Anda di halaman 1dari 13

UNIT 3

PENGEMASAN PRODUK KERAJINAN

A. KONSEP DAN FUNGSI

Kemasan memiliki fungsi utama memandu konsumen memahami informasi nilai


secara detail sebuah produk tanpa membukanya. Tampilan luar sebuah produk harus mampu
mempresentasikan produk agar konsumen memiliki keinginan untuk membeli. Karakter
produk harus ditampilkan secara tersirat secara informatif, atraktif, unik, sederhana, modern,
dan familiar.

Gambar 3.1 Desain Kemasan Karya Fajar Adi


(Sumber: https://2.bp.blogspot.com/--rT7TZiXynM/Uz-kDeQRx5I/AAAAAAAAAns/JSCaiRJSKPg/s1600/
desain+kemasan+kopi+luwak+fajar.jpg)

Gambar 3.3. Kemasan Aksesoris Rambut Karya Brittany


Gambar 3.2. Kemasan
(sumber: thehousethatlarsbuilt.com/Living Lars,2020)
(sumber: https://snapy.co.id/gambar/artikel/jenis-
kardus-kemasan-dan-ide-kemasan.jpg)

By : Eni Ulfatus S, S.Pd., Gr Halaman 24


Identitas daerah seperti motif atau ikon daerah dapat menjadi elemen artistic yang
menghiasi kemasan sekaligus menambah daya tarik bagi konsumen. Kemasan yang bagus
dan tahan lama seringkali disimpan sebagai koleksi. Identitas daerah dapat diwujudkan
dengan mengolah motif khas dan menampilkannya dalam bagian utama atau bagian kecil di
kemasan.

B. SEJARAH DAN TEKNIS PENGEMASAN PRODUK KERAJINAN

Sejarah kemasan dimulai sejak manusia mengenal jual-beli barang baik barang
kebutuhan sehari-hari hingga karya seni seperti perhiasan, keramik, sutera, dan lain-lain.
Pengemasan adalah kegiaan mencipta bungkus untuk melindungi karya seni yang
diperjualbelikan secara massal dan melalui distribusi panjang mulai dari rumah produksi,
etalase took, hingga rumah pembeli agar barang tetap dalam kondisi yang baik meski
melalui proses yang panjang.
Sejarah kemasan dari buku Steven Du Puis dan John Silva berjudul Package Design
Workbook (2011, 12) mengurutkan sejarah

By : Eni Ulfatus S, S.Pd., Gr Halaman 25


By : Eni Ulfatus S, S.Pd., Gr Halaman 26
C. TUJUAN, MANFAAT, DAN JENIS BAHAN PENGEMASAN PRODUK KERAJINAN

Kemasan dapat diartikan sebagai wadah atau pembungkus yang berguna mencegah
atau mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan yang dikemas atau yang
dibungkusnya.

a. Tujuan Pengemasan produk kerajinan adalah sebagai berikut.


(1) Kemasan memenuhi syarat keamanan dan kemanfaatan.
Kemasan melindungi produk dalam perjalanannya dari produsen ke konsumen.
(2) Kemasan dapat mendukung program pemasaran.
Melalui kemasan identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya
mencegah pertukaran oleh produk lainnya.
(3) Kemasan merupakan suatu cara untuk meningkatkan laba perusahaan. Oleh karena
itu, perusahaan harus membuat kemasan semenarik mungkin.

b. Manfaat pengemasan produk kerajinan adalah sebagai berikut.


(1) Produk-produk yang dikemas biasanya lebih bersih, menarik, dan tahan terhadap
kerusakan yang disebabkan oleh cuaca.
(2) Kemasan merupakan satu-satunya cara perusahaan membedakan produknya (ciri
pembeda produk).
(3) Kemasan yang menarik dapat memikat dan menarik perhatian konsumen (menambah
daya tarik produk).
(4) Kemasan dapat menambah nilai jual produk.

c. Jenis Bahan kemasan produk kerajinan adalah sebagai berikut.


(1) Kemasan Kertas
Kemasan kertas merupakan kemasan fleksibel yang pertama sebelum
ditemukannya plastik dan alumunium voil. Saat ini kemasan kertas masih banyak
digunakan dan mampu bersaing dengan kemasan lain seperti plastic dan logam
karena harganya yang murah, mudah diperoleh, dan penggunaannya yang luas.
Kelemahan kemasan kertas adalah sifatnya yang sensitive terhadap air dan mudah
dipengaruhi oleh kelembaban udara lingkungan. Berikut adalah contoh kemasan dari
bahan kertas.

(1) (2)

Gambar 3.4. Kemasan Kertas untuk Produk Kerajinan


(sumber (1) Setyowati dkk.Kemdikbud.2017 (2) http://www.arenajualbeli.com)

By : Eni Ulfatus S, S.Pd., Gr Halaman 27


(2) Kemasan Kayu
Kayu merupakan bahan pengemas tertua yang diketahui oleh manusia dan
secara tradisional digunakan untuk mengemas berbagai macam produk padat seperti
barang antik dan emas, keramik, dan kain. Di Negara-negara yang mempunyai
sumber kayu alam dalam jumlah banyak, kayu merupakan bahan baku dalam
pembuatan palet, peti, atau kotak kayu. Tetapi saat ini penyediaan kayu untuk
pembuatan kemasan juga banyak menimbulkan masalah karena makin langkanya
hutan penghasil kayu. Desain kemasan kayu tergantung pada sifat dan berat prosuk,
konstruksi kemasan, bahan kemasan dan kekuatan kemasan. Penggunaan kemasan
kayu baik berupa peti, tong kayu atau palet sangat umum di dalam transportasi
berbagai komoditas dalam perdagangan internasional. Pengiriman produk kerajinan
seperti keramik dibungkus dengan peti kayu agar dapat melindungi keramik dari
resiko pecah. Kemasan kayu umumnya digunakan sebagai kemasan tersier untuk
melindungi kemasan lain yang ada di dalamnya. Dalam mendesain kemasan kayu,
diperlukan proses alternative dan bahan-bahan teknik yang tepat untuk membuat
kemasan yang lebih ekonomis.

Gambar 3.5. Kemasan dari Kayu


(Sumber: Setyowati dkk.Kemdikbud.2017)

(3) Kemasan Plastik


Kemasan yang paling banyak kida temui adalah kemasan plastic. Beberapa
jenis kemasan plastic yang dikenal adalah polietilen, polipropilen, polyester, nilon,
dan vinil film. Enam puluh persen penjualan plastic yang ada di dunia menggunakan
kemasan platik polistiren, polipropilen, polivinil klorida, dan akrilik. Produk
kerajinan banyak menggunakan kemasan plastic jenis akrilik. Akrilik adalah nama
Kristal termoplastik yang jernih dengan nama dagang Lucie, Barex, dan Plexiglas.
Beberapa sifat akrilik adalah kaku dan transparan, penahan yang baik terhadap
oksigen dan cahaya, titik leburnya rendah. Akrilik banyak digunakan sebagai bahan
pelapis untuk bahan keras, dan dahulu digunkaan untuk gigi palsu dan kacamata.
Berikut kemasan dari bahan plastik.

Gambar 3.6. Kemasan dari Plastik

By : Eni Ulfatus S, S.Pd., Gr Halaman 28


(Sumber: Setyowati dkk.Kemdikbud.2017)
Produk karya kerajinan yang siap dipasarkan sebaiknya dikemas dengan baik
agar terlihat lebih menarik dan terlindungi dari kerusakan. Kemasan dibuat dengan
memperhatikan jenis bahan dan bentuk produk kerajinannya. Kemasan untuk produk
kerajinan yang terbuat dari bahan alam, dapat diberi silica antijamur yang dapat
dibeli di took kimia. Kemasan tidak hanya disiapkan untuk karya kerajinan yang
dijual, namun karya kerajinan yang akan dipamerkan. Bahan untuk kemasan bias
dibuat dari bahan alam, maupun bahan sintesis. Misalnya, karya kerajinan dari
limbah kaca diberi kemasan kotak kayu, kerajinan aksesoris dari batu diberi wadah
kotak dari kardus, kerajinan perhiasan diberi wadah kotak berlapiskan bludru, dan
sebagainya.

Gambar 3.7. Kemasan dari Plastik


(Sumber: Setyowati dkk.Kemdikbud.2017)

D. PENGEMASAN PRODUK

Pada tahap pengenalan proses pengemasan, guru perlu menjelaskan kosa kata
internasional tentang rangkaian aktivitas yang mengacu pada rangaian kegiatan yang
dilakukan oleh setiap calon pengusaha sebelum meluncurkan produk ke public. Kegiatan ini
adalah untuk memilih, menentukan, dan membuat citraan produk agar mudah diingat oleh
masyarakat.
David Airey dalam bukunya Logo Design Love (2010) menjelaskan bahwa masyarakat
cenderung membeli nilai visual produk dibandingkan nilai actual dari produk tersebut. Oleh
karena itu, proyek pengemasan produk yang berhasil di masyarakat tidak hanya
mempertimbangkan nilai actual produk tetapi juga gaya visual desain kemasan yang unik
mampu beriringan dengan tren. Enam kunci sukses pengemasan produk menurut Steven
du Puis dan John Silva dalam bukunya Package Design Workbook (2011) adalah:
proaktif, terhubung secara emosional dengan masyarakat, tidak mudah puas dengan
keseimbangan, fokus pada nilai-niai inti, validasi yang tepat, dan kolaborasi.
Sebelum memulai kegiatan, guru dapat menjelaskan pengertian dari setiap tahapan
pegemasan secara umum yakni: membuat logo, menentukan bentuk dan gaya visual
kemasan, pelabelan serta fotografi produk.
Tahapan detail proses pengemasan produk adalah sebagai berikut.
1. Menentukan bentuk dan gaya visual kemasan,
adalah kegiatan menentukan atmosfer produk sebagai upaya menarik minat target
pasar sesuai nilai guna produk dan memperindah tampilan kemasan. Pada tahap ini
produsen biasanya menggunakan pendapat ahli di bidang seni rupa untuk memberikan

By : Eni Ulfatus S, S.Pd., Gr Halaman 29


sentuhan visual artistic agar produk dapat tampil meski dari rabaan luar saja. Perlu
diingat bahwa hal terpenting dalam menentukan bentuk ialah kesesuaian dengan bentuk
produk yang akan dikemas. Tambahan visual memiliki fungsi menyalurkan keindahan
produk asli dari tampilan luar. Biasanya, produsen menggunakan karya seni rupa seperti
ilustrasi, lukisan, hingga desain motif tertentu untuk menggambarkan gagasan artistic
yang mencerminkan nilai guna produk. Pada kegiatan penambahan dan penentuan
bentuk serta gaya visual kemasan ini, guru dapat menyarankan peserta didik untuk
menggunakan motif, ilustrasi, atau lukisan yang menggambarkan nilai lokalitas daerah
massing-masing.
Kemasan bisa dikategorikan sebagai kemasan lunak dan kemasan keras. Kemasan
lunak seperti plastic, kertas, foil. Sementara kemasan keras seperti akrilik, karton, kayu,
plastic keras, dan sebagainya. Kemasan harus memiliki manfaat melindungi produk,
terutama saat produk ditransportasikan. Sehingga merancang kemasan harus betul-betul
disesuaikan dengan bentuk produk. Selain itu kepraktisan penggunaannya juga harus
dipikirkan, seperti membuat produk mudah dibawa, membuat produk aman guncangan,
dimanakh produk akan dipasarkan, dan sebagainya.

2. Perancangan Logo
Adalah kegiatan perancangan tanda atau ikon yang menampilkan ciri khas produk
dalam bentuk visual tentang penamaan merek dagang. Bentuk logo dapat dirangkai dari
nama, sifat, gaya, bentuk produk. Logo seringkali berbentuk sederhana seperti tulisan
yang digayakan, tulisan dengan gambar, atau gabungan keduanya. Logo yang baik,
setidaknya harus memiliki tiga nilai yakni: sederhana, mudah diingat, dan tak lekang
oleh perubahan zaman. Biasanya, bentuk logo dapat berubah. Alasannya selain
pemodernan adalah pemilik utama ide produk berpisah dengan rekan bisnisnya.
Sehingga jika kita lihat logo-logo merek dagang dengan standar terbaik dari produk
apapun mulai dari baju, perhiasan, transportasi, minuman, dan makanan selalu
menggunakan logo yang sama selama bertahun-tahun.

Gambar 3.8. (kiri) sketsa desain logo karya David Rothwell dan (kanan) desain logo karya David Peters

By : Eni Ulfatus S, S.Pd., Gr Halaman 30


(sumber: (kiri) Behance/David Rothwell, 2017, (kanan) Behance/David Peters, 2020)
3. Pelabelan
Adalah kegiatan mengkonsep tampilan detail produk dari mulai judul, bahan,
ukuran, teknik pembuatan, dan keterangan pendukung lain hingga harga. Label biasanya
muncul di kemasan produk degan grafis berbentuk kolom namun terdapat juga label
yang menempel dengan produk.

By : Eni Ulfatus S, S.Pd., Gr Halaman 31


Contoh pelabelan merek dagang pada produk:

Gambar 3.9. Contoh Pelabelan Merek Dagang Karya Alyce Blossom Heart Quilts
(sumber: blossomheartquilts.com/ Alyce, 2018)

Contoh pelabelan merek dagang pada kemasan:

Gambar 3.10. Contoh Pelabelan Keasan Oleh Kemayu And Co


(sumber: instagram/kemayuandco, 2022)

By : Eni Ulfatus S, S.Pd., Gr Halaman 32


Contoh bentuk final pengemasan:

Gambar 3.11. Contoh dokumentasi bentuk final pengemasan produk, karya Kemayu and Co
(sumber: Instagram.com/kemayuandco, 2022)

By : Eni Ulfatus S, S.Pd., Gr Halaman 33


By : Eni Ulfatus S, S.Pd., Gr Halaman 34
DAFTAR PUSTAKA
Waryanti, Dessy R, dkk. 2022. Buku Panduan Guru Prakarya dan Kewirausahaan: Kerajinan
untuk SMA/MA Kelas XI. Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Republik Indonesia.
Setyowati, Cahyadi, & Dwi. 2017. Prakarya dan Kewirausahaan Edisi Revisi. Kementerian
Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Jakarta: 44-48.

By : Eni Ulfatus S, S.Pd., Gr Halaman 35


By : Eni Ulfatus S, S.Pd., Gr Halaman 36

Anda mungkin juga menyukai