Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan
praktikum, batasan masalah dan asumsi.

1.1 LATAR BELAKANG

Pada sub bab ini menjelaskan mengenai latar belakang yang berkaitan
dengan Praktikum Perancangan Teknik Industri I yang digunakan dalam
pelaksanaan Praktikum Perancangan Teknik Industri IV.

Pada zaman sekarang ini, perusahaan selalu dituntut untuk berinovasi


terhadap produk – produknya. Persaingan antar perusahaan yang sangat
kompetitif menuntut untuk membuat produk semenarik mungkin supaya daya beli
konsumen semakin tinggi terhadap produk yang dijualnya. Salah satu yang dapat
ditonjolkan pada sebuah produk adalah kemasan. Hal pertama yang dilihat dari
sebuah produk adalah dari kemasannya. Jika kemasan yang ditampilkan menarik,
maka konsumen akan tarik untuk melihatnya lebih lanjut, bahkan membeli produk
tersebut. Menurut Klimchuk & Krasovec (2007), pemasar harus sekreatif
mungkin dalam penciptaan desain kemasan, karena desain kemasan yang menarik
dan unik dapat menimbulkan impulsive buying yaitu pembelian tidak terencana
yang dipacu oleh stimulus.

Terdapat berbagai faktor dan daya tarik tersendiri yang mempengaruhi


suatu kemasan yang baik. Kemasan yang baik, tidak hanya menarik dan unik
namun juga memuat pelbagai informasi yang dibutuhkan oleh konsumen. Selain
itu, sekalipun kemasan mempunyai bentuk yang unik dan menarik namun juga
harus mempertimbangkan pendistribusian dan peletakan produk tersebut di toko
serta kemudahan konsumen dalam membawa prosuk tersebut di dalam kemasan.

KELOMPOK 07

IIN – IRFAN – LINTANG – M. DZAKI


Desain kemasan yang baik tidak terbatas hanya untuk produk – produk
kecil seperti makanan maupun kosmetik namun juga perabotan, salah satunya
adalah kursi kuliah. Untuk produk yang besar seperti kursi kuliah, dibutuhkan
packaging yang sesuai namun tetap harus memperhatikan aspek – aspek yang ada.

Sumber : Pengaruh Desain Kemasan (Packaging) Pada Impulsive Buying, Oleh


Priscilla Christy Dan J. Ellyawati, Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomu,
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Pada sub bab ini menjelaskan mengenai rumusan masalah yang berkaitan
dengan Perancangan Teknik Industri I yang digunakan dalam pelaksanaan
Praktikum Perancangan Teknik Industri IV.

a. Apa yang dimaksud dengan desain kemasan?

b. Bagaimana desain kemasan yang baik itu?

c. Faktor apa saja yang mempengaruhi desain kemasan?

d. Daya tarik apa saja yang mempengaruhi penampilan kemasan?

e. Bagaimana daya tarik tersebut dapat berpengaruh pada desain kemasan?

1.3 TUJUAN PRAKTIKUM

Pada sub bab ini menjelaskan mengenai tujuan praktikum yang berkaitan
dengan Perancangan Teknik Industri I yang digunakan dalam pelaksanaan
Praktikum Perancangan Teknik Industri IV.

a. Untuk mengetahui maksud dari desain kemasan.

b. Untuk mengetahui desain kemasan yang baik

c. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi desain kemasan.

d. Untuk mengetahui daya tarik yang mempengaruhi desain kemasan.

KELOMPOK 07

IIN – IRFAN – LINTANG – M. DZAKI


e. Untuk mengetahui bagaimana daya tarik tersebut dapat mempengaruhi
kemasan.

1.4 BATASAN MASALAH

Pada sub bab ini menjelaskan mengenai batasan masalah yang berkaitan
dengan Perancangan Teknik Industri I yang digunakan dalam pelaksanaan
Praktikum Perancangan Teknik Industri IV.

a. Desain kemasan produk dirancang untuk produk kursi kuliah

1.5 ASUMSI

Pada sub bab ini menjelaskan mengenai asumsi yang berkaitan dengan
Perancangan Teknik Industri I yang digunakan dalam pelaksanaan Praktikum
Perancangan Teknik Industri IV.

a. Dimensi box kursi kuliah 55 x 39 x 36 cm.

KELOMPOK 07

IIN – IRFAN – LINTANG – M. DZAKI


BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan mengenai landasan teori yang digunakan dalam
Praktikum Desain Kemasan.

2.1 Definisi Kemasan

Pengertian kemasan menurut Rodriguez adalah kemasan atau pengemasan


aktif adalah kemasan yang merubah kondisi dari bahan pangan dengan
penambahan senyawa aktif sehingga mampu memperpanjang umur simpan dari
bahan pangan yang dikemas dan juga meningkatkan keamanan serta tetap
mempertahankan kualitas.

Pengertian kemasan menurut KBBI adalah bungkus pelindung dalam suatu


barang dagangan yang dihasilkan dari kegiatan mengemas.

Pengertian kemasan menurut Cahyorini dan Rusfian adalah kegiatan yang


dilakukan oleh perusahaan yang terdiri dari desain grafis, informasi produk, serta
struktur desain.

Pengertian kemasan menurut Cahyorini dan Rusfian adalah kegiatan yang


dilakukan oleh perusahaan yang terdiri dari desain grafis, informasi produk, serta
struktur desain.

Pengertian kemasan menurut Titik Wijayanti adalah upaya yang dilakukan


leh perusahaan untuk memberikan informasi kepada setiap konsumennya tentang
produk yang ada didalamnya.

Pengertian kemasan menurut Kotler dan Amstrong adalah suatu bentuk


kegiatan yang melibatkan desain serta produk, sehingga kemasan ini dapat
berfungsi agar produk didalamnya dapat terlindungi.

Pengertian kemasan menurut Kotler dan Keller, Pengemasan adalah


kegiatan dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk

KELOMPOK 07

IIN – IRFAN – LINTANG – M. DZAKI


Pengertian kemasan menurut Klimchuk dan Krasovec adalah desain
kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citar, tipografi dan
elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan.

Pengertian kemasan menurut Danger adalah wadah atau pembungkus


untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan,
disimpan, dijual, dan dipakai. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu
mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada didalamnya,
melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan dan
getaran).

Sumber : https://www.sepengetahuan.co.id/2017/08/pengertian-kemasan-menurut-
para-ahli-fungsi-tujuan-jenis-kemasan.html

Kemasan dapat didefinisakn sebagai seluruh kegiatan merancang dan


memproduksi wadah atau bungkus atau kemasan suatu produk. Kemasan meliputi
tiga hal yaitu merek, kemasan itu sendiri dan label. Ada tiga alasan utama untuk
melakukan pembungkusan, yaitu :

1. Kemasan memenuhi syarat keamanan dan kemanfaatan. Kemasan


melindungi produk dalam perjalanannya dari produsen ke konsumen.
Produk-produk yang dikemas biasanya lebih bersih, menarik, dan tahan
terhadap kerusakan yang disebabkan oleh cuaca.

2. Kemasan dapat melaksanakan program pemasaran. Melalui kemasan


identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya mencegah
pertukaran oleh produk pesaing. Kemasan merupakan satu-satunya cara
perusahaan membedakan produknya.

3. Kemasan merupakan suatu cara untuk meningkatkan laba perusahaan.


Oleh karena itu, perusahaan harus membuat kemasan semenarik mungkin.
Dengan kemasan yang sangat menarik, diharapkan dapat memikat dan
menarik perhatian konsumen.

Sumber : https://smpsma.com/mengapa-harus-melakukan-pembungkusan-atau-
pengemasan.html

KELOMPOK 07

IIN – IRFAN – LINTANG – M. DZAKI


2.2 Fungsi Kemasan

Banyak perusahaan yang sangat memperhatikan pembungkus suatu barang


sebab mereka menganggap bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai
pembungkus, tetapi jauh lebih luas dari pada itu. Simamora (2007)
mengemukakan pengemasan mempunyai dua fungsi yaitu:

1. Fungsi Protektif

Berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana


transportasi, dan saluran distribusi yang semua berimbas pada pengemasan.
Dengan pengemasan protektif, para konsumen tidak perlu harus menanggung
risiko pembelian produk rusak atau cacat.

2. Fungsi Promosional

Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun


kemasan juga digunakan sebagai sarana promosional. Menyangkut promosi,
perusahaan mempertimbangkan preferensi konsumen menyangkut warna, ukuran,
dan penampilan.

Sedangkan menurut Kotler (1999:228), terdapat empat fungsi kemasan sebagai


satu alat pemasaran, yaitu :

a. Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses
penjualan, dimana kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk,
meyakinkan konsumen dan memberi kesan menyeluruh yang mendukung
produk.

b. Consumer offluence. Konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi


kemudahan, penampilan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang
lebih baik.

c. Company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang


dikandung dari kemasan yang dirancang dengan cermat dalam
mempercepat konsumen mengenali perusahaan atau merek produk.

KELOMPOK 07

IIN – IRFAN – LINTANG – M. DZAKI


d. Inovational opportunity. Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi
konsumen dan juga memberi keuntungan bagi produsen.

Selain berfungsi sebagai media pemasaran, kemasan juga memiliki


beberapa fungsi lain, yaitu sebagai berikut:

Kemasan melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu fungsi dasar


kemasan adalah untuk mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau kehilangan
melalui pencurian atau kesalahan penempatan. Kemasan memberikan cara yang
menarik untuk menarik perhatian kepada sebuah produk dan memperkuat citra
produk. Kombinasi dari keduanya, marketing dan Logistik dimana kemasan
menjual produk dengan menarik perhatian dan mengkomunikasikannya.

Sumber : https://www.kajianpustaka.com/2016/10/pengertian-fungsi-tujuan-dan-
jenis-kemasan.html

2.3 Faktor- Faktor Desain Kemasan

Produk yang baik dan akan digunakan semaksimal mungkin dalam pasar
harus mempertimbangkan dan dapat menampilkan beberapa faktor, antara lain
sebagai berikut:

1. Faktor pengamanan

Produk harus melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang


dapat menjadi penyebab timbulnya kerusakan barang, misalnya: cuaca, sinar
matahari, jatuh, tumpukan, kuman, serangga dan lain-lain. Contohnya, kemasan
biskuit yang dapat ditutup kembali agar kerenyahannya tahan lama.

2. Faktor ekonomi

Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan,


sehingga biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya. Contohnya, produk-produk
refill atau isi ulang, produk-produk susu atau makanan bayi dalam karton, dan
lain-lain.

3. Faktor pendistribusian

KELOMPOK 07

IIN – IRFAN – LINTANG – M. DZAKI


Kemasan harus mudah didistribusikan dari pabrik ke distributor atau
pengecer sampai ke tangan konsumen. Di tingkat distributor, kemudahan
penyimpanan dan pemajangan perlu dipertimbangkan. Bentuk dan ukuran
kemasan harus direncanakan dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak
sampai menyulitkan peletakan di rak atau tempat pemajangan.

4. Faktor komunikasi

Sebagai media komunikasi kemasan menerangkan dan mencerminkan


produk, citra merek, dan juga bagian dari produksi dengan pertimbangan mudah
dilihat, dipahami dan diingat. Misalnya, karena bentuk kemasan yang aneh
sehingga produk tidak dapat “diberdirikan”, harus diletakkan pada posisi “tidur”
sehingga ada tulisan yang tidak dapat terbaca dengan baik; maka fungsi kemasan
sebagai media komunikasi sudah gagal.

Sumber : Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain –


Universitas Kristen Petrahttp://puslit.petra.ac.id/journals/design/97

5. Faktor ergonomi

Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka dan


mudah diambil sangatlah penting. Pertimbangan ini selain mempengaruhi bentuk
dari kemasan itu sendiri juga mempengaruhi kenyamanan pemakai produk atau
konsumen. Contohnya, bentuk botol minyak goreng Tropical yang pada bagian
tengahnya diberi cekungan dan tekstur agar mudah dipegang dan tidak licin bila
tangan pemakainya terkena minyak.

6. Faktor estetika

Keindahan pada kemasan merupakan daya tarik visual yang mencakup


pertimbangan penggunaan warna, bentuk, merek atau logo, ilustrasi, huruf, tata
letak atau layout, dan maskot . Tujuannya adalah untuk mencapai mutu daya tarik
visual secara optimal.

7. Faktor identitas

KELOMPOK 07

IIN – IRFAN – LINTANG – M. DZAKI


Secara keseluruhan kemasan harus berbeda dengan kemasan lain, memiliki
identitas produk agar mudah dikenali dan dibedakan dengan produk-produk yang
lain.

8. Faktor promosi

Kemasan mempunyai peranan penting dalam bidang promosi, dalam hal


ini kemasanberfungsi sebagai silent sales person. Peningkatan kemasan dapat
efektif untukmenarik perhatian konsumen-konsumen baru.

9. Faktor lingkungan

Kita hidup di dalam era industri dan masyarakat yang berpikiran kritis.
Dalam situasi dan kondisi seperti ini, masalah lingkungan tidak dapat terlepas dari
pantauan kita. Trend dalam masyarakat kita akhir-akhir ini adalah kekhawatiran
mengenai polusi, salah satunya pembuangan sampah. Salah satunya yang pernah
menjadi topik hangat adalah styrofoam. Pada tahun 1990 organisasi-organisasi
lingkungan hidup berhasil menekan perusahaan Mc Donalds untuk mendaur ulang
kemasan-kemasan mereka.

Sekarang ini banyak perusahaan yang menggunakan kemasan-kemasan


yang ramah lingkungan (environmentally friendly ), dapat didaur ulang
(recyclable ) atau dapat dipakai ulang (reusable). Faktor-faktor ini merupakan satu
kesatuan yang sangat vital dan saling mendukung dalam keberhasilan penjualan,
terlebih di masa sekarang dimana persaingan sangat ketat dan produk dituntut
untuk dapat menjual sendiri. Penjualan maksimum tidak akan tercapai apbila
secara keseluruhan penampilan produk tidak dibuat semenarik mungkin.
Keberhasilan penjualan tergantung pada citra yang diciptakan oleh
kemasan tersebut. Penampilan harus dibuat sedemikian rupa agar konsumen dapat
memberikan reaksi spontan, baik secara sadar ataupun tidak. Setelah itu,
diharapkan konsumen akan terpengaruh dan melakukan tindakan positif, yaitu
melakukan pembelian di tempat penjualan.

Sumber : https://anggarendra.wordpress.com/2012/01/11/faktor-faktor-desain-
produk/

KELOMPOK 07

IIN – IRFAN – LINTANG – M. DZAKI


2.4 Desain Kemasan

Perkembangan jaman & teknologi telah membuat packaging berubah


fungsi, dulu orang bilang “Packaging protects what it sells (Kemasan melindungi
apa yang dijual).” Sekarang, “Packaging sells what it protects (Kemasan menjual
apa yang dilindungi)”. Dengan kata lain, kemasan bukan lagi sebagai pelindung
atau wadah tetapi harus dapat menjual produk yang dikemasnya.

Desain kemasan yang baik adalah kemasan tersebut harus simple


(sederhana), fungsional dan menciptakan respons emosional positif yang secara
tidak langsung “berkata”, “Belilah saya.” Kemasan harus dapat menarik perhatian
secara visual, emosional dan rasional.

Agar berhasil, maka penampilan sebuah kemasan harus mempunyai daya


tarik. Daya tarik pada kemasan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu daya tarik
visual (estetika) dan daya tarik praktis (fungsional)

a. Daya Tarik Visual (Estetika)

Sebuah desain kemasan yang bagus memberikan sebuah nilai tambah


terhadap produk yang dikemasnya. Menurut penelitian, dari seluruh kegiatan
penginderaan manusia, 80 % adalah penginderaan melalui penglihatan atau
kasatmata (visual). Karena itulah, unsur-unsur grafis dari kemasan antara lain:
warna, bentuk, merek, ilustrasi, huruf dan tata letak merupakan unsur visual yang
mempunyai peran terbesar dalam proses penyampaian pesan secara kasatmata
(visual communication).

Daya tarik visual dapat menciptakan loyalitas konsumen dengan


memberikan pengaruh psikologis dan emosional. Contohnya melalui keunikan
sebuah logo pada kemasan. Daya tarik visual dapat menjadi standar perusahaan
untuk menetapkan harga. Menurut Bernd Schmitt, seorang brand strategist,
“When your company or product provides specific experience that customers can
see, hear, touch and feel, you are adding value and you can price that value.” Daya
tarik visual dapat membuat sebuah produk menjadi berbeda (point of
differentiation) ditengah persaingan merek yang semakin ketat.

KELOMPOK 07

IIN – IRFAN – LINTANG – M. DZAKI


b. Daya tarik praktis (fungsional)

Daya tarik praktis merupakan efektivitas dan efisiensi suatu kemasan yang
ditujukan kepada konsumen maupun distributor. Misalnya, untuk kemudahan
penyimpanan atau pemajangan produk. Beberapa daya tarik praktis lainnya yang
perlu dipertimbangkan antara lain :

- Dapat melindungi produk

- Mudah dibuka atau ditutup kembali untuk disimpan

- Porsi yang sesuai untuk produk makanan/minuman

- Dapat digunakan kembali (reusable)

- Mudah dibawa, dijinjing atau dipegang

- Memudahkan pemakai untuk menghabiskan isinya dan mengisi kembali dengan


jenis produk yang dapat diisi ulang (refill)

Sumber: http://jurnal.isi-dps.ac.id

KELOMPOK 07

IIN – IRFAN – LINTANG – M. DZAKI


BAB III
HASIL DAN ANALISIS
Bab ini membahas mengenai hasil dan analisis mengenai faktor-faktor
desain kemasan dan daya tarik dari kemasan produk dari desain kemasan produk
yang telah dibuat praktikan.

3.1 FAKTOR-FAKTOR DESAIN KEMASAN


Sub bab ini membahas tentang faktor-faktor desain kemasan yang tercakup
pada desain kemasan produk yang dibuat praktikan dimana faktor tersebut yaitu
faktor pengaman, faktor ekonomi, faktor pendistribusian, faktor pendistribusian,
faktor komunikasi, faktor ergonomi, faktor estetika, dan faktor identitas.
3.1.1 Faktor pengamanan
Bagian ini menjelaskan deskripsi desain produk dalam segi faktor
pengamanan.

Gambar 3.1 Gambar desain kemasan produk tampak depan (faktor pengamanan)

Gambar diatas merupakan tampak depan dari desain kemasan produk,


dimana pada desain tersebut telah menerapkan faktor pengamanan yakni dari
kardusnya itu sendiri yang berfungsi sebagai pengaman produk didalamnya.

KELOMPOK 07

IIN – IRFAN – LINTANG – M. DZAKI


Gambar 3.2 Gambar desain kemasan produk tampak belakang (faktor
pengamanan)
Gambar diatas merupakan tampak belakang dari desain kemasan produk,
dimana pada desain tersebut telah menerapkan faktor pengamanan yakni dari
kardusnya itu sendiri yang berfungsi sebagai pengaman produk didalamnya.

Gambar 3.3 Gambar desain kemasan produk tampak kanan (faktor pengamanan)

Gambar diatas merupakan tampak kanan dari desain kemasan produk,


dimana pada desain tersebut telah menerapkan faktor pengamanan yakni dari
kardusnya itu sendiri yang berfungsi sebagai pengaman produk didalamnya.

KELOMPOK 07

IIN – IRFAN – LINTANG – M. DZAKI


Gambar 3.4 Gambar desain kemasan produk tampak kiri (faktor pengamanan)

Gambar diatas merupakan tampak kiri dari desain kemasan produk,


dimana pada desain tersebut telah menerapkan faktor pengamanan yakni dari
kardusnya itu sendiri yang berfungsi sebagai pengaman produk didalamnya.

3.1.2 Faktor ekonomi


Bagian ini menjelaskan deskripsi desain produk dalam segi faktor
ekonomi.

Gambar 3.5 Gambar desain kemasan produk tampak depan (faktor ekonomi)
Gambar diatas merupakan tampak depan dari desain kemasan produk,
dimana pada desain tersebut telah menerapkan faktor ekonomi yakni dari desain
ini yang hanya menggunakan sedikit warna sehingga ongkos produksi kemasan
tidak melebehi manfaat dari kemasannya itu sendiri.

KELOMPOK 07

IIN – IRFAN – LINTANG – M. DZAKI


Gambar 3.6 Gambar desain kemasan produk tampak belakang (faktor ekonomi)

Gambar diatas merupakan tampak belakang dari desain kemasan produk,


dimana pada desain tersebut telah menerapkan faktor ekonomi yakni dari desain
ini yang hanya menggunakan sedikit warna sehingga ongkos produksi kemasan
tidak melebehi manfaat dari kemasannya itu sendiri.

Gambar 3.7 Gambar desain kemasan produk tampak kanan (faktor ekonomi)

Gambar diatas merupakan tampak kanan dari desain kemasan produk,


dimana pada desain tersebut telah menerapkan faktor ekonomi yakni dari desain
ini yang hanya menggunakan sedikit warna sehingga ongkos produksi kemasan
tidak melebehi manfaat dari kemasannya itu sendiri.

KELOMPOK 07

IIN – IRFAN – LINTANG – M. DZAKI


Gambar 3.8 Gambar desain kemasan produk tampak kiri (faktor ekonomi)

Gambar diatas merupakan tampak kiri dari desain kemasan produk,


dimana pada desain tersebut telah menerapkan faktor ekonomi yakni dari desain
ini yang hanya menggunakan sedikit warna sehingga ongkos produksi kemasan
tidak melebehi manfaat dari kemasannya itu sendiri.

3.1.3 Faktor Pendistribusian


Bagian ini menjelaskan deskripsi desain produk dalam segi faktor
pendistribusian.

Gambar 3.9 Gambar desain kemasan produk tampak kanan (faktor


pendistribusian)

KELOMPOK 07

IIN – IRFAN – LINTANG – M. DZAKI


Gambar diatas merupakan tampak kanan dari desain kemasan produk,
dimana pada desain tersebut telah menerapkan faktor pendistribusian yakni
dengan terdapatnya lubang khusus yang diperuntukkan agar konsumen/distributor
dapat mudah melakukan pemindahan kemasan produk beserta isinya.

Gambar 3.10 Gambar desain kemasan produk tampak kiri (faktor pendistribusian)

Gambar diatas merupakan tampak kiri dari desain kemasan produk,


dimana pada desain tersebut telah menerapkan faktor pendistribusian yakni
dengan terdapatnya lubang khusus yang diperuntukkan agar konsumen/distributor
dapat mudah melakukan pemindahan kemasan produk beserta isinya.

3.1.4 Faktor Komunikasi


Bagian ini menjelaskan deskripsi desain produk dalam segi faktor
komunikasi.

Gambar 3.11 Gambar desain kemasan produk tampak depan (faktor komunikasi)

KELOMPOK 07

IIN – IRFAN – LINTANG – M. DZAKI


Gambar diatas merupakan tampak depan dari desain kemasan produk,
dimana pada desain tersebut telah menerapkan faktor komunikasi yakni dengan
adanya gambar 3D produk yang mengkomunikasikan kepada konsumen akan
gambaran produk yang ada di dalam kemasannya.

Gambar 3.12 Gambar desain kemasan produk tampak belakang (faktor


komunikasi)

Gambar diatas merupakan tampak belakang dari desain kemasan produk,


dimana pada desain tersebut telah menerapkan faktor komunikasi yakni dengan
adanya gambar 3D produk yang mengkomunikasikan kepada konsumen akan
gambaran produk yang ada di dalam kemasannya serta informasi kontak bagi
konsumen yang memiliki kritik dan saran bagi produknya.

Gambar 3.13 Gambar desain kemasan produk tampak kanan (faktor komunikasi)

KELOMPOK 07

IIN – IRFAN – LINTANG – M. DZAKI


Gambar diatas merupakan tampak kanan dari desain kemasan produk,
dimana pada desain tersebut telah menerapkan faktor komunikasi yakni dengan
adanya informasi himbauan tentang keamanan kemasan produknya sehingga
konsumen dapat mengerti perilaku apa yang tidak boleh dilakukan terhadap
kemasan produknya.

Gambar 3.14 Gambar desain kemasan produk tampak kiri (faktor komunikasi)

Gambar diatas merupakan tampak kiri dari desain kemasan produk,


dimana pada desain tersebut telah menerapkan faktor komunikasi yakni dengan
adanya informasi himbauan tentang pendistribusian kemasan produknya sehingga
konsumen dapat mengerti apa yang dapat dilakukan saat pendistribusian.

KELOMPOK 07

IIN – IRFAN – LINTANG – M. DZAKI


3.1.5 Faktor Ergonomi
Bagian ini menjelaskan deskripsi desain produk dalam segi faktor
ergonomi.

Gambar 3.15 Gambar desain kemasan produk tampak kanan (faktor ergonomi)

Gambar diatas merupakan tampak kanan dari desain kemasan produk,


dimana pada desain tersebut telah menerapkan faktor ergonomi yakni tata letak
penempatan lubang khusus yang disesuakian agar konsumen/distributor dapat
nyaman dan aman dalam melakukan pendistribusian/pemindahan kemasan produk
beserta isinya.

Gambar 3.16 Gambar desain kemasan produk tampak kiri (faktor ergonomi)

KELOMPOK 07

IIN – IRFAN – LINTANG – M. DZAKI


Gambar diatas merupakan tampak kiri dari desain kemasan produk,
dimana pada desain tersebut telah menerapkan faktor ergonomi yakni tata letak
penempatan lubang khusus yang disesuakian agar konsumen/distributor dapat
nyaman dan aman dalam melakukan pendistribusian/pemindahan kemasan produk
beserta isinya.

3.1.6 Faktor Estetika


Bagian ini menjelaskan deskripsi desain produk dalam segi faktor estetika.

Gambar 3.17 Gambar desain kemasan produk tampak depan (faktor estetika)

Gambar diatas merupakan tampak depan dari desain kemasan produk,


dimana pada desain tersebut telah menerapkan faktor estetika dimana desain
kemasan produk yang dibuat terlihat minimalis dan tidak terlalu ramai serta warna
yang digunakan tidak terlalu mencolok namun tetap memiliki ciri khas sehingga
kemasan produk enak dipandang.

Gambar 3.18 Gambar desain kemasan produk tampak belakang (faktor estetika)

KELOMPOK 07

IIN – IRFAN – LINTANG – M. DZAKI


Gambar diatas merupakan tampak belakang dari desain kemasan produk,
dimana pada desain tersebut telah menerapkan faktor estetika dimana desain
kemasan produk yang dibuat terlihat minimalis dan tidak terlalu ramai serta warna
yang digunakan memiliki ciri khas tersendiri sehingga kemasan produk enak
dipandang.

3.1.7 Faktor Identitas


Bagian ini menjelaskan deskripsi desain produk dalam segi faktor
identitas..

Gambar 3.19 Gambar desain kemasan produk tampak depan (faktor identitas)

Gambar diatas merupakan tampak depan dari desain kemasan produk,


dimana pada desain tersebut telah menerapkan faktor identitas yakni dengan
terdapatnya nama merk produk, informasi garansi, informasi barcode dan logo
sni, informasi produsen, dan keunggulan produk yang mana ini semua mencirikan
identitas dari produknya.

Gambar 3.20 Gambar desain kemasan produk tampak belakang (faktor identitas)

KELOMPOK 07

IIN – IRFAN – LINTANG – M. DZAKI


Gambar diatas merupakan tampak belakang dari desain kemasan produk,
dimana pada desain tersebut telah menerapkan faktor identitas yakni dengan
terdapatnya nama merk produk dan fitur-fitur unggulan produk yang mana ini
semua mencirikan identitas dari produknya.

Gambar 3.21 Gambar desain kemasan produk tampak kanan (faktor identitas)

Gambar diatas merupakan tampak kanan dari desain kemasan produk,


dimana pada desain tersebut telah menerapkan faktor identitas yakni dengan
terdapatnya nama merk produk dimana ini mencirikan identitas dari produknya.

Gambar 3.22 Gambar desain kemasan produk tampak kiri (faktor identitas)

KELOMPOK 07

IIN – IRFAN – LINTANG – M. DZAKI


Gambar diatas merupakan tampak kiri dari desain kemasan produk,
dimana pada desain tersebut telah menerapkan faktor identitas yakni dengan
terdapatnya nama merk produk dan deskripsi produk yang mana ini mencirikan
identitas dari produknya.

3.2 DAYA TARIK DESAIN KEMASAN

Sub bab ini membahas tentang daya tarik desain kemasan yang tercakup
pada desain kemasan produk yang dibuat praktikan, dimana daya tarik tersebut
yaitu daya Tarik visual dan daya Tarik praktis.

3.2.1 Daya Tarik Visual

Bagian ini menjelaskan deskripsi desain produk dalam segi daya Tarik
visual.

Gambar 3.23 Gambar desain kemasan produk tampak depan (Daya Tarik Visual)
Gambar diatas merupakan tampak depan dari desain kemasan produk,
dimana pada desain tersebut telah menerapkan daya Tarik visual, yaitu terlihat
dari perpaduan warnam jenis font, bentuk, serta desain slogan yang menarik.
Perpaduan gradasi abu memberikan makna elegan tapi simple. Sedangkan, warna
biru menunjukkan stabilitas. Penyampaian informasi menggunakan bentuk
lingkaran dengan desain tertentu, yang mana memberikan daya Tarik tersendiri
untuk menghilangkan kesan monoton dan bosan.

KELOMPOK 07

IIN – IRFAN – LINTANG – M. DZAKI


Gambar 3.24 Gambar desain kemasan produk tampak belakang (Daya Tarik
Visual)
Gambar diatas merupkan tampak belakang dari desain kemasan produk,
dimana pada desain tersebut telah menerapkan daya Tarik visual, terlihat dari
perpaduan warna, jenis font, bentuk, serta desain fitur yang menarik.
Penyampaian fitur produk menggunakan symbol dan gambar menarik ketertarikan
konsumen saat melihat kemasan, secara tidak langsung juga menyampaikan
informasi detail pada konsumen.

Gambar 3.25 Gambar desain kemasan produk tampak kanan (Daya Tarik Visual)
Gambar diatas merupakan tampak kanan dari desain kemasan produk,
dimana pada desain tersebut telah menerapkan daya Tarik visual, terlihat dari
penggunaan warna, jenis font, bentuk, dan desain symbol yan menarik. Pada
tampak ini penggunaan warna, jenis font masih sama, penggunaan bentuk persegi
pada symbol peringatan dinilai simple dan tidak membingungkan. Sehinga,
konsumen bisa tertarik untuk melihat dan memahami maknaya.

KELOMPOK 07

IIN – IRFAN – LINTANG – M. DZAKI


Gambar 3.26 Gambar desain kemasan prduk tampak kiri (Daya Tarik visual)
Gambar diatas merupakan tampak kiri dari desain kemasan produk,
dimana pada desain tersebut tealh menerapkan daya Tarik visual, terlihat dari
penggunaan warna, jenis font, bentuk, dan desain informasi dan symbol yang
simple. Penggunaan tabel dan symbol sederhana memberikan daya Tarik bagi
konsumen untuk membaca dan mengetahui deskripsi dari produk didalamnya.

3.2.2 Faktor Daya Tarik Praktis


Bagian ini menjelaskan deskripsi desain produk dalam segi daya Tarik
praktis.

Gambar 3.27 Gambar desain kemasan produk tampak depan (Daya Tarik Praktis)

Gambar diatas merupakan tampak depan dari desain kemasan produk,


dimana telah menerapkan daya Tarik praktis yaknik dengan penggunaan kardus

KELOMPOK 07

IIN – IRFAN – LINTANG – M. DZAKI


untuk melindungi produk didalamnya. Selain itu, ukuran yang digunakan sesuai
dengan kebutuhan pengemasan produk.

Gambar 3.28 Gambar desain kemasan produk tampak belakang (Daya Tarik
Praktis)

Gambar diatas merupakan tampak belakang dari desain kemasan produk,


dimana telah menerapkan daya Tarik praktis yakni dengan penggunaan kardus
untuk melindungi produk didalamnya. Selain itu, ukuran yang digunakan sesuai
dengan kebutuhan pengemasan produk.

Gambar 3.26 Gambar desain kemasan produk tampak kanan (Daya Tarik Praktis)

Gambar diatas merupakan tampak kanan dari desain kemasan produk,


yang mana telah menerapkan daya Tarik praktis yakni terdapat lubang untuk
memudahkan kemasan saat dipindahkan. Penambahan lubang tersebut dengan
memperhatikan aspek ergonomic.

KELOMPOK 07

IIN – IRFAN – LINTANG – M. DZAKI


Gambar 3.27 Gambar desain kemasan produk tampak kiri (Daya Tarik Praktis)

Gambar diatas merupakan tampak kiri dari desain kemasan produk, yang
mana telah menerapkan daya Tarik praktis yakni terdapat lubang untuk
memudahkan kemasan saat dipindahkan. Penambahan lubang tersebut dengan
memperhatikan aspek ergonomic.

KELOMPOK 07

IIN – IRFAN – LINTANG – M. DZAKI


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas mengenai kesimpulan dan saran laporan praktikum


Desain Kemasan Produk.

4.1 KESIMPULAN

Pada sub bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dari praktikum desain
kemasan.

Kemasan dapat didefinisakn sebagai seluruh kegiatan merancang dan


memproduksi wadah atau bungkus atau kemasan suatu produk. Kemasan meliputi
tiga hal yaitu merek, kemasan itu sendiri dan label.

Fungsi kemasan terbagi menjadi beberapa aspek, yaitu Self service,


Consumer offluence, Company and brand image, Inovational opportunity.
Kemasan juga berfungsi melindungi produk dalam pergerakan untuk mengurangi
terjadinya kehancuran, busuk, atau kehilangan melalui pencurian atau kesalahan
penempatan.

Pada pembuatan kemasan, terdapat 7 faktor penting yang harus


diperhatikan saat mendesain kemasan, yaitu faktor pengamanan, faktor ekonomi,
faktor pendistribusian faktor ergonomic, faktor estetika, faktor identitas, dan
faktor komunikasi. Selain itu, terdapat aspek lain berupa daya Tarik, yaitu daya
Tarik visual dan praktis.

Desain Kemasan yang dibuat praktikan sudah memenuhi ketujuh faktor


dan dua daya Tarik tersebut. Penggunaan kardus termsuk dalam faktor
pengamanan, penggunaan warna yang tidak terlalu banyak meminimialisir harga
kemasan , Penambahan fitur lubang di samping untuk tangan termasuk faktor
ergonomis, Dimensi kemasan berbentuk balok termasuk faktor distribusi,
pencantuman logo, nama, dan alamat merupakan faktor identitas, dan
pencantuman fitur dan simbol termasuk faktor komunikasi.

KELOMPOK 07

IIN – IRFAN – LINTANG – M. DZAKI


Selain itu, penggunaan warna, font, dan bentuk pada kemasan termasuk
daya Tarik visual. Sedangkan daya Tarik praktisnya mudah dibawa, praktis, dan
sesuia ukuran.

4.2 SARAN

Pada sub bab ini menjelaskan mengenai saran berkaitan dengan


pelaksanaan praktikum desain kemasan produk.

Berikut beberapa saran ayng kami sampaiakn berkenaan dengan Praktikum


Desain Kemasan:

1. Sebaiknya diberikan tutorial sederhana mengenai cara pembuatan desain


kemasan menggunakan aplikasi tertentu, seperti Corel Draw.

2. Modul yang digunakan sebaiknya dilengkapi contoh gambar pada setiap


factor-faktor pada kemasan, agar pemahaman lebih cepat diserap praktikan.

3. Sebaiknya desain kemasan yang dibuat dicetak pada prototype sederhana,


agar visualisasi lebih cepat dipahami.

4. Praktikan sebaiknya memahami terlebih dahulu aspek-aspek yang harus


dicantumkan pada sebuah kemasan, agar saat mendesain mampu
mengaplikasikannya pada kemasan yang dibuatnya.

KELOMPOK 07

IIN – IRFAN – LINTANG – M. DZAKI

Anda mungkin juga menyukai