Anda di halaman 1dari 15

Tugas Individu Hari : Selasa

MK. Ilmu Teknologi Pangan Tanggal : 13 Februari 2018

PENGEMASAN PANGAN
Disusun Oleh:

Abigail Tirza P 03 16 13411 001

Dosen Pembimbing :
Esthy Rahman Asih, STP,M.SC
Lily Restusari, M.Farm, Apt
Sri Mulyani, STP, M.Si

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU
JURUSAN GIZI
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan YME, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
makalah ini. Tidak lupa penulis ucapkan kepada dosen yang membimbing penulis
dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan
makalah ini.

Dalam makalah ini,akan membahas beberapa hal tentang pengemasan


pangan. Dengan membaca makalah ini semoga teman- teman dapat lebih
memahami beberapa hal tentang pengertian,tujuan,jenis,dan metode pengemasan.

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan,


oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Pada kesempatan ini pula, penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak,
khususnya teman-teman yang memberikan saran-sarannya yang berharga.

Akhir kata,penulis mengucapkan terima kasih.

Pekanbaru,10 Februari 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2.1 Pengertian Pengemasan ................................................................................. 3
2.2 Tujuan Pengemasan ....................................................................................... 4
2.3 Penggolongan Kemasan ................................................................................ 4
2.4 Jenis dan Funsi Kemasan .............................................................................. 6
2.5 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Bahan Pengemas .............. 9
2.6 Metode Pengemasan ...................................................................................... 9
BAB III KESIMPULAN ....................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 11
3.2 Saran ............................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik
yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku
pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan
atau pembuatan makanan atau minuman. Pangan yang siap di konsumsi oleh
masyarakat tentunya harus dilakukan pengemasan.
Pengemasan merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk melindungi
bahan pangan dari penyebab-penyebab kerusakan baik fisik, kimia, biologis,
maupun mekanis , sehingga dapat sampai ke tangan konsumen dalam keadaan
baik dan menarik. Bahan kemasan yang digunakan bervariasi dari kertas, plastik,
gelas, logam, fiber, hingga bahan-bahan yang di laminasi. Bentuk dan teknologi
kemasan juga bervariasi dari kemasan botol, kaleng, tetraptak, corrugated box,
kemasan vakum, kemasan aseptik, kaleng bertekanan, kemasan tabung hingga
kemasan aktif dan pintar (active and intelligent packaging) yang dapat
menyesuaikan kondisi lingkungan di dalam kemasan dengan kebutuhan produk
yang dikemas.
Teknologi pengemasan terus berkembang dari waktu ke waktu dari mulai
proses pengemasan yang sederhana atau tradisional dengan menggunakan bahan-
bahan alami seperti dedaunan atau anyaman bamboo sampai teknologi modern
sepertisaat ini. Teknologi pengemasan yang semakin maju dan modern telah
hamper meniadakan penggunaan bahan pengemas tradisional. Diantara contoh-
contoh pengemasan modern diantaranya menggunakan bahan plastik,
kaleng/logam, kertas komposit dan lain sebagainya.
Pengemasan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan mutlak
diperlukan dalam persaingan dunia usaha seperti saat ini. Karena fungsi dan
kegunaanya dalam meningkatkan mutu produk dan daya jual dari produk.
Kemasan produk dan labelnya selain berfungsi sebagai pengaman produk yang
terdapat di dalamnya juga berfungsi sebagai media promosi dan informasi dari
produk yang bersangkutan. Kemasan produk yang baik dan menarik akan

1
memberikan nilai tersendiri sebagai daya tarik bagi konsumen. Namun demikian,
sampai saat ini kemasan produk masih merupakan masalah bagi para pengelola
usaha, khususnya usaha mikro dan menengah.
Kemajuan teknologi memiliki andil yang besar dalam menciptakan
kemasan yang baik. Manusia dengan bantuan teknologi berhasil membuat bahan
kemas sintetik yang dapat memenuhi sebagian besar dari persyaratan minimal
yang diperlukan. Pemilihan kemasan yang benar sangat menentukan food safety
suatu produk untuk memilih suatu kemasan, terlebih dahulu harus mengetahui
karakteristik bahan dari produk tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pengemasan?
2. Apa tujuan dari pengemasan?
3. Bagaimana jenis dan fungsi pengemasan?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan bahan pengemas?
5. Bagaimana metode pengemasan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian pengemasan
2. Mengetahui tujuan pengemasan
3. Mengetahui jenis dan fungsi pengemasan
4. Mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan bahan
pengemas
5. Mengetahui metode pengemasan

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengemasan
Pengertian umum dari kemasan adalah suatu benda yang digunakan untuk
wadah atau tempat dan dapat memberikan perlindungan sesuai dengan tujuannya.
Adanya kemasan dapat membantu mencegah/mengurangi kerusakkan, melindungi
bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran serta gangguan fisik seperti
gesekan, benturan atau getaran. Dari segi promosi kemasan dapat berfungsi
sebagai perangsang atau daya tarik pembeli (Esti, 2007).
Kemasan adalah suatu benda yang digunakan untuk wadah atau tempat
yang dikemas dan dapat memberikan perlindungan sesuai dengan tujuannya.
Adanya kemasan yang dapat membantu mencegah/mengurangi kerusakan,
melindungi bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran serta gangguan fisik
seperti gesekan, benturan dan getaran. Dari segi promosi kemasan berfungsi
sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Bahan kemasan yang umum untuk
pengemasan produk hasil pertanian untuk tujuan pengangkutan atau distribusi
adalah kayu, serat goni, plastik, kertas dan gelombang karton (Nurminah, 2002).
Dengan perkembangan teknologi seperti sekarang, bahan kemasan sudah
berkembang begitu pesat. Berbagai penelitian telah menemukan bahan – bahan
kemasan baru. Dan kini ada ribuan macam bahan kemasan. Pengemasan dapat
diartikan sebagai mekanisme perlindungan produk dimana pengemas bertindak
menghambat oksigen , uap air, komponen kimia dan mikroorganisme yang dapat
menurunkan kualitas produk. Kemasan juga menginformasikan deskripsi produk,
berat atau volume, nama pabrik, cara preparasi produk, nilai gizi dan cara
menghidangkan. Pengemasan adalah cara yang efektif dalam memasarkan dan
mempromosikan produk ( Wirya, 1999 ).
Pengemasan hasil pertanian ditujukan untuk membantu mencegah atau
mengurangi kerusakan selama penanganan, pengangkutan, dan penyimpanan.
Disamping itu dapat pula untuk mencegah atau mengurangi serangan mikroba dan
serangga dengan menjaga tetap bersih. Kemasan juga dimaksudkan untuk untuk
melindungi bahan / barang dari kemungkinan kerusakan fisik dan mekanis
(memar, lecet, pecah belah, penyok, rusak oleh cahaya, dll ). Bahan atau barang

3
yang akan dikemas hendaklah bersih dan bebas dari kotoran, cacat atau rusak agar
setelah dikemas benar – benar tahan lama dan tidak cepat rusak ( Sumitra,2003).

2.2 Tujuan Pengemasan


Tujuan pengemasan yaitu :
1. Membuat umur simpan bahan pangan menjadi panjang
2. Menyelamatkan produksi bahan pangan yang berlimpah
3. Mencegah rusaknya nutrisi/gizi bahan pangan
4. Menjaga dan menjamin tingkat kesehatan bahan pangan
5. Memudahkan distribusi/pengangkutan bahan pangan
6. Mendukung perkembangan makanan siap saji
7. Menambah estetika dan nilai jual bahan pangan

2.3 Penggolongan Kemasan


Menurut Julianti dan Nurminah (2006), Kemasan dapat diklasifikasikan
berdasarkan beberapa hal atau beberapa cara yaitu sebagai berikut :
1. Klasifikasi kemasan berdasarkan frekuensi pemakaian :
a. Kemasan sekali pakai (disposable) , yaitu kemasan yang langsung
dibuang setelah dipakai, seperti kemasan produk instant, permen,
dll.
b. Kemasan yang dapat dipakai berulangkali (multitrip) dan biasanya
dikembalikan ke produsen, contoh : botol minuman, botol kecap,
botol sirup.
c. Kemasan atau wadah yang tidak dibuang atau dikembalikan oleh
konsumen (semi disposable), tapi digunakan untuk kepentingan
lain oleh konsumen, misalnya botol untuk tempatair minum
dirumah, kaleng susu untuk tempat gula, kaleng biskuit untuk
tempat kerupuk, wadah jam untuk merica dan lain-lain.
2. Klasifikasi kemasan berdasarkan struktur sistem kemas (kontak produk
dengan kemasan) :
a. Kemasan primer, yaitu kemasan yang langsung bersentuhan
dengan produk yang di bungkusnya.

4
b. Kemasan sekunder, yang tidak bersentuhan langsung dengan
produknya akan tetapi membungkus produk yang telah dikemas
dengan kemasan primer
c. Kemasar tersier dan kuartener yaitu kemasan untuk mengemas
setelah kemasan primer atau sekunder.
3. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat kekauan bahan kemasan :
a. Kemasan fleksibel yaitu bahan kemasan yang mudah dilenturkan
tanpa adanya retak atau patah. Misalnya plastik, kertas dan foil.
b. Kemasan kaku yaitu bahan kemas yang bersifat keras, kaku, tidak
tahan lenturan, patah bila dibengkokkan relatif lebih tebal dari
kemasan fleksibel. Misalnya kayu, gelas dan logam.
c. Kemasan semi kaku/semi fleksibel yaitu bahan kemas yan
memiliki sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku.
Misalnya botol plastik (susu, kecap, saus), dan wadah bahan yang
berbentuk pasta.
4. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat perlindungan terhadap lingkungan :
a. Kemasan hermetis (tahan uap dan gas) yaitu kemasan yang secara
sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, udara atau uap air sehingga
selama masih hermetis wadah ini tidak dapat dilalui oleh bakteri,
kapang, ragi dan debu. Misalnya kaleng, botol gelas yang ditutup
secara hermetis.
b. Kemasan tahan cahaya yaitu wadah yang tidak bersifat transparan,
misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk
bahan pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi,
serta makanan hasil fermentasi.
c. Kemasan tahan suhu tinggi, yaitu kemasan untuk bahan yang
memerlukan proses pemanasan, pasteurisasi dan sterilisasi.
Umumnya terbuat dari logam dan gelas.
5. Klasifikasi kemasan berdasarkan tingkat kesiapan pakai (perakitan) :
a. Wadah siap pakai yaitu bahan kemasan yang siap untuk diisi
dengan bentuk yang telah sempurna. Contoh : botol, wadah kaleng
dan sebagainya.

5
b. Wadah siap dirakit / wadah lipatan yaitu kemasan yang masih
memerlukan tahap perakitan sebelum diisi. Misalnya kaleng dalam
bentuk lembaran (flat) dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat
dari kertas, foil atau plastik.

2.4 Jenis dan Funsi Kemasan


1. Kain Blacu
a. Digunakan untuk mengemas bahan pangan tepung, seperti tepung
terigu atau tepung tapioka. Dibuat dalam bentuk kantung-kantung
yang berkapasitas 10 – 50 kg.
b. Kelebihannya adalah tidak mudah sobek/ kuat kainnya, flesibel,
mudah dicetak dan murah harganya.
c. Kelemahannya : memiliki permiabilitas udara yang jelek dan tidak
kedap air.
2. Kertas
a. Kertas “greaseproof” : dapat digunakan sebagai pengemas utama
mentega, margarin, daging, kopi, dan gula-gula. Mirip kertas
karton namun memiliki kekedapan terhadap perembesan lemak.
b. Kertas “glassine” : dibuat 80% dari kertas greaseproof namun
memiliki ketahanan terhadap udara dan lemak yang kuat,
permukaanya halus, serta mengkilat. Sering digunakan untuk
mengemas roti yang berkadar lemak tinggi.
c. Kertas “kraft” : kertas yang dibuat dari bubur sulfat dan kayu kraft
(yang berasal dari Swedia dan Jerman). Memiliki sifat yang lebih
kuat dari kertas Glassine, sehingga bahan pangan yang dibungkus
dengan kertas ini akan tetap kering lebih-lebih bila permukaannya
dilem dengan resin. Kertas ini biasanya digunakan untuk
mengemas keju di Negara-negara eropa.
3. Gelas
a. Terbuat dari campuran pasir C2O, soda abu, dan alumina.
b. Bersifat inert (tidak bereaksi dengan bahan pangan)
c. Kuat (tahan terhadap kerusakan akibat pengaruh waktu)
d. Transparan (bentuk dan warna bahan pangan dapat dilihat).

6
e. Kelemahannya adalah mudah pecah, tidak dapat digunakan untuk
bahan pangan yang peka terhadap sinar.
f. Agar tidak mudah pecah sebaiknya bagian permukaan gelas dilapisi
dengan lilin (wax) dan silika yang halus.
4. Metal / Logam
a. Bahan yang sering dipakai : Kaleng (tin plate) dan almunium.
b. Tin plate adalah wadah yang terbuat dari baja yang dilapisi timah
putih yang tipis, bagian dalamnya juga dilapisi dengan lapisan
email.
c. Lapisan email tersusun atas senyawa oleoresin, fenolik, vinil, dan
lilin. Fungsi email adalah untuk mencegah korosi dan mencegah
kontak antara metal dengan bahan pangan. Misal email fenolik
digunakan untuk melapisi kaleng pengemas bahan ikan dan daging.
5. Aluminium
a. Aluminium memiliki keuntungan sebagai bahan pengemas, yaitu
memiliki berat yang lebih ringan dibanding baja.
b. Aluminium juga mudah dibentuk sesuai keinginan.
c. Aluminium lebih tahan korosi karena bisa membentuk aluminium
oksida.
d. Kelemahan aluminium adalah mudah berlubang dibanding baja dan
lebih sukar disolder sehingga sambungan kemasan tidak benar-
benar rapat.
6. Plastik
Penggunaan plastik dalam pengemasan sebenarnya sangat terbatas
tergantung dari jenis makanannya. Kelemahan plastik adalah tidak tahan panas,
tidak hermetis (plastik masih bisa ditembus udara melalui pori-pori plastik), dan
mudah terjadi pengembunan uap air didalam kemasan ketika suhu turun.
Jenis plastik yang digunakan dalam pengemasan antara lain : polietilen,
cellophan, polivinilklorida (PVC), polivinil dienaklorida (PVDC), polipropilen,
poliester, poliamida, dan polietilentereptalat (PET).
a. Polietilen : adalah jenis plastik yang harganya paling murah dan
memiliki beberapa varian antara lain : Low Density Polyetilene

7
(LDPE), High Density Polyetilene (HDPE), dan
Polietelentereptalat (PET). Polietilen memiliki sifat kuat
bergantung variannya, transparan, dan dapat direkatkan dengan
panas sehingga mudah dibuat kantong plastik.
b. Cellophan : sebenarnya terbuat dari serat selulosa yang disulfatasi.
Cellophan dapat dipergunakan untuk membungkus sayuran,
daging, dan beberapa jenis roti. Cellophan yang dilapisi
nitroselulosa mempunyai sifat yang tahan terhadap uap air,
fleksibel, dan mudah direkatkan dengan pemanasan. Cellophan
yang dilapisi PVDC tahan terhadap uap air dan kedap oksigen
sehingga baik untuk mengemas makanan yang mengandung
minyak atau lemak.
c. Polivinilklorida (PVC) : jenis plastik yang kuat, namun memiliki
kelemahan yaitu dapat berkerut (Shrinkable) dan sering digunakan
untuk mengemas daging atau keju.
d. Polivinildienaklorida (PVDC) : jenis plastik yang kuat, tahan
terhadap uap air dan transmisi udara. Sering dugunakan dalam
pengemasan keju dan buah-buahan yang dikeringkan.
7. Edible film
Edible film adalah bahan pengemas organik yang dapat dimakan sekaligus
dengan bahan pangan yang dikemasnya, biasa terbuat dari senyawa polisakarida
dan turunan lemak. ahan yang digunakan antara lain polisakarida yang berasal
dari rumput laut (agarose, karaginan, dan alginat), polisakarida pati, amilosa film,
gelatin, gum arabik, dan turunan monogliserida. Contoh pengemasan edible film
adalah pada sosis, permen, kapsul minyak ikan, sari buah dan lain-lain.
8. Karton
Karton sebenarnya merupakan bagian dari kertas namun lebih sering
berfungsi sebagai wadah luar atau sebagai penyokong wadah utama dalam
pengemasan bahan pangan agar lebih kuat, dan rigid. arton memiliki kelebihan
antara lain elastisitas lebih baik dibanding kayu, dapat dicetak pada
permukaannya, dapat dikerjakan secara masinal, pemakaiannya mudah, dan dapat
dilipat sehingga tidak memerlukan ruang luas.

8
9. Bahan Pengemas Tradisional:
a. Daun
Digunakan secara luas, bersifat aman dan bio-degradable, yang
biasanya berupa daun pisang, daun jati, daun bambu, daun jagung
dan daun palem. Lebih aman digunakan dalam proses pemanasan
dibanding plastik.
b. Gerabah
Digunakan sejak zaman dahulu, aman bagi bahan pangan asal tidak
mengandung timbal. Gerabah yang diglasir bersifat kedap air,
kedap udara, mampu menghambat mikrobia, dan bersifat dingin
sehingga cocok untuk mengemas bahan pangan seperti saus, madu,
anggur, minyak, curd/dadih dll.

2.5 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Bahan Pengemas

Pengemasan bahan pangan harus memenuhi beberapa kondisi atau aspek


untuk dapat mencapai tujuan pengemasan itu, yaitu :
1. Bahan pengemasnya harus memenuhi persyaratan tertentu
2. Metode atau teknik pengemasan bahan pangan harus tepat
3. Pola ditribusi dan penyimpanan produk hasil pengemasan harus baik

Persyaratan Bahan Pengemas :


1. Memiliki permeabilitas (kemampuan melewatkan) udara yang sesuai
dengan jenis bahan pangan yang akan dikemas.
2. Harus bersifat tidak beracun dan inert (tidak bereaksi dengan bahan
pangan).
3. Harus kedap air.
4. Tahan panas.
5. Mudah dikerjakan secara masinal dan harganya relatif murah.

2.6 Metode Pengemasan


Metode pengemaasan produk pangan yang telah banyak diterapkan adalah
pengemasan sealer, pengemasan vakum, pengemasan dengan atmosfir
termodifikasi (MAP), pengemasan dengan atmosfir terkendali (CAP).

9
Pengemasan vakum adalah pengemasan dengan tekanan udara hampa.
Pengemasan vakum diperlukan untuk mengeluarkan oksigen. Plastik yang
digunakan dalam pengemasan vakum adalah yang mempunyai permiabilitas uap
air dan oksigen yang rendah dan tahan terhadap produk pangan yang dikemas.
Penggunaan gas sebagai bahan perintang pada pengemasan vakum adalah cara
untuk melindungi produk pangan dari kerusakan yang diakibatkan oleh kapang
yang masih dapat tumbuh dalam kondisi vakum. Kelemahan dari kemasan vakum
adalah menyebabkan kerusakan bentuk, warna dan bau.
Pengemasan dengan atmosfir termodifikasi adalah penyimpanan produk
dalam kemasan dengan memodifikasi udara di dalamnya dengan menggunakan
gas O2, CO2, N2, uap air dan gas-gas lainnya. Kemasan dengan system ini
merupakan alternatif kelemahan yang ada pada kemasan vakum. Pengaturan
komposisi gas dalam ruang kemasan dilakukan pada tahap awal pengemasan
dengan pemilihan bahan kemasan yang dapat menghasilkan konsentrasi tertentu.
Jenis gas dan konsentrasinya harus disesuaikan dengan produk pangan yang akan
dikemas.
Controlled Atmosfer Packaging merupakan suatu sistem pengemasan yang
hampir serupa dengan MAP. Namun, dalam CAP tidak hanya dilakukan
modifikasi komposisi gas saja melainkan juga terdapat proses pengendalian.
Pengendalian ini dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Pengendalian
secara eksternal, dapat dilakukan seperti pada CAS yaitu memanfaatkan generator
gas untuk menginjeksi gas sekaligus mengontrolnya. Pengendalian internal
dilakukan dengan memanfaatkan reaksi kimia yang terjadi, misal: penempatan
oksigen absorber dalam kemasan CAP. Oksigen Absorber akan mengendalikan
jumlah oksigen yang dapat masuk melalui pori-pori dinding kemasan.

10
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dalam makalah ini yaitu:

1. Kemasan adalah suatu benda yang digunakan untuk wadah atau tempat
dan dapat memberikan perlindungan sesuai dengan tujuannya.
2. Adanya kemasan dapat membantu mencegah/mengurangi kerusakkan,
melindungi bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran serta gangguan
fisik seperti gesekan, benturan atau getaran.
3. Bahan kemasan yang digunakan bervariasi dari kertas, plastik, gelas,
logam, fiber, hingga bahan-bahan yang di laminasi.
4. Faktor yang mempengaruhi pemilihan bahan pengemas yaitu memiliki
permeabilitas udara, harus bersifat tidak beracun dan inert, harus kedap air,
tahan panas, mudah dikerjakan secara masinal dan harganya relatif murah.
5. Metode pengemaasan produk pangan yang telah banyak diterapkan adalah
pengemasan sealer, pengemasan vakum, pengemasan dengan atmosfir
termodifikasi (MAP), pengemasan dengan atmosfir terkendali (CAP).

3.2 Saran
Setelah membaca ini sebaiknya kita harus memahami dan mengetahui
karakteristik dan sifat bahan kemasan, mempertimbangkan kerusakan yang dapat
terjadi dan menyesuaikannya dengan sifat, karakteristik bahan produk sehingga
mutu dan umur produk tetap terjaga.

11
DAFTAR PUSTAKA

Esti Rahayu1, Eny Widajati2*. 2007. Pengaruh Kemasan, Kondisi Ruang Simpan
dan Periode Simpan terhadap Viabilitas Benih Caisin. Jurnal Penelitian
Pertanian. Bul. Agron. (35) (3) 191 – 196 (2007)

http://www.kajianpustaka.com/2016/10/pengertian-fungsi-tujuan-dan-jenis-
kemasan.html

Julianti, E. dan Nurminah, M. 2006. Teknologi Pengemasan. Departemen


Teknologi Pertanian, Fakultas pertanian, Universitas sumatera utara.

Nurminah,M.2002.Sifat Kemasan Plastik dan Kertas,Serta Pengaruh Terhadap


Makanan.Fakultas Pertanian.Universitas Sumatra Utara

Sumitra, onit.2003. Mengidentifikasi Bahan Kemasan Alami. Direktorat


pendidikan menengah kejuruan direktorat jendral pendidikan dan dan
menengah depertemen pendidikan nasional.

Wirya, Iwan.1999. kemasan yang menjual. PT. Gramedia Pustaka Utama.


Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai