Disusun Oleh :
Nafaulan Azzahra: 60700117037
A. Anisa Nisda: 60700117067
Jumasari: 60700117055
Irham: 60700117060
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR
Pangan yang Sudah Beredar Namun Tidak Sesuai dengan Keamanan Pangan“.
bimbingan dari beberapa pihak, untuk itu melalui kata pengantar ini penulis
Penulis
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................3
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
B. Jenis-Jenis Kemasan…………………………………………………………...8
D. Pengertian Label…………………………………………………………….15
E. Evaluasi Kemasan Pangan yang Tidak Sesuai Dengan Keamanan Pangan…16
A. Kesimpulan......................................................................................................18
B. Saran………………………………………………………………………….18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi setiap rakyat Indonesia. Pangan
harus senantiasa tersedia secara cukup, aman, bermutu, bergizi dan beragam
dengan harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat, serta tidak bertentangan
dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat. Untuk mencapai semua itu,
(Shalsabyla, 2018).
tidak mungkin ditemui produk yang dijual di pasar dalam kondisi tanpa kemasan.
melindungi produk dari penyebab kerusakan dari luar seperti cahaya, oksigen,
kelembaban, mikroba atau serangga dan juga untuk mempertahankan mutu dan
nilai gizi serta memperpanjang umur simpan. Pertimbangan lainnya adalah:
pengemasan harus didesain dengan bentuk dan ukuran yang cocok dan desain
komunikasi, serta kemudahan dalam penggunaannya, tetapi saat ini suatu kemasan
juga dituntut untuk ramah lingkungan dan turut aktif dalam memberikan
terlebih sejak tahun 2010 lalu, saat gaya hidup sehat menjadi tren dan mulai
memilih bahan baku yang aman dan sehat pada menu yang ditawarkan di setiap
restoran atau kafe yang mereka kunjungi, namun kemasan pangan yang
restoran, kafe dan usaha lainnya yang bergerak di dunia foodservice harus
menyediakan dan menggunakan kemasan yang aman, go green dan sesuai standar
kemasan pangan yang baik dan aman dari pemerintah (Sucipta, dkk., 2017).
variasi jenis kemasan sesuai dengan bahan makanan yang dikemas. Hal ini
berdampak pada perkembangan teknologi pengemasan makanan dari yang dapat
keamanan pangan?
PEMBAHASAN
suatu produk dengan tujuan untuk melindungi produk dari cuaca, guncangan dan
membedakan produk dari merek lain. Fungsi dasar kemasan adalah untuk menjaga
wadah untuk produk, yang meliputi warna, pelabelan, bentuk, desain, dan bahan
yang digunakan. Fungsi utama kemasan adalah untuk melindungi produk terhadap
kemasannya.
1. Faktor pengaman
dipilih dan diaplikasikan pada bahan pangan dan makanan memiliki kemmapuan
mikroorganisme pada bahan pangan adalah: kontaminasi dari udara atau air
melalui lubang pada kemasan yang ditutup secara hermetic, penutupan (proses
sealer) yang tidak sempurna, panas yang digunakan dalam proses sealer pada fi lm
plastik tidak cukup karena sealer yang terkontaminasi oleh produk atau
pengaturan suhu yang tidak baik, kerusakan seperti sobek atau terlipat pada bahan
kemasan.
2. Faktor ekonomi
3. Faktor Pendistribusian
4. Faktor komunikasi
citra merk, dan menjadi bagian dari promosi (mudah untuk dilihat, dipahami dan
diingat) oleh konsumen. Desain kemasan adalah bisnis kreatif yang membuat
bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi, dan eleme elemen desain dengan
5. Faktor ergonomik
diambil atau dihabiskan isinya. Sebagai contoh, kemasan besar yang dilengkapi
6. Faktor Estetika
Tujuannya adalah untuk mencapai mutu daya tarik visual secara optimal.
7. Faktor identitas
yang dikemas. Identifi kasi suatu produk sangat penting karena pada umumnya
produk perusahaan dijual bersama dengan produk lain yang sejenis. Olehkarena
itu kemasan suatu produk dapat dipakai untuk membedakan dengan produk lain
8. Faktor promosi
ini kemasan berfungsi sebagai silent sales person. Peningkatan kemasan dapat
pada desain kemasan agar konsumen tahu tentang manfaat dari produk tersebut,
mengenai polusi, salah satunya pembuangan sampah. Hal ini berkaitan dengan
kebutuhan waktu untuk mengurai sampah ketika dibuang ditanah. Oleh karena itu
B. Jenis-Jenis Kemasan
1. Kertas
Kertas ada berbagai macam jenis kertas yang dikenal, dengan sifat tertentu
dan dengan aplikasi tertentu. Kertas dibagi dua dalam klasifikasi yang luas, ialah
cultural papers atau fine paper dan industrial paper atau coarse papers. Cultural
paper: antara lain printing paper, litho paper, artpaper dan lain-lain. Industrial
paper: antara lain kraft paper, manila paper, glassine paper, grease-proof paper
dan lain-lain.
pengemasan bahan makan yaitu kertas glasin dan kertasminyak, kertas dikorasi
2. Plastik
Plastik merupakan salah satu contoh dari bahan polimer, Polimer atau
yang umum dikenal sebagai plastik ini memiliki densitas yang rendah serta
beberapa jenis plastik bersifat fleksibel dan dapat mudah dibentuk khusunya
dipanaskan.
pemakaian. Berikut ini adalah Kode, Jenis-jenis Plastik daur ulang, dan
botol plastik yang jernih, tembus pandang seperti botol air mineral, dan hampir
direkomendasikan hanya untuk sekali pakai. Jangan pakai untuk air hangat apalagi
panas.
Kode 2: HDPE (high density polyethylene) biasa dipakai untuk botol susu
Sebaiknya botol yang sudah tampak kusam dan banyak terdapat goresan tidak
dipakai.
Kode 3: PVC (polyvinyl chloride) adalah plastik yang paling sulit di daur
ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus dan botol-botol.
Kandungan dari PVC yaitu DEHA yang terdapat pada plastik pembungkus dapat
bocor dan masuk ke makanan berminyak bila dipanaskan, PVC bisa berbahaya
kuat, bisa dibilang tidak dapat di hancurkan tetapi tetap baik untuk tempat
makanan.
terutama untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat
menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi.
Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan.
styrofoam, tempat minum sekali pakai, dll. Bahan Polystyrene bisa membocorkan
Styrine berbahaya untuk otak dan sistem syaraf. Selain tempat makanan. Bahan
ini harus dihindari dan banyak negara bagian di Amerika sudah melarang
Polycarbonate.
3. Logam
4. Gelas
Gelas merupakan suatu produk anorganik yang dibuat melalui proses fusi
yang dilanjutkan dengan pendinginan. Bahan yang biasa digunakan adalah silikat,
kapur, dan soda. Setelah melewati titik fusi, campuran tersebut kemudian
didinginkan. Gelas bersifat rigid. Namun, sifat tersebut tidak disebabkan karena
secara amorphous acak. Hal ini berbeda dengan kristalisasi yang persebaran atom-
kemasan pangan terutama bahan yang dinyatakan terlarang dan/atau yang dapat
jasa yang tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan
3. PP No. 28 Tahun 2004 tentang Kemanan, Mutu dan Gizi Pangan diatur
Persyaratan dan Penerapan Cara Pengolahan Hasil Pertanian asal Tumbuhan yang
tentang Bahan Kemasan Pangan, yang memuat bahan yang diizinkan dan yang
aturan ini, maka pihak industri pangan harus berhati-hati dalam memilih dan
spesifikasi bahan dan certificate of analysis (COA) bahan additif yang dipakai
dalam bahan kemasannya. Peraturan BPOM tentang Bahan Kemasan Pangan ini
D. Pengertian Label
Laksana label merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi
mengenai produk dan penjual. Sebuah label biasa merupakan bagian dari
kemasan, atau bisa pula merupakan etiket (tanda pengenal) yang dicantelkan pada
produk (Fajar, 2008). Label biasanya terbuat dari kertas, laminasi kertas atau film
plastic dengan atau tanpa tambahan perekat, label dapat mencakup keseluruhan
kemasan atau hanya setempat saja, dapat dipotong dalam berbagai bentuk berbeda
untuk melengkapi kontur suatu struktur kemasan (Marianne dan Sandra, 2013) .
produk atau gambar yang dirancang dengan rumit yang merupakan satu kesatuan
dengan kemasan. Label bisa hanya mencantumkan merek atau informasi (Philip,
2000).
Ayat (1) Undang-Undang Pangan, baik ditulis atau dicetak dengan menggunakan
1. Nama Produk
b. Penggunaan nama produk pangan yang sudah terdapat dalam Standar Nasional
Indonesia
a. Bahan yang digunakan dalam proses produksi dicantumkan pada Label sebagai
b. Nama untuk bahan yang digunakan tersebut di atas adalah nama yang lazim
digunakan.
Persyaratan pencantuman berat bersih atau isi bersih dalam satuan metrik
yaitu:
a. Pangan padat dinyatakan dengan berat bersih (satuan: miligram (mg), gram (g),
kilogram (kg)).
b. Pangan semi padat atau kental dinyatakan dengan berat bersih atau isi bersih;
(satuan :miligram (mg), gram (g), kilogram (kg), mililiter (ml atau mL) atau liter
(l atau L) ).
c. Pangan cair dinyatakan dengan isi bersih. (satuan: mililiter (ml atau mL), liter (l
atau L)).
d. Penulisan untuk menerangkan bentuk butiran atau bijian adalah seperti contoh
berikut: “Berat bersih: 1 gram (Isi 5 butir @ 200 mg)”, “Berat bersih: 1 gram (5
pada Label. Alamat perusahaan paling sedikit mencantumkan nama kota, kode
pos dan Indonesia. Jika nama dan alamat perusahaan tersebut tidak ada kode pos
atau tidak terdapat dalam buku telepon, maka harus mencantumkan alamat
perusahaan secara jelas dan lengkap sebagaimana diatur dalam Pasal 26 Peraturan
dibuktikan dengan sertifikat halal dari dari lembaga yang berwenang di Indonesia.
b. Khusus IRTP, izin pencantuman halal pada label, diberikan oleh Balai Besar/
Balai POM setempat setelah setelah pangan IRTP dinyatakan halal oleh lembaga
yang berwenang di Kab/ Kota/ Provinsi yang dibuktikan dengan sertifikat halal
Kode produksi pangan olahan wajib dicantumkan pada Label, wadah atau
kemasan pangan, dan terletak pada bagian yang mudah untuk dilihat dan dibaca,
produksi pangan yang diproses pada kondisi dan waktu yang sama.
produsen.
a. Nomor izin edar terdapat pada Surat Persetujuan Pendaftaran yang diterbitkan
oleh Badan POM RI untuk produk pangan yang memenuhi kriteria atau
persyaratan berdasarkan hasil penilaian keamanan, mutu dan gizi pangan olahan,
b. Nomor izin edar biasanya disebut juga sebagai nomor pendaftaran pangan dan
wajib dicantumkan pada label pangan olahan yang dikemas. Ketentuan ini berlaku
untuk produk pangan yang dihasilkan oleh industri pangan bukan kategori IRTP.
9. Asal Usul Bahan Pangan Tertentu.
bersumber, mengandung, atau berasal dari hewan atau Pangan yang diproduksi
melalui proses khusus, misalnya, Rekayasa Genetik Pangan atau Iradiasi Pangan.
a. Keterangan dan atau pernyataan tentang pangan olahan harus benar dan tidak
b. Label memuat tulisan yang jelas, dapat mudah dibaca, teratur dan tidak
berdesak-desakan.
c. gambar, warna maupun desain lainnya tidak boleh mengaburkan tulisan pada
Label.
3) Terletak pada bagian kemasan pangan yang mudah untuk dilihat dan dibaca.
e. Label yang melekat atau ditempelkan pada kemasan harus melekat kuat
Kemasan pangan yang tidak sesuai dengan keamanan pangan yang akan
kami bahas yaitu produk “makaroni panda”. Makaroni panda merupakan produk
Jenis kemasan yang digunakan makaroni panda yaitu jenis plastik. Namun
pada kemasan tidak tertera logo jenis plastik yang digunakan sehingga konsumen
tidak mengetahui apakan jenis plastik yang digunakan sebagai kemasan ini aman
atau tidak.
2. Tidak terdapat logo halal. Hal ini menyebabkan konsumen tidak dapat
mengetahui apakah produk ini halal atau tidak. Hal ini juga dapat mempengaruhi
3. Tidak ada kejalasan alamat pabrik. Hal ini karena pada kemasan hanya
tertera nama negara saja yaitu Indonesia tanpa adanya nama kota.
kemasan serta berwarna putih dan ukuran penulisan yang kecil menyebabkannya
PENUTUP
A. Kesimpulan
dan digunakan untuk dengan mudah pengiriman dan tujuan keamanan kemudian
mengenai produk dan penjual. Sebuah label biasa merupakan bagian dari
kemasan, atau bisa pula merupakan etiket (tanda pengenal) yang dicantelkan pada
produk.
pada kemasan maupun label salah satunya yitu jenis kemasan yang digunakan
makaroni panda yaitu jenis plastik. Namun pada kemasan tidak tertera logo jenis
plastik yang digunakan sehingga konsumen tidak mengetahui apakan jenis plastik
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Penulis akan memperbaiki makalah
tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun
Ahmed, R. R., Parmar, V., dan Amin, M. A. 2014. Impact of Product Packaging
on Consumer ‟ s Buying Behavior. European Journal of Scientific Research,
120 (March), 145–157.
Angipora, Marinus. 2002. Dasar-Dasar Pemasaran. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta