Anda di halaman 1dari 21

PENGANTAR ILMU KEMASAN

Disusun Oleh :

IMAM HARI PRASTIO

19001030

POLITEKNIK NEGERI MEDIA KREATIF


PROGRAM STUDI TEKNIK KEMASAN
2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentu kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik,
Sholwat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti – nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran. Sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah pengantar ilmu
kemasan.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik, serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
Dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Kemasan yaitu Bapak Drs. Mukhyidin Djaiz,
M.Si yang telah membimbiing dalam penulisan makalah ini.
Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Jakarta , 20 november 2019


Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................................1

B. Pengertian Kemasan ...........................................................................................2

C. Tujuan .................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Fungsi Kemasan .................................................................................................3

B. Permintaan Pasar dan Brand Image ....................................................................5

C. Kemasan Fleksibel ..............................................................................................7

D. Kemasan Masa depan .........................................................................................9

E. Labeling ............................................................................................................11

F. Go Green ...........................................................................................................14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................................16

ii
i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah Kemasan

Kemasan telah dikenal sejak jaman purba. Manusia purba


menggunakan kulit binatang dan keranjang rumput yang dibuat mewadahi
hasil berburu dan cocok tanam. Kemudian 8.000 tahun yang lalu, bangsa
Cina membuat aneka ragam keramik untuk mewadahi benda padat ataupun
cair. Orang Indonesia kuno membuat wadah dari bambu untuk menyimpan
benda cair.

Menjelang abad pertengahan, bahan-bahan kemasan terbuat dari kulit,


kain, kayu, batu, keramik, dan kaca. Tetapi jaman itu kemasan masih
terkesan seadanya dan lebih berfungsi hanya untuk melindungi barang
terhadap pengaruh cuaca dan mempermudah barang untuk dibawa.

Pada tahun 1950an saat banyak muncul swalayan, kemasan mulai berperan
besar meski hanya sebagai alat informasi dan baru tahun 1980 produsen
berlomba-lomba untuk menciptakan kemasan dalam merebut perhatian
calon pembeli. Disinilah kemasan mengambil alih tugas penjualan dalam
menarik perhatian, menggambarkan keistimewaan produk, dan daya tarik
untuk membeli. Jenis kemasan tertentu juga memiliki nilai tambah dimana
setelah care product (produk inti) digunakan, konsumen masih bisa
memanfaatkan kemasan dalam keperluan lainnya.

1
B. Pengertian Kemasan

Kemasan adalah satu kesatuan dalam satu produk dan bukan sampah

Pengemasan menurut WTO

Suatu sistem terpadu untuk mengawetkan, menyiapkan produk hingga siap untuk
ditransportasikan dan didistribusikan ke kosumen akhir dengan cara yang mudah
dan efisien.

C. Tujuan

Agar kita dapat memahami apa yang dimaksud dengan kemasan dan
mengerahui berbagai macam – macam kemasan yang ada di dunia, fungsi
kemasan, dan sebagainya yang sudah saya uraikan di bab pembahasan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Fungsi Kemasan

- Fungsi kemasan dari segi marketing

1. Sebagai brand image

2. Sebagai sarana promosi terselubung

3. Sebagai unit penjualan

- Fungsi kemasan secara teknis

1. Sebagai wadah

2. Sebagai pelindung

3. Sebagai sarana pemindahan

4. Sebagai dispenser

Pengelompokan kemasan

1. Individual pack

2. Transport Pack

Alasan kemasan diperlukan

- Meningkatkan citra produk dan meningkatkan nilai tambah

- Melindungi produk terhadap resiko kerusakan selama transportasi

- Sebagai wadah, mempermudah, mengangkat , mengangkut, dan memberikan


informasi rinci isinya.

3
Kemasan sebagai pelindung:

Kemasan melindungi produk dari pengaruh luar, biasanya kemasan melindungi


dari sinar ultra violet, kelembaman, dan melindungi dari pengaruh handling yang
tidak benar.

Kemasan sebagai daya tarik:

Dari bentuk, ukuran, warna, serta informasi yang dicetak kan menimbulkan daya
tarik, sehingga kemasan dapat dibandingkan dengan kemasan produk - produk
jenis lainnya.

Kemasan sebagai promosi terselubung:

Secara tidak langsung, perwajahan suatu kemasan dapat menjadi iklan


gratis/promosi terselubung bila didisplay di etalase atau pada saat
pendistribusiannya.

Kemasan sebagai penanda:

Dari cetakan yang ada di kemasan, jelas terlihat jumlah isi kemasan jenis
produknya, berat, atau ukuran dan tanda – tanda lainnya yang diperlukan.

Menentukan jenis kemasan:

1. Kumpulkan data dan analisa produknya tentang berat, volume, ukuran, bentuk,
sifat – sifatnya, serta penyebab kerusakannya.

2. Pelajari kebutuhan konsumen, budaya setempat, daya beli, dan segmen


pasaryang dituju.

3. Cara pendistribusiannya apakah lewat distributor/langsung konsumen.

4
B. Permintaan Pasar dan Brand Image

Segmen pasar yang dituju:

Budaya suatu bangsa, kelompok, komunitas sangat berperan bagi penjualan


produk. Kemasan untuk masing – masing tujuan pasar dapat berbeda walaupun
barang yang dijual sama.

Permintaan Pasar:

- Budaya - Praktis - Perwajahan Total - Hadiah

- Tren - Makanan B.T.P - Daya Beli

Kemasan harus atraktif:

Bentuk kemasan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan harus selalu mengikuti
trend yang ada, sehingga dapat tampil selangkah lebih maju dari kemasan
sejenisnya.

5
Kemasan harus ergonomis:

Ukuran disesuaikan dengan isi, dan mudah disusun sehingga dapat ditumpuk
sesuai ketentuan. Mudah dipegang dan dapat berdiri tegak.

Perwajahan total:

Gunakan warna cerah pada logo dan merk, serta usahakan huruf tidak tumpang
tindih. Label harus jelas dan komplit, serta penampilan gambar/ilustrasi yang baik
sangat memperngaruhi 75% keputusan untuk membeli. Secara tidak langsung
perwajahan suatu kemasan dapat menjadi iklan gratis atau promosi terselubung.

Brand Image:

Brand Image adalah reprentasi dan keseluruhan persepsi terhadap brand. Brand
image berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan referensi terhadap
sebuah brand.

Keunggulan Brand Image:

1. Mendatangkan pembeli

2. Mempunyai ciri khas

3. Mudah diingat

Yang harus dimiliki brand image:

1. Kualitas

2. Mudah dilihat

3. Mudah dibaca

4. Mudah diingat

6
C. Kemasan Fleksibel

Kemasan fleksibel adalah kemasan yang menggunakan bahan – bahan yang


fleksibel (kertas, film, foil, film metalized) yang pada umumnya dicetak dan
dilaminasi dalam bentuk gulungan dan dapat berubah bentuk mengikuti bentuk
isinya.

Tujuan proses laminasi plastk:

Setelah dicetak dengan sistem rotogravure atau flexo, pada umumnya suatu bahan
belum dapat digunakan sebagai kemasan fleksibel, karena biasanya bahan yang
mudah dicetak tidak dapat direkatkan hingga tertutup rapat dengan cara “heat
sealling”. Oleh karena itu supaya bahan tersebut dapat memenuhi fungsinya
sebagai wadah dan pelindung, pada bahan tersebut ditambahkan suatu bahan lain
yang bersifat dapat di “heat seal” atau bersifat pelindung. Proses penambahan
bahan tersebut disebut sebagai proses laminasi atau coating.

Komponen dalam bahan proses laminasi:

1. Substrat berupa film

2. Perekat berupa resin (biji plastik) atau adhesive

3. Seal layer atau barier berupa film

4. Mesin laminasi

Teknologi laminasi:

1. Adhesive Lamination

1.1. Wet Lamination

1.2. Dry Lamination: Solvent Based

1.3. Dry Lamination: Solvent Free

7
2. Polymer Extrusion

3. Hot Melt Coating/Lamination

Bahan kemasan kertas:

Kertas terdiri dari 3 kelompok :

1. Kertas Budaya, yang umumnya digunakan untuk mencetak dan untuk ditulis.

2. Kertas Industri, yang biasanya diigunakan untuk kemasan.

3 .Kertas Khusus, yang mempunyi ciri-ciri khusus.

Kertas budaya memiliki ciri:

1. Biasanya bewarna putih

2. Sebagai bahan cetaakan

3. Tahan disimpan lama.

4. Berat dasar 40-160 gr/ m2

5. Umumnya bentuk nya lembaran.

Kertas industri memiliki ciri:

1. Warna kearah kuning dan coklat.

2. Sebagai pembungkus luar.

3. Direncanakan sekali pakai.

4. Berat dasar kurang dari 100gr/m2

5. Umumnya berbentuk roll.

8
Kertas khusus memiliki ciri:

1. Bersifat spesifik.

2. Jangka simpan lama.

3. Ditambahkan tanda-tanda khusus.

4. Berat dasar bervariasi.

5. Tersedia bentuk roll / lembaran.

Kemasan dari kertas:

1. Paper Cup

2. Paper Bag

3. Paper Fold

4. Paper Tube

5. Paper Tray

Kaleng / Logam :

-Steel Sheet… 3 pieces can.

-Aluminium…2 pieces can.

D. Kemasan Masa Depan

Kemasan masa depan merupakan suatu kemasan yang dapat mengikuti kemajuan
teknologinya baik bentuk, penggunaan bahan, jenis, ukuran, desain, perwajahan
total, dan kualitas, serta hanya yang dikehendaki.

9
Contoh: Teknologi berkembang kemasannya cenderung mengecil dan kadang kala
bentuk dan jenisnya (bahan) berkembang.

Kemasan dalam era globalisasi:

- Merek dagang dan kualitas

- Harapan konsumen

- Standard Internasional

- Isu lingkungan

- Perdagangan internasional dan transport

- Pola bisnis baru/jaringan distribusi

- Persaingan

10
Merek dagang dan kualitas:

Promosi dan kualitas yang dihasilkan suatu produk dan kepercayaan konsumen
terhadap produk tersebut yang akan mengantarkan ke produk berkelas dan akan
selalu diingat. Hal ini yang menjadi brand image dimasyarakat.

Standard internasional:

Standard internasional penggunaan ISO sangat digunakan untuk kualitas produk,


pola produksi, keamanan. Standard masing masing negara harus mengacu ke ISO.

Jaringan distribusi:

Cara penyebaran dan pendisatribusian suatu produk menentukan target pasar suatu
produk dan menentukan segmen pasar yang dituju, serta jaringan distribusi harus
selalu diciptakan agar dapat mencakup area yang diinginkan.

Isu lingkungan:

Penggunaan bahan baku yang tidak mudah didaur ulang sangat dibenci dan
ditinggalkan, karena akan berdampak pada lingkungan sekitar seperti misalnya
bahan plastik.

Perdagangan internasional:

Syarat impor dan ekspor ditentukan oleh kesepakatan internasional yang selalu
berubah dengan permintaan konsumen.

E. Labeling

Labeling pangan merupakan salah satu saran informasi mengenai pangan/produk


yang bersangkutan. Label keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar,
tulisan, kombinasi bahan, waktu kadaluarsa, yang disertakan pada pangan,
dimasukan ke dalam, ditempelkan pada, dicetak pada, atau merupakan bagian
kemasan pangan yang selanjutnya disebut label.

11
Undang Undang Pedoman Pelabelan Produk Pangan:

1. UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan.

2. UU No. 7 tahun 1996 tentang pangan.

3. UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.

4. Peraturan Pemerintah No. 96 tahun 1999 tentang label dan iklan pangan.

5. Keputusan pemerintah No. 103 tahun 2001 tentang kedudukan, tugas,


pemerintah non departemen, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan
Presiden No. 46 tahun 2002.

6. Keputusan Presiden No. 110 tahun 2001 tentang unit organisasi dan tugas
eselon 1 lembaga non departemen, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan
Presiden No. 48 tahun 2002.

Tujuan:

1. Melindungi masyarakat dari peredaran produk pangan yang tidak memenuhi


standar.

2. Mencegah dan meminimalkan terjadinya pelanggaran atas peraturan perundang


undangan dibidang pelabelan pangan.

3. Penyusunan pedoman umum pelabelan produk pangan pada umumnya


bertujuan untuk memudahkan pemahaman dan penerapan baik bagi produsen
maupun konsumen mengenai ketentuan pelabelan pangan sesuai peraturan
perundanga undangan.

5. Sebagai acuan penilaian keamanan pangan, sertifikasi dan inspeksi produk


pangan.

Sasaran:

Sasaran pedoman pelabelan produk pangan adalah meningkatnya pemahaman


para produsen, importir, distributor produk pangan, dan konsumen., petugas

12
pengawasan keamanan, mutu, dan gizi pangan, serta para praktisi bidang pangan
mengenai pelabelan produk pangan sesuai dengan undang undang yang berlaku.

Persyaratan pelabelan:

- Tidak mudah lepas dari kemasannya

- Tidak mudah luntur atau rusak

- Terletak pada bagian kemasan pangan yang mudah untuk dilihat dan dibaca

- Keterangan yang dicantumkan harus benar dan tidak menyesatkan

Isi label pangan:

- Nama produk

- Berat bersih atau isi bersih

- Nama dan alamat pihak yang memproduksi

- Pangan ke dalam wilayah Indonesia

- Nomor pendaftaran

- Komposisi atau daftar bahan

- Keterangan kadaluarsa

- Tanggal dan kode produksi

Label pangan dibagi 2, yaitu:

1. Bagian utama

2. Bagian informasi

13
Bagian utama:

Bagian dari label yang memuat keterangan penting untuk diketahui oleh
masyarakat pada umumnya.Bagian dari label yang memuat keterangan penting
untuk diketahui oleh masyarakat pada umumnya.

Bagian informasi:

Bagian infromasi adalah bagian label yang tidak termasuk bagian utama label.

Bahasa dan tulisan apakah yang dapat digunakan pada label?

Produk pangan yang di perdagangkan di Indonesia, harus menggunakan label


dalam Bahasa Indonesia angka Arab dan Huruf Latin. Bahasa Asing dapat
digunakan sepanjang tidak bertentangan dengan keterangan dalam Bahasa
Indonesia.Penggunaan Bahasa, angka arab dan huruf latin diperbolehkan
sepanjang tidak ada padanya atau tidak dapat diciptakan padanya, atau dalam
rangka perdagangan pangan luar negeri.

E. Go Green

Go Green

Ideal Pack Geen Packaging Future Packaging

1. Memudahkan 1. Aman 1. Proposional

2. Perwajahan total 2. Perlindungan 2. Optimal

3. Labeling komplit 3. Labeling 3.MinimumPackaging

4. 4. Atraktif 4. Brand Image

5. Ramah lingkungan 5. Ramah lingkungan 5. Ramah lingkungan

14
Go green adalah situasi yang seimbang, terjaga, aman, dan menghasilkan
situasi/kondisi yang harmonis atau suatu gerakan/ajakan untuk melakukan
langkah-langkah yang dapat memulihkan kondisi lingkungan yang saat ini sedang
memburuk.

* Suatu kemasan disebut go green apabila:

1. Bahan recycle.

2. Hasil akhir tidak mengganggu lingkungan (bisa didaur ulang).

3. Bahan tidak mengandung logam berat (Cr,Cd,dan Ag).

- Misal, pasti ada di tinta (yang murah) mengandung logam berat.

- Kemasan food grade: walaupun ada logam berat tapi masih aman.

- Melamin semua yang ada/ditimbulkan ada efek samping.

4. Adanya regulasi

* Logam berat:

- Cu : tembaga

- Cr : kromium

- CD : kadmium

- Ag : perak

* Dalam optimal ada:

1. Quality

2. Cost

3. Delivery

4. Service

15
* Labeling dalam ideal pack kaitannya adalah labeling komplit.

* Atraktif dalam future packaging yang menentukan adalah brand image.

* Aman dalam future packaging berkaitan dengan timbulnya sampah.

* Proporesional: keperluannya saja (tidak melebih-lebihkan), seperlunya saja.

* Yang harus diperlukan/penting dalam future packaging:

1. Recycle

2. Standard

* Packaging yang ideal :1. Praktis

2. Perwajahan total

* Jika tidak menggunakan bahan yang ramah lingkungan yang akan terjadi
kerusakan hayati, hutan, ekosistem, perubahan iklim drastis. Karena bahan yang
digunakan tidak bisa didaur ulang.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan produk


yang sudah jadi menjadi siap ditransportasikan, didistribusikan, disimpan
sementara di etalase toko/swalayan, dijual, ke konsumen, hingga
digunakan/dikonsumsi oleh konsumen dengan cara yang murah dan
efisien.Kemasan bukanlah sampah, produk yang layak dijual harus menggunakan
kemasan, untuk itu produk membutuhkan kemasan. Jika tidak ada produk maka
kemasan tidak akan ada.

16
Seiring perkembangan zaman, kemasan sudah melapaui fungsi dasarnya
sebagai pembungkus dan pelindung. Fungsi kemasan yang semula secara teknis,
berkembang menjadi fungsi kemasan secara marketing. Kemasan sudah menjadi
sebuah alat yang berfungsi sebagai “silent salesman” di rak-rak toko dan rumah
konsumen sehingga meningkatkan fungsi kemasan untuk dapat memberikan daya
tarik kepada konsumen melalui aspek branding, perwajahan, dan desain.

Alasan mengapa kemasan itu diperlukan, yaitu:

1. Menjaga produk sampai batas kadaluarsa dan dari pengaruh intern seperti
kontaminasi antara produk dengan kemasan.

2. Melindungi produk dari pengaruh luar seperti kelembaban akan melindungi


dari CO2, O2, dan uap air.

3. Sebagai informasi dan identitas suatu produk, dengan adanya kemasan


konsumen dapat membaca informasi tersebut dengan lengkap, mudah dikenali dan
dapat ditelusur.

4. Mencegah pemalsuan produk dengan memberikan fungsi pada kemasan


contohnya, tanda hologram pada kemasan,

5. Memudahkan handling dan transportasi produk dengan adanya tingkatan dari


sebuah kemasan produk lebih mudah dan lebih aman ditransportasikan.

17

Anda mungkin juga menyukai