MIGRASI
Dwi yanti
F34160045
Latar Belakang
Kemasan pada pangan memiliki fungsi yaitu untuk melindungi makanan
dari kontaminasi yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan
kesehatan manusia. Bahan pengemas dapat mengandung senyawa berbahaya
seperti logam berat timbal yang dapat mencemari makanan, dan dikonsumsi oleh
manusia. Bahan kemasan pangan agar aman digunakan haruslah memiliki kriteria
sehingga dapat berfungsi dengan baik, salah satunya adalah tidak meracuni bahan
pangan. Kemasan yang dapat mencemari pangan adalah kemasan yang kontak
langsung dengan pangan yaitu kemasan primer. Plastik adalah kemasan primer
yang sering digunakan.
Plastik sebagai wadah bahan pangan yang sudah biasa digunakan. Akan
tetapi sebaiknya tidak sembarangan memilih plastik sebagai wadah bahan pangan.
Jika tidak berhati-hati, materi yang digunakan plastik akan berdampak buruk dan
berbahaya bagi kesehatan. Plastik terdiri dari berbagai bahan kimia (monomer).
Dalam kondisi tertentu, kontak antara plastik dengan makanan dapat menyebabkan
terjadinya perpindahan bahan-bahan kimia dari wadah ke makanan yang disebut
Migrasi. Migrasi (perpindahan) bahan kimia terjadi karena pengaruh suhu
makanan, penyimpanan atau proses pengolahannya.
Bahaya migrasi dari komponen yang ditimbulkan dari kemasan pangan
plastik antara lain berasal dari hasil residu monomer vinil klorida yang bersifat
karsinogenik, logam berat sebagai stabilisator panas yang bersifat toksik seperti
kadmium dan timbal, dioktilftalat sebagai plasticizer bersifat endocrin disruptor dan
di (2-etilheksil) ftalat juga sebagai plasticizer bersifat karsinogenik grup 2B
menurut International Agency for Research on Cancer (IARC), monomer stiren
bersifat karsinogenik grup 2B dan akrilonitril yang merupakan unit penyusun
polistiren atau stiren akrilonitril bersifat karsinogenik grup 2A serta formaldehid
yang merupakan produk degradasi melamin-formaldehid bersifat toksik dan
karsinogenik grup 1 yang dapat menyebabkan kanker pada manusia.
Tujuan
Metode
Pengukuran ketebalan dan volume sampel plastik
Start
End
Pembuatan simulan pangan
Start
End
Pembuatan spesimen
Start
End
Uji Migrasi
Start
End
Start
End
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pembahasan
[Terlampir]
Pembahasan
Migrasi adalah proses pemindahan dua arah yang akan terus berlangsung
hingga potensi kimia dari pangan sama dengan potensi kimia yang terdapat pada
kemasan (Crosby 1981). Migrasi merupakan salah satu mekanisme yang digunakan
untuk menjelaskan interaksi antara kemasan dengan produk terkemas. Walaupun
migrasi dapat berasal dari bahan pangan ke dalam kemasan, yang lebih
dikhawatirkan adalah migrasi dari bahan kemasan ke dalam pangan. Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses migrasi, antara lain jenis dan konsentrasi bahan kimia
yang terkandung dalam kemasan, sifat alamiah pangan atau pilihan larutan simulan
pangan disertai kondisi saat terjadi kontak suhu dan lama kontak, ketebalan
kemasan, dan sifat intrinsik bahan kemasan inert atau tidak (Budiawan 2004).
Potensi migrasi meningkat seiring dengan meningkatnya lama kontak, suhu kontak,
dan luas permukaan kontak, semakin tinggi konsentrasi komponen aditif dalam
bahan kemasan, dan adanya bahan pangan yang agresif. Potensi migrasi menurun
bila bahan kemasan berbobot molekul tinggi, kontak antara pangan dan kemasan
tidak langsung atau kering, daya difusi bahan kemasan rendah (inert), dan adanya
lapisan pembatas yang inert (Barnes et al 2007).
Kemasan yang mudah bermigrasi adalah kemasan berbahan plastik karena
plastik terdiri dari monomer-monomer. Migrasi monomer maupun zat-zat
pembantu polimerisasi, dalam kadar tertentu dapat larut ke dalam makanan padat
atau cair berminyak maupun cairan tak berminyak. Semakin panas makanan yang
dikemas, semakin tinggi peluang terjadinya migrasi. Polimer atau plastik ketika
digunakan sebagai pengemas makanan pada suhu tinggi mengakibatkan lemak
bahan kimia monomer dapat bermigrasi ke dalam makanan dan beresiko bagi
kesehatan, apabila terakumulasi di dalam tubuh dalam jumlah besar membahayakan
kesehatan konsumen (Irawan dan Supeni 2013).
Standar acuan yang digunakan dalam menentukan ambang batas toleransi
migrasi yang diperbolehkan, berpedoman pada peraturan Kepala Badan
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) No. HK 03.1.23.07.11.6664 tahun 2011.
Peraturan ini berisi tentang batas toleransi migrasi dari produk polimer yang kontak
langsung dengan makanan yang dikonsumsi manusia. Untuk bahan kontak pangan
yang diijinkan sebagai kemasan makanan, dalam hal ini plastik lapis tunggal
(monolayer), migrasi spesifik untuk semua jenis plastik, total logam berat, timbal
(Pb), kadmium (Cd), kromium VI (Cr VI), merkuri (Hg) dengan pelarut asam asetat
4%, 95°C, 30 menit dengan batas maksimal 1 bpj (total).
PENUTUP
Simpulan
Saran
Saran untuk jalannya praktikum ini sudah cukup baik, namun masih ada
kekurangan pada praktikum karena keadaan ruangan yang tidak kondusif. Semoga
praktikum ini bermanfaat bagi praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Barnes KA, Sinclair CR, Watson DH. 2007. Chemical Migration and Food Contact
Material. Cambridge England: Woodhead Publishing Ltd.
Budiawan RN. 2004. Ekses Bahan Kemasan terhadap Kesehatan dan Lingkungan.
Di dalam: Prosiding Lokakarya Wadah Pangan. Direktorat Standardisasi
Produk Pangan BPPOM Jakarta.
Crosby NT. 1981. Food Packaging Material: Aspect of Analysis and Migration of
Contaminants. London: Applied Science Publisher.