun kotak. Contoh kemasan yang terbuat dari bahan kertas lapis adalah tetra pack yang
terdiri dari lilin, karton, alumunium foil, dan polietilen.
e. Kertas Kraft
Gambar 7. Contoh Kertas Kraft
Berwarna coklat merupakan warna alami hasil dari pembleachingan. Kertas kraft
mempunyai tekstur yang sangat kuat karena proses pembuatannya yang menggunakan sulfat
dan perlakuan bleaching atau pemucatan. Karena teksturnya yang sangat kuat sehingga sering
digunakan sebagai bahan untuk mengemas bahan yang mempunyai berat jenis yang besar.
Selain itu juga biasanya digunakan sebagai kemasan sekunder dalam bentuk kantung, sak,
pembungkus, tabung kaleng komposit, amplop, dan dapat dibuat karung dan sebagai pelapis
papan bergelombang. Kertas ini sering digunakan karena harganya yang murah. Ketebalan dari
kertas kraft ini sekitar 10-180 g/m2 dan juga bervariasi sesuai dengan kebutuhan yang akan
digunakan. Untuk pengemasan produk yang bersifat cair kemasan kertas dikombinasikan
dengan bahan kemasan lain misalnya plastic atau alumunium foil.
f. KARTON (PAPERBOARD)

Gambar 8. Contoh Karton


Karton adalah kertas tebal yang disebut sebagai paperboard, pembuatannya sama dengan
pembuatan kertas. Perbedaan kertas dengan karton umumnya pada ketebalan, dimana
ketebalan karton 10 kali lebih tebal dari ketebalan kertas dan gramatur karton di atas 224
gr/m2 menurut International Organisation for Standardisation ( Robertson, gordon
L.,2005). Karton dapat di bentuk menjadi satu lapis ( single wall ) atau berlapis (multi-ply
). Karton yang dibuat menjadi karton lipat dan kaku disebut dengan boxboard. Karton
umumnya dibuat menjadi karton gelombang ( corrugated board ) yang mudah dipotong,
dibentuk, ringan dan kuat yang sering di buat menjadi kemasan ( Patmar supply, 2004 ).
Kemasan paperboard dapat dibagi dalam beberapa kelas dan memiliki karakteristik yang
berbeda, sesuai dengan berbagai kebutuhan dan persyaratan.
1 Solid Bleached Sulfate (SBS)
Solid Bleached Sulfate (SBS) merupakan kelas paperboard mutu tinggi yang dihasilkan
dari 80% bleached pulp kayu asli. Umumnya bleached paperboard dilapis tipis dengan
kaolin untuk meningkatkan permukaan cetak dan juga dilapisi tipis dengan polietilen
(PE) yang berfungsi untuk menambah kekuatan pada keadaan basah yang sering
digunakan untuk kemasan makanan. Segmen pasar utama yang menggunakan Solid
Bleached Sulfate (SBS) adalah kemasan medis (medical packaging), kemasan susu dan
jus, aceptic, minuman kotak, kemasan kosmetik dan parfum serta kemasan makanan
beku (frozen food packaging). (About paper packaging, 2008)
2 Coated Unbleached Kraft Paperboard (CUK)
Coated unbleached kraft paperboard (CUK) adalah jenis karton kelas unggul yang
dihasilkan dari 80% unbleached pulp kayu asli. Paperboard CUK dilapis tipis dengan
kaolin yang berfungsi untuk meningkatkan permukaan cetak dan juga dilapisi tipis
dengan polietilen (PE) untuk menambah kekuatan dalam keadaan basah yang sering
digunakan untuk kemasan makanan. Segmen pasar utama yang menggunakan
paperboard CUK adalah kemasan makanan beku, kemasan karton susu, pharmaceutical
packaging.(About paper packaging, 2008).
3 Uncoated Recycled Paperboard
Bahan baku uncoated recycled paperboard adalah bahan kertas bekas, yang daur ulang
kertas bekas dan dipublikasi biasanya diberi lapisan tipis kaolin untuk meningkatkan
permukaan cetak. Segmen pasar utama yang menggunakan uncoated recyled
paperboard adalah shoeboxes, composite cans dan fiber drums. (About paper
packaging, 2008).
4 Coated Recycled Paperboard
Bahan baku coated recylced paperboard adalah paperboard bekas yang diproduksi
kembali dengan mendaur ulang paperboard bekas dan dipublikasi. Biasanya diberi
lapisan tipis kaolin untuk meningkatkan peremukaan cetak. Segmen pasar utama yang
menggunakan coated recycled paperboard adalah kemasan sabun dan deterjen,
kemasan cookie dan creaker, kemasan cake mix, cereal kotak, kemasan makanan
kering. (About paper packaging, 2008).
g. KARTON GELOMBANG (CORRUGATED BOARD)
Gambar 9. Contoh Karton Gelombang
Karton gelombang (corrugated board) adalah karton yang dibuat dari satu atau beberapa
lapisan kertas medium bergelombang dengan kertas liner sebagai penyekat dan pelapisnya.
Karton bergelombang atau karton beralur terdiri dari dua macam corrugated sheet, yaitu :
Kertas kraft ( kraft liner) untuk lapisan luar dan dalam dan Kertas medium untuk bagian tengah
yang bergelombang. Gramatur kertas kraft adalah : 125 gram/m2 ; 150 gram/m2 ; 200
gram/m2 ; 300 gram/m2, dan gramatur kertas medium adalah : 112 gram/m2 ; 115 gram/m2
; 125 gram/m2 ; 150 gram/m2 .
Karton gelombang ada beberapa macam, yaitu :
- Single wall : satu lapisan dengan ketebalan ± 3mm (B/Flute)
- Double wall : 2 lapis dengan ketebalan ± 7 mm (CB/Flute)
- Triple wall : 3 lapis, dan lain – lain
Di Indonesia jenis yang lazim digunakan adalah single wall dan double wall. Penggunaan
corrugated box ditentukan oleh : berat bahan, sifat bahan, menggunakan inner karton atau tidak.
Bahan baku untuk pembuatan karton bergelombang adalah kertas kraft, bogus atau karton dari
merang (Rina Masriani, 2007). Berdasarkan jumlah muka, karton gelombang dibagi menjadi
:
1. Karton gelombang muka tunggal : terdiri dari 1 kertas liner dan 1 kertas medium
bergelombang
2. Karton gelombang muka ganda atau dinding tunggal (single wall) : terdiri dari 2 kertas liner
dan 1 kertas medium bergelombang
3.Karton gelombang dinding ganda (double wall) : terdiri dari 3 kertas liner dan 2 kertas
medium bergelombang
4. Karton gelombang dinding triple : terdiri dari 4 kertas liner dan 3 kertas medium
bergelombang
5. Duo arch board : terdiri dari 1 kertas liner dan 2 kertas medium
Bergelombang berdasarkan jenis flute
h. KARTON LIPAT ( FOLDING BOARD)

Gambar 10. Contoh Karton Lipat


Karton lipat (folding board) merupakan jenis kertas yang populer karena praktis dan
murah. Dalam perdagangan disebut juga chipboard folding carton, dan digunakan untuk
mengemas bahan hasil pertanian atau jenis - jenis barang lainnya. Bahan yang banyak
digunakan untuk membuat karton lipat adalah cylinder board yang terdiri dari beberapa lapisan,
dan bagian tengahnya terbuat dari kertas - kertas daur ulang, sedangkan kedua sisi lainnya
berupa kertas koran murni dan bahan murni yang dipucatkan. Untuk memperbaiki sifat - sifat
karton lipat, maka dapat dilapisi dengan selulosa asetat dan polivinil klorida (PVC) yang
diplastisasi. Kasein yang dicampurkan pada permukaan kertas akan memberikan permukaan
cetak yang lebih halus dan putih. Keuntungan dari karton lipat adalah dapat digunakan untuk
transportasi, dan dapat dihias dengan bentuk yang menarik pada transportasi barang - barang
mewah. Tetapi kelemahannya adalah kecenderungan untuk sobek di bagian tertentu.Pemilihan
jenis atau model karton lipat yang pemilihan jenis atau model karton lipat yang akan digunakan
sebagai pengemas, tergantung pada jenis produk yang akan dikemas dan permintaan pasar.
Pengujian mutu kemasan karton lipat dapat berupa uji jatuh bagi wadah yang sudah diisi,
pengujian tonjolan, pengujian kekuatan kompresi dan daya kaku dalam hubungan kelembaban
udara (Elisa J. dkk, 2007).

2.5. Kelebihan dan Kekurangan Kemasan Kertas

Kemasan kertas merupakan salah satu jenis kemasan yang banyak digunakan untuk
mengemas bahan pangan. Baik untuk kemasan primer maupun kemasan sekunder. Kemasan
kertas juga memiliki kelebihan dan kekurangan antara ain:

Kelebihan kemasan kertas :

Ringan
relatif murah

hempat tempat dalam penyimpanan

mudah di daur ulang

Kekurangan kemasan kertas :

mudah robek dan terbakar

tidak dapat mengemas cairan karena sifatnya yang sensitive terhadap air

tidak dapat dipanaskan

mudah dipengaruhi oleh kelembaban udara lingkungan

Anda mungkin juga menyukai