Anda di halaman 1dari 76

Chapter 8

MATERIAL HANDLING
TEKNOLOGI PENANGANAN PASCA PANEN

ラ コヴィヤ ハワ

1
MATERIAL HANDLING

2
MATERIAL HANDLING
Material Handling :
pergerakan teratur dari bahan atau material
tertentu dari satu lokasi ke lokasi lain, pada waktu
dan kuantitas yang tepat. Proses ini bisa merupakan
gerak mengangkat, pergerakan horizontal maupun
vertikal, dan penyimpanan bahan.

Material handling  moved, stored &protected,


tracked & controlled and shipped in order to final
destination (consumer)

3
MATERIAL HANDLING
Material Handling merupakan faktor penting guna
menghasilkan operasi pengolahan pangan yang
baik dan terorganisasi dan sangat mempengaruhi
kualitas hasil produk pangan yang dihasilkan,
dengan biaya produksi yang menguntungkan.

Material Handling mempengaruhi kualitas bahan


pangan dan nilai keekonomiannya karena:
• Setiap perpindahan bahan pangan beresiko
menimbulkan kerusakan pada produk pangan;
• Setiap perpindahan bahan pangan membutuhkan
biaya, sehingga mempengaruhi harga jual produk.

4
MATERIAL HANDLING
Dalam industri pangan, cakupan Material
Handling meliputi:
• Bahan Mentah (Raw Material):
Dari Lahan → Gudang bahan mentah →
Pabrik
• Produksi atau pabrikasi:
Dari unit penerimaan raw material → Unit-
unit proses pengolahan selanjutnya
• Pasca produksi:
Dari unit pengemasan → Gudang distribusi
→ Toko
6
MATERIAL HANDLING
Tujuan Material Handling meliputi:
• Menurunkan biaya penanganan produk
(handling cost) dengan optimalisasi
pemanfaatan tenaga kerja, mesin, dan ruang;
• Menurunkan biaya operasi pengolahan produk;
• Menurunkan durasi waktu pengolahan produk;
• Meningkatkan efisiensi penggunaan ruang
gudang penyimpanan;

7
MATERIAL HANDLING
Tujuan Material Handling meliputi:
• Menjaga bahan pangan produk di lini
produksi tetap bergerak, sehingga
mengoptimalkan penggunaan ruang di
ruang produksi;
• Mencegah terjadinya kecelakaan kerja
akibat penanganan bahan/produk
pangan;
• Mempertahankan kualitas produk pangan;
• Mengurangi bahan pangan yang terbuang
selama proses produksi. 8
MATERIAL HANDLING
Upaya-upaya effisiensi Material Handling
meliputi:
• Meminimasi pergerakan bahan/produk.
Perpendek jarak antar unit proses produksi dan
kurangi pergerakan yang tak perlu;
• Bahan/produk ditangani dengan unit/satuan
kuantitas yang diseragamkan. Mis: ditempatkan
pada kotak, kantong, dll.;
• Sebisa mungkin mengurangi kandungan air
yang tidak perlu pada bahan/produk pangan
yang ditangani. Kandungan air pada
bahan/produk menambah beban dan biaya;
10
MATERIAL HANDLING
Upaya-upaya efisiensi Material Handling
meliputi:

• Sebisa mungkin ubah wujud bahan/produk


menjadi wujud yang mudah ditangani;
• Ubah sistem produksi menjadi operasi
kontinyu, jika memungkinkan;
• Gunakan sistem Material Handling
terotomatisasi, jika memungkinkan;
• Gunakan manajemen sistem produksi yang
layak dan sesuai. 11
MATERIAL HANDLING

Secara umum, Material Handling


dibagi menjadi dua kategori,
berdasarkan wujud bahan/produk
pangan yang ditangani:

• Bahan/produk pangan cair;


• Bahan/produk pangan terfluidisasi;
• Bahan/produk pangan padat.

12
MATERIAL HANDLING - Cair

Perpindahan bahan pangan berwujud


cair, (cairan, emulsi, larutan suspensi
dari partikel, bubur) membutuhkan
peralatan mekanis khusus seperti
pompa, pipa dan sambungannya, dan
katup.
Keseluruhan peralatan mekanis yang
digunakan harus memenuhi persyaratan
kemananan dan higienitas makanan yang
dipindahkan.

13
MATERIAL HANDLING - Cair

Beberapa parameter yang harus


dipertimbangkan dalam mendisain sistem
material handling pada bahan pangan cair:

• Sifat rheologis bahan pangan;


• Kesetimbangan energi mekanis sistem;
• Kehilangan tekanan akibat gesekan pipa;
• Karakteristik pompa.

14
MATERIAL HANDLING - Cair
1. Sifat Rheologis bahan pangan
Bahan pangan cair berdasarkan sifat
rheologisnya dibagi menjadi (a) Newtonian; (b)
Non-newtonian
Newtonian → Fluida dengan tegangan
terhadap regangan konstan, viskositas tidak
berubah meski ada gaya. Contoh: Air, minyak
sayur, madu.
Non-newtonian → Fluida dengan tegangan
terhadap regangan, viskositas berubah seiring
adanya gaya. Contoh: saos, jelly, susu kental
manis.
15
MATERIAL HANDLING - Cair

• Sifat Rheologis bahan pangan

16
17
MATERIAL HANDLING - Cair

2. Kesetimbangan energi mekanis sistem


Energi yang dibutuhkan pompa per satuan
massa bahan pangan atau W (J/kg) untuk
mengalirkan bahan pangan cair melalui
sistem pipa dihitung menggunakan
Persamaan Bernoulli.

P u 2
Wp    g z  E f
 
18
MATERIAL HANDLING - Cair
• Kesetimbangan energi mekanis sistem

P u 2
Wp    g z  E f
 

19
MATERIAL HANDLING - Cair
• Kesetimbangan energi mekanis sistem (J/kg)

P u 2
Wp    g z  E f
 

Wp: Energi yang dibutuhkan pompa per satuan massa (J/kg);


ΔP: Perubahan tekanan (Pa);
ρ: Densitas bahan pangan yang dipindahkan (kg/m3);
Δu: Perubahan kecepatan in-out sistem (m/s);
α: Konstanta alir: α=1 (aliran laminer), α=2 (aliran turbulen);
g: Konstanta gravitasi (9.81 m/s2);
Δz: Perubahan tinggi permukaan fluida di tiap penampung (m);
Ef: Kehilangan energi karena gesekan pipa (J/kg).
20
MATERIAL HANDLING - Cair
P u 2
Wp    g z  E f
 

• Kesetimbangan energi mekanis sistem (Head)

H  h p  hu  z  h f

H: Tinggi (elevasi) dari bahan pangan yang di pompakan (m);

Wp P u 2 Ef
H  hp  hu  z  z2  z1 hf 
g g g g

21
MATERIAL HANDLING - Cair
• Total energi mekanis sistem (Head)
hd  hsd  h pd  h fd
H  hd  hs hs  hss  h ps  h fs
H: Tinggi (elevasi) dari bahan pangan yang di pompakan (m);
hd: Tinggi (elevasi) saluran keluaran (discharge);
hs: Tinggi (elevasi) saluran masukan/isap (suction);
hsd: Tinggi (elevasi) statis saluran keluaran;
hpd: Tinggi (elevasi) tekanan permukaan saluran keluaran;
hfd: Tinggi (elevasi) friksi/gesekan saluran keluaran;
hss: Tinggi (elevasi) statis saluran masukan/isap;
hps: Tinggi (elevasi) tekanan permukaan saluran masukan/isap;
hfs: Tinggi (elevasi) friksi/gesekan saluran masukan/isap;
22
MATERIAL HANDLING - Cair

• Total energi mekanis sistem (Head)


H  hd  hs
hd  hsd  h pd  h fd
hs  hss  h ps  h fs

u2 2 u12
hsd   z2 hss   z1
2g 2g
P P1
hpd  2 hps 
g g
23
MATERIAL HANDLING - Cair

3. Kehilangan Tekanan Akibat Gesekan Pipa (Ef)


   Le    u 2 
Ef  4 f   
 d   2 
Ef: Kehilangan energi karena gesekan pipa (J/kg);
f: Faktor gesekan pipan (Fanning Factor) (indeks);
ΣLe/d: Akumulasi gesekan pada pipa, belokan, sambungan, katup
berdasar diameter (indeks di tabel mekanika fluida);
u: Kecepatan alir sistem (m/s)

24
MATERIAL HANDLING - Cair

• Kehilangan Tekanan Akibat Gesekan Pipa (Ef)


   Le    u 2 
Ef  4 f   
 d   2 

Tabel nilai Le/d untuk beberapa sambungan pipa.

25
MATERIAL HANDLING - Cair
4. Karakteristik Pompa
Pompa adalah mesin mekanis yang
digunakan luas untuk memindahkan
cairan maupun suspensi melalui sistem
perpipaan dalam banyak operasi proses
produksi produk pangan.
Jenis pompa yang umum digunakan
dalam proses produksi umumnya adalah
(a) Pompa sentrifugal, (b) Pompa positive
displacement atau PDP, dan (c) Jenis
pompa lainnya.
26
MATERIAL HANDLING - Cair
• Karakteristik Pompa

27
MATERIAL HANDLING - Cair
• Pompa Sentrifugal
Umum digunakan untuk produk newtonian, seperti
air, larutan cair, jus, minyak, dan larutan yang
mengandung partikel halus.

28
MATERIAL HANDLING - Cair

• Pompa Positive Displacement


Umum digunakan untuk produk non-newtonian
yang memiliki kekentalan lebih besar dan
mengandung partikel yang lebih besar atau
cairan tak homogen. Jenis pompa yang
digunakan dapat disesuaikan dengan produk
pangan yang akan dipindahkan.

29
MATERIAL HANDLING - Cair

• Pompa Positive Displacement

30
MATERIAL HANDLING - Cair

• Jenis Pompa Lainnya

31
MATERIAL HANDLING - Terfluidisasi

Perpindahan bahan pangan berwujud


partikel halus, bubuk, granul, ataupun
butiran berukuran kecil seperti biji-bijian
umumnya dipindahkan menggunakan sistem
konveyor pneumatik.
Sistem ini menggunakan medium tak
bereaksi (inert) berupa air atau udara
bertekanan tinggi untuk mengalirkan atau
memindahkan bahan pangan yang ditangani
melalui sistem perpipaan.
32
MATERIAL HANDLING - Terfluidisasi
Sistem terfluidisasi umumnya memerlukan lebih
banyak energi jika dibandingkan dengan konveyor
mekanis, tetapi lebih dipilih dalam skala industri
besar dengan sistem operasi kontinyu.
Dalam desain sistem ini, perlu diketahui sifat
fisik dan mekanik dari bahan pangan yang sedang
ditangani, seperti densitas partikel, distribusi
ukuran partikel (PSD), kadar air, daya ikat air, angle
of repose, kemampuan alir, dll.

33
MATERIAL HANDLING - Terfluidisasi

Dua sistem yang umum digunakan adalah


(1) Sistem tekanan udara, dan (2) Sistem
vakum udara.

34
MATERIAL HANDLING - Terfluidisasi
Nilai beberapa parameter penting dalam
material handling sistem pneumatik.

35
CHAPTER 9

MATERIAL HANDLING
Part 2

TEKNOLOGI PENANGANAN PASCA PANEN

ラ コヴィヤ ハワ
MATERIAL HANDLING - Padat
Perpindahan bahan pangan berwujud padat,
baik berukuran kecil maupun besar, umumnya
menggunakan sistem konveyor mekanis.

Berdasarkan penggeraknya, sistem konveyor


mekanis dibagi menjadi:
• Berpenggerak motor/enjin, dibagi menjadi:
o Bergerak linear (steady motion);
o Bergerak getar (vibratory motion).
• Berpenggerak gaya gravitasi.

37
MATERIAL HANDLING - Padat

38
MATERIAL HANDLING - Padat

39
MATERIAL HANDLING - Padat
Konveyor Sabuk Seragam (Uniform Belt Conveyor)

Umum digunakan untuk produk berbentuk granular


curah ataupun berkemasan, untuk perpindahan
arah horizontal maupun bidang miring. Terdiri atas
dua poros atau lebih yang bergerak berputar oleh
putaran motor dan sabuk yang bergerak seiring
berputarnya poros sejauh lintasan yang dilalui.
Untuk produk granular curah, biasanya dilengkapi
dengan supporting role yang mencegah produk
tercecer selama pemindahan.

42
MATERIAL HANDLING - Padat

• Konveyor Sabuk Seragam (Uniform Belt Conveyor)

43
MATERIAL HANDLING - Padat

• Konveyor Sabuk Seragam (Uniform Belt Conveyor)

44
MATERIAL HANDLING - Padat

• Konveyor Sabuk Seragam (Uniform Belt Conveyor)

45
MATERIAL HANDLING - Padat
• Konveyor Sabuk Seragam (Uniform Belt
Conveyor)
Keunggulan:
• Memiliki kapasitas operasi yang besar;
• Produk tak rusak dalam proses pemindahan;
• Konsumsi energi relatif minimum;
• Mudah untuk mengambil/memisahkan produk
selama proses pemindahan;
• Biaya perawatan rendah;
• Tingkat kebisingan (noise) selama operasi
rendah.

46
MATERIAL HANDLING - Padat
• Konveyor Sabuk Seragam (Uniform Belt
Conveyor)
Kelemahan:
• Tidak sesuai untuk jalur yang berbelok-belok;
• Memiliki keterbatasan bidang kemiringan
untuk operasi pemindahan menanjak;
• Tidak sesuai untuk produk berbentuk bubuk,
karena mudah terhembus udara;
• Meningkatnya biaya kalau panjang lintasan
diperpendek.

47
MATERIAL HANDLING - Padat
• Konveyor Sabuk Bersegmen (Segmented Belt
Conveyor)
Terdiri atas segmen-segmen yang digandengkan satu
sama lain.

Kelemahan:
Umumnya dioperasikan pada kecepatan rendah
dengan produk yang memerlukan perlakuan khusus
selama proses produksi. Sehingga kapasitas
operasinya kecil. Dalam skala industri pangan (seperti
pabrik cokelat/biskuit), kelemahan ini diatasi dengan
memperbesar lebar dari konveyor.

48
49
MATERIAL HANDLING - Padat

• Konveyor Sabuk Bersegmen (Segmented Belt Conveyor)

50
MATERIAL HANDLING - Padat

• Konveyor Berputar (Roll Conveyor)


Terdiri atas poros-poros berjajar dengan jarak dekat
yang berputar searah sepanjang lintasan untuk
memindahkan produk pangan yang ada di atasnya.
Umumnya digunakan untuk produk pangan dengan
massa berat seperti buah-buahan. Dapat juga
difungsikan sebagai komponen operasi sortasi
berdasar ukuran produk, yaitu dengan mengatur
jarak antar poros yang berputar.

51
MATERIAL HANDLING - Padat

• Konveyor Berputar (Roll Conveyor)

52
MATERIAL HANDLING - Padat

• Konveyor Roda Luncur (Skate Wheel Conveyor)


Terdiri atas roda koaksial yang berputar. Umumnya
digunakan untuk menyambung konveyor berputar
pada lintasan berbelok.

53
MATERIAL HANDLING - Padat

• Konveyor Berputar/Roda Luncur (Roll/Skate Wheel


Conveyor)
Keunggulan:
• Memiliki kemampuan memindahkan produk berat;
• Dapat digerakkan dengan bantuan gaya gravitasi;
• Semua poros tak harus digerakkan seluruhnya untuk
memindahkan produk.

54
MATERIAL HANDLING - Padat

• Konveyor Berputar/Roda Luncur (Roll/Skate Wheel


Conveyor)
Kelemahan:
• Peralatan umumnya berat dengan gaya inersia yang signifikan;
• Penggunaan di bidang miring memiliki batasan tertentu;
• Tingkat keausan pada alat cukup tinggi;
• Tingkat kebisingan (noise) selama operasi relatif tinggi.

55
MATERIAL HANDLING - Padat

• Konveyor Rantai (Chain Conveyor)


Terdiri atas rangkaian rantai yang berputar sepanjang
lintasan pemindahan produk pangan. Rantai tersebut
disambungkan dengan beberapa peralatan sebagai
pembawa produk. Peralatan pembawa tersebut
dapat disesuaikan dengan produk yang dibawa.
Peralatan pembawa dapat berupa kantong, poros,
wadah, keranjang, sayap pembawa dan pengait.

56
MATERIAL HANDLING - Padat

• Konveyor Rantai (Chain Conveyor)

57
MATERIAL HANDLING - Padat

• Konveyor Rantai (Chain Conveyor)

58
MATERIAL HANDLING - Padat

• Konveyor Rantai (Chain Conveyor)

59
MATERIAL HANDLING - Padat

• Konveyor Rantai (Chain Conveyor)

60
MATERIAL HANDLING - Padat

• Konveyor Rantai (Chain Conveyor)


Keunggulan Bucket Conveyor:
• Membutuhkan energi yang lebih kecil jika dibandingkan
dengan sistem pneumatik;
• Lebih tidak membutuhkan ruang yang luas jika dibandingkan
dengan belt conveyor;
• Memungkinkan untuk beroperasi pada segala arah
perpindahan, yaitu vertikal, horizontal, dan bidang miring.

61
MATERIAL HANDLING - Padat

• Konveyor Rantai (Chain Conveyor)


Kelemahan Bucket Conveyor:
• Kapasitas alat pembawa (bucket) yang terbatas;
• Pada produk bubuk yang rentan meledak, operasi ini
memiliki resiko besar jika peralatan cacat atau tidak
memadai.
• Memungkinkan untuk beroperasi pada segala arah
perpindahan, yaitu vertikal, horizontal, dan bidang
miring.

62
MATERIAL HANDLING - Padat

• Konveyor Ulir (Screw Conveyor)


Umumnya digunakan untuk memindahkan produk
pangan dengan kemampuan alir rendah, seperti
bubur kental dll. Selain itu, produk butiran kecil
seperti biji-bijian curah juga bisa dipindahkan dengan
sistem ini.

63
MATERIAL HANDLING - Padat

• Konveyor Ulir (Screw Conveyor)

64
MATERIAL HANDLING - Padat

• Konveyor Ulir (Screw Conveyor)


Keunggulan:
• Efektif dalam memindahkan produk pangan yang kurang baik
bila menggunakan sistem lain;
• Mudah dalam mengatur kapasitas pemindahan;
• Memungkinkan untuk beroperasi pada segala arah
perpindahan, yaitu vertikal, horizontal, dan bidang miring.

65
MATERIAL HANDLING - Padat

• Konveyor Ulir (Screw Conveyor)


Kelemahan:
• Membutuhkan konsumsi energi yang besar;
• Produk mudah rusak selama proses pemindahan;
• Mudah terjadi ledakan pada produk pangan yang
beresiko.

66
MATERIAL HANDLING - Padat

• Konveyor Getar (Vibratory Conveyor)


Umumnya digunakan untuk memindahkan produk
searah horizontal maupun bidang miring, baik
dengan lintasan lurus, berbelok, maupun spiral.
Produk pangan yang dapat dipindahkan berupa
butiran curah maupun bubuk. Proses dengan sistem
ini dapat pula dimanfaatkan sebagai proses
pencampuran (mixing) dari bahan pangan yang
diproduksi.

67
MATERIAL HANDLING - Padat

• Konveyor Getar (Vibratory Conveyor)


Gerak bergetar dapat diperoleh dengan
memanfaatkan energi listrik (menggunakan magnet),
atau dengan menggunakan gaya mekanis
(menggunakan nok atau cam, dapat pula dengan
inersia benda putar).

68
MATERIAL HANDLING - Padat

• Konveyor Getar (Vibratory Conveyor)

69
MATERIAL HANDLING - Padat

• Konveyor Getar (Vibratory Conveyor)


Keunggulan:
• Operasi pemindahan tidak menyebabkan kerusakan
pada produk pangan;
• Mudah dalam mengatur debit pemindahan;
• Memungkinkan untuk beroperasi pada segala arah
perpindahan;
• Memungkinkan untuk memindahkan produk yang
lengket maupun basah.

70
MATERIAL HANDLING - Padat

• Konveyor Getar (Vibratory Conveyor)


Kelemahan:
• Produk pangan yang dipindahkan harus homogen;
• Sistem ini tidak cocok untuk produk pangan berukuran besar
dan jalur lintasan yang jauh;
• Relatif menghasilkan kebisingan (noise) yang tinggi.

71
MATERIAL HANDLING - Padat

• Alat Pengangkut Mobile (Mobile Transport System)


Untuk memindahkan bahan baku (raw material),
produk pangan curah, maupun dalam kemasan; di
dalam fasilitas produksi, maupun dari gudang/lahan;
dapat digunakan alat pengangkut mobile.
Alat pengangkut mobile dapat berupa truk bak
terbuka, truk bak tertutup, truk tangki, forklift, dll.
Produk pangan dalam kemasan umumnya disusun di
atas landasan pallet.

72
MATERIAL HANDLING - Padat

• Alat Pengangkut Mobile (Mobile Transport System)


Keunggulan:
• Tingkat fleksibilitas yang tinggi, sehingga tidak terikat
ruang atau lokasi kerja dan peralatan;
• Bersifat multifungsi, sehingga bisa memindahkan
berbagai macam produk pangan yang diproduksi.

73
MATERIAL HANDLING - Padat

• Crane dan Elevator (Mobile Transport System)


Untuk memindahkan produk pangan dengan satuan
massa yang lebih berat dengan gerak yang sama dan
teratur, digunakan crane. Elevator digunakan untuk
arah gerak vertikal, baik menggunakan mekanisme
kabel baja maupun hidrolis.

74
MATERIAL HANDLING - Padat

• Crane dan Elevator (Mobile Transport System)

75
MATERIAL HANDLING - Padat

• Robot
Jenis robot yang digunakan untuk proses material
handling produk pangan umumnya yang memiliki
pergerakan teratur, seperti robot manipulator dan
line tracer.
Robot manipulator umumnya digunakan untuk
menempatkan produk pangan dalam kemasan
khusus dengan presesi tinggi. Robot line tracer
umumnya digunakan di fasilitas pergudangan.

76
MATERIAL HANDLING - Padat

• Robot

77
MATERIAL HANDLING - Padat

• Robot

78
MATERIAL HANDLING - Padat

• Robot

79
REFRENSI

• Saravacos G. dan A.E. Kostaropoulos. 2015. Handbook of Food


Processing Equipment 2nd Ed. Springer
• Robberts TC. 2013. Food Plant Engineering Systems 2nd Ed.
CRC Press

82

Anda mungkin juga menyukai