Anda di halaman 1dari 10

Pengertian Kemasan Menurut Para Ahli

Untuk lebih memahami apa arti kemasan/ pengemasan, kita dapat merujuk kepada pendapat
beberapa ahli tentang definisi kemasan. Di bawah ini adalah arti kemasan menurut para ahli:

1. Kotler dan Amstrong (2012)


Menurut Kotler dan Amstrong, pengertian kemasan adalah suatu bentuk aktivitas yang melibatkan
desain serta produks, sehingga kemasan ini dapat berfungsi agar produk di dalamnya dapat
terlindungi.

2. Rodriguez (2008)
Menurut Rodriguez, pengertian kemasan adalah Kemasan atau pengemasan aktif adalah wadah
yang mengubah kondisi dari bahan pangan dengan penambahan senyawa aktif sehingga mampu
memperpanjang umur simpan dari bahan pangan yang dikemas dan juga meningkatkan keamanan
serta tetap mempertahankan kualitas.

3. Titik Wijayanti (2012)


Menurut Titik Wijayanti, definisi kemasan adalah upaya yang dilakukan oleh suatu perusahaan
untuk memberikan informasi kepada setiap konsumennya tentang produk yang ada di dalamnya.

4. Klimchuk dan Krasovec (2006)


Menurut Klimchuk dan Krasovec, definisi kemasan adalah desain kreatif yang menghubungkan
bentuk, struktur, material, warna, citar, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi
produk agar produk dapat dipasarkan.

5. Cahyorini dan Rusfian (2011)


Menurut Cahyorini dan Rusfian, pengertian kemasan adalah kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan yang terdiri dari desain grafis, informasi produk, serta struktur desain.
6. Danger (1992)
Menurut Danger, arti kemasan adalah wadah atau pembungkus untuk menyiapkan barang menjadi
siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Dengan adanya wadah
atau pembungkus dapat membantu melindungi produk yang ada di dalamnya.

7. Kamus Besar Bahasa Indonesia


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian kemasan adalah bungkus pelindung
pada suatu barang/ produk yang dihasilkan dari kegiatan mengemas

Fungsi Kemasan Menurut Ahli


Menurut Simamora ada dua fungsi kemasan yang diberikan kepada suatu produk, yaitu fungsi
protektif dan fungsi promosional. Berikut ini penjelasannya:

1. Fungsi Protektif Kemasan


Fungsi protektif artinya kemasan berfungsi sebagai pelindung atau keamanan produk dari hal-hal
yang dapat merusak produk, misalnya iklim, proses distribusi, dan lain-lain.

Kemasan yang melindungi produk akan mencegah kerusakan dan risiko cacat yang dapat
merugikan pembeli ataupun penjual.

2. Fungsi Promosional Kemasan


Seperti yang disebutkan di atas, kemasan juga dapat berfungsi sebagai media promosi atau
pemasaran. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat kemasan yang menarik, baik dari sisi
desain, warna, ukuran, dan lain-lain.

Sedangkan fungsi kemasan secara umum adalah:

 Self Service; Kemasan menunjukkan ciri khas dari suatu produk yang dijual sehingga
setiap produk satu dengan yang lain harus memiliki kemasan yang berbeda.
 Consumer Affluence; Kemasan yang menarik dapat mempengaruhi konsumen untuk
bersedia membayar lebih.
 Company and Brand Image; Kemasan merupakan brand image perusahaan sehingga
bisa menjadi salah identitas perusahaan untuk dikenal masyarakat.
 Inovational Opportunity; Kemasan yang inovatif dapat memberikan manfaat bagi
konsumen dan menguntungkan perusahaan.

Manfaat Kemasan dan Tujuannya


Louw dan Kimber (2007) mengatakan setidaknya ada tujuh manfaat dan tujuan dibuatnya kemasan
suatu produk/ barang. Berikut penjelasannya:

1. Physical Production; Pembuatan kemasan bertujuan untuk melindungi produk/ barang


dari suhu, getaran, guncangan, tekanan dan sebagainya yang ada di sekitarnya
2. Barrier Protection; Pemasangan kemasan pada suatu produk/ barang bertujuan untuk
melindunginya dari hambatan oksigen uap air, debu dan lain sebagainya.
3. Containment or Agglomeration; Pengemasan barang juga bertujuan untuk
pengelompokkan sehingga proses penanganan dan transportasi menjadi lebih efisien.
4. Information Transmission; Pada kemasan juga dapat dicantumkan mengenai cara
menggunakan transportasi, daur ulang, dan membuang kemasan atau label tersebut.
5. Reducing Theft; Pemasangan kemasan pada produk/ barang juga bertujuan untuk
mencegah pencurian dengan melihat kerusakan fisik pada kemasan.
6. Convenience; Kemasan merupakan fitur yang menambah kenyamanan dalam
distribusi, penanganan, penjualan, tampilan, pembukaan, kembali penutup, penggunaan
dan digunakan kembali.
7. Marketing; Desain kemasan dan label dapat dimanfaatkan oleh pemasar untuk
mendorong calon pembeli untuk membeli produk.

Jenis Kemasan/ Pengemasan


Jenis-jenis kemasan atau pengemasan dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu:

1. Berdasarkan Struktur Isi


Jenis kemasan berdasarkan struktur isi adalah wadah yang dibuat sesuai dengan isi dari kemasan
tersebut. Jenis kemasan ini dapat dibedakan menjadi tiga, diantaranya:

 Kemasan Primer; pengertian kemasan primer adalah bahan kemas yang menjadi
wadah langsung bahan makanan. Misalnya kaleng susu, botol minuman, dan lain-lain.
 Kemasan Sekunder; pengertian kemasan sekunder adalah wadah yang berfungsi
memberikan perlindungan terhadap kelompok kemasan lainnya. Misalnya, kotak
kardus untuk menyimpan kaleng susu, atau kotak kayu untuk menyimpan buah, dan
lain-lain.
 Kemasan Tersier; pengertian kemasan tersier adalah kemasan yang digunakan untuk
menyimpan atau melindungi produk selama proses pengiriman.

2. Berdasarkan Frekuensi Pemakaian


Jenis kemasan juga dapat dikelompokkan berdasarkan frekuensi pemakaiannya. Beberapa jenis
kemasan ini diantaranya:

 Kemasan Disposable; yaitu kemasan sekali pakai yang hanya digunakan sekali saja
lalu dibuang. Misalnya wadah plastik, bungkus daun pisang, dan lain-lain.
 Kemasan Multi Trip; yaitu kemasan yang dapat digunakan berkali-kali oleh
konsumen dan dapat dikembalikan kepada agen penjual agar digunakan kembali.
Misalnya, botol minuman.
 Kemasan Semi Disposable; yaitu kemasan yang tidak dibuang karena dapat digunakan
untuk hal lain oleh konsumen. Misalnya, kaleng biskuit.

3. Berdasarkan Tingkat Kesiapan Pakai


Kemasan dapat juga dikelompokkan berdasarkan tingkat kesiapan pakainya, diantaranya:

 Kemasan Siap Pakai; yaitu jenis kemasan yang siap untuk diisi dan bentuknya telah
sempurna sejak diproduksi. Misalnya botol, kaleng, dan lain-lain.
 Kemasan Siap Dirakit; yaitu kemasan yang membutuhkan tahap perakitan sebelum
diisi produk/ barang. Misalnya, plastik, aluminium foil, kertas kemas.

Tips Membuat Kemasan yang Menarik
Setelah mengetahui pengertian kemasan beserta fungsi dan tujuan pembuatan kemasan, lalu
bagaimana cara membuat kemasan yang menarik? Berikut ini tips-tipsnya:

1. Membuat Desain Kemasan yang Unik


Salah satu point penting dalam membentuk kemasan adalah dengan mendesainnya secara unik,
inovatif dan berbeda dari produk lainnya. Kemasan yang unik sangat efektif untuk menarik minat
masyarakat dan membuat penasaran.

Sebagai contoh misalnya ketika di rak supermarket berderet kemasan berbentuk kotak, kemudian
Anda membuat kemasan yang berbentuk bulat maka secara otomatis konsumen akan
mengamatinya dengan seksama dan penasaran tentang isi didalamnya.

2. Desain Kemasan Sesuai Target Market


Desain kemasan yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan target pasar. Misalnya jika target
pasar Anda adalah anak-anak usia 5-12 tahunan maka buatlah desain kemasan bisa ditambahkan
gambar kartun yang paling digemari anak-anak atau dengan bentuk kemasan yang menyerupai
mainan. Begitu juga jika targetnya orang dewasa maka desain juga harus menyesuaikan.

3. Membuat Kemasan dengan Beberapa Ukuran


Jika produk yang Anda jual merupakan produk baru, usahakan untuk membuat kemasan dengan
berbagai ukuran misalnya small, medium dan large. Masyarakat cenderung akan memilih kemasan
yang paling kecil untuk produk yang baru dirilis.

4. Mencantumkan Informasi Produk Secara Lengkap


Jangan lupa untuk mencantumkan informasi produk pada kemasan. Misalnya secara standar
kemasan mencantumkan komposisi produk, jenis produk, cara penggunaan dan tanggal
kadaluarsa. Konsumen cenderung tidak tertarik pada produk yang memiliki informasi minim.
Itulah penjelasan tentang pengertian kemasan, fungsi, tujuan, dan tips membuat kemasan yang
menarik. Perlu diingat bahwa kemasan merupakan identitas perusahaan sehingga usahakan jika
ada pembaruan kemasan tidak terlalu jauh berbeda dengan desain sebelumnya.
Beranda › Pemasaran

Pengertian, Fungsi, Tujuan dan Jenis-jenis


Kemasan
Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra,
tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan.
Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan,
mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasar (Klimchuk dan Krasovec, 2006:33).

Menurut Kotler & Keller (2009:27), pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi
wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan adalah aktivitas merancang dan
memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk. Biasanya fungsi utama dari kemasan
adalah untuk menjaga produk. Namun, sekarang kemasan menjadi faktor yang cukup penting
sebagai alat pemasaran (Rangkuti, 2010:132).

Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong
penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu
menarik atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu produk biasanya dilakukan oleh
produsen untuk dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian barang. Produsen
berusaha memberikan kesan yang baik pada kemasan produknya dan menciptakan model
kemasan baru yang berbeda dengan produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis
dalam pasar yang sama.

Fungsi Kemasan

Banyak perusahaan yang sangat memperhatikan pembungkus suatu barang sebab mereka
menganggap bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai pembungkus, tetapi jauh lebih luas
dari pada itu. Simamora (2007) mengemukakan pengemasan mempunyai dua fungsi yaitu:

1. Fungsi Protektif

Berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana transportasi, dan saluran
distribusi yang semua berimbas pada pengemasan. Dengan pengemasan protektif, para
konsumen tidak perlu harus menanggung risiko pembelian produk rusak atau cacat.

2. Fungsi Promosional

Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun kemasan juga
digunakan sebagai sarana promosional. Menyangkut promosi, perusahaan mempertimbangkan
preferensi konsumen menyangkut warna, ukuran, dan penampilan.

Sedangkan menurut Kotler (1999:228), terdapat empat fungsi kemasan sebagai satu alat
pemasaran, yaitu :
1. Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses
penjualan, dimana kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk,
meyakinkan konsumen dan memberi kesan menyeluruh yang mendukung
produk.
2. Consumer offluence. Konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi
kemudahan, penampilan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang lebih
baik.
3. Company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang
dikandung dari kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat
konsumen mengenali perusahaan atau merek produk.
4. Inovational opportunity. Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi
konsumen dan juga memberi keuntungan bagi produsen.
Selain berfungsi sebagai media pemasaran, kemasan juga memiliki beberapa fungsi
lain, yaitu sebagai berikut:

1. Kemasan melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu fungsi dasar


kemasan adalah untuk mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau
kehilangan melalui pencurian atau kesalahan penempatan.
2. Kemasan memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada
sebuah produk dan memperkuat citra produk.
3. Kombinasi dari keduanya, marketing dan Logistik dimana kemasan menjual
produk dengan menarik perhatian dan mengkomunikasikannya.
Tujuan Kemasan
Menurut Louw dan Kimber (2007), kemasan dan pelabelan kemasan mempunyai
beberapa tujuan, yaitu:

1. Physical Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan


dan sebagainya.
2. Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan
sebagainya.
3. Containment or Agglomeration. Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan
bersama dalam satu paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan.
4. Information Transmission. Informasi tentang cara menggunakan transportasi,
daur ulang, atau membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan
atau label.
5. Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak
secara fisik (menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu dalam
pencegahan pencurian. Paket juga termasuk memberikan kesempatan sebagai
perangkat anti-pencurian.
6. Convenience. Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan,
penjualan, tampilan, pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan
kembali.
7. Marketing. Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong
calon pembeli untuk membeli produk.

Jenis-jenis Kemasan
Berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng
susu, botol minuman, dll).
2. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok
kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak
kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus dan sebagainya.
3. Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk menyimpan,
pengiriman atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai
pelindung selama pengangkutan.
Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah
satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus permen, bungkus daun,
karton dus, makanan kaleng.
2. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini
umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada
agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol
minuman dan botol kecap.
3. Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya digunakan
untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai. Contohnya kaleng
biskuit, kaleng susu dan berbagai jenis botol.
Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk
yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol,
wadah kaleng, dan sebagainya.
2. Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan
sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder
fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.

Daftar Pustaka
 Klimchuk, Marianne dan Sandra A. Krasovec. 2006. Desain Kemasan. Jakarta:
Erlangga.
 Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta:
Erlangga.
 Kotler, Philip. 1999. Manajemen Pemasaran. Jilid II. Edisi Milenium. Jakarta:
Prenhallindo.
 Rangkuti, Freddy. 2005. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
Gramedia.
 Simamora, Bilson. 2007. Panduan Riset dan Perilaku Konsumen. Jakarta:
Gramedia.
 Louw, A. & Kimber, M. 2007. The Power of Packaging, The Customer Equity
Company.

Anda mungkin juga menyukai