Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM PTK 4

“DINAMIKA FLUIDA“

Disusun Oleh :
Firdaus Aditama (2017430035)

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2019
I. PRINSIP PERCOBAAN
Sifat dinamis dari suatu sistem dan pengendalian sistem dengan
pengenalan sepenuhnya terhadap kemungkinan adanya bahaya dari sistem.
Dinamika proses menunjukan unjuk kerja proses yang profilnya selalu berubah
terhadap waktu. Dinamika proses selalu terjadi selama sistem proses belum
mencapai kondisi tunak. Keadaan tidak tunak terjadi karena adanya gangguan
terhadap kondisi proses yang tunak.

II. MAKSUD & TUJUAN PERCOBAAN


• Mempelajari dinamika proses keadaan tunak dan keadaan tidak tunak
sehingga dapat mengenali dan mendefinisikan keadaan tunak dan tidak
tunak pada sistem fisika sederhana.
• Mengetahui pengaruh aliran fluida terhadap waktu pengosongan tangki.

III. REAKSI PERCOBAAN


-

IV. TEORI PERCOBAAN


Efflux time adalah waktu penurunan cairan dari permukaan tangki
sampai ke dasar tangki melalui pipa vertikal karena gaya beratnya sendiri.
Waktu penurunan cairan ini bisa diperkirakan dengan rumus pendekatan yang
kemudian dikenakan faktor koreksi untuk mendapatkan waktu penurunan
cairan yang mendekati sebenarnya.
Pabrik kimia merupakan susunan / rangkaian berbagi unit pengolahan
yang terintegrasi satu sama lain secara sistematik dan rasional. Tujuan
pengoperasian pabrik secara keseluruhan adalah (mengonversi) bahan baku
menjadi produk yang lebih bernilai guna. Dalam pengoperasiannya pabrik akan
selalu mengalami gangguan (disturbance) dari lingkungan eksternal. Selama
beroperasi, pabrik harus mempertimbangkan aspek
keteknikan,keekonomisan,dan kondisi sosial agar tidak terlalu signifikan
terpengaruh oleh perubahan-perubahan eksternal tersebut.
Dinamika proses menunjukkan kerja proses yang profilnya selalu
berubah terhadap waktu. Dinamika Proses selalu terjadi selama proses belum
mencapai kondisi tunak. Keadaan tidak tunak terjadi karena adanya gangguan
terhadap kondisi proses tunak.
Dalam penelitian dan praktik industry, pemahaman mengenai dinamika
suatu proses kimia telah berkembang dan terbentuk karena faktor-faktor
berikut:
1. Struktur proses kimiawi yang sangat kompleks,yang menuntut perhatian
profesi keteknikan untuk mengkaji / merancang pengendalian proses
keseluruhan pabrik daripada per unit operasi, Perancangan system
instrumentasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perancangan
proses kimia itu sendiri.
2. Perancangan instrumentasi system proses yang dituntut untuk memenuhi:
- Tujuan dan sasaran system control
- Pemilihan cara pengukuran, manipulasi serta rangkaian tepat.
- Identifikasi system komputerisasi dan instrumentasi tepat.
3. Pertumbuhan computer digital yang sangat cepat sehingga dapat merombak
praktik instrumentasi yang modern.
Agar proses selalu stabil, karakteristik dinamika sistem proses dan
sistem pemrosesan harus diidentifikasi. Jika dinamika peralatan dan
perlengkapan operasi sudah dipahami akan mudah dilakukan
pengendalian,pencegahan kerusakan, dan pemonitoran tempat terjadi
kerusakan apabila untuk kerja peralatan berkurang dan peralatan bekerja tidak
sesuai dengan spesifikasi operasinya.
Monitoring, prefention dan control dibutuhkan untuk:
1. Menjaga keamanan dan keselamatan
2. Memenuhi spesifikasi produk yang diinginkan
3. Menjaga peralatan proses dapat berfungsi sesuai yang diinginkan dalam
desain.
4. Menjaga agar operasi tetap ekonomis
5. Memenuhi persyaratan lmgkungan.
Percobaan ini dilakukan dengan memberi simulasi gangguan pada
sistem tungku yang lelah tunak. Suatu tangki yang diatur dengan valve
keluaran akan mempunyai debit keluaran yang akan berubah-ubah bergantung
pada bukaan valve. Parameter yang menentukan debit ini adalah k dan n. Harga
k dan n yang spesifik setia bukaan.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dinamika proses adalah
variasi unjuk kerja suatu proses dinamik dari waktu ke waktu sebagai respon
terhadap gangguan-gangguan dan perubahan-perubahan tersebut. Dinamika
proses menunjukan adanya kondisi tidak tunak dalam setia proses / system
tehnik kimia setelah diberi gangguan untuk mencapai keadaan tunak baru.
Ketidak tunakan ini disebabkan adanya gangguan pada system yang sudah
tunak.
Pada praktikum ini,dinamika proses diamati pada percobaan profil
ketinggian air dalam tangki terhadap waktu. Kedinamisan tangki air diuji coba
dengan pengosongan tangki dan pemberian gangguan pada tangki air yang
tenang dengan ketinggian lunak.
Luas penampang tangki dikalibrasi dengan mengalurkan grafik volume
terhadap penurunan ketinggian air dalam tangki (h). volume tangki dihitung
dengan persamaan :
𝜋𝐷 2
𝑉= ℎ … … … … … (1)
4
𝜋𝐷 2
Dimana adalah luas penampang tangki. Dengan demikian A adalah
4

gradien dari grafik V - h. Jika diketahui luas penampang, maka laju alir
volumetrik dari valve yang digunakan (dengan bukaan tertentu) dapat
diketahui.
Pada percobaan ini digunakan 3 valve. Dua valve untuk mengalirkan
air dari reservoir dan satu valve lain sebagai saluran keluaran tangki. Masing
masing valve mempunyai karakteristik dan laju alir berbeda-beda.
Pengukuran laju alir volumetrik dilakukan dengan mengukur volume
keluaran tiap selang waktu tertentu. Debit air biasa dihitung dengan mencari
gradien grafik Volume terhadap waktu. Persamaan yang digunakan adalah :
∆𝑉
𝑄= … … … … (2)
∆𝑡
Debit air pada masing-masing valve bergantung pada variasi bukaan
valve. Makin besar bukaan valve makin besar pula debit airnya. Perhitungan
debit air ini dilakukan untuk memperkirakan bukaan valve yang sesuai dengan
yang dibutuhkan saat percobaan simulasi gangguan.
Proses pengosongan tangki dimaksudkan untuk menentukan parameter
laju volumetric keluaran (k dan n). laju volumetrik keluaran tangki merupakan
fungsi dari ketinggian dalam tangki.
Dasar percobaan ini adalah persamaan Bernaoulli:
𝑃1 1 2 𝑃2 1
+ 𝑉1 + 𝑔. ℎ1 + + 𝑉22 + 𝑔. ℎ2 … … … … (3)
𝑃 2 𝑃 2
Mulut tangki dan saluran keluaran terbuka pada tekanan atmosfer sehingga
𝑃1 𝑃2
=
𝑃 𝑃

Persamaan tersebut menjadi .


𝑉22 − 𝑉12 = 𝑔[ℎ1 − ℎ2 ] … … … … (4)
selanjumya digunakan asumsi 𝑉12 dapat diabaikan terhadap 𝑉22 karena dianggap
luas penampang tangki jauh lebih besar daripada saluran keluaran sehingga
1 2
𝑉 = 𝑔[ℎ1 − ℎ2 ]
2 2
Persamaan tersebut disederhanakan :
𝑉 2 = √2𝑔[ℎ1 − ℎ2 ] … … … … (5)
1
𝑉2 = √2𝑔. ∆ℎ2 … … … … (6)

𝑉 2 adalah laju linear, sedangkan debit adalah


1
𝐴. 𝑉2 = 𝐴 = √2𝑔. ∆ℎ2 … … … … (6)

dari persamaan ini diketahui debit adalah fungsi h,


𝑄 = 𝑘. ℎ𝑛 … … … … (7)
Pada posisi bideal n = 0,5
Pada proses pengosongan tangki, neraca massa dalam tangki adalah:
Akumluasi air = massa air masuk - masuk air keluar
Pada proses pengosongan tangki massa air masuk = 0, sehingga :
Akumulasi air = massa air keluar
𝑑𝑉
= −𝑄𝑜𝑢𝑡 … … … … (8)
𝑑𝑡
𝑑𝑉
𝐴. = −𝑘. ℎ𝑛 … … … … (9)
𝑑𝑡
𝑑ℎ −𝑘 𝑛
= . ℎ … … … … (10)
𝑑𝑡 𝐴
Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa laju perubahan
ketinggian air dalam tangki bergantung pada ketinggian tangki setiap saat.
Konstanta k dan n merupakan palamelel yang menunjukkan keidealan tangki.
Data yang diperoleh adalah h dan t. Nilai k dan n biasa dicari dengan
linierisasi persamaan neraca massa :
𝑑ℎ 𝑘
𝑙𝑛 = 𝑛 ln ℎ − ln … … … … (11)
𝑑𝑡 𝐴
Dimana ln adalah gradien garis.
Cara lain yang lebih akurat adalah dengan metode numerik dengan
menggunakan bantuan program komputer. Simulasi gangguan pada tangki
dilkukan dengan menggunakan sistem tangki yang sudah tunak. Gangguan
diberikan dengan menambahkan air masuk secara tiba-tiba atau mengurangi
jmnlah air yang sudah tunak dengan memperbesar bukaan valve keluaran
Jika dilakukan gangguan penambahan air ke dalam tangki,neraca massa
tangki akan menjadi :
Akumulasi air = massa air masuk - massa air keluar
𝑑ℎ
𝐴 = (𝑄1 + 𝑄2 ) − 𝑄𝑜𝑢𝑡 … … … … (12)
𝑑𝑡
Dengan adanya tambahan air, maka debit keluaran akan berubah dan
akhirnya mencapai kondisi tunak yang kedua. Selama simulasi dicatat
perubahan ketinggian terhadap waktu. Umumnya keadaan tunak sulit dicapai,
dibutuhkan waktu yang lebih lama dan tangki dengan luas permukaan relative
besar untuk mencapai kondisi tunak yang sempurna. Waktu untuk mencapai
kondisi tunak di pengaruhi besar kecilnya debit pada tiap-tiap valve, yang
mempengaruhi parameter k dan n.
Kesalahan seringkali terjadi karena ketidaktepatan penentuan waktu
saat terjadinya kondisi tunak. Jika simulasi sudah berlangsung lama,perubahan
ketinggian air pada setiap variasi bukaan akan sangat lambat,walaupun
mempunyai kecendrungan untuk berubah pada jangka waktu yang lama valve
digunakan untuk mengevaluasi profil ketinggian dalam tangki setelah simulasi
gangguan dilakukan. Kondisi yang harus dipenuhi adalah sistem tunak pada
saat sebelum dan sesudah gangguan di berikan. Pada pengujian ini dilakukan 4
variasi bukaan valve.

SlFAT-SIFAT FLUIDA
Fluida dapat didefinisikan sebagai suatu benda yang tidak dapat
menahan distorsi (perubahan bentuk) secara permanen. Bila kita coba
mengubah bentuk masa suatu fluida maka di dalam fluida itu akan terbentuk
lapisan-lapisan di mana lapisan yang satu meluncur di atas yang lain, sehingga
mencapai suatu bentuk yang baru. Selama perubahan bentuk itu terdapat
tegangan geser (shear. s-tress), yang besarnya tergantung pada viskositas fluida
dan laju alir flunda relative terhadap arah tertentu.
Tetapi, bila fluida itu sudah akan mendapatkan bentuk akhirnya. semua
tegangan geser itu akan hilang sehingga Fluida berada dalam keadaan
kesetimbangan. Pada temperature dan tekanan tertentu,setiap fluida
mempunyai densitas tertentu. Jika densitas hanya sedikit terpengaruh oleh
perubahan suhu dan tekanan relative besar,rluida tersebut bersufat
incompressible. Tetapi jika densitasnya peka terhadap perubahan variable
temperature dan tekanan fuida tersebut digolongkan compressible. Zat cair
biasanya incompressible, sedangkan gas umumnya dikenal sebagai zat yang
incompressible.
Berdasarkan kondisinya, jenis fluida dibagi menjadi 2 yaitu fluida statis
dan fluida dinamis. Fluida statis atau fluida yang diam adalah fluida yang
berada pada kondisi diam dan tidak bergerak. Berkat fluida statis para ilmuwan
dunia menemukan hokum-hukum dasar fisika yang sangat bermanfaat bagi
umat manusia. Sedangkan fluida dinamis atau fluida yang bergerak adalah
fluida yang berada dalam kondisi bergerak atau mengalir. Dari fluida dinamis
ditemukan energi potensial yang dapat dijadikan sumber energi listrik.
Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap waktu pengosongan
cairan di dalam tangki adalah:
1. Tinggi cairan di dalam tangki 5. Percepatan gravitasi
2. Panjang pipa yang dlgunakan 6. Viskositas cairan
3. Diameter pipa yang digunakan 7. Densitas cairan
4. Diameter dari tangki itu sendiri

KONSEP TEKANAN
Sifat dasar dari setiap fluida statik adalah tekanan. Tekanan dikenal sebagai
gaya permukaan yang diberikan oleh fluida terhadap setiap titik di dalam volume
fluida dalam dinding bejana. Tekanan juga konstan pada luas setiap titik paralel
pada permukaan fluida, tetapi akan bervariasi pada setiap tinggi yang diinginkan.
Suatu fluida jika melalui suatu pipa harus diperhatikan tentang faktor gesekan,
karena faktor gesekan ini akan mempengaruhi waktu yang diperlukan oleh zat cair
untuk melewati pipa. Friksi yang disebabkan oleh bentuk pipa biasanya dinyatakan
dalam panjang pipa ekivalen terhadap sebuah pipa lurus.
Friksi yang bekerja sepanjang pipa akan menyebabkan penurunan head
(tenaga persatuan berat) cairan yang lewat sepanjang pipa.
Rumus penurunan head cairan dinyatakan dalam persamaan Fanning (Brown,1950)
Sebagai berikut:
Pf = 2 f  L V2
Do
Atau dapat dituliskan dalam bentuk:
l w f = h = f L V2
2g Do
dengan:
f =Faktor friksi
L = Panjang pipa
V = Kecepatan aliran
g = Percepatan gravitasi
Do = Diameter pipa

a. Untuk aliran laminer, f diperoleh dari pendekatan:


f = 64/Re dan Re =  Do V/
dengan:  = densitas
 = viskositas
b. Untuk aliran turbulen, f diperoleh dari rumus Blasius (Perry, 1988)
f = 4 Co
= 4.0,0791/ Re
Waktu pengosongan cairan dalam tangki dapat diperkirakan dengan rumus
pendekatan, kemudian dikalikan faktor koreksi untuk mendapatkan waktu
pengosongan cairan yang mendekati sebenarnya.

AIR
Informasi Tentang Sifat Fisika Dan Kimia
Nama Produk : Aquadest
Sinonim : Dihidrogen Oksida, Deionized water, Aqua, Aquadestilata
Rumus Kimia : H2O
Berat Molekul : 18.02 g/mol
Bentuk : cair
Warna : tidak berwarna
Bau : Tak berbau
Titik lebur : 0 °C
Titik didih : 100 °C pada 1.013 hPa
Titik nyala : Tidak berlaku
Terendah batas ledakan : Tidak berlaku
Tertinggi batas ledakan : Tidak berlaku
Tekanan uap : 23 hPa pada 20 °C
Densitas : 1,00 g/cm3 pada 20 °C
Kelarutan dalam air : larut sepenuhnya
Suhu penguraian : Dapat didistilasi dalam kondisi tidak terurai (undecomposed)
pada tekanan normal.
Viskositas, dinamis : 0,952 mPa.s pada 20 °C
Sifat peledak : Tidak diklasifikasikan sebagai mudah meledak.
Sifat oksidator : Tidak ada
MSDS
Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama
Saran umum
Tidak ada bahaya yang memerlukan tindakan pertolongan pertama yang khusus.
Media pemadaman api
Media pemadaman yang sesuai Gunakan tindakan pemadaman kebakaran yang
sesuai untuk situasi lokal dan lingkungan sekeliling. Media pemadaman yang tidak
sesuai untuk bahan/campuran ini, tidak ada batasan agen pemadaman yang
diberikan.
Stabilitas Kimia
Produk ini stabil secara kimiawi di bawah kondisi ruangan standar (suhu kamar).
Metode penanganan limbah
Limbah harus dibuang sesuai dengan Petunjuk mengenai limbah 2008/98/EC serta
peraturan nasional dan lokal lainnya. Tinggalkan bahan kimia dalam wadah aslinya.
Jangan dicampurkan dengan limbah lain. Tangani wadah kotor seperti produknya
sendiri.

V. ALAT & BAHAN PERCOBAAN


a. Alat Percobaan
1. Air 3. Beaker Glass 600 mL
2. Tangki dinamika proses 4. Stopwatch

b. Bahan Percobaan
1. Air
VI. RANGKAIAN ALAT

VALVE 1 VALVE 2

RESERVOIR 1 RESERVOIR 2

VALVE 3 VALVE 4

TANGKI 1 TANGKI 2

VALVE 5 VALVE 6

TANGKI 3

VALVE 7
POMPA

BAK PENAMPUNG

VII. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Penentuan luas penampang tangki;
Ditentukan level ketinggian tangki dengan variasi volume fluida yang telah
ditentukan, kemudian luas penampang tangki dapat dihitung
2. Kalibrasi laju alir keluaran tangki;
Pompa dinyalakan untuk mengalirkan fluida melalui tangki 1 dan 3 atau
tangki 2 dan 3, kemudian ditentukan laju alir keluaran tangki pada setiap
variasi bukaan valve. Waktunya dicatat untuk setiap ketinggian tertentu.
3. Simulasi pengosongan tangki;
Fluida dialirkan ke dalam tangki no.3 sampai ketinggian tertentu, dilakukan
simulasi pengosongan tangki dengan variasi bukaan valve dicatat waktunya
setiap penurunan ketinggian tertentu.
4. Simulasi gangguan pada tangki;
Pompa dinyalakan untuk mengalirkan .fluida ke dalam tangki 1 dan 3 atau
tangki 2 dan 3. Kemudian proses dibuat sedemikian rupa agar berada dalam
keadaan tunak atau steady state dengan cara mengatur bukaan valve pada
setiap tangki. Lalu dilakukan simulasi gangguan pada tangki yang sudah
mencapai keadaan steady di mana pada tangki tersebut secara mendadak
diberikan gangguan dengan penambahan fluida sebanyak yang ditentukan
sehingga sistem di dalam tangki menjadi tidak stabil. Lalu dicatat perubahan
yang terjadi kemudian setiap perubahan ketinggian tertentu di catat
waktunya hingga sistem kembali ke keadaan steady yang baru.
VIII. DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
➢ Penentuan Luas Penampang Tangki
h (cm) Vol (mL) 20,5 10000
8 4000 22,6 11000
10,3 5000 25 12000
12,4 6000 27 13000
14,3 7000 29 14000
16,3 8000 30 14500
18,6 9000

➢ Kalibrasi Laju Alir


t (s) h (cm)
5,4 5
11,05 10
17,24 15
23,52 20
30,17 25
37,34 30

➢ Silmulasi Pengosongan Tangki


t (s) h (cm) 51,28 18
3,5 30 57,12 17
6,14 29 61,65 16
10,41 28 66,82 15
14 27 70,72 14
17,35 26 76,61 13
21,15 25 81,68 12
25,77 24 86,11 11
29,53 23 90,33 10
33,99 22 97,02 9
38,46 21 101,84 8
42,93 20 107,99 7
46,72 19

➢ Simulasi Gangguan Pada Tangki


t (s) h (cm) 107,88 19
13,37 17 134,77 20
47,94 18 164,19 21
Grafik Penentuan Luas Penampang Tangki
16000
y = 477.86x + 140.05
14000
R² = 0.9998
12000

10000
Vol (mL)

8000

6000

4000

2000

0
0 5 10 15 20 25 30 35
h(cm)

183,12 22 246,34 26
199,3 23 258,58 27
215,89 24 264,5 28
234,45 25

➢ Penentuan Luas Penampang Tangki

➢ Kalibrasi Laju Alir


Kalibrasi Laju Alir
35
y = 0.7824x + 1.2371
30 R² = 0.9985

25

20
h(cm)

15

10

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
t(s)

➢ Silmulasi Pengosongan Tangki

Simulasi Pengosongan Tangki


35

30

25

20
h(cm)

15

10
y = -0.2183x + 29.771
5 R² = 0.9963
0
0 20 40 60 80 100 120
t(s)
➢ Simulasi Gangguan Pada Tangki

Simulasi Gangguan -2L


30

25

20 y = 0.0423x + 15.197
R² = 0.932
h(cm)

15

10

0
0 50 100 150 200 250 300
t(s)

IX. PEMBAHASAN
Percobaan ini merupakan simulasi sederhana dari proses pengaturan
laju alir di industri, dimana simulasi ini adalah untuk memastikan apakah suatu
laju alir baik feed ataupun proses sudah dalam proses yang steady atau belum,
tetapi di industi tersendiri sudah menggunakan pengatur yang lebih modern.
Dilakukan juga simulasi gangguan pada proses untuk melihat bagaimana
dampak jika kedalam sistem yang telah steady state dimasukkan feed atau
dikurangi feednya. Dengan pengambilan data dari berbagai titik dan cara
pengambilan secara linear dapat ditentukan luas penampang tangki,
mengkalibrasi laju alir.

X. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang dilakukan didapatkan regresi untuk
masing masing perlakuan sebagai berikut (Tidak ada keterangan untuk
mengolah data dari masing masing proses, maka diputuskan hanya
menyertakan regresi yang didapat dari masing masing proses). Nilai regresi
untuk luas penampang tangki, kalibrasi laju alir, simulasi pengosongan tangki,
dan simulasi gangguan berturut turut sebagai berikut : 0.9998 ; 0.9985 ; 0.9963
; 0.932.
XI. DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 2003. Petunjuk Praktikum Operasi Teknik Kimia, Lab. Operasi
Teknik Kimia FT-UMJ. Fakultas Teknik, Jurusan. Kimia Universitas
Muhammadiyah Jakarta.
Cabe, W.L, Mc. and Smith, J.C. 1956. Unit Operation of Chemical
Engineering, Mc. Graw Hill Ltd. New York.
Satibi, Lukman Dr. Ir. 2003. Diktat Kuliah Operasi Teknik Kimia, Fakultas
Teknik, Jurusan. Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai