Anda di halaman 1dari 25

PENGEMASAN

1. Pengertian dan Sejarah Pengemasan

Pengemasan adalah cabang ilmu yang mempelajari usaha-usaha manusia dalam


mengawetkan bahan pangan dengan menggunakan bahan-bahan pembungkus tertentu yang
sesuai dengan sifat masing-masing produk, sehingga terhindar dari kerusakan yang
diakibatkan oleh pengaruh dari luar. Pengemasan merupakan salah satu cara untuk
melindungi atau mengawetkan produk pangan maupun non-pangan. Adapun kemasan adalah
suatu wadah atau tempat yang digunakan untuk mengemas suatu produk yang dilengkapi
dengan label atau keterangan – keterangan termasuk beberapa manfaat dari isi kemasan.
Menurut catatan sejarah, pengemasan telah ada sejak 4000 SM. Pada waktu itu peradaban
manusia telah tinggi. Hal tersebut dikarenakan telah adanya pertukaran barang niaga antara
Mesir dan Mesopotamia, serta Cina dan India. Secara tradisional nenek moyang
menggunakan bahan kemasan alami untuk mewadahi bahan pangan seperti buluh bumbu,
daun-daunan, pelepah atau kulit pohon, kulit binatang, rongga batang pohon, batu, tanah liat,
tulang, dan sebagainya. Seiring berjalannya waktu, kemasan mengalami kemajuan.

2. Fungsi Pengemasan

Fungsi pengemasan dikelompokkan ke dalam 2 jenis fungsi, yaitu fungsi utama dan fungsi
lain.

Fungsi utama:

a. Melindungi bahan pangan dari kerusakan-kerusakan dan penguraian.


b. Mempermudah dalam pengangkutan/transportasi.

Fungsi lain:

a. Mempertahankan produk agar lebih bersih dan higienis.


b. Membantu dalam proses pengolahan
c. Mengurangi kemungkinan tercecer atau terbuangnya bahan selama distribusi
d. Mempertahankan gizi produk yang dikemas
e. Sebagai alat pemasaran, media informasi, dan sekaligus sarana promosi
3. Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis Kemasan
a. Faktor kenampakan
Pengemasan sangat dipengaruhi oleh bentuk dan dekorasi permukaannya, dimana
kemasan harus dirancang sedemikian rupa agar menarik dan memberikan penjelasan
mengenai produk yang dikemas.
b. Faktor perlindungan
Menentukan jenis kemasan untuk digunakan juga tergantung dari sifat produk, tempat
tujuan pengiriman, cara distribusi, dan daya simpan yang dikehendaki.
c. Faktor biaya
Menentukan jenis kemasan juga perlu dipertimbangkan dari segi harganya. Kemasan
yang digunakan harus serendah mungkin. Biaya kemasan meliputi: harga wadah,
penanganan dan penyimpanan, pengiriman produk, asuransi, daya tarik
konsumen/reklame
d. Faktor penanganan
Faktor penanganan berkaitan dengan mudah tidaknya penanganan wadah sehabis
digunakan. Hal tersebut berhubungan erat dengan pengamanan lingkungan. Terdapat 3
cara untuk penanganan wadah bekas pakai, yaitu:
 Dileburkan untuk dimanfaatkan menjadi kemasan baru.
 Dimanfaatkan untuk keperluan lain
 Dimusnahkan ke dasar laut atau dengan pembakaran.

4. Aspek yang Perlu Diperhatikan terkait Peranan Pengemasan.


Pengemasan bahan pangan harus memenuhi beberapa kondisi atau aspek untuk dapat
mencapai fungsi dan peranannya, yaitu:
 Bahan pengemas harus memenuhi persyaratan tertentu.
 Metode atau teknik pengemasan bahan pangan harus tepat.
 Pola distribusi dan penyimpanan produk hasil pengemasan harus baik.
5. Pentingnya Pengetahuan terhadap Bahan Kemasan
a. Bagi Produsen
Membutuhkan pengetahuan bahan pangan kemasan yang dapat melindungi produk yang
dihasilkan, membuat produk lebih menarik, ekonomis, dan aman.
b. Bagi Konsumen
Mengetahui bahan kemasan yang mampu mempertahankan mutu produk dan aman ketika
produk pangan yang dikemas akan dikonsumsi.

6. Manfaat Kemasan
Pemberian kemasan pada suatu produk memberikan tiga manfaat utama, yaitu:
a. Manfaat Komunikasi
Manfaat utama kemasan adalah sebagai media pengungkapan informasi produk
kepada konsumen. Informasi tersebut meliputi cara menggunakan produk, komposisi
produk, dan informasi khusus (efek sampingan, frekuensi pemakaian yang optimal,
dan sebagainya). Informasi lainnya berupa segel atau symbol bahwa produk tersebut
halal dan telah lulus pengujian/disahkan oleh instansi pemerintah yang berwenang.
b. Manfaat Fungsional
Kemasan seringkali juga memastikan peranan fungsional yang penting, seperti
memberikan kemudahan, perlindungan, dan penyimpanan. Contoh: pasta gigi
Colgate mengubah kemasannya menjadi pumpdispenser untuk memudahkan
penggunaannya.
c. Manfaat Perspetual.
Kemasan juga bermanfaat dalam menanamkan persepsi tertentu pikiran konsumen.
Misalnya air mineral seperti Aqua diberi kemasan berwarna biru muda untuk
memberikan persepsi bahwa produknya segar dan sehat.

7. Kriteria Bahan Kemasan


a. Melindungi produk pangan yang dikemasnya
 Melindungi dari kerusakan fisik, perubahan kadar air, gas, dan penyinaran (cahaya)
 Harus bersifat tidak toksik dan inert (tidak bereaksi dengan bahan pangan)
b. Sanitasi dan syarat-syarat kesehatan terjamin
bahan kemasan tidak boleh digunakan bila dianggap tidak dapat menjamin sanitasi atau
syarat – syarat kesehatan. Misalnya karung adalah kemasan yang paling banyak
digunakan, namun penggunaan karung untuk mengemas produk yang dikonsumsi tanpa
mengalami pencucian atau pemasakan terlebih dahulu merupakan hal yang tidak
dibenarkan.
c. Dapat mencegah pemalsuan
Kemasan juga berfungsi sebagai pengaman dengan cara membuat kemasan yang khusus
sehingga sukar dipalsukan dan bila terjadi pemalsuan dengan cara menggunakan kemasan
yang telah digunakan akan mudah dikenali.
d. Kemudahan dalam membuka atau menutup. Pada umumnya konsumen akan memilih
produk dengan kemasan yang mudah dibuka, seperti kemasan tetra pack daripada
kemasan botol yang lebih sukar dan memerlukan alat khusus untuk membuka tutupnya.
e. Kemudahan dan keamanan dalam mengeluarkan isi. Kemudahan dan keamanan dalam
mengeluarkan isi perlu dipertimbangkan, sehingga isi kemasan dapat diambil dengan
mudah dan aman, atau dengan kata lain tidak banyak tercecer, terbuang atau tersisa di
dalamnya.
f. Kemudahan dalam penanganan, pengangkutan, dan distribusi.
g. Memenuhi kebutuhan ukuran, bentuk dan bobot, mudah dibuat, mudah dibentuk atau
dicetak. Ukuran kemasan berhubungan sangat erat dengan penanganan selanjutnya, baik
dalam penyimpanan, transportasi maupun sebagai alat untuk menarik perhatian
konsumen. Biasanya kemasan disesuaikan dengan sarana yang ada, misalnya sebagai
pengangkutnya adalah pesawat terbang, maka tinggi dan lebarnya tidak boleh melebihi
ukuran pintu pesawat terbang yang akan mengangkutnya dan sebagainya. Ada kalanya
kemasan didisain sedemikian rupa sehingga bentuknya sangat indah dan menarik, kadang
– kadang dibuat untuk memberi kesan bahwa isinya lebih banyak dari kemasan lainnya
yang serupa, misalnya botol yang ramping dibandingkan dengan botol yang pendek.
Bentuk kemasan sangat mempengaruhi effisiensi penggunaan ruang penyimpanan, cara
penyimpanan, daya tarik konsumen dan cara pembuatan serta bahan kemasan yang
digunakan. Banyak konsumen yang berbelanja karena tertarik oleh kemasannya dengan
bentuk yang aneh – aneh, misalnya bentuk oval/patung dan sebagainya lebih disukai.
Pada umunya produsen selalu berusaha untuk mengurangi berat kemasan yang digunakan
karena dengan berkurangnya berat berarti energi yang dibutuhkan untuk transportasi akan
berkurang pula sehingga akan menurunkan harga jual dari produk yang bersangkutan.
Hal ini akan lebih menarik bagi konsumen, sehingga dapat diharapkan untuk
memenangkan persaingan Kemasan juga harus mudah dibuat, dibentuk dan dicetak agar
mengefektifkan waktu dan mengurangi kerugian akibat kerusakan kemasan saat dibuat.
h. Membantu promosi atau penjualan. Kemasan harus memiliki penampilan yang menarik
bila ditinjau dari segala segi, baik dari segi bahan, estetika maupun dekorasi. Dalam hal
ini produsen harus tahu dengan tepat ke lokasi mana produk akan dipasarkan. Karena
selera masyarakat berbeda – beda. Kemasan yang menarik akan membuat konsumen
tertarik pada produk tersebut sehingga dapat membantu penjualannya.
i. Memiliki permeabilitas udara yang sesuai dengan jenis bahan yang akan dikemas.
j. Mudah dikerjakan secara massif dan harganya relative murah. Salah satu cara untuk
mempertahankan produk tersebut terjangkau oleh daya beli konsumen adalah
menurunkan biaya pengemasan sampai batas dimana kemasan masih dapat berfungsi
dengan baik. Hal ini penting karena konsumen akan melakukan pemilihan terhadap
produk yang sama yang ditawarkan dengan harga yang lebih rendah.
k. Tidak merusak lingkungan.

8. Pengelompokan Kemasan
a. Berdasarkan Frekuensi Pemakaian
 Disposable (sekali pakai), kemasan yang langsung dibuang setelah dipakai. Contoh:
bungkus plastik untuk es krim, permen, bungkus dari daun-daunan, dan sebagainya.
 Multitrip (kemasan yang dapat digunakan berulang kali). Kemasan yang umumnya
tidak dibuang oleh konsumen, tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk
kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contoh: botol minuman, botol kecap, dan
botol sirup.
 Semi Disposable, kemasan yang dapat digunakan untuk kepentingan lain oleh
konsumen. Contoh: botol untuk tempat air minum di rumah, kaleng biscuit untuk
tempat kerupuk dan sebagainya.
b. Berdasarkan Struktur Sistem Kemas
 Kemasan primer, kemasan yang langsung mewadahi atau membungkus bahan
pangan. Contoh: kaleng susu, botol minuman, bungkus tempe, dan sebagainya.
 Kemasan sekunder, kemasan yang berfungsi melindungi kelompok-kelompok
kemasan primer. Contoh: kotak karton untuk wadah susu dalam kaleng, kotak kayu
untuk buah yang dibungkus, dan keranjang tempe.
 Kemasan tersier, kemasan yang digunakan setelah produk dikemas secara primer dan
sekunder. Contoh: jeruk yang sudah dibungkus, kemudian dimasukan kedalam
kardus, dan dimasukan ke dalam kotak.
 Kemasan kuartener, kemasan yang digunakan setelah produk dikemas secara primer,
sekunder dan tersier. Contoh: jeruk yang sudah dibungkus, kemudian dimasukan
kedalam kardus, dimasukan ke dalam kotak, dan dimasukan ke dalam peti kemas.
c. Berdasarkan Kekakuan Bahan Kemasan
 Kemasan fleksibel, merupakan kemasan yang terbuat dari bahan kemasan yang
mudah dilenturkan tanpa adanya retak/patah. Contoh: plastik dan kertas.
 Kemasan kaku/rigid, merupakan kemasan yang terbuat dari bahan kemasan yang
bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan, patah bila dibengkokan, dan relative lebih
tebal dari kemasan fleksibel. Contoh: kayu, gelas, dan logam
 Kemasan semi kaku/ semi fleksibel, kemasan yang memiliki sifat-sifat antara
kemasan fleksibel dan kemasan kaku. Contoh: botol plastik (botol susu, kecap, saus,
dan sebagainya)
d. Berdasarkan Sifat Perlindungan terhadap Lingkungan
 Kemasan hermetis (kemasan tahan uap dan gas), merupakan kemasan yang secara
sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, udara, atau uap air. Selama kemasan masih
hermetis, kemasan tidak dapat dilalui oleh bakteri, kapang, ragi, dan debu. Contoh:
kaleng, botol gelas yang ditutup secara hermetis.
 Kemasan tahan cahaya, merupakan kemasan yang tidak bersifat transparan sehingga
tidak dapat ditembus oleh cahaya. Kemasan ini cocok untuk bahan pangan yang
mengandung lemak dan vitamin yang tinggi serta makanan hasil fermentasi (karena
cahaya dapat mengaktifkan reaksi kimia dan aktivitas enzim). Contoh: kemasan
logam, kertas, foil, dan botol atau wadah gelas yang dibuat gelap atau keruh.
 Kemasan tahan suhu tinggi, merupakan kemasan tahan panas yang digunakan untuk
bahan yang memerlukan proses pemanasan, pasteurisasi, dan sterilisasi. Umumnya
kemasan ini terbuat dari logam dan gelas.
e. Berdasarkan Tingkat Kesiapan Pakai
 Kemasan siap pakai, merupakan bahan kemasan yang siap untuk diisi dengan bentuk
yang telah sempurna. Contoh: botol dan wadah kaleng.
 Kemasan siap dirakit/wadah lipatan, merupakan bahan kemasan yang masih
memerlukan tahap perakitan sebelum diisi. Keuntungan kemasan jenis ini adalah
penghematan ruang dan kebebasan dalam menentukan ukuran. Contoh: wadah yang
terbuat dari kertas/karton
f. Berdasarkan Sifat Edible
 Kemasan Non-Edible, merupakan bahan pengemas yang tidak boleh dimakan karena
bisa mengganggu atau membahayakan kesehatan. Contohnya kemasan gelas, kayu,
plastik, alumunium foil, dan sebagainya.
 Kemasan Edible, merupakan bahan pengemas berupa lapisan tipis dan kontinu yang
terbuat dari bahan yang dapat dimakan. Kemasan Edible terdiri dari Edible film dan
Edible coating. Edible film diaplikasikan setelah sebelumnya dicetak dalam bentuk
lembaran. Adapun edible coating diaplikasikan dan dibentuk secara langsung pada
permukaan bahan pangan yang dapat dilakukan dengan metode pencelupan (dipping),
pembusaan (foaming), penyemprotan (spraying), penuangan (casting), dan aplikasi
penetesan terkontrol. Penggunaan kemasan edible banyak dijumpai pada pembuatan
kapsul obat, permen, sosis, pelapis coklat, dan sebagainya.
g. Berdasarkan jenis Bahan yang Digunakan
 Kemasan kayu
 Kemasan kaca gelas
 Kemasan logam
 Kemasan plastik
 Kemasan kertas dan karton

KEMASAN KAYU
A. Pendahuluan mengenai Kemasan Kayu

Kayu merupakan bahan pengemas tertua yang diketahui oleh manusia. Secara tradisional kaya
digunakan untuk mengemas berbagai macam produk pangan padat dan cair, seperti buah-buahan,
sayuran, teh, dan sebagainya. Kayu yang berwarna terang lebih baik dari kayu yang berwarna
gelap, karena kayu yang berwarna gelap biasanya banyak mengandung tanin, yang jika
berhubungan langsung dengan bahan yang dikemas akan mengurangi kesegarannya. Kayu yang
digunakan juga harus tanpa perlakuan kimiawi.

Kemasan kayu umumnya digunakan sebagai kemasan tersier untuk melindungi


kemasan lain yang ada di dalamnya. Kemasan kayu yang sudah berisi bahan harus diberi
tanda yang memuat keterangan isi dari kemasan dengan menggunakan bahan yang mudah
dilihat dan tidak mudah luntur. Tanda atau label pada kemasan kayu harus berisi informasi
tentang :
- Nama barang yang dikemas

- Ukuran

- Isi (jumlah atau volume bahan)

- Mutu Kayu

- Jenis Kayu

- Tanda pengenal dan nama perusahaan


B. Faktor-faktor Penting dalam Pemilihan Bahan Kayu Kemasan
 Densitas (massa jenis atau kerapatan) kayu
 Kemudahan pemakuan
 Ketersediaan
 Jenis produk yang akan dikemas
 Kekuatan
 Kekakuan
 Panjang kayu
C. Pembuatan Kemasan Kayu
Sebelum dibuat menjadi kemasan, kayu yang telah ditebang dari pohonnya dikonversi terlebih
dahulu. Kayu hasil konversi direkatkan satu dengan yang lainnya dengan menggunakan bahan
perekat. Jenis bahan perekat dan metode perekatan akan mempengaruhi kekuatan dari kemasan
kayu yang dihasilkan.

a. Jenis-jenis kayu hasil konversi


1) Kayu gergajian
Kayu gergajian dibuat dengan cara membuang kulit dari kayu log (kayu
gelondongan), kemudian dilakukan pemotongan dengan panjang dan lebar sesuai
kebutuhan dengan menggunakan mesin pernggergajian. Ukuran kayu yang akan
digunakan sebagai bahan pengemas biasanya 50 mm x 150 mm atau 25 mm x 20 mm.
2) Kayu lapis
Dibuat dengan cara mengupas kayu log/kayu gelondongan membentuk lapisan veneer
dengan cara seperti kerja pengerut pensil. Tahapan dalam pembuatan kayu lapis:
 Bentuk kayu log dengan kadar air yang tinggi dan konsisten.
 Mesin pengupas akan mengubah kayu log menjadi ukuran-ukuran veneer yang
permukaannya halus dan mempunyai kecenderungan terhadap retak/robek yang
kecil.
 Lapisan veneer yang masih basah dikeringkan dengan alat pengering untuk
menurunkan kadar airnya.
 Lapisan veneer selanjutnya direkatkan satu sama lain dengan menggunakan
perekat resin sintetis.

Kayu lapis untuk kemasan biasanya mempunyai jumlah lapisan 3, 4, 5, atau 7 lapisan.

3) Papan Serat
Banyak diaplikasikan pada nampan-nampan untuk buah dan sayuran yang diperkuat
dengan pengikat. Kategori papan serat yang cocok untuk bahan pengemas:
 Hard Board standar dengan densitas 800 kg/m3, tebal 2-6 mm.
 Hard Board tahan air dengan densitas 960 kg/m3, tebal 3-12 mm.
 Medium Board dengan densitas 500-900 kg/m3, tebal 8-12 mm
4) Papan Partikel
Dibuat dari serpihan-serpihan kayu sisa dan direkat dengan perekat mesin sintetis.
Jenis-jenis papan partikel yaitu:
 Papan kayu chip (wood chipboard)
 Papan kayu flake (wood flakeboard)
 Papan kayu wafer (wood waferboard)
 Oriented strandboard

Flakeboard, waferboard, dan oriented strandboard merupakan jenis papan partikel


yang sesuai digunakan untuk bahan pengemas karena ringan dan mudah dipaku.

b. Bahan Perekat
Bahan perekat yang digunakan dalam pembuatan kemasan kayu akan mempengaruhi
batas keselamatan selama pengangkutan, sehingga perlu diperhatikan. Jenis bahan
perekat yang dapat digunakan adalah baja (tradisional), paku, kawat jepret (staples), lem
flexible
D. Jenis Kemasan Kotak Kayu
a. Kotak Kayu Gergajian
Dibuat dari kayu gergajian yang disusun atau ditumpuk sesuai dengan ukuran yang
mempunyai tebal, lebar dan panjang yang sama. Namun jika panjang kayu tidak sama,
maka perbedaan antara kayu terpanjang dan terpendek tidak boleh melebihi 30 cm dan
harus rata pada salah satu ujungnya. Bentuk kotak kayu gergajian adalah berbentuk box
dan case, dengan 11 desain dasar yaitu:
 Disain dasar kotak berukuran 500 x 300 x 200 mm (p x l x t) dengan tebal kayu
sebesar 0.8 mm dan untuk komponen dasar tebalnya 15 mm yang bertujuan untuk
menjaga keseimbangan kekuatan.
 Combed Tenon Box (20-100 kg). Diaplikasikan pada jenis kotak crate untuk minuman
atau field box untuk buah-buahan dan sayuran.
 Internally battend box. Modifikasi dari jenis kotak dasar tetapi di dalamnya dilengkapi
dengan pengikat bentuk segitiga atau segiempat.
 Kotak dengan pengikat ujung (Battened End Box, 50-300 kg)
 Kotak dengan Panel Ujung (Paneled End Box, 50-400 kg) Dilengkapi dengan
pengikat untuk bagian atas dan bawah.
 Battened Top (Base Case), 50-350 kg
 Kotak dengan pengikat keliling (Birth Battened Case, 100-400 kg)
 Kotak panel dan pengikat keliling (Girth Battened and Panneled Case), max 500
kg.
 Kotak panel dengan tiga pengikat (Triple Battening and Panneled Case)
 Tiga pengikat dengan Ceruk Panel (Triple Battened with Recessed Panel, 800 kg).
 Girth Battened Single Braced Case (450 kg).
b. Kotak Kayu Lapis
Ukuran standar dari kotak kayu lapis adalah 2440 x 1224 mm atau 2400 x 1200 mm.
Penggunaan kotak kayu lapis cukup luas untuk transportasi karena:
 Ukuran lebih tipis, tetapi kekuatannya sama seperti papan kayu gergajian.
 Lebih kecil dan lebih ringan
 Panel lebih seragam
 Daya tahan terhadap retak tinggi
 Pemakuan mudah

Jenis-jenis kotak kayu lapis :

 Basic Plywood Box, maksimum 30 kg

 Battened Top (Base Case), maksimum 40 kg

 Kotak kayu Lapis Berpanel (Panneled Plywood Case), 300 kg

 Lock Corner Panneled, 400 kg.

 Lock Corner/Compression Battened, 600 kg.

c. Kotak Berbingkai
Jenis kotak ini menjadi alternatif pengganti kotak kayu gergajian dan kotak kayu lapis
yang berukuran besar dan berat. Dua tipe basis dari kotak kayu berbingkai, yaitu : tipe
penyangga (skid type) dan tipe jendela (sill type).
d. Peti Kerat (Crates)
Peti krat digunakan sebagai pengemas selama pengangkutan. Untuk memperkuat peti krat maka
rasio antara tinggi kotak dan panjang harus diperhatikan, untuk barang yang berat maka rationya
adalah 1 : 2 (maksimum).
e. Kotak Berkawat
Kotak berkawat yaitu peti kayu dimana lembaran sisi-sisi samping, atas dan dasar diikat
dengan tali kawat. Kedua ujung kotak dikonstruksikan secara terpisah, lalu kedua ujung
tersebut dikuatkan dengan cara penguncian sehingga menjadi satu unit boks yang
komplit.
f. Kotak dengan Sisi Logam
Kotak dengan sisi logam menggunakan pemancang logam pada pinggir kotak disamping
pemakuan pengikat kayu lunak untuk membentuk suatu badan panel.
E. Kelebihan dan Kekurangan Kemasan Kayu
Kelebihan:
Memberikan perlindungan mekanis yang baik terhadap bahan yang dikemas, karakteristik
tumpukan yang baik dan mempunyai rasio kompresi daya tarik terhadap berat yang
tinggi.
Kekurangan:
 Penggunaan kayu untuk kemasan menyebabkan masalah lingkungan dan
pembuangan, karena tidak dapat didaur ulang, sedangkan volumenya cukup besar.
 Ketidakcukupan pengetahuan akan teknik dasar seperti struktur kayu, metode
perakitan dan sebagainya. Hingga saat ini perakitan kemasan kayu masih dilakukan
dengan cara yang sederhana, dan jarang sekali dilakukan pengamatan terhadap
kandungan air kayu, rancang bangun/ disain yang efisien, pengikatan/ pelekatan tidak
dengan jenis pengikat dan ukuran yang benar, sehingga dihasilkan kemasan kayu
dengan kekuatan yang rendah. Akibatnya nilai ekonomis kemasan kayu menjadi
rendah.

KEMASAN KACA GELAS

A. Pendahuluan tentang Gelas/Kaca

Gelas/kaca adalah benda yang transparan, cukup kuat, biasanya tidak bereaksi dengan bahan
kimia, dan tidak aktif secara biologi yang bisa dibentuk dengan permukaan yang sangat halus
dan kedap air. Oleh karena sifatnya yang sangat ideal gelas/kaca banyak digunakan di banyak
bidang kehidupan juga termasuk kemasan produk hasil olahan. Adapun dalam dunia farmasi
kemasan ini sering digunakan sebagai kemasan primer untuk obat berbahan cair.
B. Sifat Kaca secara Umum
a. Padatan amorf
b. Berwujud pada tapi susunan atom-atomnya seperti pada zat cair.
c. Tidak memiliki titik lebur yang pasti (terdapat rentang tertentu)
d. Mempunyai viskositas cukup tinggi
e. Transparan, tahan terhadap serangan kimia kecuali hydrogen fluorida
f. Efektif sebagai isolator
g. Mampu menahan vakum tetapi rapuh terhadap benturan.
C. Bagian Kemasan Kaca
1. Penutup/tutup
2. Leher
3. Bahu
4. Batas pegangan bagian atas
5. Badan
6. Batas pegangan bagian bawah
7. Dasar
8. Tumit
9. Stippling
D. Jenis Kemasan Kaca
1. Kemasan Botol (Narrow neck)
Botol merupakan pengemas dari kaca yang mempunyai leher langsing dari badannya.
Bagian leher bulat dan menyempit sehingga memudahkan penuangan isi dan
mempersempit ruangan tutup. Pada umumnya botol berbentuk oval, lonjong dan silinder
dengan kapasitas 15-1000 mL. botol paling banyak digunakan untuk mengemas bahan
pangan dengan bentuk cairan (sirup, minuman, dsb) dan setengah padat/semi solid
(kecap, saos)
2. Jar (Wide Mouth)
Jar merupakan kemasan kaca yang mempunya diameter mulut yang lebar dan biasanya
bagian leher pendek. Jar digunakan untuk mengemas bahan dalam bentuk cairan yang
mengandung padatan (seperti acar), semi padat (selai, jeli, dan pasta), dan padat (susu,
kopi bubuk).
3. Tumbler
Tumbler merupakan kemasan kaca yang memiliki bentuk seperti jar tetapi tidak memiliki
bagian penutup khusus (tidak mempunyai leher dan tutup). Tumbler menyerupai gelas
minum. Tumbler digunakan untuk mengemas produk semi padat (selai, jeli, mayonnaise)
4. Jugs
Jugs merupakan botol dengan ukuran lebih besar dan dilengkapi dengan pegangan
(carrying handles) agar mudah dibawa. Jugs biasanya memiliki leher yang pendek dan
sempit (langsing). Jugs biasa digunakan untuk mengemas cairan dengan ukuran ½ galon
dan lebih (contoh: vinegar)
5. Carboys
Carboys merupakan pengemas kaca yang sangat berat, bentuknya seperti botol hanya
bagian leher pendek dan berkapasitas 3 galon atau lebih. Ciri khusus carboys adalah
dilengkapi dengan kotak kayu untuk mengangkat atau memegangnya.
6. Vial dan Ampul
Merupakan jenis kemasan kaca yang mempunyai ukuran kecil dengan diameter < 2,5 cm
dan tinggi < 15 cm. umumnya kemasan kaca jenis ini sering digunakan untuk mengemas
obat-obatan, tetapi juga sering digunakan untuk mengemas bumbu masakan dan zat
warna.
E. Tutup Kemasan
Tutup kemasan merupakan bagian terkecil dari pengemasan yang berfungsi untuk
menutup kemasan agar produk terlindungi dari kontaminan yang berasal dari luar.
Menurut kondisi operasinya, tutup dapat dibedakan menjadi:
a. Tutup normal, merupakan tutup yang membuat tekanan di luar dan di dalam kemasan
sama. Contoh: tutup sumbat dan berulir
b. Tutup vakum, merupakan tutup yang membuat kondisi menjadi vakum dan kedap
udara di dalam wadah. Contoh: lug cap/ditarik dan omnia.
c. Tutup tekanan, merupakan tutup yang mempertahankan isi wadah yang mengandung
CO2. Contoh: tutup mahkota dan berulir.

Bahan tutup kemasan terdiri dari:

a. Besi (kaleng), dilapisi dengan sejenis vernis untuk menghindari kontak langsung
dengan bahan pangan untuk menahan tekanan dalam minuman bergas, bir, dan yang
dipanaskan dalam wadah tertutup
b. Alumunium, digunakan untuk air minuman, minuman tanpa gas, susu, yoghurt, dan
sebagainya.
c. Gabus atau plastik, digunakan untuk minuman yang tidak bergas dan makanan dalam
bentuk krim atau tepung.

Jenis tutup kemasan kaca terdiri dari:

a. Tutup berulit (screw cap), digunakan untuk botol atau jar dimana bagian leher botol
atau jar mempunyai alur sesuai dengan alur pada tutupnya. Bahan yang digunakan
untuk jenis tutup ini berupa logam atau plastik. Umumnya digunakan untuk
mengemas produk yang isinya mempunyai tekanan.
b. Tutup sumbat (band cap/press on), tutup yang pemasangannya ditekan pada lubang
botol sampai rapat. Biasanya tutup jenis ini dibuat dari bahan gabus/plastik. Tutup
jenis ini digunakan untuk mengemas produk yang isinya tidak bertekanan, kecuali
whicky dan jenis minuman beralkohol.
c. Tutup mahkota (crown/crimp on),
d. Tutup twist off dan omnia (roll on), merupakan modifikasi dari tutup berulir yang
digunakan pada kemasan kaca bentuk jar. Bahan yang digunakan untuk membuat
tutup jenis twist off berupa tinplate, sedangkan untuk jenis omnia berupa pelat
alumunium.
F. Metode Pengemasan Kaca Gelas
a. Hot Pack Method (Metode Pengemasan Panas)
b. Cold Pack Method (Metode Pengemasan Dingin)
c. Open Kettle Method (Metode Wajan Terbuka)

KEMASAN LOGAM

A. Pendahuluan tentang Logam


Kemasan logam adalah kemasan yang menggunakan logam untuk dijadikan pelindung
bahan pangan. Rata-rata kemasan logam berbentuk tabung silinder dengan tutup bulat
sejajar dan simetris secara vertikal, tetapi terdapat juga kemasan dengan bentuk persegi
atau kotak. Pemilihan kemasan menggunakan logam harus menjadi pertimbangan sesuai
dengan produk atau barang yang akan dikemas.
B. Sifat Logam secara Umum
a. Penghantar (konduktor) panas dan listrik yang baik.
b. Berbentuk padat.
c. Dapat dibengkokan dalam keadaan padat
d. Mempunyai kilap logam
e. Tidak tembus pandang
f. Densitas tinggi
C. Faktor-faktor Penting dalam Pemilihan Kemasan Logam
a. Melindungi dan mengawetkan bahan pangan yang dikemas.
b. Tidak boleh bereaksi dengan bahan pangan.
c. Sesuai dengan proses pengolahan produk.
d. Sesuai dengan lingkungan penyimpanan.
e. Dimensi harus tepat.
f. Mudah dipajang saat dijual.
g. Mudah dibuka dan dikeluarkan isinya.
h. Dapat didaur ulang.
D. Jenis Kemasan Logam
a. Kemasan Tinplate (kaleng plat timah).
Kemasan tinplate merupakan jenis bahan pengemas logam yang berupa lembaran atau
gulungan baja berkarbon rendah dengan ketebalan 0,15-0,5 mm dan kandungan timah
putih berkisar antara 1,0-1,25% dari berat kaleng. Kemasan tinplate banyak
digunakan dalam industri makanan yang mengalami sterilisasi. Untuk mencegah
terjadinya kontak langsung antara kaleng pengemas dengan bahan pangan yang
dikemas, maka kemasan tinplate harus diberi pelapis yang disebut dengan enamel.
Jenis-jenis enamel yang biasa digunakan terdiri dari:
 Epoksi-fenolik, merupakan pelapis bersifat tahan asam dan mempunyai resistensi
serta fleksibilitas terhadap panas yang baik. Enamel jenis ini digunakan untuk
kemasan ikan, daging, buah, pastas, dan produk sayuran.
 Komponen vinil, merupakan pelapis yang mempunyai adhesi dan fleksibilitas
tinggi, tahan terhadap asam dan basa, tapi tidak tahan terhadap suhu tinggi pada
proses sterilisasi. Enamel jenis ini digunakan untuk kemasan jus buah dan
minuman berkarbonasi.
 Phenolic lacquers, merupakan pelapis yang tahan asam dan komponen sulfida,
digunakan untuk kemasan kaleng pada produk daging, ikan, buah, sop, dan
sayuran.
 Butadiene lacquers, merupakan pelapis yang dapat mencegah kehilangan warna
dan mempunyai resistensi terhadap panas yang tinggi, digunakan untuk minuman
ringan.
 Acrylic lacquers, merupakan pelapis yang berwarna putih, digunakan sebagai
pelapis luar dan dalam kaleng untuk produk buah. Namun pelapis ini lebih mahal
dibandingkan dengan pelapis lainnya.
 Epoxy amine lacquers, merupakan lapisan yang mempunyai daya adhesi yang
baik, tahan terhadap panas dan abrasi, fleksibel dan tidak menimbulkan off-flavor,
tetapi harganya mahal. Pelapis ini digunakan untuk kemasan kaleng produk
minuman ringan, produk hasil ternak, dan ikan.
 Alkyd lacquers merupakan lapisan yang digunakan sebagai pelapis luar dan
memiliki harga yang murah. Namun pelapis ini tidak digunakan sebagai pelapis
dalam karena dapat menimbulkan masalah off-flavor.
 Oleoresinous lacquers, merupakan pelapis dengan warna keemasan dan harganya
murah. Pelapis ini digunakan untuk kemasan kaleng produk minuman sari buah
dan sayuran.

Untuk enamel yang akan digunakan pada bagian dalam kemasan perlu memenuhi
syarat-syarat:

 Tidak memberi atau mengubah aroma dan citarasa produk.


 Diperbolehkan kontak dengan produk.
 Tidak mengelupas selama pembuatan dan penyimpanan.
 Tahan terhadap suhu tinggi.

Kelebihan kemasan tinplate adalah mengkilap, kuat, tahan karat, dan dapat direkatkan
dengan solder. Sedangkan kelemahannya adalah dapat terjadi penyimpangan warna
permukaan tinplate, dimana hal tersebut terjadi apabila bereaksi dengan bahan pangan
yang mengandung sulfur. Kelemahan tersebut dapat diatasi dengan melapisi kemasan
tinplate menggunakan lapisan krom, melapisi dengan pelumas berupa minyak biji
kapas atau minyak sintetis (minyak parafin) yang aman untuk kesehatan manusia.

b. Kemasan Alumunium
Kemasan alumunium merupakan salah satu kemasan logam yang pertama kali
digunakan. Kemasan alumunium pada umumnya dibentuk menjadi jenis kemasan
kaleng yang digunakan dalam industri pangan. Alumunium merupakan logam yang
memiliki beberapa keunggulan yaitu lebih ringan dari pada baja, mudah dibentuk,
tidak berasa, tidak berbau, tidak beracun, dapat menahan masuknya gas, mempunyai
konduktivitas panas yang baik dan dapat didaur ulang. Namun alumunium memiliki
kelemahan yaitu kekuatan (rigiditasnya) kurang baik, sulit untuk disolder sehingga
sambungannya sulit rapat. Kemasan kaleng jenis alumunium digunakan untuk
pengalengan ikan, daging dan makanan olahan lannya.
c. Kemasan Alumunium Foil
Kemasan alumunium foil merupakan jenis kemasan yang terbuat dari alumunium foil
yang dibentuk menjadi lembaran tipis dan padat dengan ketebalan <,15 mm.
ketebalan alumunium foil berpengaruh pada sifat perlindungannya. Jika ketebalan
kurang maka alumunium foil dapat dilalui oleh gas dan uap. Alumunium foil bersifat
hermetic, fleksibel, dan tidak tembus cahaya. Kemasan ini dapat digunakan untuk
mengemas bahan-bahan berlemak dan bahan yang peka terhadap cahaya seperti
margarin. Kombinasi alumunium foil dengan bahan kemasan lain membentuk
kemasan baru yang disebut retort pouch, seperti foil-plastik (gabungan alumunium
foil dan plastik), foil kertas (gabungan alumunium foil dan kertas), atau kertas-foil-
plastik (gabungan kertas, alumunium foil, dan plastik. Contohnya penerapannya
adalah dalam industri minuman kemasan alumunium foil digunakan untuk pelapis
kemasan yang dikombinasikan dengan plastik.
d. Kemasan Kaleng Bebas Timah (Kemasan Baja)
Kemasan kaleng bebas timah merupakan kemasan yang terbuat dari lembaran baja
yang tidak dilapisi timah putih. Jenis kemasan kaleng bebas timah yang paling
banyak digunakan untuk pengalengan pangan adalah jenis Tin Free Steel Chrome
Type (TFS-CT), yaitu kemasan yang dilapisi kromium secara elektris sehingga
terbentuk kromium oksida di seluruh permukaannya. Jenis ini memiliki beberapa
keunggulan yaitu harganya murah karena tidak menggunakan timah putih dan daya
adhesinya yang baik terhadap bahan organik. Namun kelemahan kemasan jenis ini
adalah peluang untuk berkarat lebih tinggi sehingga perlu disiasati dengan
memberikan lapisan pada kedua belah permukaannya. Kemasan ini banyak digunakan
untuk pengalengan makanan.
e. Kemasan Komposit
Kemasan komposit merupakan kemasan yang umumnya berbentuk kaleng dan
merupakan hasil gabungan dua atau lebih bahan kemasan, seperti plastik, alumunium
foil, papan kertas bergelombang atau logam.
f. Kemasan Aerosol
Kemasan aerosol merupakan kemasan yang mayoritas digunakan untuk mengemas
produk-produk non pangan seperti parfum, pembersih kaca, pengharum ruangan, dan
sebagainya, tetapi kemasan aerosol juga dapat digunakan pada produk pangan dan
biasanya untuk whipped cream.
g. Kemasan Drum
Kemasan drum untuk bahan pangan umumnya terbuat dari baja atau alumunium.
Kemasan drum baja banyak digunakan untuk minyak goreng. Drum berbentuk
jemblung terbuat dari logam seng biasanya digunakan untuk kerupuk atau makanan
kering lainnya.
E. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan kemasan logam untuk bahan pangan adalah:
a. Mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi.
b. Mempunyai sifat sebagai barrier yang baik khususnya terhadap gas, uap air, jasad
renik, debu, dan kotoran sehingga cocok sebagai kemasan hermetic.
c. Toksisitasnya relatif rendah meskipun ada kemungkinan migrasi unsur logam ke
bahan yang dikemas.
d. Tahan terhadap perubahan-perubahan atau keadaan suhu yang ekstrim.
e. Mempunyai permukaan yang ideal untuk dekorasi dan pelabelan.
Adapun kekurangan kemasan logam adalah:

a. Kemasan logam memiliki harga lebih mahal dibandingkan dengan kemasan lain.
b. Harus menggunakan pembuka kaleng untuk membuka penutupnya sehingga
cenderung kurang praktis.
c. Bobotnya lebih berat dari kemasan lainnya sehingga biaya pengiriman akan lebih
tinggi.
d. Memungkinkan terjadinya kebocoran baik yang terjadi selama pemanasan atau
setelahnya sehingga menyebabkan mikroorganisme pembusuk atau patogen dapat
masuk ke dalam kemasan melalui bagian yang bocor tersebut.

KEMASAN PLASTIK

A. Pendahuluan tentang Kemasan Plastik


Kemasan plastik telah menempati bagian yang sangat penting dalam mengemas bahan
pangan. Kemasan plastik dapat digunakan dalam bentuk plastik kaku dan plastik
fleksibel. Plastik kaku merupakan plastik yang cetak membentuk wadah, sedangkan
plastik fleksibel merupakan plastik yang dicetak membentuk lembaran atau film.
B. Sifat Plastik Secara Umum
C. Faktor-faktor Penting dalam Pemilihan Kemasan Plastik
a. Kemasan harus dapat melindungi produk dari kerusakan fisik dan mekanis.
b. Mempunyai daya lindung yang baik terhadap gas dan uap air.
c. Harus dapat melindungi sinar ultra violet.
d. Tahan terhadap bahan kimia.
e. Harus sesuai dengan produk yang akan dikemas.
D. Jenis Kemasan Plastik
a. Kemasan Polietilen (PE)
Kemasan polietilen merupakan kemasan berbentuk lembaran yang memiliki sifat:
penampakannya bervariasi dari transparan sampai keruh, fleksibel, heat seal (dapat
dikelim dengan panas), tahan terhadap asam, basa, alkohol, detergen, dan bahan
kimia, kedap terhadap air, uap air, dan gas, dan dapat dicetak. Kemasan polietilen
banyak digunakan untuk mengemas buah-buahan, sayuran segar, produk pangan
beku.
b. Poliester atau Polietilen Treptalat (PET)
Kemasan PET memiliki sifat: transpatan, bersih dan jernih; tahan terhadap suhu
tinggi (300oC); permeabilitasnya terhadap uap air dan gas rendah; tahan terhadap
pelarut organik seperti asam organik dari buah tetapi tidak tahan terhadap asam kuat,
fenol, dan benzil alkohol; kuat dan tidak mudah sobek; dan tidak mudah dikelim
dengan pelarut.
c.
E. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan kemasan plastik yaitu sebagai berikut:
a. Kuat tetapi ringan.
b. Inert.
c. Tidak akan berkarat.
d. Transparan dan dapat diberi warna.
e. Sangat mudah direkatkan.

Adapun kekurangan kemasan plastik adalah:

a. Kurang tahan terhadap panas.


b. Stabilitas lebih rendah.
c. Penangkalan terhadap gas lebih rendah.

KEMASAN KERTAS DAN KARTON

https://www.academia.edu/42381008/KEMASAN_KERTAS

KEMASAN AKTIF (ACTIVE PACKAGING)

1. Pengertian Kemasan Aktif

Kemasan aktif merupakan penggabungan senyawa aditif tertentu ke dalam film kemasan
untuk mempertahankan atau meningkatkan umur simpan produk. Kemasan aktif berperan
sebagai penyedia peningkatan perlindungan. Kemasan aktif disebut sebagai kemasan
interaktif karena adanya interaksi aktif dari bahan kemasan dengan bahan pangan yang akan
dikemas. Kemasan aktif juga didefinisikan sebagai kemasan yang dapat mengubah kondisi
dalam kemasan untuk memperpanjang waktu penyimpanan, menjaga keamanan, dan sifat
sensori dengan tetap mempertahankan kualitas bahan pangan. Berdasarkan pengertian
tersebut maka dapat diketahui bahwa tujuan kemasan aktif adalah untuk mempertahankan
mutu produk dan memperpanjang umur simpannya.

Berbeda dengan konsep kemasan pada umumnya dimana kemasan yang dibuat
diusahakan untuk meminimalkan interaksi yang terjadi antara bahan pangan dengan kemasan
dan sedapat mungkin bersifat inert (tidak ada reaksi yang terjadi), kemasan aktif justru
memanfaatkan interaksi antara bahan pangan dengan kemasan yang membungkus bahan
pangan tersebut. Konsep pada kemasan aktif adalah dengan menambahkan komponen
tertentu ke dalam sistem kemasan yang dapat melepaskan zat ke dalam pangan dan menyerap
zat dari dalam pangan yang dikemas atau lingkungan sekitarnya.

2. Klasifikasi Kemasan Aktif

Secara umum kemasan aktif dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:

a. Kemasan dengan sistem penyerap, merupakan sistem kemasan aktif yang mampu
menghilang senyawa-senyawa yang tidak diinginkan dengan cara diserap. Contoh
kemasan dengan sistem penyerap adalah:
 Kemasan aktif penyerap oksigen. Adanya kandungan oksigen yang tinggi dalam
pangan yang dikemas akan berpengaruh terhadap umur simpan dari produk
pangannya. Penurunan mutu produk-produk yang sensitif terhadap oksigen dapat
diminimalkan dengan menggunakan sistem penyerap oksigen yang dapat
menghilangkan oksigen residu setelah pengemasan.

(a) (b)
(c)
Contoh kemasan aktif penyerap oksigen: (a) penyerap oksigen dalam bentuk
label, (b) penyerap oksigen dalam bentuk sachet, (c) penyerap oksigen yang
didesain ke dalam tutup botol.
 Kemasan aktif penyerap kelembapan. Air yang berlebih akan menyebabkan
pertumbuhan bakteri dan jamur sehingga menurunkan mutu produk dan
mengurangi umur simpan. Penyerap kelembapan dapat mengontrol kelembapan
dalam bahan pangan.

Contoh kemasan aktif penyerap kelembapan dalam bentuk pad

Contoh kemasan aktif penyerap kelembapan dalam bentuk sachet


b. Kemasan dengan sistem pelepas, merupakan sistem kemasan aktif menambahkan
senyawa-senyawa yang diperlukan untuk mempertahankan bahan pangan. Contoh
kemasan dengan sistem pelepas adalah:
 Kemasan aktif pelepas karbondioksida. Karbondioksida dapat menekan pertumbuhan
mikroba pada permukaan bahan pangan sehingga memperpanjang umur simpan
produk.
 Kemasan aktif pelepas antimikroba. Beberapa produk pangan merupakan media yang
sangat cocok bagi pertumbuhan berbagai macam mikroba. Pertumbuhan mikroba
mempercepat perubahan aroma, warna, dan tekstur dari pangan yang dapat
mempersingkat umur simpan dan beresiko keracunan makanan. Penggunaan kemasan
aktif pelepas antimikroba dapat menekan pertumbuhan mikroba sehingga dapat
memperpanjang umur simpan dan mempertahankan mutu bahan pangan.

Contoh kemasan aktif pelepas antimikroba dalam bentuk chip


c. Kemasan dengan sistem lain. Sistem lain dalam kemasan aktif dapat digunakan sebagai
heating, cooling, dan pengawetan.

KEMASAN CERDAS (INTELLIGENT PACKAGING)

1. Pengertian Kemasan Cerdas

Kemasan cerdas adalah kemasan yang dapat merasakan lingkungan dan memprosesnya
menjadi informasi yang disampaikan pada konsumen. Oleh karena itu, kemasan cerdas berperan
sebagai penyedia peningkatan komunikasi. Kemasan cerdas akan memberikan informasi kepada
konsumen berdasarkan kemampuannya untuk merasakan, mendeteksi, atau merekam perubahan
dalam produk atau lingkungannya. Tujuan kemasan cerdas bertujuan untuk mengawasi produk
pangan yang dikemas untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi produk dengan
menggunakan indikator.

Berbeda dengan kemasan pada umumnya dimana pada kemasan hanya dapat memberikan
informasi tentang produk itu sendiri (seperti produsen, tanggal kadaluarsa, komposisi), kemasan
cerdas ini dapat menginformasikan perubahan yang terjadi pada produk atau lingkungannya
seperti suhu, pH, dan pertumbuhan mikroba.

2. Klasifikasi Kemasan Cerdas.

Berdasarkan peletakan indikator pada kemasan, kemasan cerdas diklasifikasikan menjadi 2,


yaitu:
a. Kemasan Cerdas Indikator Eksternal
Kemasan jenis ini dapat mengukur kondisi kemasan pada bagian luar kemasan dengan
indikator diletakan di luar kemasan. Contoh indikator eksternal adalah indikator suhu,
indikator waktu, dan indikator pertumbuhan mikroba.

Contoh kemasan cerdas indikator eksternal


Gambar di atas merupakan salah satu contoh kemasan cerdas menggunakan indikator
suhu dan waktu, mengandung pigmen yang dapat berubah warna dari waktu ke waktu
tergantung suhu. Indikator ini akan aktif karena paparan sinar UV menjadi biru tua dan
akan memudar sedikit demi sedikit seiring berjalannya waktu atau peningkatan suhu. Jika
warnanya masih biru tua menunjukkan produk masih segar/baru, dan jika warnanya
sudah memudah maka produk sudah tidak layak konsumsi.
b. Kemasan Cerdas Indikator Internal
Kemasan jenis ini dapat mengukur secara langsung kualitas produk di dalam kemasan
karena indikator diletakan di dalam kemasan. Indikator yang diletakan secara internal
biasanya disimpan pada head space atau ditambahkan pada penutup kemasan cerdas.
Contoh indikator internal adalah indikator oksigen, indikator karbondioksida, indikator
patogen, dan indikator pertumbuhan mikroba.

Contoh kemasan cerdas indikator internal

Anda mungkin juga menyukai