Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum


1. Memahami sifat – sifat aliran fluida inkompresibel di dalam pipa.
2. Memahami pengaruh bentuk-bentuk fisik pipa terhadap aliran fluida
inkompresibel didalam pipa.
1.2 Teori Dasar
Aplikasi penggunaan sistem pemipaan banyak digunakan untuk
industri, pengambilan sumberdaya alam (minyak dan gas) dan lain-lain.
Untuk dapat memahami penggunaan aplikasi sistem pemipaan maka harus
dilakukan pemahaman dasar perancangan sistem pemipaan. Pada
perancangan sistem pemipaan, faktor-faktor yang harus diperhatikan
adalah:
1. Jenis fluida kerja yang dipakai.
2. Kondisi operasi fluida kerja (temperature kerja, tekanan kerja).
3. Sifat-sifat fluida kerja bila dikenakan kondisi operasi kerja.
4. Kondisi lapangan (Kondisi daerah yang akan dipasang instalasi).
5. Material pipa-pipa yang dipakai.
6. Jenis instalasi yang akan dipakai.
7. Kerugian energi yang terjadi dari pemasangan instalasi.
8. Ekonomi.
Pada pengujian ini jenis fluida yang dipakai adalah fluida
inkompresibel. Pada pengujian ini diharapkan para praktikan memahami
fenomena aliran fluida jenis inkompresibel yang terjadi didalam system
pemipaan sederhana. Dengan pemahaman terhadap system pemipaan
sederhana ini para praktikan diharapkan mampu yang telah didapat untuk
aplikasi yang sebenarnya di dunia kerja kelak.

Jenis aliran fluida terdapat tiga jenis yaitu:

1
1. Aliran laminer. Dimana kondisi pergerakan partikel dari fluida
seragam dan beraturan. (Re < 2300).
2. Aliran transisi. Dimana kondisi partikel fluida berada pada
peralihan dari kondisi seragam menuju kondisi acak. (Re = 2300).
3. Aliran turbulen. Dimana kondisi pergerakan partikel fluida
adalah acak dan tidak beraturan. (Re > 2300).
Untuk mencari bilangan reynold menggunakan persamaan:
ρVD
ℜ= (1)
μ

Keterangan (satuandalam SI):

Re = Bilangan Reynold
kg
ρ = Massa jenis fluida [ ]
m3
D = Diameter dalampipa [m]
m
V = Kecepatanaliranfluida [ ]
s
kg
μ = Viskositasdinamikfluida [ ]
m.s

Pada aliran fluida inkompresibel didalam pipa terdapat dua buah


kerugian utama yaitu:

1. Kerugian Mayor (Head Losses Mayor)


Kerugian mayor diakibatkan oleh gesekkan yang terjadi antara
fluida yang mengalir dengan permukaan pipa bagian dalam.
Kerugian ini tidak dapat dihindari pada suatu system pemipaan
tetapi kerugian ini dapat dianalisis dan diketahui besarnya dengan
menggunakan persamaan:
L V2
Hl=f × × (2)
D 2g
Dimana :
Hl = Head Loses Mayor [m]
f = Faktorgesekkan (dicaridari diagram moody)

2
m
V = Kecepatanaliranfluida [ ] s
L = Panjangpipa [m]
D = Diameter dalampipa [m]
m2
g = Gravitasibumi (9,81) [ ] s

2. Kerugian Minor (Head Losses Minor)


Kerugian minor diakibatkan oleh perubahan dimensi dan bentuk
pipa.Karena akibat perubahan dimensi dan bentuk pipa selain
mengalami kerugian gesekkan, fluida akan menumbuk permukaan
yang berubah dimensinya yang menyebabkan kerugian energi pada
aliran. Kerugian ini dapat dianalisis dan diketahui besarnya dengan
menggunakan persamaan:

V2
Hlm=K (3)
2g

Dimana:
Hlm= Head Loses Minor [m]

K = Konstantakerugian minor (dari tabel kerugian minor)

m
V = Kecepatanaliranfluida [ ] s

m2
g = Gravitasibumi (9,81) [ ] s

1.3 Instalasi Percobaan


Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. 1 set pompa motor
2. Katup-katup
3. Pressure gauge
4. Flowmeter

3
Instalasi pengujian aliran fluida inkompresibel pada sistem pemipaan
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 1.3 Sistem Pemipaan Percobaan Fluida Kering


Penjelasan Gambar :
Dalam Instalasi system pemipaan percobaan fluida kering diatas
terdapat 4 material yang berbeda yaitu terdiri dari PVC 1, PVC 2,
Almunium dan Acrylic, kemudian ada 4 katup dengan jenis ball valve ,
flowmeter untuk melihat laju aliran fluida dan juga pressure gauge P1
dan P2 untuk melihat tekanan yang terjadi

1.4 Prosedur Percobaan


A. Prosedur sebelum percobaan
Mencatat data ruangan beserta temperatur ruangan.
B. Prosedur Mengoperasikan Instalasi Percobaan
1. Memasangkan kabel untuk hubungan Listrik dan mengoperasikan
pompa set dengan saklar yang tersedia pada Inverter.
2. Mendiamkan pompa beroperasi secara stabil dan perhatikan apakah
ada udara yang terjebak didalam selang Pressure gauge. Jika
terdapat udara yang terjebak pada selang pressure gauge segera
lakukan pembuangan udara tersebut (ikuti instruksi asisten).

4
3. Pada saat pengukuran berlangsung katup-katup yang berada pada
instalasi semuanya dalam keadaan terbuka.
4. Lakukan pengujian (ikuti instruksi asisten).

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fluida

2.1.1 Definisi Fluida

Fluida adalah suatu zat yang tidak dapat menahan tegangan geser sekecil
apapun. Fluida memiliki sifat tidak menolak terhadap perubahan bentuk
dan kemampuan untuk mengalir (atau umumnya kemampuannya untuk
mengambil bentuk dari wadah mereka). Sifat ini biasanya dikarenakan
sebuah fungsi dari ketidakmampuan mereka mengadakan tegangan
geser (shear stress) dalam ekuilibrium statik. Konsekuensi dari sifat ini
adalah hukum Pascal yang menekankan pentingnya tekanan dalam
menggolongkan bentuk fluid. Dapat disimpulkan bahwa fluida adalah zat
atau entitas yang terdeformasi secara berkesinambungan apabila diberi
tegangan geser walau sekecil apapun tegangan geser itu.Berdasarkan
kondisinya, fluida dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Fluida Statis
Fluida statis adalah fluida yang berada pada kondisi diam dan tidak
bergerak. Contohnya air sumur, air dalam gelas, air laut, dll.
b. Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida yang berada dalam kondisi bergerak atau
mengalir. Contohnya adalah aliran air, angin, dll.

2.1.2 Viskositas

Kekentalan  (viskositas)  diartikan  sebagai  tahanan  internal 


terhadap aliran,  dan beberapa ahli dapat juga mendefiniskan sebagai

5
gesekan dari fluida. Kekentalan  adalah nilai yang diukur dari tahanan
fluida yang berubah bentuk karena tegangan geser (shear stress)  maupun 
tegangan  tarik  (tensile  stress).  Dalam  kehidupan  sehari-hari  dapat 
kita jumpai pada fluida seperti air, jelly, madu, susu, dapat pula dikatakan
karena tegangan geser  air  kecil,  sehingga  mudah  jatuh  maka 
viskositas  air  lebih  kecil  dibandingkan dengan  madu,  karena  madu 
mempunyai  tegangan  geser  internal  yang  lebih  besar, sehingga saat
diteteskan madu lebih sulit untuk jatuh dibandingkan dengan air.
Pengertian  yang  paling  sederhana  adalah  bahwa  semakin  kecil 
nilai  viskositas maka semakin mudah suatu fluida untuk bergerak. Fluida
ideal adalah fluida yang tidak memiliki tahanan gesekan terhadap tegangan
geser, atau  biasanya disebut juga dengan inviscid  fluid,  sedangkan 
fluida  normal  selalu  mempunyai  tahanan  gesekan  terhadap tegangan 
geser,  yang  disebut  dengan  viskos  fluid.  Rheology  adalah  ilmu  yang
mempelajari  aliran  suatu  benda.  Yang  didalamnya  terdapat  juga 
konsep  viskositas, thermofluid dan hubungan lainnya.
2.1.3 Satuan Gaya, Massa, Panjang, dan Waktu
a. Gaya
Gaya adalah interaksi apapun yang dapat menyebabkan sebuah
benda bermassa mengalami perubahan gerak, baik dalam bentuk arah,
maupun konstruksi geometris. Dengan kata lain, sebuah gaya dapat
menyebabkan sebuah objek dengan massa tertentu untuk mengubah
kecepatannya (termasuk untuk bergerak dari keadaan diam), atau
berakselerasi, atau untuk terdeformasi. Gaya memiliki besaran
(magnitude) dan arah, sehingga merupakan kuantitas vektor. Satuan SI
yang digunakan untuk mengukur gaya adalah Newton (dilambangkan
dengan N). Gaya sendiri dilambangkan dengan simbol F.
Hukum kedua Newton menyatakan bahwa gaya resultan yang
bekerja pada suatu benda sama dengan laju pada saat momentumnya
berubah terhadap waktu. Jika massa objek konstan, maka hukum ini
menyatakan bahwa percepatan objek berbanding lurus dengan gaya

6
yang bekerja pada objek dan arahnya juga searah dengan gaya tersebut,
dinyatakan dengan

F = m.a

Konsep yang berhubungan dengan gaya antara lain: gaya hambat, yang
mengurangi kecepatan benda, torsi yang menyebabkan perubahan
kecepatan rotasi benda. Pada objek yang diperpanjang, setiap bagian
benda menerima gaya, distribusi gaya ke setiap bagian ini disebut
regangan. Tekanan merupakan regangan sederhana. Regangan
biasanya menyebabkan deformasi pada benda padat, atau aliran pada
benda cair.
b. Massa
Massa atau yang lebih sering disebut sebagai berat merupakan
suatu sifat fisika dari suatu benda yang digunakan untuk menjelaskan
berbagai perilaku objek yang terpantau. Dalam kehidupan sehari-hari,
massa sering disebut sebagai berat. Akan tetapi, menurut pemahaman
ilmiah modern berat dari suatu objek diakibatkan karena adanya
interaksi massa dengan medan gravitasi. Tubuh manusia sendiri
dilengkapi dengan berbagai indra perasa yang membuat kita dapat
merasakan berbagai fenomena yang diasosiasikan dengan massa.
Penginderaan sendiri merupakan bagian dari pemahaman kita
mengenai massa, namun tidak ada satupun yang secara penuh dapat
mewakili konsep abstrak massa. Hal ini karena konsep massa
sebenarnya tidak berasal dari penginderaan, melainkan berasal dari
gabungan beberapa pengalaman manusia. Konsep massa sendiri
diperkenalkan oleh Isaac Newton dalam penjelasan gravitasi dan
inersia yang dikembangkannya. Sebelumnya, berbagai fenomena
gravitasi dan inersia dipandang sebagai dua hal yang berbeda dan tidak
berhubungan. Namun Newton menggabungkan fenomena tersebut dan
menyatakan bahwa fenomena tersebut terbentuk karena adanya massa.
Alat yang biasanya digunakan untuk mengukur massa adalah

7
timbangan dan dalam satuan SI massa diukur dalam satuan kilogram
atau disingkat sebagai kg.
c. Panjang
Panjang merupakan dimensi suatu benda yang menyatakan jarak
antara ujung dengan ujung. Secara umum, panjang ini sendiri dapat
dibagi ke dalam tinggi, yaitu jarak vertical atau lebar yang merupakan
jarak dari satu sisi ke sisi lainnya yang diukur pada sudut tegak lurus
terhadap panjang benda. Dalam ilmu fisika dan teknik, kata panjang
biasanya digunakan secara sinonim dengan jarak atau simbol L atau
length. Panjang sendiri juga bisa diartikan sebagai ukuran satu
dimensi, sedangkan luas adalah ukuran dua seperempat dimensi dan
volume adalah ukuran tiga dimensi. Alat yang biasanya digunakan
untuk mengukur panjang haruslah sesuai dengan ukuran benda
tersebut. Untuk mengukur panjang suatu benda atau objek, kita bisa
menggunakan beberapa alat, misalnya penggaris, jangka sorong atau
micrometer sekrup. Mistar sendiri mempunyai ketelitian 1 mm atau 0,1
cm dan jangka sorong memiliki ketelitian 0,1 mm atau 0,01 cm dan
micrometer sekrup mempunya ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm.
d. Waktu
Secara umum waktu diartikan sebagai seluruh rangkaian saat
ketika diproses, perbuatan atau keadaan atau berlangsung. Dalam hal
ini skala waktu merupakan interval antara dua buah keadaan atau
kejadian atau bisa juga lama berlangsungnya suatu kejadian. Adapun
beberapa jenis pengukuran jam atau waktu, yaitu jam matahari, jam
digital dan jam analog. Skala ukuran waktu sendiri diukur dengan
satuan detik, menit, jam, hari, pekan, bukan, tahun, windu, decade,
abad, millennium dan seterusnya. Untuk mengukur skala waktu yang
berlangsung, kebanyakan orang menggunakan satuan mili detik, mikro
detik, nano detik, piko detik dan lainnya.

2.1.4 Sifat-sifat Fluida

8
2.4 Definisi-Definisi

2.4.1 Head
Head adalah energi per satuan berat yang harus disediakan
untuk mengalirkan sejumlah zat cair yang direncanakan sesuai
dengan kondisi instalasi pompa, atau tekanan untuk mengalirkan
sejumlah zat cair,yang umumnya dinyatakan dalam satuan panjang.
Menurut persamaan Bernauli, ada tiga macam head (energi) fluida
dari sistem instalasi aliran, yaitu, energi tekanan, energi kinetik dan
energi potensial
Hal ini dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

Karena energi itu kekal, maka bentuk head (tinggi tekan) dapat
bervariasi pada penampang yang berbeda
2.4.2 Head Loss
Kerugian head (head losses) adalah untuk mengatasi kerugian-
kerugian yang terdiri atas head kerugian gesek di dalam pipa-pipa,
dan head kerugian di dalam belokan-belokan, reduser, katup-katup,
dan sebagainya. Dalam keadaan turbulen, peralihan atau laminar
untuk aliran dalam pipa (saluran tertutup), telah dikembangkan
persamaan kerugian oleh Henry Darcy dan Julius Weishbach.
Kerugian energy per satuan berat fluida dalam pengaliran cairan
dalam system perpipaan disebut kerugian head (head loss)
2.4.3 Head Loss Mayor
Kerugian mayor diakibatkan oleh gesekan yang terjadi antara
fluida yang mengalir dengan permukaan pipa bagian dalam dan

9
terjadi pada pipa lurus. Kerugian ini dapat dianalisa dan diketahui
besarnya dengan menggunakan persamaan:

L V2
H L mayor = f . .
D 2.g

Dimana :

Hl minor = Head Losses Mayor (m).


f = Faktor gesekan (dicari dari diagram moody).
V = kecepatan aliran fluida (m/s).
L = panjang pipa (m).
D = Diameter dalam pipa (m).
g = Gravitasi bumi (9,81) (m/s2).

2.4.4 Head Loss Minor


Kerugian minor diakibatkan oleh perubahan dimensi dan bentuk
pipa seperti pada elbow. Akibatnya fluida akan menumbuk
permukaan dan berubah dimensinya yang menyebabkan kerugian
energi pada aliran. Kerugian ini dapat di analisis dan di ketahui
besarnya dengan menggunakan persamaan :

V2
H L minor = k .
2.g

Dimana :
Hl minor = Head losses minor (m)
k = kostanta kerugian minor (dari tabel kerugian minor)
V = kecepatan aliran fluida (m/s)
g = Gravitasi bumi (9,81) (m/s2)

10
2.4.5 Water Hammer

Bila kecepatan aliran massa air di dalam saluran pipa dikurangi


atau dihentikan sama sekali, maka akan menimbulkan kenaikan
tekanan di dalam pipa tersebut. Tekanan ini terjadi karena adanya
kejutan aliran akibat perubahan energi kinetis massa air yang
mengalir menjadi energi regangan. Fenomena ini dikenal dengan
nama pukulan air (water hammer).

Kenaikan tekanan yang menimbulkan kompresi pada dinding


saluran pipa dapat menyebabkan saluran pipa pecah. Karena itu perlu
dibangun suatu konstruksi instalasi pipa yang dapat mengurangi
kenaikan tekanan, sehingga efek water hammer yang mungkin
timbul dapat dikurangi.

2.4.6 Pressure Drop

Pressure drop merupakan istilah yang digunakan untuk


mendeskripsikan penurunan tekanan dari satu titik didalamsistem
(misalnya aliran didalam pipa) ke titik yang lain yang mempunyai
tekanan lebih rendah. Pressure drop juga merupakan hasil dari gaya-
gaya friksi terhadap fluida yang mengalir didalam pipa, yang
disebabkan oleh tahanan fluida untuk mengalir.

Pressure drop didefinisikan sebagai perbedaan tekanan antara


dua titik dari jaringan  pembawa cairan. Pressure drop terjadi akibat
adanya gesekan, yang disebabkan oleh resistensi terhadap aliran,
pada fluida yang mengalir melalui tabung. Penentu utama resistensi
terhadap aliran fluida adalah kecepatan aliran melalui pipa dan
viskositas. Pressure drop meningkat sebanding dengan
gesekan didalam pipa. Sebuah jaringan pipa yang mengandung
kekasaran relatif tinggi serta banyak  pipa fitting dan sendi (belokan).
Kekasaran permukaan dan sifat fisik lainnya akan mempengaruhi
penurunan tekanan. Kecepatan tinggi aliran dan viskositas fluida
tinggi menghasilkan penurunan tekanan yang lebih besar di

11
bagian  pipa atau katup atau siku. kecepatan rendah akan
menghasilkan lebih rendah atau tidak ada  penurunan tekanan.

2.4.7 Kavitasi

Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang


mengalir sehingga membentuk gelembung-gelembung uap
disebabkan karena berkurangnya tekanan cairan tersebut sampai
dibawah titik jenuh uapnya. Misalnya, air pada tekanan 1 atm akan
mendidih dan menjadi uap pada suhu 100 derajat celcius. Tetapi jika
tekanan direndahkan maka air akan bisa mendidih pada temperatur
yang lebih rendah bahkan jika tekanannya cukup rendah maka air
bisa mendidih pada suhu kamar.

Apabila zat cair mendidih, maka akan timbul gelembung-


gelembung uap zat cair. Hal ini dapat terjadi pada zat cair yang
sedang mengalir di dalam pompa maupun didalam pipa. Tempat-
tempat yang bertekanan rendah dan/atau yang berkecepatan tinggi di
dalam aliran, maka akan sangat rawan mengalami kavitasi. Misalnya
pada pompa maka bagian yang akan mudah mengalami kavitasi
adalah pada sisi isapnya. Kavitasi pada bagian ini disebabkan karena
tekanan isap terlalu rendah.

Selain diakibatkan oleh tekanan yang rendah, kavitasi juga dapat


disebabkan oleh menguapnya cairan fluida yang disebabkan adanya
gesekan antara fluida dan dinding pipi. Gesekan ini akan
menyebabkan temperatur meningkat, temperatur yang meningkat
akan menghasilkan uap.

12
2.4.8 Run away speed

Run away speed alah fenomena yang terjadi pada fluida


misalnya air. Dimana fenomena ini terjadi ketika aliran air yang
mulanya ditutup dibuka secara tiba tiba. Aliran air pada saat dibuka
awalnya tidak akan teratur dan setelah beberapa saat aliran air akan
normal atau teratur. Aliran air yang tidak teratur ini disebut run away
speed.

2.4.9 Bilangan Reynold

bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ)


terhadap gaya viskos (μ/L) yang mengkuantifikasikan hubungan
kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan
ini digunakan untuk mengidentikasikan jenis aliran yang berbeda,
misalnya laminar dan turbulen. Namanya diambil dari Osborne
Reynolds (1842–1912) yang mengusulkannya pada tahun 1883.

Bilangan Reynold merupakan salah satu bilangan tak


berdimensi yang paling penting dalam mekanika fluida dan
digunakan, seperti halnya dengan bilangan tak berdimensi lain, untuk
memberikan kriteria untuk menentukan dynamic similitude. Jika dua
pola aliran yang mirip secara geometris, mungkin pada fluida yang
berbeda dan laju alir yang berbeda pula, memiliki nilai bilangan tak
berdimensi yang relevan, keduanya disebut memiliki kemiripan
dinamis.

Jenis aliran fluida menurut bilangan reynoldnya

1. Aliran Lamine, dimana kondisi pergerakan partikel dari


fluida seragam dan beraturan. (Re < 2300).
2. Aliran transisi, dimana kondisi partikel fluida berada pada
peralihan dari kondisi seragam menuju kondisi acak (Re = 2300).
3. Aliran turbulen, dimana kondisi pergerakan partikel fluida
adalah acak dan tidak beraturan. (Re > 2300).

13
sumber : file-edu.com
https://id.wikipedia.org/wiki/Fluida

Ridwan,  seri diktat kuliah   MEKANIKA FLUIDA DASAR , Penerbit


Gunadarma, Jakarta, 1999.
Olson.M.Reuben.,  Wright.J.Steven., diterjemahkan  Alex  Tr i  Kanjtono 
Widodo, DASAR –   DASAR MEKANIKA FLUIDA TEKNIK , Edisi Kelima,
Cetakan 1, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993.
Streeter.V.L., Wylie Benyamin.E., diterjemahkan Arko  Priyono,  MEKANIKA 
FLUIDA ,  Edisi Kedelapan, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 1999.
http://ujiansma.com/pengertian-massa-panjang-dan-waktu
https://mechanicals.wordpress.com/2014/03/23/fluida-dan-sifat-sifatnya/

14

Anda mungkin juga menyukai