Anda di halaman 1dari 7

JURNAL OPERASI TEKNIK KIMIA

Website: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/otk

Dinamika Proses

Anggara Diaz, Humaeroh


Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
*Email: diaz_anggara12@yahoo.com

Abstrak

Dinamika proses adalah suatu proses yang memiliki system yang dinamik dimana sifatnya akan slalu mengalami
perubahan terhadap waktu. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari dinamika proses keadaan tunak dan
tidak tunak dan mengetahui pengaruh aliran fluida terhadap waktu pengosongan tangki. Pengaplikasian industry
percobaan ini adalah pengosongan tangki dari cairan sebagai aktivator pada katop dan motor. Prosedur percobaan ini
adalah mengisi tangki tunggal dengan ketinggian 40 cm , membuka valve sebesar 60o mencatat waktu tiap perubahan
ketinggian 2 cm dengan variasi orifice C dan D. Untuk dua tangki seri, mengisi tangki 1,3, dan 4 dengan ketinggian
20,20, dan 15, membuka valve sebesar 60o mencatat waktu tiap perubahan ketinggian 2 cm dengan variasi orifice C
dan D . Untuk dua tangki paralel, mengisi tangki 1,2,dan 3 dengan ketinggian 20,20, dan 15, membuka valve sebesar
60o mencatat waktu tiap perubahan ketinggian 2 cm dengan variasi orifice C dan D. Dan hasil percobaan diperoleh
bahwa semakin besar diameter orifice maka semakin besar debit air yang mengalir sehingga waktu pengosongan
tangki semakin kecil, orde yang dihasilkan yaitu orde nol, semakin tinggi ketinggian fluida dalam tangki maka semakin
besar laju air yang dihasilkan.

Kata kunci:. Dinamika proses, orde, pengosongan tangki

Abstract

The dynamics of the process is a process that has a dynamic system where the nature will be changed over time.
The aim of this experiment was to study the dynamics of the steady and unsteady process and to determine the impact of
fluid flow against the discharge time of the tank. The experimental industry is the discharge of a liquid tank as an
activator of the cathop and motor. This experimental procedure is to fill a single tank with a height of 40 cm, opening a
valve of 60o recorded the time of each height change 2 cm with a variation of orifice C and D. For two series tanks, fill
the tank 1.3, and 4 with an altitude of 20.20, and 15, Opening valve 60 o recorded the time of each height change 2 cm
with a variation of orifice C and D. For two parallel tanks, fill the tank 1, 2, and 3 with a height of 20,20, and 15, valve
opening of 60o recorded the time of each height change 2 cm with a variation of orifice C and D. And experiment results
obtained that the larger the diameter orifice then The greater the discharge of water flowing so that the tank discharge
time is getting smaller, the resulting order is zero order, the higher the fluid height in the tank then the greater the
water rate produced.

Keyword: Process dynamics, order, discharge of the tank

1. PENDAHULUAN Pabrik kimia merupakan rangkaian bervagai


unit pengolahan yang terintegrasi secara
sistematik dan rasional. Tujuan pengoperasian digunakan sebagai aktivatorpada katup dan motor
pabrik secara keseluruhan adalah mengubah untuk mengandalikan laju aliran dan pompa. Pada
bahan baku menjadi produk yang lebih bernilai pembangkit nuklir, kimia, serta mesin pembuat kertas
guna. Dinamika proses menunjukan unjuk kerja yang menggunakan sisitem proses umpan balik,
proses yang profilnya slalu berubah terhadap disinilah dinamika proses dibutuhkan.
waktu, terjadi selama system proses belum Variable-variabel yang digunakan pada
mencapai kondisi tunak. Keadaan dinamika proses operasi pabrik adalah F (laju alir), T
terjadi ketika ada gangguan terhadap kondisi (temperature), P (tekanan), dan C (konsentrasi).
proses tunak. Agar proses selalu stabil, Variable tersebut di klasifikasikan dalam 2 kelompok,
karakteristik dinamika sistem proses dan system yaitu variable input dan variable output.
pemproses harus diidentifikasi. Pemahaman a. Variable input
terhadap dinamika peralatan dan perlengkapan Merupakan variable lingkungan pada proses kimia
operasi akan memudahkan pengendalian, yang dituju. Variable ini memiliki 2 kategori, yaitu
pencegahan kerusakan, dan pemonitoran tempat :
terjadi kerusakan pada kondisi unjuk kerja 1. Manipulated (adjustable) variable, dimana
peralatan berkurang atau peralatan bekerja tidak operator dapat mengatur harga variable yang
sesuai. bebas.
2. Disturbance variable, dimana harga tidak
dapat diataur operator atau system
2. TEORI pengendali tetapi merupakan gangguan.
2.1 Dinamika proses b. Variable output
Dinamika proses adalah suatu proses yang Merupakan variable yang menandakan efek proes
memiliki system yan dinamik sifatnya akan selalu kimia terhadap lingkungan.
mengalami perubahan terhadap waktu. Secara 2.3 Proses dinamika pada tangki
matematis, dinamka proses di deskripsikan sebagai a. Persamaan didalam tangki
persamaan diferensial, berdasarkan kondisi dan Dalam pemodelan suatu proses
keadaannya terdapat dua proses, yaitu unsteady state sederhana yaitu suatu tangki yang memiliki
(transient state) dan steady state. luas penampang A (m2) diisi dengan air
Unsteady state (transient) merupakan sampai ketinggian H (m) tertentu. Selain itu
kondisi atau proses yang apabila persamaan tangki tersebut dikosongkandengan cara
differensialnya diturunkan terhadap waktu akan mengalirkan air didalam tangki keluar
memiliki nilai tidak nol. Transient state terjadi pada melalui lubang kecil yang memiliki luas
keadaan penting seperti pada saat start up dan shut penampang ao (m2) pada bagian dasar tangki
down. Bahkan pada saat normal, kondisi steady state sehingga akan memiliki debit atau laju aliran
sulit dicapai karena memungkinkan adanya variable sebedar q (m2/s). Massa fluida yang keluar
eksternal yang akan mengganggu sistem. tangki akan sama dengan perubahan massa
Dalam konsep fisika, dinamika proses didalam tangki. Massa fluida dapat
berkaitan dengan konsep gerak lurus dan mekanika didefinisikan sebagai :
fluida. Pada konsep gerak lurus dinamika proses 𝑀𝑓 = 𝜌. 𝐴. 𝐻………………………………...(2)
ditunjukkan dengan variable percepatan : Maka perubahan massa dalam tangki dapat
𝑑2𝑠 𝑑𝑉 dipresentasikan menjadi :
𝑎 = 2 = ……………………………..(1)
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑(𝜌.𝐴.𝐻)
Jika percepatan bernilai sama dengan nol, maka = −(𝜌. 𝑞)…………………………(3)
𝑑𝑡
system yang bekerja tidak mengalami perubahan 𝜌. 𝐴
𝑑𝐻
= −(𝜌. 𝑞) …………………………(4)
𝑑𝑡
(steady state). Disisi lain, apabila percepatan bernilai 𝑑𝐻 𝑞
tidak sama dengan nol, maka sistem yang bekerja = − ………………………………………(5)
𝑑𝑡 𝐴
mengalami perubahan gerak secara dinamis. Pada
fluida, dinamika proses digunakan dalam penerapan Tanda negtaif menandakan bahwa
hokum boyle. aliran akan menghasilkan pengurangan
2.2 Dinamika proses dalam industri massa didalam tangki, dimana 𝜌 𝑑𝑎𝑛 𝐴
Pada industri kimia, aplikasi dinamika roses bersifat tetap (konstan). Pada persamaan (5)
digunakan pada saat mereaksikan campuran dalam terdapat dua variable yang tidak diketahui,
reactor kontinyu. Pada saat penambahan, reactor yaitu variable ketinggian (H) dan variable
dalam kondisi harus steady state. Dinamika proses laju aliran (q). karena itu, dibutuhkan suatu
juga digunakan pada saat proses pengosongan tangki persamaan untuk menghubungkan keduanya
yang terdapat pada industry kimia, minyak, gas, dan sehingga persamaan tersebut dapat
lain-lain. Selain itu, aplikasi dinamika proses diselesaikan.
Fluida dalam tangki dapat mengalir 𝑑𝐻 𝑘
= − 𝑑𝑡 ………………………..(17)
𝑑𝑡 𝐴
keluar disebabkan perbedaa tekanan dalam ℎ(𝑡) 𝑑ℎ 𝑘 𝑡(𝑡)
tangki dimana tekanan dalam tangki lebih ∫ℎ(0) ℎ𝑛 = − ∫𝑡(0) 𝑑𝑡 …………(18)
𝐴
besar dari tekanan luar. Penyebabnya adalah Persamaan tersebut kemudian
karena adanya perbedaan ketinggian dalam disederhanakan secara aljabar menjadi :
tangki sehingga besarnya laju aliran 1
𝑘(1−ℎ) (1−𝑛)
merupakan suatu fungsi dari H. Untuk ℎ𝑡 = ℎ𝑜 [1 − ] …..(19)
𝐴.ℎ𝑜(1−𝑛)
menyederhanakan persoalan tersebu dapat b. Menghitung nilai orde-n
diasumsikan baha q=s. Untuk q=s, maka Pada persamaan sebelumnya
persamaan (5) diubah menjadi : dijelaskan bahwa nilai n bergantung pada
𝑑𝐻 𝑠
= − ………………………….….(6) kondisi aliran dan memiliki nilai 0 sampai 1.
𝑑𝑡 𝐴
Persamaan dapat diintegrasikan menjadi : Untuk mengetahui nilai dari orde-n dapat
𝑑𝐻 𝑠
∫ = ∫ − ………………………………(7) menggunakan persamaan q=k.hn.
𝑑𝑡 𝐴 𝑑𝐻 𝑘
ℎ2 𝑠 𝑡2 = − ℎ𝑛 ………………………..(20)
𝑑𝑡 𝐴
∫ℎ1 𝑑𝐻 = − 𝐴 ∫𝑡1 𝑑𝑡 …………………...(8) 𝑑𝐻 𝑘
𝑠 𝐼𝑛 [ ] = −𝐼𝑛 + 𝑛 𝐼𝑛 ℎ …….(21)
𝐻(𝑡2) − 𝐻(𝑡1) = − (𝑡2 − 𝑡1)……(9) 𝑑𝑡 𝐴
𝐴
Dari persamaan tersebut, dapat
Untuk menjelaskan keadaan pada persamaan
dibuat grafik antara In [-dh/dt] terhadap In h
tersebut diasumsikan bahwa t1=0 sehingga h
pada t1 merupakan ketinggian pada awal sehingga akan menghasilkan nilai n sebagai
praktikum (h0) sedangkan t2 merupakan gradient. Untuk memperoleh nilai dari dh/dt
waktu awal pada setiap keadaan (t), maka : sapat dilakukan pendekatan berupa
𝑠(𝑡) 𝑑𝐻 Δℎ
ℎ(𝑡) = ℎ(0) − ……………………(10) = − ………………………….(22)
𝐴 𝑑𝑡 ∆t
menurut persamaan diatas Sehingga persamaan akan berubah menjadi :
hubungan h dengan waktu t merupakan Δℎ
𝐼𝑛 [ ] = −𝐼𝑛 ℎ ………………….(23)
suatu persamaan linier dengan intercept Δ𝑡
tetap pada h0 dan gradient atau slope adalah Efflux time adalah waktu penurunan
–s/A. Akan tetapi, persamaan ini hanya cairan dari permukaan tangki sampai
berlaku pada titik awal saja. Pada kedasar tangki melalui pipa vertical karena
kenyataannya bahwa pada h hampir gaya beratnya sendiri.Walau penurunan
mencapai titik 0 aka q juga akan nol sehingga cairan ini bisa diperkirakan dengan rumus
persamaan pada waktu yang lama adalah q = pendekatan yang kemudian dikenakan factor
2h. Sehingga persamaan (10) menjadi : koreksi untuk mendapatkan waktu
𝑑𝐻 −1ℎ penurunan cairan yang mendekati
= ………………………………......(11)
𝑑𝑡 𝐴 sebenarnya.
ℎ2 1 𝑡2
∫ℎ1 𝑑𝐻 = − 𝐴 ∫𝑡1 𝑑𝑡 ……………….....(12) Sebagian besar industry kimia selalu
𝐻2 −1 melibakan tangki sebagai penampung cairan
𝐼𝑛 = (𝑡2 − 𝑡1) …………………(13)
𝐻1 𝐴 atau gas. Untuk mengalirkan cairan dari
Asumsikan bahwa t1=0 dan t2=t penampung ini dapat dipakai pompaatau
ℎ(𝑡) −𝑏𝑡
dengan memanfaatkan gaya beratnya sendiri
𝐼𝑛 = ……………………………..(14) karena beda elevasi. Untuk tangki
ℎ0 𝐴
−𝑏𝑡 penampung bahan cair biasanya ditempatkan
ℎ(𝑡) = ℎ𝑜𝑒 …………………………..(15)
𝐴
pada ketinggian tertentu, sehingga untuk
Persamaan (14) didapat bahwa ho mengalirkan cairan digunakan gaya beratnya
adalah intercept dan –b/A adalah slope atau sendiri.
gradient. Persamaan (15) juga menunjukkan Proses dalam industry kebanyajan
bahwa persamaan tidak ada lagi bersifat berlangsung secara kontinyu, sehingga tinggi
linier melainkan bersufat eksponensial. cairan dalam penampung setiap saat dapat
Selanjutnya perlu dilakukan diketahui dengan mengitung waktu
pendekatan model yang mempertimbangkan penurunan cairan. Oleh karena itu
hubungan antara q dan h dalam bentuk pengetahuan mengenai efflux time sangat
q=k.hn, dimana k adalah konstanta dan n diperlukan dalam industry kimia, terutama
adalah orde dari h yang nilainya berada yang dalam prosesnya melibatkan cairan.
dalam rentang 0 hingga 1 atau 0<n<1. Oleh Bila suatu cairan dengan kecepatan
sebab itu persamaan (5) dapat diubah sama masuk kedalan sebuah pipa, maka pada
menjadi : dinding pipi akan terbentuk lapisan batas.
𝑑𝐻 𝑘.ℎ𝑛
=− ………………………….…(16) Fluida mengalirdari ruang besar masuk
𝑑𝑡 𝐴
kedalam pia kecil pada entrance dan terjadi Variable-variable yang mempengaruhi terhadap
friksi antara fluida yang mengalir dengan waktu pengosongan cairan didalam tangki adalah
dinding pipa. a. Tinggi cairan didalm tangki
Faktro gesekan harus diperhatikan b. Panjang pipa yang digunakan
dengan seksama sebab fajtor ini akan c. Diameter Pipa yang diginakan
mempengaruhi waktu yang diperlukan oleh
zat cair untuk melewati pipa. Driksi yang 3. METODEL PERCOBAAN
disebabkan oleh bentuk pipa biasanya 3.1 Bahan
dinyatakan dalam panjang pipa ekivalen Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan
terhadap sebuah pipa lurus. dinamika proses adalah air.
2.4 Sifat-sifat fluida
Fluida dapat didefinisikan sebagai suatu 3.2 Alat
benda yang tidak menahan disperse (perubahan Alat-alat yang digunakan dalam percobaan adalah
bentuk) secara permanen. Selama perubahan busur, orifice, pompa, tangki.
tersebut terdapat tegangan geser (shear stress), yang
besarnya tergantung pada viskositas fluida dan laju 3.3 Prosedur
luncur. Tetapi, bila fluida ini sudah akan A. Satu tangki
mendapatkan bentuk akhirnya, semua tegangan geser Langkah pertama yaitu mengisi tangki
akan hilang. Fluida yang dalam kesetimbangan itu dengan air dengan ketinggian 40 cm, kemudian
bebas dalam segala tegangan geser. membuka valve keluaran sebesar 60o dan
2.5 Konsep Tekanan menggunakan orifice C, mengamati ketinggian air
sifat dasar dari setiap fluida static adalah terhadap waktu. Setelah itu, mencatat waktu yang
tekanan. Tekanan dikenal sebagai gaya permukaan diperlukan setiap perubahan keinggian 2 cm sampai
yang diberikan oleh fluida terhadap setiap kosong. Mengulangi langkah diatas kembali dan
titikdidalam volume fluida dalam dinding bejana. mengulangi presedur dari awal dengan variasi orifice
Tekanan juga konstan pada luas setiap titik parallel D.
pada permukaan fluida, tetapi akan bervariasi pada
setiap tinggi yang diinginkan. Suatu fluida jika melalui B. Dua tangki seri
suatu pipa harus diperhatikan tentang factor gesekan, Mengisi tangki 1,3 dan 4 dengan ketinggian
karena factor gesekan ini akan mengalami atau tangki masing-masing 20, 20, dan 15 cm. kemudian
mempengaruhi waktu yang diperlukan oleh zat cair membuka valve keluaran sebesar 60o dan
untuk melewati pipa. Friksi yang disebabkan oleh menggunakan orifice C, mengamati ketinggian air
bentuk pipa biasanya dinyatakan dalam panjang pipa terhadap waktu. Setelah itu, mencatat waktu yang
ekivalen terhadap sebuah pipa lurus. diperlukan setiap perubahan keinggian 2 cm sampai
Friksi yang bekerja sepanjang pipa akan kosong. Mengulangi langkah diatas kembali dan
menyebabkan penurunan head (tenaga persatuan mengulangi presedur dari awal dengan variasi orifice
berat) cairan yang lewat sepanjang pipa. Rumus D.
penurunan head cairan dinyatakan dalam persamaan
fanning (Brown,1950), sebagai berikut : C. Tangki parallel
−Δ𝑃𝑓 =
2𝐹𝐿𝑉 2
……………………………………………(24) Mengisi tangki 1,2 dan 3 dengan ketinggian
𝐷𝑜 tangki masing-masing 20, 20, dan 15 cm. kemudian
Atau dapat ditulis dalam bentuk membuka valve keluaran sebesar 60o dan
𝐹𝐿𝑉 2
−𝐼𝑊𝑓 = ℎ = …………………………………….(25) menggunakan orifice C, mengamati ketinggian air
2𝑔𝐷𝑜
a. Untuk aliran laminar, f diperoleh dari terhadap waktu. Setelah itu, mencatat waktu yang
pendekatan diperlukan setiap perubahan keinggian 2 cm sampai
64 𝑣 kosong. Mengulangi langkah diatas kembali dan
𝑓= 𝑑𝑎𝑛 𝑅𝑒 = 𝜌. 𝐷𝑜 …………….(26) mengulangi presedur dari awal dengan variasi orifice
𝑅𝑒 𝜇
b. Untuk aliran turbulent, f diperoleh dari D.
rumus Blasiur
𝑓 = 4𝐶𝐷 4. PEMBAHASAN
𝑓 = 4. 0,0701/𝑅𝑒 ……………………..(27) Dinamika proses adalah suatu proses yang
Untuk pengosongan cairan dalam tangki memiliki system yang dinamik dimana sifatnya akan
dapat diperkirakan dengan rumus pendekatan, selalu mengalami perubahan terhadap waktu. Dalam
kemudian dikalikan factor koreksi untuk percobaan pengosongan tangki ini ada dua hal yang
mendapatkan waktu pengosongan cairan yang ditinjau yaitu antara ketinggian dan wakt, dalam
mendekati sebenarnya. percobaan ini menghitung selelisih waktu setiap
ketinggian 2 cm. Dalam percobaan ini diperoleh
hubungan antara ketinggian dengan waktu yang lebih besar pada orifice D dibandingkan dengan
berbanding lurus, yaitu jika ketinggian fluida yang orifice C, hal ini dikarenakan adanya pengaruh
akan dikosongkan lebih tinggi maka butuh waktu diameter orifice. Orifice D memiliki diameter lebih
pengosongan tangkinya pun juga semakin lama, besar daripada orifice C. Prinsip dasar orifice adalah
begitu juga sebalikny. Hal ini berlaku bila diameter dengan diketahuinya tinggi h dan luas lubang aliran
orifice dank ran untuk pengeluarannya sama. Dalam keluar fluida maka dapat dihitung atau ditentukan
percobaan ini variasi yang digunakan yaitu variasi jumlah aluran keluar fluida Q. Prinsip kerja orifice
orifice C dan D pada percobaan tangki tunggal, seri, sama dengan prinsip beda tekanan Bernoulli. Prinsip
dan parallel. ini menerangkan bahwa terdapat hubungan antara
Orde yang dihasilkan dalam percobaan ini tekana fluida dan kecepatan fluida yaitu jika
dalam setiap variasinya adalah orde nol karena nilai kecepatan meningkat maka tekanan akan menurun
delta h dari perhitungan yang didapat adalah -1. dan juga sebaliknya. Oleh karena itu jika semakin
Untuk menentukan nilai orde dan k dalam setiap besar diameter orificenya maka semakin cepat waktu
variasi percobaan pada tangki tunggal, seri, dan yang digunakan dalam ketinggian fluida yang sama.
parallel digunakan metode linearisasi dengan rumus Pengaruh waktu akan berpengaruh dalam besar Q
orde n yaitu yang dihasilkan, semakin tingg ketinggian fluida
𝑑𝐻 dalam tangki maka laju alir yang dihasilkan semakin
𝐼𝑛 [− ] = −𝐼𝑛 𝑘 + 𝑛 𝐼𝑛 ℎ
𝑑𝑡 besar.
Dari hubungan liniearisasi tersebut, garis hubungan
antara In (-dh/dt) terhadap In h menghasilkan 0.03
gradient dan slope sebagai nilai n atau orde dan 0.025
intercept yang dapat digunakan sebagai nilai k
0.02
sehingga nilai h(t)
0.015
Q
1
𝑘(1 − ℎ) (1−𝑛) 0.01 Seri ABC
ℎ𝑡 = ℎ𝑜 [1 − ]
𝐴. ℎ𝑜 (1−𝑛) 0.005 Seri ABD
ketika nilai n dan k sudah ditemukan dapat mencari 0
nilai laju alir dalam setiap orde menggunakan rumus : 0 10 20
h
𝑑𝐻
− = 𝑘. ℎ𝑛
𝑑𝑡 Gambar 4.2 Grafik hubunga n laju alir (Q) terhadap
Nilai k dan n akan sangat berpengaruh pada nilai laju
alirnya, semakin besar pangkat n yang digunakan ketinggian (h) pada variasi orifice tangki seri
maka akan semakin besar pula nilai h nya tetapi
Untuk tangki seri dengan orifice C semakin besar
semakin kecil nilai k nya sehingga menghasilkan nilai
laju alir yang besar. Laju alir yang besar akan ketinggian pada tangki maka debit yang dihasilkan
menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk mengalami penurunan, sedangkan untuk orifice D
semakin besar ketinggian pada tangki nilai debit yang
pengosongan akan semakin cepat.
dihasilkan semakin tinggi. Hal ini dikarenakan adanya
pengaruh diameter orifice. Orifice D memiliki
0.03 diameter lebih besar daripada orifice C. Prinsip dasar
0.025 orifice adalah dengan diketahuinya tinggi h dan luas
0.02 lubang aliran keluar fluida maka dapat dihitung atau
0.015 ditentukan jumlah aluran keluar fluida Q.
Q

0.01
Tunggal C Gambar diatas dijelaskan pada orifice ABD
0.005 Tunggal D ketinggian level air naik hal ii disebabkan oleh debit
air yang keluar dari tangki 3 lebih besar sehingga
0
menyebabkan level cairan pada tangki 1 meningkat
0 20 40 60
sampai ketinggian maksimum dan sampai keadaan
h tunak.

Gambar 4.1 Grafik hubunga n laju alir (Q) terhadap


ketinggian (h) pada variasi orifice tangki tunggal

Grafik yang dihasilkan pada tangki tunggal dengan


ketinggian awal 40 cm dengan variasi orifice C
dengan diameter 7,2 mm dan D dengan diameter 8,1
mm. Pada gambar dapat dilihat bahwa nilai debit
0.05 𝐷𝑡 2
𝑇=
𝐷𝑜 2
0.04 Dilihat bahwa nilai Do atau diameter orifice
0.03 berbanding terbalik dengan waktu pengosongan
Q

0.02 Paralel ABC tangki (t).


Gambar diatas dapat dilihat besarnya debit air yang
0.01 Paralel ABD keluar (Q) berbanding terbalik dengan waktu
0 pengosongan tangki, semakin kecil debit air yang
0 10 20 30 keluar maka waktu yang diperlukan untuk
h mengosongkan tangki akan semakin lama. Hal ini
sesuai dengan persamaan :
𝑞 𝑑𝐻
Gambar 4.3 Grafik hubunga n laju alir (Q) terhadap − =
ketinggian (h) pada variasi orifice tangki parallel 𝐴 𝑑𝑡
Persamaan diatas menunjukkan bagwa nilai debit
berbanding terbalik dengan perubahan waktu
Grafik yang dihasilkan pada tangki parallel, semakin
pengosongan tangki.
besar ketinggian pada tangki maka semakin besar
debit yang dihasilkan. Pada tangki ABD menghasilkan
debut lebih besar daripada tangki parallel ABC. Hal ini 0.03
dikarenakan adanya pengaruh diameter orifice. 0.025
Orifice D memiliki diameter lebih besar yaitu 8,1 mm

Q (m3/s)
0.02
daripada orifice C yaitu 7,2 mm. Prinsip dasar orifice 0.015
adalah dengan diketahuinya tinggi h dan luas lubang 0.01 Seri ABC
aliran keluar fluida maka dapat dihitung atau 0.005 Seri ABD
ditentukan jumlah aluran keluar fluida Q. Semakin 0
besar diameter orificenya maka semakin cepat waktu 0 500 1000
yang digunakan dalam ketinggian fluida yang sama.
t (detik)
Pengaruh waktu akan berpengaruh dalam besar Q
yang dihasilkan, semakin tingg ketinggian fluida
dalam tangki maka laju alir yang dihasilkan semakin Gambar 4.5 Grafik hubunga n laju alir (Q) terhadap
besar. waktu (t) pada variasi orifice tangki seri

Grafik yang dihasilkan pada tangki seri ABC, semakin


0.03 besar debit maka semakin tinggi waktu yang
0.025 dihasilkan atau semakin lama waktu untuk
Q (m3/s)

0.02 pengosongan tangki. Hal ini tidak sesuai dengan teori


0.015 karena pada tangki susunan seri dengan tangi 2
Tunggal C
0.01 terjadi keadaan tidak tunak sehingga melibatkan
0.005 Tunggal D keluaran ke tangki 3 dengan laju alir yang besar. Pada
0 tangki seri ABD dapat dilihat bahwa semakin kecil
0 500 1000 debit maka semakin besar atau semakin lama waktu
t (detik) untuk mengosongkan tangki. Hal ini sesuai dengan
teori bahwa besarnya debit air yang keluar (Q)
Gambar 4.4 Grafik hubunga n laju alir (Q) terhadap berbanding terbalik dengan waktu pengosongan
waktu (t) pada variasi orifice tangki tunggal tangki, semakin kecil debit air yang keluar maka
waktu yang diperlukan untuk mengosongkan tangki
Grafik yang dihasilkan pada tangki tunggal, semakin akan semakin lama. Hal ini sesuai dengan persamaan :
𝑞 𝑑𝐻
besar ketinggian pada tangki maka semakin besar − =
debit yang dihasilkan. Pada tangki ABD menghasilkan 𝐴 𝑑𝑡
debut lebih besar daripada tangki tunggal ABC. Hal ini
dikarenakan adanya pengaruh diameter orifice.
Orifice D memiliki diameter lebih besar yaitu 8,1 mm
daripada orifice C yaitu 7,2 mm. Hal ini dikarenakan
semakin besar diameter orificenya maka semakin
cepat waktu pengosongan tangki. Persamaan yang
diturunkan dari persamaan Bernolli diperoleh
persamaan :
0.05 7. DAFTAR PUSTAKA
0.04 Felder, Richard. M,Ronald.W. Rouddeau.2005.
Q (m3/s)

0.03 Elementary of Chemical Processes Third Edition. John


0.02 Paralel ABC Wiley & Sons ,Inc.Us
0.01 Paralel ABD Mc Cabe,W.I.and Smith, J.C.1985.Unit Opertion of
0 Chemical Engineering 4th Edition. Mc Braw Hill Book
0 500 1000 1500 Company.Singapore
t (detik)
Perry,M.S and Green, D.W.1999.Perry’s Chemical
Gambar 4.7 Grafik hubunga n laju alir (Q) terhadap Engineer’s Hnadbook.7th edition. Mc Graw Hill Book
waktu (t) pada variasi orifice tangki paralel Company.Sigapore

Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa untuk tangki Irmawati, Sidarti, kuntjoro Adji.2009.Model
parallel ABC semakin lama waktu pengosongan maka Matematika Waktu Pengosongan Tangki Air. Fakultas
semakin besar debit tetapi dengan semakin lama MIPA : Universitas Negeri Yogyakarta
waktunya kan mengakibatkan debit kecil. Sedangkan
pada tangki parallel ABD semakin kecil debit akan Gunterus, Frans. 1994. Falsafah Dasar. Sistem
mengakibatkan semakin lama waktu pengosongan Pengendalian Proses, Jakarta : PT. Elex Media
pada tangki. Hal ini sesuai dengan teori bahwa Komputindo
besarnya debit air yang keluar (Q) berbanding
terbalik dengan waktu pengosongan tangki, semakin
kecil debit air yang keluar maka waktu yang
diperlukan untuk mengosongkan tangki akan
semakin lama. Hal ini sesuai dengan persamaan :
𝑞 𝑑𝐻
− =
𝐴 𝑑𝑡

5. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dan
data hasil percobaan yang diperoleh, dapat
disimpulkan bahwa:
a) Semakin besar diameter orifice maka semakin
besar pula debit air yang mengalir shuingga
waktu yang dibutuhkan untuk pengosongan
tangki akan semakin cepat.
b) Orde yang dihasilka dalam percobaan ini dalam
setiap variasinya adalah orde no
c) Pengaruh waktu akan berpengaruh dalam besar
Q yang dihasilkan, semakin tinggi ketinggian
fluida dalam tangki maka laju alir yang
dihasilkan semakin besar.

6. UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT
karena berkat rahmatnya kita dapat menyelesaikan
jurnal ini dengan baik, kepada teman-teman yang
telah bekerja sama selama praktikum dan selama
penyusunan jurnal, serta ucapan terima kasih kepada
asisten dan dosen pembimbing yang telah
membimbing dan mengarahkan kami selama
praktikum berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai