DISUSUN OLEH :
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada dasarnya semua buku yang telah ditulis oleh para penulis memiliki
keunikan masing-masing, namun ada juga diantara mereka yang masih memiliki
kekurangan, hingga buku tersebut belum begitu sempurna untuk dipelajari. Tapi
seharusnya, kita harus sangat berterimakasih kepada para penulis buku, karena
mereka telah memberikan ilmu mereka untuk kita sehingga kita dapat belajar dari
buku-buku mereka.
Oleh karena itu, saya membuat Critical Book ini, untuk melihat kelebihan dan
kelemahan dari buku yang berjudul “ the art of packing” oleh Sri julianti, Pada mata
kuliah desain produk kami mempelajari banyak tentang kemasan yang baik dan
benar. Pembuatan Critical book ini di dasarkan untuk memenuhi dan menyelesaikan
tugas pada mata kuliah desain produk yang sesuai dengan kurikulum yang di
gunakan oleh universitas kami yaitu KKNI.
B. informasi bibliografi
Sejarah Kemasan
Kemasan telah dikenal sejak zaman manusia purba. Masyarakat primitive
menggunakan kulit binatang dan keranjang rumput untuk mewadahi buah-buahan
yang dipungut dari hutan. Kemudian 8000 tahun yang lalu, bangsa Cina membuat
aneka ragam keramik untuk mewadahi benda padat ataupun cair. Masyarakat
Indonesia kuno membuat wadah dari bambu untuk menyimpan benda cair.
Menjelang abad pertengahan, bahan-bahan kemasan terbuat dari kulit, kain, kayu,
batu, keramik dan kaca. Tetapi pada zaman itu, kemasan masih terkesan seadanya
dan lebih berfungsi untuk melindungi barang terhadap pengaruh cuaca atau proses
alam lainnya yang dapat merusak barang. Selain itu, kemasan juga berfungsi sebagai
wadah agar barang mudah dibawa selama perjalanan.
Selama berabad-abad, fungsi sebuah kemasan hanyalah sebatas untuk
melindungi barang atau mempermudah barang untuk dibawa. Seiring dengan
perkembangan zaman, barulah terjadi penambahan nilai fungsional dan peranan
kemasan dalam pemasaran mulai diakui sebagai satu kekuatan utama dalam
persaingan pasar. Peranan kemasan baru dirasakan pada tahun 1950-an, supermarket
mulai banyak bermunculan, dimana kemasaran harus “dapat menjual” produk di rak-
rak toko. Tetapi pada saat itu pun kemasan hanya berfungsi memberikan informasi,
memberitahu kepada konsumen tentang apa isi atau kandungan di dalam kemasan
tersebut. Baru pada tahun 1980-an dimana persaingan dalam dunia usaha semakin
tajam dan kalangan produsen saling berlomba untuk merebut perhatian calon
konsumen, bentuk dan model kemasan dirasakan sangat penting peranannya dalam
strategi pemasaran. Disini kemasan harus mampu menarik perhatian,
menggambarkan keistimewaan produk dan “membujuk” konsumen. Pada saat inilah
kemasan mengambil alih tugas penjualan pada saat jual beli terjadi.
Definisi kemasan
Kemasan berasal dari package yang artinya membungkus atau mengemas.
Secara harfiah pengertian “packaging” dapat diartikan sebagai pembungkus atau
kemasan. Secara sederhana kemasan dapat diartikan sebagai suatu benda yang
berfungsi untuk melindungi, mengamankan produk tertentu yang berada didalamnya
serta dapat memberikan citra tertentu pula untuk membujuk penggunanya.
Menurut Wikipedia, Kemasan merupakan system yang terkoordinasi untuk
menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan,
dijual dan dipakai. Menurut WTO (World Trade Organization) pengemasan adalah
suatu system terpadu untuk mengawetkan, melindungi, menyiapkan produk, hingga
siap untuk ditransportasi dan didistribusikan ke konsumen dengan cara yang efektif,
efisien, murah dan mudah. Ada beberapa alas an utama pengemasan, diantaranya:;
a. Untuk keamanan produk yang dipasarkan
Kemasan dapat melindungi produk dalam perjalanannya dari produsen ke konsumen.
Produk-produk yang dikemas biasanya lebih bersih, lebih menarik dan tahan
terhadap kerusakan yang disebabkan oleh cuaca.
b. Untuk membedakan produk kita dengan produk pesaing
Kemasan dapat melaksanakan program pemasaran. Melalui kemasan identifikasi
produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya mencegah pertukaran oleh
produk pesaing dan membedakan produknya
c. Untuk meningkatkan penjualan
Karena itu kemasan harus dibuat menarik dan unik, dengan demikian diharapkan
dapat memikat dan menarik perhatian konsumen.
BAB II
Dalam dunia moderen seperti sekarang ini, masalah kemasan menjadi bagian
kehidupan masyarakat sehari-hari, terutama dalam hubungannya dengan produk
pangan. Sejalan dengan itu pengemasan telah berkembang dengan pesat menjadi
bidang ilmu dan teknologi yang makin canggih. Ruang lingkup bidang pengemasan
saat ini juga sudah semakin luas, dari mulai bahan yang sangat bervariasi hingga
model atau bentuk dan teknologi pengemasan yang semakin canggih dan menarik.
Bahan kemasan yang digunakan bervariasi dari bahan kertas, plastik, gelas, logam,
fiber hingga bahan-bahan yang dilaminasi. Namun demikian pemakaian bahan-bahan
seperti papan kayu, karung goni, kain, kulit kayu , daun-daunan dan pelepah dan
bahkan sampai barang-barang bekas seperti koran dan plastik bekas yang tidak etis
dan hiegenis juga digunakan sebagai bahan pengemas produk pangan.
Bentuk dan teknologi kemasan juga bervariasi dari kemasan botol, kaleng,
tetrapak, corrugated box, kemasan vakum, kemasan aseptik, kaleng bertekanan,
kemasan tabung hingga kemasan aktif dan pintar (active and intelligent packaging)
yang dapat menyesuaikan kondisi lingkungan di dalam kemasan dengan kebutuhan
produk yang dikemas. Minuman teh dalam kantong plastik, nasi bungkus dalam daun
pisang, sekarang juga sudah berkembang menjadi kotak kotak katering sampai
minuman anggur dalam botol dan kemasan yang cantik berpita merah. Susunan
konstruksi kemasan juga semakin kompleks dari tingkat primer, sekunder, tertier
sampai konstruksi yang tidak dapat lagi dipisahkan antara fungsinya sebagai
pengemas atau sebagai unit penyimpanan, misalnya pada peti kemas yang dilengkapi
dengan pendingin (refrigerated container) berisi udang beku untuk ekspor. Industri
bahan kemasan di Indonesia juga sudah semakin banyak, seperti industri penghasil
kemasan karton, kemasan gelas, kemasan plastik, kemasan laminasi yang produknya
sudah mengisi kebutuhan masyarakat dan dunia industri. Di samping itu hingga saat
ini di pedesaan masih banyak dijumpai masyarakat yang hidup dari bahan pengemas
tradisional, seperti penjual daun pembungkus (daun pisang, daun jati, daun waru dan
sebagainya), atau untuk tingkat industri rumah tangga terdapat pengrajin industri
keranjang besek, kotak kayu, anyaman serat, wadah dari tembikar dan lain-lain.
Industri kemasan di negara-negara maju telah lama berkembang menjadi
perusahaanperusahaan besar yang bergerak dalam usaha produksi bahan atau produk
pengemas seperti kaleng (American Can Co), karton (Pulp and Paper Co), plastik
(Clearpack), botol plastik PET (Krones), kemasan kotak laminasi (Tetrapak,
Combibloc), gelas, kertas lapis, kertas alumunium dan lain-lain yang produknya
diekspor ke berbagai belahan dunia. Industri lain yang berkaitan dengan pengemasan
adalah industri penutup kemasan seperti penutup botol (Bericap), industri sealer
meachine dan industri pembuat label dan kode pada kemasan.
C. KLASIFIKASI KEMASAN
Menurut saya buku yang berjudul besar “the art of packaging” ini mempunyai
kekurangan dan juga kelebihan.
Kelebihan buku
a. Bermula dari cover terlihat indah dan bagus pemilihan warna nya dan
mempunyai perpaduan warna yang cocok dan cerah.
b. Lanjut ke halaman selanjutnya akan di tunjukkan tentang bibliografi
tentang buku yang bagi saya itu sudah sangat lengkap.
c. Di dalam buku ini terdapat gambar yang membuat pembaca lebih
memahami materi.
d. Segi penulisan nya sangat rapi dan sangat jelas terlihat tulisan nya.
e. Setiap penjelasan materi disertai dengan contoh.
f. Buku ini menjelaskan materi secara ringkas dan padat.
g. Sangat terkhusus untuk enterpreneur muda dalam mendapatkan ide
h. dengan membaca buku ini bisa menjadi tahu jenis-jenis kemasan dan
proses pembuatan packaging sehingga kelak bisa memberikan masukan
kepada tim operations untuk mempertimbangkan jenis kemasan lain demi
efisiensi biaya.
Kelemahan buku
a. Buku ini menjelaskan banyak menggunakan bahasa asing yang sebaiknya
ada perbaikan karna tidak setiap orang mengerti.
b. Karna banyak nya bahasa asing sehingga peminat kurang mendalami
materi pada buku
c. Di buku ini tidak ada ringkasan singkat tentang materi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari review di atas menurut saya, Buku The Art of Packaging ini wajib dibaca
oleh siapapunyang memiliki kepentingan atau bisnis yang ada hubungannya dengan
kemasan. Profesional marketing yang produknya berupa barang dan/atau dibungkus
kemasan sebaiknya membaca buku ini untuk memperkaya dan memperluas
wawasan. Para pelaku bisnis di industri Consumer Goods, terlepas di fungsi apapun,
sebaiknya menyediakan waktu untuk membaca buku. Seorang business analyst di
FMCG dengan membaca buku ini bisa menjadi tahu jenis-jenis kemasan dan proses
pembuatan packaging sehingga kelak bisa memberikan masukan kepada tim
operations untuk mempertimbangkan jenis kemasan lain demi efisiensi biaya.
B. Saran
Semoga pada cetakan selanjutnya hal – hal yang menjadi kekurangan pada buku
yang saya review ini dapat di minimalisir sehingga pembaca terutama tenaga
pendidik atau mahasiswa seperti saya dapat menjadikan buku ini sebagai referensi
dasar untuk mengetahui tentang bagaimana cara pengemasan makanan yang baik dan
benar.
DAFTAR PUSTAKA
https://girinarasoma.com/2015/10/13/buku-the-art-of-packaging/
Lampiran