Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kemasan dan pengemasan?
2. Bagaimana sejarah kemasan kertas?
3. Bagaimana cara pembuatan kertas?
4. Apa saja jenis-jenis kemasan kertas?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari kemasan kertas?
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui beberapa hal sebagai
berikut:
1. Pengertian kemasan dan pengemasan
2. Sejaran kemasan kertas
3. Cara pembuatan kertas
4. Jenis-jenis kemasan kertas
5. Kelebihan dan kekurangan kemasan kertas
Menurut Agustina (2011), pengemasan adalah suatu proses pembungkusan, pewadahan atau
pengepakan suatu produk dengan menggunakan bahan tertentu sehingga produk yang ada
didalamnya bisa terlindungi, sedangkan kemasan produk adalah bagian pembungkus dari suatu
produk yang ada didalamnya.
Menurut BPOM, pengemasan merupakan suatu cara atau perlakuan pengamanan terhadap
makanan atau bahan pangan, agar makanan atau bahan pangan yang belum diolah maupun
yang telah mengalami pengolahan dapat sampai ke tangan konsumen dengan selamat secara
kuantitas maupun kualitas.
2.2. Sejarah Kemasan Kertas
Penggunaan bahan baku yang memiliki sifat lunak (flexible) sebagai bahan kemasan
dimulai oleh bangsa Cina pada sekitar 2 abad sebelum masehi, dengan menggunakan kulit
batang pohon mulberry yang diolah. Bangsa Cina juga mengembangkan teknik pembuatan
kertas, Pengetahuan teknik yang pada akhirnya menyebar ke Eropa melalui Asia, dan baru
kemudian diperkenalkan di Inggris sekitar tahun 1310. Teknik pembuatan kertas sendiri baru
sampai di Amerika sekitar tahun 1690, yang dikembangkan di Germantown, Pennsylvania.
Material kertas sendiri pada dasarnya merupakan lembaran tipis cellulose (material
serat fiber yang didapat, dan diolah dari tanaman). Pada masa awal perkembangan teknologi
pembuatan kertas, bahan fiber yang digunakan didapat dari sejenis tanaman Flax (Linum
usitatissimum), yang umum digunakan untuk membuat kain linen, bahkan seiring
meningkatnya permintaan akan kertas, seringkali kain linen tua diolah kembali untuk dijadikan
kertas.
Pada tahun 1867, proses pembuatan kertas mulai berkembang, dan menggunakan bahan
kayu dari pohon yang lebih besar dan padat, karena pada saat itu kayu keras merupakan bahan
baku yang murah dan tersedia sangat banyak, yang kemudian secara cepat menggantikan bahan
fiber yang didapat dari bahan flax.
Langkah penting dalam penggunaan kertas sebagai bahan kemasan terjadi ketika paper
bagsmulai diproduksi dan diperkenalkan secara komersil pada sekitar tahun 1844, di Bristol,
Inggris. Tidak lama kemudian pada tahun 1852, Francis Wolle menciptakan bag-making
machine di Amerika. Lebih jauh lagi pada tahun 1870, lem mulai digunakan dalam pembuatan
kantung kertas, yang memungkinkan terciptanya berbagai macam desain kemasan kertas
seperti yang digunakan saat ini. Pada tahun 1905 diperkenalkan pula mesin-mesin yang secara
otomatis dapat mencetak tulisan atau image pada kantung kertas.
Dengan berkembangnya kemasan dari kertas ini maka kemasan kantung berbahan
katun yang mahalpun tergantikan. Namun kemasan besar dari kertas berlapis yang kuat masih
bertahan dan tidak menggantikan kemasan berbahan kain hingga 1925, ketika akhirnya mesin
obras diciptakan.
Manfaat penting lain dari kemasan kertas ini adalah pengembangan paperboard yang
biasa digunakan untuk mengemas sereal. Karton paperboard yang pertama—biasa disebut
kotakcardboard—diproduksi di inggris pada tahun 1817, setelah lebih dari 200 tahun kemasan
ini diciptakan di cina.
Bentuk umum lain dari cardboard yang berbentuk gulungan paralel muncul di tahun
1850an. Pada dasarnya,bentuk cardboard ini dibuat dari helaian paperboard tipis yang dicetak
bergelombang lalu ditumpuk diantara 2 helai paperboard. Material ini sangat berguna untuk
pengiriman dan penyimpanan barang karena kuat,ringan dan murah. Bagaimanapun,
mengganti keranjang kayu dengan alternatif kemasan lunak ini cukup sulit. Namun demikian,
sekitar tahun 1910, setelah banyak perseteruan secara hukum antara pabrik dan sistem
pemerintah, kemasan lunak ini mulai menggantikan kotak dan keranjang kayu buatan rumahan
yang biasa digunakan untuk berdagang. Sekarang, kotak cardboard—yg lebih sering disebut
“C-flute”—sering digunakan untuk pengiriman barang.
Dengan banyaknya inovasi, secara tidak sengaja kemasan lunak berkembang. Robert
Gair adalah seorang juru cetak dan pembuat paperbag di Brooklyn pada era 1970an. Ketika ia
sedang mencetak pesanan kantung benih, sebuah alat logam yang biasanya untuk menaikkan
kantung berada di posisi yg membuat kantung terpotong. Gair menyimpulkan, dengan
memotong dan membentuk paperboard dalam satu langkah merupakan sebuah keuntungan;
untuk pertamakalinya secara otomatis pembuatan karton yang sekarang biasa disebut kemasan
semi fleksibel diciptakan. Seperti karton gulung atau tubular cartons yang mendominasi jenis
kemasan untuk makanan kering di pasaran.
Kemasan lunak ini mulai meningkat popularitasnya di sekitar abad 20an. Lalu seiring
dengan munculnya kemasan plastik (akhir 1970an dan awal 1980an), kemasan lunak dari
kertaspun mulai tergantikan. Belakangan muncul persepsi yang direspon oleh para desainer
bahwa plastik tidak ramah lingkungan sehingga mengakibatkan tren kemasan jenis ini
menurun. Faktanya adalah mengurangi jumlah material kemasan biasanya lebih penting
daripada mengurangi komposisi kemasan untuk mendapatkan bentuk kemasan yang paling
ramah lingkungan.
Bahan baku pembuatan kertas adalah selulosa kayu atau merang padi yang diberi
perlakuan kimia, dihancurkan, dipucatkan, dibentuk menjadi lapisan dan dikeringkan. Kayu
terdiri dari 50% selulosa, 30% lignin dan bahan bersifat adhesif di lamela tengah, 20%
karbohidrat berupa xylan, mannan serta resin, tanin dan gum.
Tipe kayu dan lembaran akhir kertas yang diinginkan sangat menentukan cara
pembuatan kertas. Pada pembuatan kertas bahan baku berupa kayu atau merang padi
a. Metode pertama yaitu metode pembuatan pulp kayu dasar. Kayu gelondongan dihancurkan
dengan gilingan batu sambil menyemprotkan air ke permukaan gilingan batu untuk
mengeluarkan bahan yang sudah digiling. Metode ini hanya digunakan untuk jenis kayu lunak
yaitu jenis kayu yang berasal dari pohon berdaun jarum dengan panjang serat > 0.625 cm. Pada
metode ini tidak ada bagian kayu yang terbuang.
b. Metode kedua adalah metode pembuatan pulp kimiawi. Pada metode ini kayu dimasukkan
ke dalam bahan kimia untuk mengeluarkan lignin dan karbohidrat. Ada 3 proses kimia yang
digunakan yaitu :
- Proses soda yang ditemukan di Inggris tahun 1851 dan merupakan proses kimia yang tertua.
Pada proses soda, bahan kimia yang digunakan untuk melarutkan komponen kayu yang tidak
diinginkan adalah soda kaustik (sodium hidroksida) dan soda abu (sodium karbonat). Proses
soda digunakan untuk pembuatan pulp dari kayu keras yaitu kayu yang berasal dari pohon yang
daunnya berjatuhan pada musim tertentu, mempunyai panjang serat < 0.25 cm.
- Proses kraft atau proses sulfat menggunakan bahan kimia berupa sodium sulfat sebagai
pengganti sodium karbonat. Hasil dari proses kraft adalah pulp kraft yang keras tetapi
berwarna coklat dan sulit untuk diputihkan, sedangkan pulp soda berwarna lebih putih dan
teksturnya halus.
- Proses sulfit menggunakan bahan kimia berupa larutan kalsium atau magnesium bisulfit dan
asam sulfit. Metode ini digunakan untuk kayu lunak dan dihasilkan pulp yang berwarna lebih
terang, kekuatannya lebih tinggi dari pulp soda api tidak sekuat pulp kraft.
c. Metode Semikimiawi
Metode ini merupakan kombinasi cara kimia dan alat-alat mekanis dalam pembuatan pulp
kayu. Untuk melunakkan lignin dan karbohidrat yang terikat dengan serat, maka kayu
direndam dalam soda kaustik atau sodium sulfi netral. Kemudian digiling dalam piringan
penghalus. Metode semikimiawi digunakan untuk kayu keras, biaya prosesnya rendah dan pulp
yang dihasilkan masih mengandung sebagian besar lignin. Pulp semikimiawi sukar diputihkan,
dan jika terkena sinar matahari akan berwarna kuning. Biasanya digunakan untuk bahan yang
membutuhkan kekuatan dan kekakuan seperti media kardus.
Kayu yang akan dijadikan pulp dipotong menjadi potongan yang ipis dan kecil, dimasak
beberapa jam dengan menggunakan alat penghancur yang dioperasikan pada suhu 150oC dan
tekanan 7 kg/cm2 (100 Psi), kemudian ditutup keras-keras membentuk blow pit dimana bahan
ini dibersihkan. Setelah itu dilakukan pemutihan (bleaching) dengan menggunakan kalsium
hipoklorit, hidrogen peroksida atai kalsium dioksida. Proses pemutihan dapat menurunkan
kekuatan pulp, sehingga perlu diperhatikan hubungan antara kecerahan pulp dan daya rentang
kertas yang dihasilkan.
2. Pembuatan Kertas
Pulp yang mengandung air 96% dan bahan padat 4% dimasukkan ke dalam alat
pengaduk, sehingga terjadi pemisahan antara serat dan fibril yang disebut proses fibrilisasi,
yaitu proses pecahnya lapisan kambium yang mengelilingi serat karena serat-serat membesar
dan fibril membuka. Pengadukan yang sedikit akan menghasilkan kertas dengan daya serap
tinggi dan daya robek tinggi, dan jika pengadukan dilanjutkan maka kertas menjadi lebih padat
tapi daya robek menurun.
Penambahan bahan perekat seperti resin, pati dan tawas ke dalam alat pengaduk
bertujuan untuk meningkatkan daya tahan air dan daya ikat tinta dari kertas sehingga kertas
dapat dicetak, serta mempengaruhi sifat adhesif yang berperan dalam pembuatan kemasan.
Bahan-bahan lain yang ditambahkan adalah pewarna, bahan untuk kecerahan dan kekakuan,
seperti titanium dioksida, sodium silikat, tanah diatom, kasein, lilin dan kapur.
Setelah dari pengaduk, maka campuran pulp dan bahan-bahan tambahan tadi
dijernihkan pada refiner jordan, kemudian dibawa ke silinder penyadap yang terdiri dari
seperangkat pisau-pisau tertutup rapat berputar dengan cepat bersama-saam memecah serat.
Campuran ini kemudian dimasukkan ke dalam headbox untuk dimasukkan pada mesin
pembuat kertas.
Mesin pembuat kertas dapat berukuran sama panjang dengan gedung bertingkat tinggi,
yang akan menghasilkan kertas dengan lebar 9 m pada kecepatan 915 m/detik atau 1290
km/hari, atau karton dengan lebar 6 m dan kecepatan seengahnya. Mesin yang sering
digunakan dalam pembuatan kertas adalah mesin fourdrinier , mesin silinder dan mesin
invertform yang merupakan kombinasi dari endless wire dari fourdrinier dengan headbox
mesin silinder.
Mesin fourdrinier digunakan untuk menghasilkan kertas tipis, sedang meisn silinder
dapat mebuat karton dari bahan limbah yang dilapisi bahan yang bermutu baik pada bagian
luarnya.
Pada dasarnya ada dua jenis kertas utama, yaitu kertas kasar dan kertas lunak. Kertas
yang digunakan sebagai kemasan adalah jenis kertas kasar, sedangkan kertas halus digunakan
untuk kertas tulis yaitu untuk buku dan kertas sampul. Kertas kemasan yang paling kuat adalah
kertas kraft dengan warna alami, yang dibuat dari kayu lunak dengan proses sulfat. Berdasarkan
fungsinya jenis kemasan secara umum dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Kemasan Dasar (Primer Package) yaitu bungkus langsung dari suatu produk.
b. Kemasan Tambahan (Secondary Package) yaitu bahan yang melindungi kemasan dasar dan
dibuang bila produk tersebut di gunakan.
Berdasarkan fungsinya ada beberapa macam kertas yang biasa digunakan sebagai kemasan
antara lain :
b. Kertas Perkamen
- mempunyai kekuatan basah (wet strength) yang baik walaupun dalam air mendidih
- tidak mempunyai daya hambat yang baik terhadap gas, kecuali jika dilapisi dengan bahan
tertentu
c. Chipboard
Gambar 5. Chipboard
Chipboard dibuat dari kertas koran bekas dan sisa-sisa kertas. Jika kertas ini dijadikan
kertas kelas ringan, maka disebut bogus yaitu jenis kertas yang digunakan sebagai pelindung
atau bantalan pada barang pecah belah. Kertas chipboard dapat juga digunakan sebagai
pembungkus dengan daya rentang yang rendah. Jika akan dijadikan karton lipat, maka harus
diberi bahan-bahan tambahan tertentu.
d. Kertas Laminasi
Kemasan kertas merupakan salah satu jenis kemasan yang banyak digunakan untuk
mengemas bahan pangan. Baik untuk kemasan primer maupun kemasan sekunder. Kemasan
kertas juga memiliki kelebihan dan kekurangan antara ain:
Ringan
relatif murah
tidak dapat mengemas cairan karena sifatnya yang sensitive terhadap air