Anda di halaman 1dari 22

SAUS TOMAT

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Kimia Industri

Dosen Pembimbing:

Drs. Mahdian, M.Si

Oleh:

Kelompok 3

1. Noor Sadiyah NIM.A1C314027


2. Fedinafaliza NIM.A1C314061
3. Nurhidayah NIM.A1C314081
4. Wdya Dini A. NIM.A1C314207

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

NOVEMBER 2016
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum W.W.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Serta puji
dan syukur atas kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam semoga
terlimpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, seluruh keluarga, sahabat-sahabat dan
pengikut Beliau hingga akhir jaman ila yaumil qiyamah.

Alhamdulillah pada kesempatan ini kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah


Proses Pembuatan Saus Tomat. Dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Kimia Industri.
Walaupun tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang kami hadapi, tiada daya dan upaya
kecuali dengan pertolongan Allah SWT. Walaupun demikian, sudah tentu makalah ini masih
terdapat kekurangan dan belum dikatakan sempurna karena keterbatasan kemampuan kami.
Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak kami harapkan
agar dalam pembuatan makalah di waktu yang akan datang bisa lebih baik lagi. Harapan
kami semoga makalah ini berguna bagi siapa saja yang membacanya. Kami sadari bahwa
kesempurnaan hanya milik Allah. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Amin.

Wassalamualaikum W. W.

Banjarmasin, November 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3. Tujuan.......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
2.1. Sejarah penemuan saus tomat ..................................................................................... 3
Inovasi saus tomat .............................................................................................................. 4
2.2. Syarat Mutu Saus Tomat ............................................................................................. 4
2.3. Bahan-bahan pembuatan Saus Tomat ......................................................................... 6
2.4. Proses Pembuatan Saus Tomat .................................................................................... 9
2.5. Proses Pengolahan Air Limbah Saus Tomat ............................................................. 12
2.6. Manfaat Mengkonsumsi Saus Tomat ........................................................................ 15
1. Mencegah Kerusakan Sel Kulit ................................................................................. 15
2. Mencerahkan Kulit .................................................................................................... 15
BAB III .................................................................................................................................... 16
PENUTUP................................................................................................................................ 16
3.1. Kesimpulan................................................................................................................ 16
3.2. Saran .......................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 17

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Buah Tomat sudah lama dimanfaatkan oleh masyarakat


sebagai campuran masakan, juga dapat dimakan sebagai buah
segar. Sebagai bahan minuman, buah tomat dapat dijadikan
minuman panas atau dingin, seperti es sari tomat dan juice. Buah
tomat dapat juga diolah menjadi sari buah dan saus.
Buah tomat berperan dalam menjaga kesehatan. Makan
buah tomat matang pada pagi hari dapat membantu mencegah
pembentukan batu dalam saluran kencing. Makan buah tomat tiap
hari dapat membantu penyembuhan lever, encok, tuberkulose dan
asma.
Saus tomat adalah saus yang dibuat dari buah tomat yang
sudah masak ditambah gula, garam, cuka dan rempah-rempah
seperti cengkeh dan kayu manis. Bawang bombay, seledri dan
sayuran lain juga sering ditambahkan ke dalam saus tomat.

Saus tomat merupakan bumbu penyedap makanan yang


berfungsi meningkatkan cita rasa sehingga makanan menjadi lebih
lezat. Selain melezatkan, saus tomat juga menambah gizi makanan
karena secara keseluruhan gizi saus tomat lebih tinggi
dibandingkan dengan buah tomat.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah penemuan saus tomat?


2. Apa syarat mutu saus tomat?
3. Apa saja bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan saus
tomat?
4. Bagaimana proses pembuatan saus tomat?
5. Apa manfaat mengkonsumsi saus tomat?
6. Bagaimana Proses pengolahan Air Limbah saus tomat?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai beriku:

1. Dapat menjelaskan sejarah penemuan saus tomat.


2. Dapat menyebutkan syarat mutu saus tomat.
3. Dapat menyebutkan bahan-bahan yang digunakan untuk
pembuatan saus tomat.
4. Dapat menjelaskan prose pembuatan saus tomat.
5. Dapat menyebutkan manfaat mengkonsumsi saus tomat.
6. Dapat menjelaskan pengolahan air limbah saus tomat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sejarah penemuan saus tomat


Kata saus berasal dari bahasa Perancis (sauce) yang diambil
dari bahasa Latin (salsus) yang berarti digarami. Saus biasa
digunakan sewaktu memasak atau ketika menghidangkan makanan
sebagai penyedap atau agar makanan terlihat lebih menarik. Saus
sendiri terdiri dari berbagai macam jenis yang tentunya memiliki
cita rasa unik dan berbeda-beda antara satu sama lainnya.

Resep saus tomat yang pertama dimuat dalam buku masak


di Amerika yang berjudul Sugar House Book pada tahun 1801.
Saus tomat yang dibuat sesuai dengan resep Sugar House Book
yang rasanya sangat asin, karena perlu garam seberat 1 pound
(453,59 gram) untuk mengolah 100 buah tomat menjadi saus
tomat. Pada tahun 1824, resep "ketchup" muncul dalam buku resep
The Virginia Housewife oleh ahli masak terkenal abad ke-19
bernama Mary Randolph yang merupakan saudara sepupu Thomas
Jefferson.

Saus tomat perlahan-lahan menjadi populer di Amerika


seiring dengan orang Amerika yang makin suka makan tomat. Pada
waktu itu sudah dijual saus tomat buatan petani tomat untuk
memenuhi kebutuhan pasar lokal. Jonas Yerks (Jonas Yerkes)
konon merupakan orang pertama yang membuat saus tomat secara

3
besar-besaran di Amerika Serikat. Saus tomat buatan perusahaan
Jonas Yerks sudah dijual secara nasional pada tahun 1837. Jejak
Jonas Yerks banyak diikuti perusahaan lain seperti F. & J. Heinz
yang memulai produksi saus tomat pada tahun 1876.

Kamus Webster's Dictionary terbitan tahun 1913


mendefinisikan "catchup" sebagai "table sauce made from
mushrooms, tomatoes, walnuts, etc. [Written also ketchup]" (saus
dari jamur, tomat dan kacang walnut, juga ditulis sebagai ketchup).
Saus tomat modern muncul di awal abad ke-20 akibat perdebatan
mengenai pemakaian bahan pengawet sodium benzoat. Harvey W.
Wiley, dari Food and Drug Administration kuatir terhadap dampak
benzoat terhadap kesehatan. Henry J. Heinz menanggapi
kekuatiran FDA dengan menciptakan resep baru saus tomat tanpa
bahan pengawet.

Inovasi saus tomat

Di zaman dulu, saus tomat disimpan di dalam botol gelas


yang membuatnya susah dituang. Botol harus dikocok-kocok dulu
agar saus tomat bisa keluar. Kemasan botol gelas sekarang banyak
digantikan dengan kemasan botol plastik yang bisa dipencet.

Pada bulan Oktober 2000, Heinz memperkenalkan saus


tomat berwarna hijau, ungu, merah jambu, oranye, biru, dan hijau
telur asin. dengan menambahkan bahan pewarna makanan. Produk
ini kurang mendapat sambutan sehingga tidak diproduksi lagi sejak
bulan Januari 2006.

2.2. Syarat Mutu Saus Tomat

Persyaratan mutu saus tomat adalah seperti pada tabel di bawah ini.

4
Tabel Persyaratan Saus Tomat (Sumber : SNI 01-3546-1994)

No. Uraian Satuan Persyaratan

1. Keadaan

1.1 Bau _ Normal

1.2 Rasa _ Normal khas tomat

1.3 Warna Normal

Brix, 20
2. Jumlah padatan terlarut o Min. 30
C

Keasaman, dihitung sebagai


3. % b/b Min. 0,8
asam asetat

4. Bahan tambahan makanan

Sesuai dengan
4.1 Pengawet SNI 01-0222-1995 dan
peraturan dibidang
makanan yang berlaku

Sesuai dengan
4.2 Pewarna tambahan SNI 01-0222-1995 dan
peraturan dibidang
makanan yang berlaku

5. Cemaran logam

5.1 Timbal (Pb) mg/kg Maks. 0,1

5.2 Tembaga (Cu) mg/kg Maks. 50,0

5.3 Seng (Zn) mg/kg Maks. 40,0

5.4 Timah (Sn) mg/kg Maks. 40,0* / 250,0**

5.5 Raksa (Hg) mg/kg Maks 0,03

6. Arsen (As) mg/kg Maks. 0,1

7. Cemaran mikroba

7.1 Angka lempeng total Koloni/g Maks. 2 x 102

5
7.2 Kapang dan khamir Koloni/g Maks. 50
*Dikemas di dalam botol
**Dikemas di dalam kaleng

2.3. Bahan-bahan pembuatan Saus Tomat

1. Bahan Baku Utama

a. Tomat

Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan salah satu


produk hortikultura yang menyehatkan. Tomat, baik dalam bentuk
segar maupun olahan, memiliki komposisi zat gizi yang cukup lengkap
dan baik. Buah tomat terdiri dari 5-10% berat kering tanpa air dan 1
persen kulit dan biji. Jika buah tomat dikeringkan, sekitar 50% dari
berat keringnya terdiri dari gula-gula pereduksi (terutama glukosa dan
fruktosa), sisanya asam-asam organik, mineral, pigmen, vitamin dan
lipid. Tomat dapat digolongkan sebagai sumber vitamin C yang sangat
baik (excellent) karena 100 gram tomat memenuhi 20% atau lebih dari
kebutuhan vitamin C sehari. Selain itu, tomat juga merupakan sumber
vitamin A yang baik (good) karena 100 gram tomat dapat
menyumbangkan sekitar 10-20% dari kebutuhan vitamin A sehari.

Tomat sebagai bahan baku saus tidak ditentukan berdasarkan


jenis dan varietasnya, tetapi pemilihan tomat didasarkan atas umur
(tua), tingkat kematangan, tingkat kesegaran, dan tidak diserang hama
atau penyakit. Jika semua persyaratan dapat terpenuhi, kualitas
produknya juga pasti baik. Untuk menjamin kulaitas produk saus
sebaiknya tomat dipetik pada waktu matang di pohon (kandungan gizi
dan nutrisinya maksimal).

6
Tomat merupakan komoditas yang cepat rusak (perishable),
sehingga memerlukan penanganan yang tepat sejak dipanen.
Pengolahan tomat menjadi berbagai produk pangan menjadi salah satu
pilihan untuk dapat mengkonsumsi tomat dan memperoleh manfaat
dari sifat fungsional tomat, salah satu bentuk olahan tomat yaitu saus
tomat. Saus tomat terbuat dari pasta tomat, yaitu tomat yang dijadikan
bubur kental (puree tomat). Pasta tomat adalah tomat konsentrat yang
mengandung 24% atau lebih padatan terlarut tomat alami. Sifat kimia
puree maupun pasta tomat diperlukan agar produk tersebut diketahui
kandungan gizi dan zat alami yang ada di dalamnya.

2. Bahan Baku Tambahan


a. Bahan Pengental
Untuk sari buah tomat menjadi kental diperlukan waktui
pemanasan yang relatif lama, sehingga seluruh gizi yang terkandung
didalamnya bisa rusak. Oleh karena itu, dalam pembuatan saus
ditambahkan bahan pengental. Bahan pengental alami berasal dari
hasil pertanian seperti pepaya, ubi jalar. Sedangkan bahan pengental
buatan seperti CMC (carboxymethil cellulose). Kandungan CMC tidak
mengandung unsur-unsur yang bermanfaat bagi kesehatan.
b. Bahan Pengasam

Fungsi pengatur keasaman pada makanan adalah


untuk membuat makanan menjadi lebih asam, lebih basa, atau
menetralkan makanan. Pengasam digunakan untuk mengasamkan atau
untuk menurunkan pH saus menjadi 3,8~4,4. Pada pH rendah
pertumbuhan kebanyakan bakteri akan tertekan dan sel genaratif serta
spora bakteri sangat sensitif terhadap panas. Dengan demikian proses
sterilisasi bahan yang ber-pH rendah dapat dilakukan dengan suhu
mendidih (1000C) dan tidak perlu dengan suhu tinggi (1210C). Asam
juga bersinergi dengan asam benzoat dalam menekan pertumbuhan

7
mikroba. Dalam pembuatan saus tomat digunakan bahan pengasam
jenis asam sitrat.

c. Bahan Pengawet

Zat Pengawet adalah bahan yang ditambahkan dalam makan


dengan tujuan menghambat kerusakan oleh mikroorganisme (bakteri,
khamir,kapang) sehingga proses pembusukan atau pengasaman atau
penguraian dapat dicegah. Bahan pengawet pada makanan dan
minuman berfungsi menekan pertumbuhan mikroorganisme yang
merugikan, menghindarkan oksidasi makanan sekaligus menjaga
nutrisi makanan.

Bahan pengawet yang ditambahkan pada saus tomat yaitu


natrium benzoat. Natrium benzoat merupakan garam atau ester dari
asam benzoat (C6H5COOH) yang secara komersial dibuat dengan
sintesis kimia. Natrium benzoat dikenal juga dengan nama Sodium
Benzoat atau Soda Benzoat. Bahan pengawet ini merupakan garam
asam Sodium Benzoic, yaitu lemak tidak jenuh ganda yang telah
disetujui penggunaannya oleh FDA dan telah digunakan oleh para
produsen makanan dan minuman selama lebih dari 80 tahun untuk
menekan pertumbuhan mikroorganisme.

d. Garam

Air berfungsi sebagai bahan yang dapat mendispersikan


berbagai senyawa yang ada dalam bahan pangan. Untuk beberapa
bahan bahkan berfungsi sebagai pelarut. Air dapat melarutkan berbagai
bahan seperti vitamin larut air, mineral, dan senyawa-senyawa citarasa.
Interaksi antara air dengan komponen pangan lain pada tingkat
molekuler terjadi pada ikatan antara air dengan karbohidrat, lemak, dan
protein (Winarno, 1994).

8
e. Air

Air merupakan pelarut penting dalam bahan pangan. Sebagai


komponen non nutrisi, air dalam bahan pangan mempunyai efekpada
sifat fisik, stabilitas, dan palabilitas serta menjadi media yang baik bagi
pertumbuhan mikroba. Air dalam adonan saus tomat selain untuk
melarutkan garam dan bumbu lain juga akan menghasilkan adonan
yang homogen (Suprapti, 2000).

f. Bumbu

Dalam pembuatan saus tomat, bumbu yang dicampurkan


bersama bahan baku terdiri dari bawang putih giling, merica bubuk,
kayu manis bubuk, gula pasir putih bersih yang telah dihaluskan, cabai
giling, serai, lengkuas, daun jeruk, dan daun salam (Suprapti, 2000).

2.4. Proses Pembuatan Saus Tomat


Pembuatan saus tomat terdiri dari beberapa tahapan, yaitu sebagai
berikut:

1. Tahap Pembuatan Bubur

a) Pemilihan Tomat
Sebelum pembuatan bubur, hal yang harus diperhatikan yaitu Buah tomat
yang akan digunakan dan diolah adalah buah segar yang sehat dengan
tingkat kematangan yang merata, tidak lembek, cukup besar dan tidak
cacat.

b) Pembersihan Tomat
Buah tomat yang telah dipilih dicuci dengan air bersih agar terbebas dari
segala kotoran yang masih melekat pada buah tomat. Selain itu, tangkai
buah yang masih menempel pada tomat juga dibersihkan. Buah tomat
yang telah bersih ditampung dalam tempat penirisan.

9
c) Pemanasan Pendahuluan
Sebelum diproses lebih lanjut, buah tomat dipanasi lebih dahulu, tujuan
dari pemanasan pendahuluan yaitu untuk mengurangi jumlah mikroba
pada tomat dan sekaligus menonaktifkan enzim penyebab perubahan
warna. Pemanasan awal dilakukan dengan cara mencelupkan buah tomat
ke dalam air mendidih selama 10 menit atau dengan pengukusan.

d) Pendinginan dan Penirisan


Setelah proses blansing atau pemanasan, buah tomat diangkat dan
ditiriskan sambil didinginkan.

e) Perajangan dan Penimbangan


Setelah dingin, buah tomat dirajang untuk memudahkan proses
penggilingan, kemudian dilakukan penimbangan untuk semua bahan.
f) Penggilingan
Buah tomat yang telah terpotong-potong, dimasukkan ke dalam alat
penggiling (blender). Buah tomat dihancurkan kemudian dilakukan
penyaringan untuk memisahkan bijinya sehingga diperoleh bubur tomat
yang bersih.

2. Pemasakan Saus Tomat


a) Pendidihan

Bubur buah tomat direbus sampai mendidih dan dimasak sampai


mengental sambil diaduk-aduk dengan alat pengaduk sehingga volumenya
menjadi setengah dari volume awal.
b) Pemberian Bumbu
Bumbu-bumbu yang akan dicampurkan ke dalam bubur tomat disaring
terlebih dhulu agar yang dimasukkan adalah sari-sarinya. Bubur tomat

10
yang telah mengental, ditambahkan gula pasir dan garam sambil diaduk
sampai merata. Selanjutnya, bumbu yang telah saring dicampurkan ke
dalam bubur tomat yang sedang dimasak.
c) Pemberian Pengawet
Bubur tomat yang telah diberi bumbu, dimasak sampai diperoleh
kekentalan yang sesuai. Dalam proses pengentalan, ditambahkan zat
pewarna, asam cuka 25 %, dan natrium benzoat.
3. Pengemasan
a) Sterilisasi Botol Kemasan.
Sebelum saus tomat selesai dimasak dan siap dikemas, botol
kemasan harus siap pakai dan dalam keadaan steril. Oleh karena itu,
pemberian botol harus dilakukan sebelum atau bersamaan dengan proses
pemasakan saus.
Botol dan tutup direndam dalam ember besar atau bak cucian.
Kemudian botol digosok dengan sabun, baik bagian luar maupun dalam.
Setelah dibilas sampai bersih dan tak berbau, botol ditiriskan sampai
kering.
Menjelang digunakan, botol disterilkan dengan cara botol dikukus
selama 20 menit terhitung sejak air mendidih. Selama pengukusan, tutup
botol tidak boleh terpasang. Pencucian dan pensterilan berlaku untuk
botol yang baru atau botol yang pakai ulang.
b) Pengisian.
Dalam keadaan masih panas, saus dituang ke dalam botol yang
telah disterilkan. Permukaan saus berjarak 1 cm 1.5 cm di bawah mulut
botol. Botol yang telah diisi dengan saus tomat segera ditutup.

c) Pasteurisasi.
Cara pengawetan saus dalam kemasan dengan cara dipanaskan.
Botol berisi saus direndam dalam air mendidih selama 30 menit.
Selanjutnya, botol diangkat dan diletakkan pada posisi terbalik selama 15

11
menit. Bila terjadi perembesan, tutup botol harus diganti dan dilakukan
pasteurisasi ulang.
d) Pemasangan Segel dan Label.
Segel merupakan jaminan bahwa botol saus belum pernah dibuka.
Botol-botol yang telah disegel, diberi label. Pada label tertera merek
dagang saus, komposisi bahan yang digunakan, dan isi bersih saus.
Setelah diberi label, botol-botol saus disimpan dalam suhu kamar dan siap
untuk dipasarkan.

Syarat-syarat bahan pengemas adalah:

1. Mempunyai kemempuan penghantaran serta penyerapan panas yang


rendah.
2. Mampu menangkal keluar masuknya uap air maupun udara.
3. Mempunyai kemampuan mengembalikan sinar yang datang dari luar.
4. Mampu menangkal bahan-bahan mekanis

2.5. Proses Pengolahan Air Limbah Saus Tomat


Diagram alir proses pengolahan gabungan air limbah saus tomat industri
Tabel Peralatan Utama Instalasi Pengolahan Air Limbah dan Fungsinya:
Nama Fungsi
Bak Kontrrol Menampung sementara air limbah dan
tempat memisahkan kotoran-kotoran kasar
(sampah) yang mengalir bersama air
limbah
Kolam pemisah Memisahkan minyak/lemak dalam air
minyak dan lemak limbah dengan pengapungan
Bak equalisasi Menampung air limbah dari berbagai
sumber serta tempat homogenisasi air
limbah sebelum diolah lebih lanjut
Bak pengendap Tempat memisahkan padatan suspended

12
awal solid dalam air limbah dengan cara
gravitasi
Bioreator anaero Mengolah atau menguraikan polutan-
polutan organik yang ada dalam air limbah
dengan bantuan mikroba yang bersifat
anaerob
Bioreaktor aero Mengolah atau menguraikan polutan-
polutan organik yang belum sempat terurai
pada bioreaktor anaerob dengan bantuan
mikroba yang bersifat aerob
Bak pengendap Memisahkan padatan (mikroba) yang ikut
akhir mengalir bersama air limbah yang telah
diolah secara gravitasi

Air limbah dari masing-masing industri mula-mula dialirkan kedalam bak


kontrol yang dilengkapi saringan kasar (bar screen) untuk menyaring sampah-
sampah berukuran besar seperti daun, kertas, plastik dan lain sebagainya yang
terikut bersama air limbah. Dari bak kontrol mengalir kedalam bak pemisah lemak
atau minyak (oil & grease trap). Bak ini berfungsi untuk memisahkan lemak dan
minyak dengan pengapungan, serta untuk mengendapkan kotoran-kotoran kasar
padat yang ikut mengalir.
Khusus untuk air limbah dari industri sirup yang bersifat asam karena
mengandung asam sulfat untuk proses hidrisa, setelah melewati bak pemisah
minyak/lemak dinetratkan dengan larutan basa seperti larutan soda api.
Air limpasan dari masing-masing bak pemisah lemak dan minyak
digabung, dialirkan ke dalam unit equalisasi IPAL. Equalisasi berfungsi untuk
menghomogenkan air limbah yang masuk dari beberapa sumber, juga berfungsi
untuk mengatur debit air limbah yang harus dialirkan ke unit-unit IPAL
selanjutnya supaya jumlahnya konstan, umumnya dialirkan dengan menggunakan
pompa. Dari bak equalisasi air limbah mengalir masuk ke bak pengendap awal
yang berfungsi untuk mengendapkan padatan, misalnya berupa tanah yang berasal

13
dari pencucian botol untuk kemasan produk dan kotoran organik tersuspesi
lainnya dalam air limbah. Selain itu bak pengendap juga berfungsi sebagai bak
pengurai senyawa organik yang berbentuk padatan (sludge digestion) karena
didalam bak ini juga akan tumbuh mikroba pengurai polutan limbah. Air limpasan
dari bak pengendap awal selanjutnya mengalir kedalam bioreaktor anaerob
(biofilter anaerob) dengan arah aliran dari atas ke bawah. Bioreaktor anaerob
tersebut diisi dengan media khusus biofilter tipe sarang tawon dari bahan plastik
yang berfungsi untuk tempat melekat, tumbuh dan berkembangbiak mikroba.
Disini polutan-polutan organik yang ada dalam air limbah akan diuraikan oleh
bakteri anaerob melalui reaksi biokimia menjadi gas metana (CH4) dan gas karbon
dioksida (CO2). Beberapa lama setelah beroperasi, pada permukaan media
biofilter akan tembentuk lapisan tipis yang merupakan gumpalan mikro-
organisme. Mikroba (mikro organisme) inilah yang berfungsi menguraikan
polutan-polutan organik yang ada dalam air limbah.
Air limbah dari bioreaktor anaerob kemudian mengalir kedalam bioreaktor
aerob yang juga dilengkapi media isian biofilter berupa sarang tawon. Disini yang
bekerja adalah mikroba aerobik yang memerlukan oksigen dalam aktifitasnya.
Kebutuhan oksigen dipenuhi dengan mensuplai udara dari luar melalui unit
blower dengan system aerasi. Sambil diaerasi atau dihembuskan udara dari luar,
mikro organisme aerob akan menguraikan polutan-polutan organik yang belum
sempat terurai pada bioreaktor anaerob. Dalam system ini air limbah akan
bersentuhan dengan mikro-orgainisme baik yang tersuspensi dalam cairan
maupun yang menempel pada permukaan media yang mana hal tersebut dapat
meningkatkan efisiensi penguraian polutan organik. Disamping itu disini juga
akan terjadi proses nitrifikasi senyawa-senyawa anmonia (NH4+) oleh mikroba,
sehingga system ini disamping mengurangi polutan dari senyawa karbon juga
mampu mengeliminir polutan senyawa-senyawa anmonia. Proses ini sering
dinamakan aerasi kontak (Contact Aeration). Dari bioreaktor aerob, air dialirkan
ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini mikroba yang ikut mengalir
diendapkan, kemudian dipompa balik kembali ke bagian inlet bioreaktor aerob
untuk mempertahankan konsentrasi mikroba tetap selalu tinggi. Air limpasan

14
(over flow) dari bak pengendap akhir mengalir ke bak kontrol biologis yang telah
diisi dengan ikan sebagai media kontrol hidup. Disini ikan-ikan akan tetap hidup
segar apabila kualitas air olahan bagus, namun sebaliknya ikan-ikan akan mati
apabila kualitas air olahannya jelek. Dari bak kontrol biologis, air olahan sudah
dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran umum karena telah memenuhi
baku mutu yang ditetapkan pemerintah. Kombinasi proses biologi anaerob dan
aerob ini, selain dapat menguraikan polutan-polutan organik (BOD, COD) dan
padatan tersuspensi (SS), juga mampu menghilangkan senyawa-senyawa
ammonia, phospat dan polutan lainnya sampai ketingkat dibawah baku mutu yang
ditetapkan oleh pemerintah.

2.6. Manfaat Mengkonsumsi Saus Tomat

1. Mencegah Kerusakan Sel Kulit


Kerusakan sel kulit akan membuat kulit menjadi bermasalah,
sehingga kulit tampak kemerahan dan bahkan bisa timbul kerutan yang
membuat Anda terlihat 10 tahun lebih tua dari usia sebenarnya.
Dengan rutin mengonsumsi Saus tomat yang didalamnya terdapat Anti
Oksidan likopen, maka masalah radikal bebas bisa diatasi dan kulit
akan terlihat lebih awet muda.

2. Mencerahkan Kulit
Konsumsi Saus tomat secara rutin yang mempunyai kandungan
vitamin C dalam jumlah banyak dapat membantu mencerahkan kulit.
3. Penurun Kadar Kolesterol. Saus tomat dengan takaran 400 ml (bisa
ditambah jus tomat) selama 3 minggu bisa menurunkan kolesterol
seseorang sebanyak 13%.
4. Penurun Risiko Katarak
Dalam saus tomat, ada kandungan zat karotenoid. Zat ini
mempunyai manfaat perlindungan mata atas radikal bebas dan
pertambahan umur. Jenisnya ialah lutein dan zeksantin
5. Pelindung Paru-paru

15
Tomat memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar likopena
di dalam darah. Dengan demikian, paru-puru pun bisa terlindungi dari
radikal bebas. Akan tetapi, perlu diingat bahwa kandungan garam
dalam saus tomat yang dibeli dalam kemasan atau botol biasanya
tinggi. Saus tomat yang baik adalah saus tomat buatan sendiri dengan
kadar garam yang rendah.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan

1. Saus berasal dari kata sauce yang berarti digarami. Saus berasal dari
Amerika
2. Saus tomat memiliki 7 syarat mutu yang harus ada dalam suatu saus
tomat yang baik dan layak dikonsumsi.
3. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat saus tomat terdiri dari
bahan baku utama dan bahan baku tambahan. Bahan baku utama
pembuatan saus tomat adalah tomat segar sedangkan bahan baku

16
tambahan pembuatan saus tomat ada 6 macam yaitu bahan
Pengental, bahan Pengasam, bahan Pengawet, garam, air, dan bumbu.
4. Proses pembuatan saus tomat terdiri dari 3 tahap utama yaitu tahap
pembuatan bubur tomat, tahap pemasakan tomat dan tahap
pengemasan.
5. Mengkonsumsi saus tomat memiliki beberapa manfaat yaitu
Mencegah Kerusakan Sel Kulit, mencerahkan Kulit, penurun Kadar
Kolesterol, penurun risiko katarak, dan sebagai pelindung Paru-paru

3.2. Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat
membuat saus tomat sendiri yang aman dan dapat membuat saus tomat
dengan macam dan tampilan yang menarik.

DAFTAR PUSTAKA

Haryoto. 1998. Membuat Saus Tomat. Kanisius, Jakarta.

Suprapti, L. 2000. Membuat Saus Tomat. Trubus Agrisana, Surabaya.

17
Trisnawati, Y. 1993. Tomat: Pembudidayaan Secara Komersial. Penebar
Swadaya, Jakarta

Winarno, F. G. 1994. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai