FDM – 06
FENOMENA ALIRAN FLUIDA INKOMPRESIBEL PADA
SISTEM PEMIPAAN
I. Tujuan Percobaan
1. Memahami sifat – sifat aliran fluida inkompresibel didalam pipa.
2. Memahami pengaruh bentuk-bentuk fisik pipa terhadap aliran fluida
inkompresibel didalam pipa.
Pada pengujian ini jenis fluida yang dipakai adalah fluida inkompresibel.
Pada pengujian ini diharapkan para praktikan memahami fenomena aliran
fluida jenis inkompresibel yang terjadi didalam sistem pemipaan sederhana.
Dengan pemahaman terhadap sistem pemipaan sederhana ini para praktikan
diharapkan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah didapat
untuk aplikasi yang sebenarnya di dunia kerja kelak.
LABORATORIUM KONVERSI 1
Fenomena Aliran Fluida Inkompresibel Pada Sistem Pemipaan
ρVD
𝑅𝑒 = (1)
μ
V = Kecepatan aliran 𝑚
fluida [ ]
𝑠
𝑘𝑔
μ = Viskositas dinamik fluida [ ]
𝑚.𝑠
Pada aliran fluida inkompresibel didalam pipa terdapat dua buah kerugian
utama yaitu :
1. Kerugian Mayor (Head Losses Mayor)
Kerugian mayor diakibatkan oleh gesekkan yang terjadi antara fluida
yang mengalir dengan permukaan pipa bagian dalam. Kerugian ini tidak
dapat dihindari pada suatu sistem pemipaan tetapi kerugian ini dapat
dianalisis dan diketahui besarnya dengan menggunakan persamaan :
𝐿 2
𝐻𝑙 = 𝑓 × ×𝑉 (2)
� 2𝑔
�
Dimana :
Hl = Head Loses Mayor [𝑚]
f = Faktor gesekkan (dicari dari diagram moody)
LABORATORIUM KONVERSI 2
Fenomena Aliran Fluida Inkompresibel Pada Sistem Pemipaan
𝑚
V = Kecepatan aliran fluida [ ]
𝑠
𝑉2
𝐻𝑙𝑚 = 𝐾 (3)
2𝑔
Dimana:
Hlm = Head Loses Minor [𝑚]
K = Konstanta kerugian minor (dari tabel kerugian minor)
LABORATORIUM KONVERSI 3
Fenomena Aliran Fluida Inkompresibel Pada Sistem Pemipaan
LABORATORIUM KONVERSI 4
Fenomena Aliran Fluida Inkompresibel Pada Sistem Pemipaan
V. Data Pengujian
Putaran Q( 𝑳
)
No. 𝑷𝟏 (𝒃𝒂𝒓) 𝑷𝟐 (𝒃𝒂𝒓) ∆𝑷 = 𝑷𝟏 − 𝑷𝟐
(rpm) 𝒎𝒊𝒏
1.
2.
3.
4.
LABORATORIUM KONVERSI 5
Fenomena Aliran Fluida Inkompresibel Pada Sistem Pemipaan
LABORATORIUM KONVERSI 6
Percobaan
PERCOBAAN SIRIP
I. Tujuan
Keterangan :
Tx = Temperatur sirip pada jarak X dari dinding sirip
T = Temperatur udara sekitar
Ts = Temperatur dasar dinding
hL = Koefisien konveksi pada permukaan ujung
k = Koefesien konduksi bahan sirip
Laboratorium Konversi 1
Percobaan
L = Panjang sirip
X = Jarak titik pengamatan ke dinding pendinginan
H = Koefesien konveksi permukaan sirip
P = Keliling sirip
A = luas penampang sirip
m = ℎ𝑝
√𝐾𝑏. 𝐴
Kasus III
𝑞 = √𝑃. ℎ. 𝐴. 𝑘 (𝑇𝑠 − 𝑇∞). 𝑡𝑎𝑛ℎ ( 𝑚𝐿) (4)
Laboratorium Konversi 2
Percobaan
Keterangan :
g = Gaya gravitasi
d = Diameter sirip
Angka Nusselt ( Nu )
Persamaan Morgan :
Nu = C. (Gr.Pr)m
Keterangan :
1
0,518(𝐺𝑟.𝑃𝑟)4
Nu = 0,36 + 9
4
0,559
9
[1+( 𝑃𝑟 )16]
Laboratorium Konversi 3
Percobaan
2. Konveksi Paksa
Koefesien tahanan aliran (Cd)
Cd = 0,9716 + 1,35. 10-3Pn
Keterangan :
Keterangan :
R = 287 [ 𝑁𝑚 ]
𝑘𝑔.𝐾
𝑁
o = Tekanan udara lingkungan [ ]
𝑚2
Vn =Cd [ ]2 [ 𝑠]
o
Laboratorium Konversi 4
Percobaan
Nu = C.Ren.Pr1/3
Re C n
4 - 40 0,911 0,380
Untuk 1 <Re<103
1 1
0,62(Re)2(𝑃𝑟)3
𝑁𝑢 = 0,3 + 3 4
0,4 2 4 Re 85
3
[1 + ( 𝑃𝑟 ) ] [1 + (282200) ]
Laboratorium Konversi 5
Percobaan
Persamaan Whitaker :
1
2 𝜇∞
𝑁𝑢 = (0,4 𝑅𝑒0, + 0,06 𝑅𝑒3) 𝑝𝑟 0, ]4
5 4 [𝜇𝑤
Spesimen uji
Bahan : Kuningan
Diameter : 6,25 mm
Panjang : 32 cm dan 33 cm
X=0 10,5 21 32
Laboratorium Konversi 6
Percobaan
CV
X=0 8 16 8 X=0
Heater
Laboratorium Konversi 7
Percobaan
Laboratorium Konversi 8
Percobaan
a. Konveksi Bebas
Kasus I Batang I
No. To T10,5 T 21 T 32
1
2
No. To T8 T16 T8 To
1
2
b. Konveksi Paksa
Putaran =...............Rpm
Kasus I Batang I
No. To T8 T16 T8 To
1
2
Laboratorium Konversi 9
Percobaan
Laboratorium Konversi 1
Percobaan
Laboratorium Konversi 1
Percobaan
Laboratorium Konversi 1
PANDUAN
PRAKTIKUM PRESTASI MESIN
PM – 01
LABORATORIUM KONVERSI
ENERGI JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2020
PENGUJIAN MESIN
PANDUAN PRAKTIKUM
PENGUJIAN MESIN PENDINGIN
(PM – 01)
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Memahami mesin refrigerasi khususnya mesin pendingin Siklus Kompresi Uap.
2. Mengetahui prosedur pengujian mesin pendingin Siklus Kompresi Uap.
3. Mengetahui alat ukur yang dipergunakan dalam pengujian mesin pendingin
Siklus Kompresi Uap.
Instalasi unit mesin pendingin yang digunakan untuk pengujian adalah mesin
pendingin dengan sistem kompresi uap, ditambah peralatan tambahan yaitu 2 buah
Katup, Pressure Switch, alat ukur Temperatur dan Tekanan, untuk lebih jelasnya
lagi lihat gambar 1.1 dan gambar 1.2.
LABORATORIUM KONVERSI 1
PENGUJIAN MESIN
Refrigeran yang digunakan pada mesin refrigerasi ini adalah Freon R-134A.
Katup simulasi berfungsi menurunkan tekanan sistem.
Pressure Gauge berfungsi untuk mengukur tekanan refrigeran.
Anemometer berfungsi untuk mengukur kecepatan aliran udara.
Termometer digital berfungsi untuk mengukur temperatur refrigeran.
Termometer bola basah dan termometer bola kering untuk mengukur
temperatur bola basah dan temperatur bola kering pada saluran udara
kondensor dan evaporator.
Voltmeter untuk mengukur tegangan listrik.
Amperemeter untuk mengukur arus listrik.
LABORATORIUM KONVERSI 2
PENGUJIAN MESIN
Gambar 1.3 Pernyataan Proses (Proses Pola) Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap Standar
3.2 Psikometrik
LABORATORIUM KONVERSI 3
PENGUJIAN MESIN
LABORATORIUM KONVERSI 4
PENGUJIAN MESIN
1. Mencari Tekanan
Absolut 𝑃𝑎𝑤𝑎𝑙 + 𝑃𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑃̅𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔 =
2
LABORATORIUM KONVERSI 5
PENGUJIAN MESIN
𝑚𝑢𝑑 𝐸𝑣𝑎
= Laju aliran massa udara di evaporator (𝑘𝑔)
𝑠
3
v = Volume spesifik udara
(𝑚 )
𝑘𝑔
(𝑣𝑒1 + 𝑣𝑒2 )
= 𝑣̅ = = 𝑣𝑎+𝑣𝑏
2
( 2 )
3
𝑣𝑎 (𝑚 )
= volume spesifik udara masuk
𝑘𝑔
evaporator 3
𝑣𝑏 (𝑚 )
𝑘𝑔
= volume spesifik udara keluar evaporator
𝑚𝑢𝑑 𝐸𝑣𝑎
= laju aliran massa udara di Evaporator (𝑘𝑔)
𝑠
ℎ 𝑘𝐽
= Entalpi udara masuk Evaporator ( )
𝑒1 𝑘𝑔
LABORATORIUM KONVERSI 6
PENGUJIAN MESIN
𝑚𝑟𝑒𝑓 = 𝑄̇𝑢𝑑 𝑘𝑔
(𝑠)
ℎ1−ℎ4
ℎ1,4
= Entalpi udara di titik 1 dan 4 (𝑘𝐽)
𝑘𝑔
ℎ1,4
= Entalpi udara di titik 1 dan 4 (𝑘𝐽)
𝑘𝑔
8. Daya Kompresor
𝑚𝑟𝑒𝑓
= Laju aliran massa refrigeran (𝑘𝑔)
𝑠
ℎ 𝑘𝐽
= Entalpi di udara di titik 1 dan 2 ( )
1,2 𝑘𝑔
1. Prosedur Pengujian
1.1 Pemeriksaan Sebelum Pengujian
a) Alat-alat ukur telah terpasang pada tempatnya.
LABORATORIUM KONVERSI 7
PENGUJIAN MESIN
LABORATORIUM KONVERSI 8
PENGUJIAN MESIN
LABORATORIUM KONVERSI 9
PENGUJIAN MESIN
V. DATA PENGAMATAN
Hari/Tanggal :
Pukul :
Asisten :
1. Data Ruang
Sebelum Sesudah
Temperatur (oC)
Tekanan (cmHg)
Kelembaban (%)
LABORATORIUM KONVERSI 9
PANDUAN
PRAKTIKUM PRESTASI MESIN
PM – 02
PANDUAN PRAKTIKUM
PENGUJIAN ALAT PENUKAR KALOR
(PM – 02)
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Untuk memahami prinsip kerja alat penukar kalor dan cara menguji prestasinya
2. Mengetahui prestasi (kinerja) alat penukar kalor pada kondisi aliran fluida
LABORATORIUM KONVERSI 1
PENGUJIAN ALAT PENUKAR
Alat penukar kalor yang digunakan untuk pengujian ini adalah jenis
cangkang dan pipa; fluida kerja adalah air panas yang mengalir di dalam pipa –
pipa dan didinginkan oleh air dingin yang mengalir di dalam cangkang.
(a). Cangkang
Bahan = acrylic
Diameter dalam, IDs = 190 mm = 0,190 m
Diameter luar, ODs = 200 mm = 0,200 m
Tebal cangkang, ts = 5 mm = 0,050 m
Jumlah lintasan aliran, ns =1
(b). Pipa
Bahan = tembaga
BWG; Do = 20 ; 5/6 in
Diameter luar, ODT = 9,8 mm = 0,0098 m
Diameter dalam, IDT = 8,2 mm = 0,0082 m
Panjang pipa, LT = 1248 mm = 1,248 m
Jumlah pipa, NT = 120 batang
(c). Baffle
Jarak antar baffle = 95 mm = 0,095 m
Ketebalan tB = 1 mm = 0,001 m
LABORATORIUM KONVERSI 2
PENGUJIAN ALAT PENUKAR
Alat penukar kalor (“Heat Exchanger”) adalah suatu alat yang berfungsi untuk
memindahkan energi kalor yang ada pada suatu fluida ke fluida lainnya.
Alat penukar kalor jenis cangkang dan pipa (“Shell and Tube Heat Exchanger”)
adalah jenis penukar kalor kompak dan paling banyak digunakan dalam industri,
alat tersebut terdiri dari sebuah tabung besar atau cangkang (shell) dengan sejumlah
pipa
– pipa kecil (tubes) di dalamnya.
Formasi pipa dapat berbentuk segitiga atau segi empat, dan pada berkas pipa
tersebut umumnya dipasang sekat – sekat (baffles) dimaksudkan untuk
mengarahkan aliran di dalam cangkang, sehingga seluruh bagian terkena aliran.
Aliran fluida dalam berkas pipa sering dibuat beberapa kali lintasan melewati
cangkang. Dengan cara luas permukaan perpindahan kalor persatuan – volume
menjadi besar, sehingga diperoleh koefisien perpindahan kalor yang besar pula.
Dengan alat penukar kalor jenis cangkang dan pipa dapat diperoleh luas bidang
perpindahan kalor yang besar dengan volume alat yang relative kecil.
LABORATORIUM KONVERSI 3
PENGUJIAN ALAT PENUKAR
𝑚̇ 𝑡. 𝐶𝑝𝑡. ∆𝑇 = 𝑚̇ 𝑠. 𝐶𝑝𝑠. ∆𝑡
Dimana :
Dari 𝑄persamaan ini dapat diketahui berapa persen kalor yang hilang ke
𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 = 𝑄𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 𝑑𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛 +
𝑄ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔
lingkungan.
Untuk alat penukar kalor pada pengujian ini (Gambar 2.1), arah aliran relatif
kedua fluidanya adalah arah berlawanan dan distribusi temperaturnya adalah
sebagai berikut :
LABORATORIUM KONVERSI 4
PENGUJIAN ALAT PENUKAR
Asumsi :
Kurva distribusi temperature air panas dan air dingin berbentuk linear
Konduksi pada tube diabaikan
Aliran fluida crossflow
̅𝑇̅
ℎ
2
Dari Tabel Sifat – Sifat air, untuk ̅𝑇̅ℎ̅ (K) di dapat : 𝐶𝑝ℎ , 𝜇ℎ , 𝑘ℎ , 𝜌ℎ , 𝑃𝑟ℎ
𝑇3 + 𝑇4
𝑇̅𝑐 =
2
Dari Tabel Sifat – Sifat air, untuk 𝑇̅𝑐 (K) di dapat : 𝐶𝑝𝑐, 𝜇𝑐 , 𝑘𝑐 , 𝜌𝑐 , 𝑃𝑟𝑐
𝑇𝑤 + 𝑇̅𝑐
𝑇𝑓 =
2
Dari Tabel Sifat – Sifat air, untuk 𝑇̅𝑓 (K) didapat : 𝐶𝑝𝑓 , 𝜇𝑓 , 𝑘𝑓 , 𝜌𝑓 , 𝑃𝑟𝑓
Catatan : Bila perlu lakukan interpolasi !!!
Dimana :
T : menyatakan temperatur air panas (K)
LABORATORIUM KONVERSI 5
PENGUJIAN ALAT PENUKAR
k : konduktivitas termal ( 𝑊
)
𝑚.𝐾
∆𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷 =
∆𝑇𝑚𝑎𝑘𝑠 − = (𝑇1 − 𝑇3) − (𝑇2 − 𝑇4)
(𝑇 − 𝑇 )
∆𝑇𝑚𝑖𝑛
∆𝑇𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑙𝑛 ∆𝑇 𝑙𝑛 𝑇1 − 𝑇3
𝑚𝑖𝑛 (2 4 )
LABORATORIUM KONVERSI 6
PENGUJIAN ALAT PENUKAR
untuk harga (atau = Z dan S (atau = P) yang sesuai didapat : 𝐹𝑇(atau = F)
LABORATORIUM KONVERSI 7
PENGUJIAN ALAT PENUKAR
𝑚̇ ℎ
𝑉𝑇 =
𝑁𝑇
𝜌ℎ. 𝑎′. 𝑛
n : Jumlah pass : 2
b) Bilangan Reynold (Re) dan jenis aliran fluida didalam pipa
Catatan :
Bila Re ≥ 2000, maka jenis aliran fluidanya Laminer
Bila 2000 < Re < 4000, maka jenis aliran fluidanya Transisi
Bila Re ≥ 4000, maka jenis aliran fluidanya Turbulen
𝑘ℎ. 𝑁𝑢𝑇
ℎ𝑖 =
𝐼𝐷𝑇
LABORATORIUM KONVERSI 8
PENGUJIAN ALAT PENUKAR
𝑾
e) Koefisien Konveksi didalam Permukaan Pipa (hio) ( )
→ 𝒎 𝟐𝑲
𝐼𝐷𝑇
ℎ𝑖𝑜 = ℎ𝑖
𝑂𝐷𝑇
𝑚̇ 𝑐
.𝐷
𝑅𝑒𝑠 = 𝑆 𝑒
𝜇𝑐
d) Bilangan Nusselt
(Nu)
𝑁𝑢𝑠 = 0,36 . 𝑅𝑒𝑠0.55 . 𝑃𝑟𝑐0.33
e) Koefisien Perpindahan Kalor didalam shell (h) ( 𝑾𝟐 )
𝒎 𝑲
→
𝑘𝑐. 𝑁𝑢𝑠
ℎ𝑜 =
𝐷𝑒
7. Koefisien perpindahan kalor keseluruhan (U) ( 𝑾𝟐 )
𝒎 𝑲
→
ℎ𝑖𝑜 . ℎ𝑜
𝑈=
ℎ𝑖𝑜 + ℎ𝑜
LABORATORIUM KONVERSI 9
PENGUJIAN ALAT PENUKAR
𝐶𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 = 𝐶ℎ = 𝑚̇ ℎ. 𝐶𝑝ℎ
𝐶𝑑𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛 = 𝐶𝑐 = 𝑚̇ 𝑐. 𝐶𝑝𝑐
Dimana :
𝑄ℎ
𝜀=
𝑄𝑚𝑎𝑥
LABORATORIUM KONVERSI 1
PENGUJIAN ALAT PENUKAR
b) PROSEDUR PENGUJIAN
LABORATORIUM KONVERSI 1
PENGUJIAN ALAT PENUKAR
LABORATORIUM KONVERSI 1
PANDUAN
PRAKTIKUM PRESTASI MESIN
PM – 03
PANDUAN PRAKTIKUM
PENGUJIAN POMPA SENTRIFUGAL
(PM 03)
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mendapatkan karakteristik pompa
untuk instalasi pompa tunggal, seri, dan parallel.
LABORATORIUM KONVERSI 1
PENGUJIAN POMPA
; untuk rangkaian seri dan parallel daya pompa dihitung masing-masing pada
pompa 1 (𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎) dan pompa 2 (𝑛 = 2800 𝑟𝑝𝑚)
Dimana :
M = Momen (Nm)
𝜔 = Kecepatan Sudut (𝑟𝑎𝑑)
𝑆
ω= 𝜋
.𝑛 ; n = Putaran motor listrik (rpm)
30
𝑃𝑑−𝑃𝑠 1 1
H = (z – z ) + ( ) + 𝑄2 𝑥( − ) (m)
1 d a
𝛾 2.𝑔 𝐴𝑑2 𝐴𝑎2
Q = Debit aliran (𝑚 )
𝑠
𝛾 = Berat Jenis (𝑁 )
𝑚3
LABORATORIUM KONVERSI 2
PENGUJIAN POMPA
Head Pompa 2
Untuk mengukur head pompa 2, digunakan persamaan berikut:
𝑃𝑑−𝑃𝑠 1
H = (z – z ) + (
1 ) + 𝑄2 𝑥( − ) (m)
2 d a 2 2
𝛾 2.𝑔
��
��
Dimana : H2 = Head pompa 2 (m)
zd = posisi ketinggian titik discharge (0,29 m)
za = posisi ketinggian titik suction (0,17 m)
Pd = Tekanan pada titik discharge Pompa 2 (Pa)
Ps = Tekanan pada titik suction Pompa 2 (Pa)
3
Q = Debit aliran (𝑚 )
𝑠
𝜂𝑖 = 𝑁ℎ
. 100 (%)
𝑁𝑚
LABORATORIUM KONVERSI 3
PENGUJIAN POMPA
Kalkulator
LABORATORIUM KONVERSI 4
PENGUJIAN POMPA
V. PROSEDUR PERCOBAAN
4.1 Persiapan awal dan pemeriksaan instalasi
Seluruh peralatan perlu diperiksa sebelum dioperasikan dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Pembersihan instalasi
Seluruh instalasi pompa harus dalam keadaan bersih dan terhindar dari
benda – benda yang tidak diinginkan terutama pada saluran hisap dan kolam
penampungan air (reservoir). Hal ini untuk menghindari tersumbatnya air
yang akan masuk dalam impeler pastikan pemasangan instalasi telah benar
dan katup dalam keadaan terbuka penuh.
b. Pengisian kolam penampungan (reservoir)
Air yang digunakan untuk mengisi kolam penampungan harus
menggunakan air bersih, sehingga tidak mengganggu laju aliran air yang
masuk kedalam pompa. Volume air dalam reservoir harus banyak hal ini
untuk menghindari kerusakan pompa
c. Pemeriksaan Peralatan
Selang-selang yang menghubungkan reservoir ke pompa harus kuat dan
tidak terlipat. Jarum petunjuk putaran motor harus pada posisi nol dan
sakelar (on-stop) pompa harus dalam keadaan stop.
d. Pemeriksaan sistem listrik
Pemasangan kabel-kabel listrik harus benar dan kuat. Sistem ini
membutuhkan suplai listrik (220 V, 1 phase+neutral+ground, 50 Hz (110V,
60 Hz), dan 3 CV max). Pastikan kebutuhan listrik yang ada telah sesuai
dengan menggunakan multimeter.
LABORATORIUM KONVERSI 5
PENGUJIAN POMPA
Catatan :
Menjalankan pompa dalam keadaan katup tertutup penuh
tidak boleh dilakukan, karena dapat mengakibatkan
kerusakan pada pompa.
LABORATORIUM KONVERSI 6
PENGUJIAN POMPA
1
2
3
4
5
LABORATORIUM KONVERSI 7
PENGUJIAN POMPA
LABORATORIUM KONVERSI 8
PANDUAN
PRAKTIKUM PRESTASI MESIN
PM – 04
PANDUAN PRAKTIKUM
PENGUJIAN MOTOR LISTRIK 3 PHASA
(PM 04)
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Memahami prinsip kerja motor listrik 3 phasa beserta pengujiannya.
2. Mengetahui parameter-parameter dari pengujian motor listrik 3 phasa.
3. Mengetahui karakteristik dari alat uji ketika diberi beban menggunakan
dinamometer.
LABORATORIUM KONVERSI 1
PENGUJIAN MOTOR LISTRIK 3
III. TEORI DASAR
LABORATORIUM KONVERSI 2
PENGUJIAN MOTOR LISTRIK 3
Alat penggerak mula sebuah mesin pada masa kini tidak hanya
menggunakan sebuah motor bakar yang sudah konvensional. Seiring dengan
meningkatkan efisiensi dan mencari alternatif dari konsumsi bahan bakar maka
pada saat ini berkembang alat penggerak mula menggunakan motor listrik untuk
keperluan bidang industri maupun otomotif.
Motor listrik merupakan salah satu peralatan pengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Energi mekanis ini dalam penerapannya digunakan
sebagai mesin utnuk proses produksi seperti mesin angkat, mesin angkut, mesin
peniup, mesin penghisap dan mesin penggetar. Motor yang akan digunakan
motor listrik 3 phasa, karena perputarannya relatif lebih konstan dengan
perubahan beban dibandingkan dengan motor listrik jenis lainnya.
Pada pengujian ini motor listrik akan diberi pembebanan maka dapat
diperoleh data-data hasil pengujian kemudian diperhitungkan sehingga
mendapatkan parameter-parameter yang akan dicapai. Karakteristik motor listrik
3 phasa dapat diketahui melalui parameter yang sudah didapat dari hasil
perhitungan.
1.
Daya Input Motor Listrik 3 Phasa (Pin)
Daya yang dihasilakan motor listrik menggunakan rumus dasar yaitu :
𝑃𝑖𝑛 = √3 . 𝑉 . 𝐼. cos ∅
Dimana :
Pin = Daya input 3 phasa (Watt)
V = Tegangan phasa (V)
I = Arus masuk motor (A)
𝐶𝑜𝑠 ∅ = Faktor Daya
2.
Torsi Dinamometer (T)
Torsi hasil pembebanan dapat ditentukan dengan rumus yaitu:
𝑆 . 𝑔. 𝑟
𝑇=
0.8
Dimana :
r = jari-jari lingkaran pulley (0.085 m)
S = Beban (kg)
LABORATORIUM KONVERSI 3
PENGUJIAN MOTOR LISTRIK 3
g = percepatan gravitasi (𝑚 )
𝑠2
3.
Daya Output 3 Phasa (Pout)
Sedangkan, untuk menghitung daya motor 3 phasa setelah diberi
pembebanan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ini :
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝜔 𝑥 𝑇
Dimana :
Pout = Daya output (Watt)
𝜔 = Kecepatan Sudut (𝑟𝑎𝑑)
𝑠
T = Torsi (N.m)
Kecepatan Sudut
(𝑚)
2𝜋𝑛
𝜔=
60
Dimana :
𝜔 = Kecepatan Sudut (𝑟𝑎𝑑)
𝑠
4.
Efisiensi Motor Listrik 3 fasa (ƞ)
𝑃𝑜𝑢𝑡
ƞ= × 100%
𝑃𝑖𝑛
Dimana :
Pout = Daya output motor (Watt)
Pin = Daya input motor (Watt)
IV. PERALATAN
Peralatan yang digunakan dalam percobaaan adalah sebagai berikut:
1. Motor listrik 3 phasa
2. Inverter
3. Timbangan analog
4. Panel Listrik
5. Rope Brake Dynamometer
6. Tachometer
LABORATORIUM KONVERSI 4
PENGUJIAN MOTOR LISTRIK 3
LABORATORIUM KONVERSI 5
PENGUJIAN MOTOR LISTRIK 3
LABORATORIUM KONVERSI 6
PANDUAN
PRAKTIKUM PRESTASI MESIN
PM – 05
PANDUAN PRAKTIKUM
PENGUJIAN BLOWER SENTRIFUGAL
(PM-05)
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk memahami prinsip kerja blower
sentrifugal dan mencari parameter-parameter kinerja dari blower sentrifugal.
Secara umum prinsip kerja blower sentrifugal sama dengan prinsip kerja
pompa sentrifugal, yaitu menaikan energi fluida dengan cara memberikan kerja
kepada fluida tersebut, sehingga dengan tingkat energi yang sudah dinaikan
tersebut fluida mempunyai kemampuan untuk melakukan tujuan tertentu.
Gambar instalasi pengujian blower sentrifugal dapat dilihat seperti pada gambar
dibawah.
LABORATORIUM KONVERSI 1
PENGUJIAN BLOWER
Blower menurut definisi yang diberikan oleh the Compressed Air Institute,
adalah sebuah mesin yang memampatkan udara atau gas oleh gaya sentrifugal ke
tekanan akhir yang tidak melebihi 35 psig.
𝐻𝐷 = 𝜌𝑎𝑙𝑘𝑜ℎ𝑜𝑙
𝑧. sin 𝛽
𝜌𝑎𝑖𝑟
𝐻𝑠 = 𝐻𝑠𝑡𝑎𝑔 − 𝐻𝐷
Dimana :
𝐻𝑠𝑡𝑎𝑔 = Head Stagnasi (m)
𝐻𝐷 = Head Dinamik (m)
LABORATORIUM KONVERSI 2
PENGUJIAN BLOWER
AV = v . A (𝑚 )
𝑠
𝑣 = √2𝑔. 𝐻𝑑 (𝑚 )
𝑠
Luas Penampang Ujung Saluran
(A)
(m2)
A = .D 2
4
Dimana :
D = Diameter Ujung Saluran Udara (0,412m)
g = Percepatan Gravitasi (𝑚2)
𝑠
𝑁𝑖 = √3. 𝑉. 𝐼 𝑐𝑜𝑠𝜙
Dimana :
Ni = Daya Masukan Motor Listrik (Watt)
V = Volt (V)
I = Ampere (A)
𝑐𝑜𝑠𝜙 = Faktor Daya
LABORATORIUM KONVERSI 3
PENGUJIAN BLOWER
AV = Laju Volumetrik (𝑚 )
𝑠
V. PROSEDUR PENGUJIAN
LABORATORIUM KONVERSI 4
PENGUJIAN BLOWER
1. Data Ruang
LABORATORIUM KONVERSI 5
PANDUAN
PRAKTIKUM PRESTASI MESIN
PM – 06
PANDUAN PRAKTIKUM
PENGUJIAN TURBIN PELTON
(PM-06)
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui seberapa besar torsi dan
efisiensi yang dapat dihasilkan oleh turbin pelton.
LABORATORIUM KONVERSI 1
PENGUJIAN TURBIN
Dimana :
Q = Debit air pompa 𝑚3
pompa ( )
𝑠
Qnozzle 3
𝑄𝑛𝑜𝑧𝑧𝑙𝑒 (𝑚 )
𝑣= 𝐴𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑠
1
𝐴𝑝𝑖𝑝𝑎 = . 𝜋.
4
Dimana : 𝐷𝑝𝑖𝑝𝑎2
LABORATORIUM KONVERSI 2
PENGUJIAN TURBIN
Qnozzle 3
Dimana :
Pabsolut = Tekanan absolut (Pa)
Pgauge = Tekanan pada pressure gauge (Pa)
Plingkungan = Tekanan lingkungan (Pa)
𝛾 = 𝜌𝑎𝑖𝑟 . 𝑔
Dimana :
H = Head turbin (m)
P = Tekanan absolut (Pa)
𝛾 = berat jenis 𝑁
(3
𝑚 )
v = Kecepatan air ( )
𝑚
𝑠
g = Percepatan gravitasi ( )
𝑚
𝑠2
6. Torsi ( 𝐓)
𝐹. 𝑔. 𝑟
𝑇=
0.8
Dimana :
LABORATORIUM KONVERSI 3
PENGUJIAN TURBIN
T = Torsi (Nm)
LABORATORIUM KONVERSI 4
PENGUJIAN TURBIN
r = Jari-jari pully ( 44 mm )
WHP dapat didefinisikan sebagai daya efektif yang diterima oleh air
dari pompa per satuan waktu.
𝑊𝐻𝑃 = 𝜌. 𝑄. 𝑔. 𝐻 (Watt)
Dimana :
Q = Debit (𝑚 )
𝑠
air
g = Percepatan gravitasi (𝑚)
𝑠2
𝜂𝑡 𝑇𝐻𝑃 .100%
= 𝑊𝐻𝑃
LABORATORIUM KONVERSI 5
PENGUJIAN TURBIN
IV. PERALATAN
Peralatan yang digunakan dalam percobaaan adalah sebagai berikut:
1. Sirkuit listrik 1 phasa
2. Pompa sentrifugal
3. Inverter
4. Flowmeter
5. Preassure gauge
6. Indikator gaya rem (timbangan dial indicator)
7. Tachometer
8. Stabilizer
V. PERSIAPAN ALAT
1. Memeriksa sirkuit listrik 1 phasa yang berfungsi sebagai input inverter pada
motor listrik pompa sentrifugal apakah sudah terpasang atau belum.
2. Memeriksa katup yang menuju turbin dalam keadaan tertutup dan katup
baypass dalam keadaan terbuka, sedangkan katup yang diatur dalam keadaa
terbuka penuh atau 90⁰.
3. Memeriksa indikator gaya (timbangan dial), apakah sudah tepat
penempatannya pada lengan rem.
VI. PROSEDUR
PENGUJIAN Untuk 1
Nossel
LABORATORIUM KONVERSI 6
PENGUJIAN TURBIN
Run yang ada pada inverter dan putar dengan kecepatan yang ditentukan.
LABORATORIUM KONVERSI 7
PENGUJIAN TURBIN
3. Tutup Katup bypass, kemudian buka katup yang menuju Turbin. buka nosel 1
pada turbin dengan bukaan 20%
4. Mengatur putaran turbin hingga mencapai putaran yang telah ditentukan
dengan cara menambah beban Turbin. yaitu melakukan pengereman dengan
memutar ulir secara perlahan hingga putaran Turbin Berkurang. Pada saat
yang sama ukur gaya yang ada pada indikator gaya ( timbangan ) dan ukur
putaran poros turbin dengan tachometer
5. Mengukur dan mencatat debit dan tekanan.
6. Ulangi langkah 4 dan 5 untuk bukaan nossel 1 untuk bukaan nossel 40%, 60%,
,80%, dan bukaan nossel penuh.
7. setelah selesai pengujian buka katup by pass, kemudian tutup katup menuju
turbin dan tutup semua nossel.
Untuk 2 Nossel
LABORATORIUM KONVERSI 8
PENGUJIAN TURBIN
Hari/Waktu : Kelompok :
Tanggal : Asisten :
1. Data Ruangan
Sebelum Sesudah
Temperatur Ruangan (˚C)
Tekanan Ruangan (cmHg)
Kelembapan Ruangan (%)
2. Data Pengamatan
1
2
3
4
5
LABORATORIUM KONVERSI 9