Anda di halaman 1dari 13

BAB II

STUDI LITERATUR

2.1. Manufaktur

Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan,


tenaga kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi
yang memiliki nilai jual maupun untuk digunakan oleh pembuat. Istilah yang lebih sering
dikenal yaitu dimana bahan baku diubah menjadi barang jadi dalam skala yang lebih besar.
Pekerjaan ini melibatkan semua proses antara yang dibutuhkan untuk produksi dan integrasi
komponen2 suatu produk. Sektor manufaktur sangat erat sekali terkait dengan rekayasa
teknik.

Sedangkan kata Manufaktur berasal dari bahasa Yunani manus factus yang berarti
dibuat dengan tangan. Kata manufacture muncul pertama kali tahun 1576, dan kata
manufacturing muncul tahun 1683. Manufaktur, dalam arti yang paling luas, adalah proses
merubah bahan baku menjadi produk. Pada konteks yang lebih modern, manufaktur
melibatkan pembuatan produk dari bahan baku melalui bermacam-macam proses, mesin dan
operasi.
Gambar 2.1. Bagan klasifikasi manufaktur

Sumber : teknikmesinmanufaktur.blogspot.com, 2015.

2.1.1. Manufaktur dari sisi teknologi

Manufaktur merupakan aplikasi dari ilmu fisika,matematika,dan kimia untuk


mengubah geometri dari benda kerja yang bisa disebut bahan baku menjadi produk
yang dibutuhkan. manufaktur termasuk juga perakitan beberapa part menjadi produk.
Proses manufaktur melibatkan kombinasi dari machinery, tools, power dan tenaga
kerja seperti yang terlihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2. Manufaktur dari sisi teknologi

Sumber : https://ismailarifin.files.wordpress.com/2011/06/mfg-1.jpg, 2011.

2.1.2. Manufaktur dari sisi ekonomi

Dari sisi ekonomi, manufaktur merupakan transformasi material menjadi item


yang mempunyai penambahan nilai (value) melalui suatu proses dan perakitan.
Seperti yang terlihat pada gambar 2.3.
Gambar 2.3. Manufaktur dari sisi ekonomi

Sumber : https://ismailarifin.files.wordpress.com/2011/06/mfg-1.jpg,

(Diupload pada 2011)

2.2. Proses Pemesinan

Pemesinan adalah suatu proses pembentukan material dengan cara membuang


sebagian material berupa geram akibat gerak relatif pahat terhadap benda kerja. Pahat dapat
diklasifikasikan sebagai pahat bermata potong tunggal (single point cutting tool) dan pahat
bermata potong jamak (multiple point cutting tool). Pahat dapat melakukan gerak potong
(cutting) dan gerak makan (feeding). Proses pemesinan dapat diklasifikasikan dalam dua
klasifikasi besar yaitu proses pemesinan untuk membentuk benda kerja silindris atau konis
dengan benda kerja atau pahat berputar, dan proses pemesinan untuk membentuk benda kerja
permukaan datar tanpa memutar benda kerja. Klasifikasi yang pertama meliputi proses bubut
dan variasi proses yang dilakukan dengan menggunakan mesin bubut, mesin gurdi (drilling
machine), mesin frais (milling machine), mesin gerinda (grinding machine). Klasifikasi
kedua meliputi proses sekrap (shaping planing), proses slot (sloting), proses menggergaji
(sawing), dan proses pemotongan roda gigi (gear cutting)[9]

2.2.1. Proses Turning

Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian


mesin berbentuk silindris yang dikerjakan dengan mesin. Bentuk dasarnya dapat
didefinisikan sebagai proses pemesinan permukaan luar benda silindris atau bubut rata
dengan benda kerja yang berputar, pahat bermata potong tunggal (with a single-point
cutting tool), gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak tertentu
sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja.

Gambar 2.4. Proses Turning

Sumber :
https://2.bp.blogspot.com/_EUAUnJVFy0E/TQmX1zQXKeI/AAAAAAAAAH0/Gda
W9SkyZ3c/s1600/proses+bbt.png

(Diupload pada tahun 2014)

2.2.2. Proses Milling

Proses milling adalah suatu proses permesinan yang pada umumnya


menghasilkan bentukan bidang datar, bidang datar yang terbentuk dari
pergerakan kerja mesin dimana proses pengurangan material benda kerja
terjadi karena adanya kontak antara alat potong yang berputar pada spindle
dengan benda kerja yang tercekam pada meja mesin.

Mesin milling juga bisa dikolaborasikan dengan alat bantu atau alat
potong pembentuk khusus akan dapat menghasilkan beberapa bentukan-
bentukan lain yang sesuai dengan tuntutan produksi, misal: Uliran , Spiral,
Roda gigi, Cam, Drum Scale, Poros bintang, Poros cacing,dll.
Gambar 2.5. Proses Milling

Sumber : https://eliasebastian.wordpress.com/2014/06/24/pengertian-proses-milling, 2015

2.2.3. Proses Shaping

Proses shaping biasanya digunakan untuk mengerjakan bidang-bidang yang


rata, cembung, cekung, beralur, dan lain-lain pada posisi mendatar, tegak, ataupun
miring.

Mesin sekrap adalah suatu mesin perkakas dengan gerakan utama lurus bolak-
balik secara vertikal maupun horizontal yang digunakan untuk proses shaping.

Prinsip pengerjaan pada mesin sekrap adalah benda yang disayat atau dipotong
dalam keadaan diam (dijepit pada ragum) kemudian pahat bergerak lurus bolak balik
atau maju mundur melakukan penyayatan (gerak translasi).

Gambar 2.6. Proses Shaping


Sumber : https://fariedpradhana.wordpress.com/tag/shaping-machine/, 2015

2.3. CNC ( Computerized Numerically Controller )

CNC (Computerized Numerical Control) merupakan sistem otomatisasi mesin


perkakas yang dioperasikan oleh perintah yang diprogram secara abstrak dan disimpan di
media penyimpan, hal ini berlawanan dengan kebiasaan sebelumnya dimana mesin perkakas
biasanya dikontrol dengan putaran tangan atau otomatisasi sederhana menggunakan CAM.
Kata NC sendiri adalah singkatan dalam bahasa inggris dari kata “Numerical Control” yang
artinya kontrol numerik. Mesin NC pertama diciptakan pada tahun 1940-an dan 1950-an,
dengan memodifikasi mesin perkakas biasa. Dalam hal ini mesin perkakas biasa ditambahkan
dengan motor yang akan menggerakan pengontrol mengikuti titik-titik yang dimasukan ke
dalam sistem oleh perekam kertas. Mesin perpaduan antara servo motor dan mekanis ini
segera digantikan dengan sistem analog dan kemudian komputer digital, menciptakan mesin
perkakas modern yang disebut mesin CNC (Computerized Numerically Controlled) yang
kemudian hari merevolusi proses desain. Saat ini mesin CNC mempunyai hubungan yang
sangat erat dengan program CAD. Mesin-mesin CNC dibangun untuk menjawab tantangan di
dunia manufaktur modern. Dengan mesin CNC, ketelitian suatu produk dapat dijamin hingga
1/100 mm lebih, pengerjaan produk massal dengan hasil yang sama persis dan waktu
permesinan yang sangat cepat.

NC/CNC terdiri dari enam bagian utama :

1. Program.

2. Control Unit/Processor.

3. Motor listrik servo untuk menggerakan kontrol pahat.

4. Motor listrik untuk menggerakan/memutar pahat.

5. Pahat.

6. Dudukan dan pemegang.


Prinsip kerja NC/CNC secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Programer membuat program CNC sesuai produk yang akan dibuat


dengan cara pengetikan langsung pada mesin CNC maupun dibuat pada
komputer dengan software pemrograman CNC.

2. Program CNC tersebut lebih dikenal sebagai G-Code, seterusnya dikirim


dan dieksekusi oleh prosesor pada mesin CNC menghasilkan pengaturan
motor servo pada mesin untuk menggerakan perkakas yang bergerak
melakukan proses permesinan hingga menghasilkan produk sesuai
program.

Gambar 2.7 CNC (Computerized Numerically Controller)

Sumber : https://teknikece.com/mesin-cnc/, 2017.

2.4. Arah pemakanan mesin milling

a) Up Milling

Merupakan pengefraisan dengan arah gerak ujung sayat (teeth) alat


potong berlawanan dengan arah pemakanan (feed) ketika teeth memotong
benda kerja.

b) Down Milling
Merupakan pengefraisan dengan arah ujung sayat (teeth) alat potong
searah dengan arah pemakanan ketika teeth memotong benda kerja.

Gambar 2.8 (a). Up Milling, (b). Down Milling

Sumber : https://iralsports.files.wordpress.com/pahatupmillingcnctu-3a.jpg?
w=200&h=158, 2013.

2.4.1. Perbedaan Up Milling dan Down Milling

a) Up Milling

· Chip atau tatal yang terbentuk berawal dari tipis dan semakin tebal.
· Ukuran tatal lebih panjang daripada ukuran tatal down milling.
· Usia alat potong lebih pendek daripada menggunakan cara down
milling.
· Cenderung mengangkat/melepas benda kerja dari ragum.
· Permukaan hasil pengerjaan buruk.
· Beban meja (work table) besar

b) Down Milling
· Tatal yang terbentuk berawal dari tebal dan semakin tipis.
· Ukuran tatal lebih pendek daripada ukuran tatal up milling.
· Usia alat potong lebih panjang daripada menggunakan cara up
milling.
· Arah gaya ke bawah, sehingga menjaga benda kerja agar tetap
tercekam dengan baik.
· Permukaan hasil pekerjaan lebih baik.
· Beban meja kecil.

2.5. Lembar Proses (Process Sheet)

Lembar proses (Process Sheet) adalah peta dari proses manufaktur di unit produksi,
menyediakan rute yang tepat atau urutan yang harus diikuti, lembar proses menggambarkan
serangkaian tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai tugas tertentu dalam proses
manufaktur atau produksi. Dengan demikian lembar proses adalah dokumen yang memiliki
informasi dan instruksi untuk mengubah bahan mentah menjadi komponen jadi atau perakitan
tertentu berisi detail seperti persyaratan material, tanggal dan waktu, komentar, masuk/keluar.

Lembar proses (Process Sheet) sangat penting untuk perencanaan yang efisien untuk
melakukan urutan manufaktur dengan cara yang ekonomis. Lembar proses yang berbeda
disiapkan untuk bagian-bagian yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan komponen,
ketersediaan peralatan, kapasitas dan waktu berjalan, jumlah tenaga kerja terampil yang
tersedia.

Lembar proses khusus berisi informasi berikut :

· Identifikasi dan urutan pengaturan kerja

· menggambar bagian rakitan atau sub-rakitan produk

· Perkiraan jumlah unit yang akan diproduksi

· Mesin, peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam operasi waktu berjalan,
efisiensi dan kapasitasnya, operasi diperlukan.

· Urutan dimana operasi ini dilakukan persyaratan pemeriksaan dan jaminan kualitas.
· Pengemasan dan instruksi penanganan selama pergerakan komponen melalui tahap
operasi.

Lembar proses (Process Sheet) dapat digunakan sebagai alat perencanaan, dan untuk
tujuan kontrol kualitas. Ketika digunakan sebagai alat perencanaan lembar proses dapat
digunakan oleh departemen yang berbeda ketika mereka mengatur langkah demi langkah
produksi suatu barang. Pengawas dan manajer yang berbeda dapat memantau kemajuan,
waktu produksi dan penggunaan peralatan. Oleh karena itu lembar proses dapat digunakan
selama perencanaan produksi, pemantauan dan kontrol kualitas untuk suatu barang atau
barang selama proses manufaktur.

2.6. Baja
Baja adalah yang berfungsi sebagai unsur dasar dicampur dengan beberapa elemen
lainnya, termasuk unsur karbon. Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2%
hingga 2.1% dari berat keseluruhan baja tersebut sesuai grade-nya. Elemen berikut ini selalu
ada dalam baja yaitu karbon, Mangan, fosfor, sulfur, silikon dan bahan paduan lain. Selain
itu ada elemen lain yang ditambahkan untuk membedakan karakteristiknya yaitu
nikel,krom,titanium dan lain-lain.

2.6.1 Sifat-Sifat Baja


baja merupakan logam yang paling banyak dipakai dalam dunia industri. Saat
ini baja berkembang luas dalam banyak aplikasi industri seperti industri otomotif,
rumah tangga, maupun elektrik, karena beberapa sifat dari baja itu sendiri, yaitu :
1) Kekuatan tarik
baja mempunyai daya tarik, lengkung, dan tekan yang sangat besar. Pada
setiap partai baja, pabrikan baja menandai beberapa besar daya kekuatan baja itu.
Pabrikan baja misalnya, memasukan satu partai baja batangan dan mencantumkan
pada baja itu Fe 360. di sini Fe menunjukan bahwa partai itu menunjukkan daya
kekuatan (minimum) tarikan atau daya tarik baja itu. Yang dimaksud dengan
istilah tersebut adalah gaya tarik N yang dapat dilakukan baja bergaris tengah 1
mm2 sebelum baja itu menjadi patah. Dalam hal ini daya tarik itu adalah 360
N/mm2. dahulu kita mencantumkan daya tarik baja itu Fe 37, karena daya
tariknya adalah 37 kgf/mm2. karena mengandung sedikit kadar karbon, maka
semua jenis baja mempunyai daya tarik yang kuat. Oleh karena daya tarik baja
yang kuat maka baja dapat menahan berbagai tegangan, seperti tegangan lentur.
2) Keuletan
Beberapa baja memiliki sifat ulet yaitu ketahanan baja tersebut terhadap
deformasi plastis.
3) Tahan Terhadap Korosi
Baja yang memiliki sifat ini yaitu baja dengan paduan dari yang disebutkan
tadi seperti titanium, zinc dan bahan paduan lainnya

4) Konduktivitas Panas Tinggi


Konduktivitas panas baja bisa dibilang besar , maupun dalam pendinginan dan
pemanasan. Sehingga aplikasi banyak digunakan pada dunia industri.
5) Ketangguhan
Ketangguhan baja adalah hubungan antara jumlah energi yang diserap oleh baja
sampai titik baja tersebut putus.

2.6.2 Baja Paduan


Baja dipadukan memiliki sifat utama yaitu untuk mendapatkan sifat dari baja
yang kita butuhkan. Untuk mendapatkan sifat tersebut maka baja di padu dengan
beberapa unsur paduan seperti zinc, aluminium, nikel, krom, dan unsur paduan
lainnya. Beberapa tujuan baja dipadukan yaitu
Untuk menaikkan sifat mekanik baja (kekerasan, keliatan, kekuatan tarik dan
sebagainya)
· Untuk menaikkan sifat mekanik pada temperatur rendah
· Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia (oksidasi dan
reduksi)
· Untuk membuat sifat-sifat spesial
Baja paduan yang diklasifikasikan menurut kadar karbonnya dibagi menjadi:
· Low alloy steel, jika elemen paduannya ≤ 2,5 %
· Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 – 10 %
· High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 %
Baja paduan juga dibagi menjadi dua golongan yaitu baja campuran khusus (special
alloy steel) & high speed steel.

· Baja Paduan Khusus (special alloy steel)


Baja jenis ini mengandung satu atau lebih logam-logam seperti nikel,
chromium, manganese, molybdenum, tungsten dan vanadium. Dengan menambahkan
logam tersebut ke dalam baja maka baja paduan tersebut akan merubah sifat-sifat
mekanik dan kimianya seperti menjadi lebih keras, kuat dan ulet bila dibandingkan
terhadap baja karbon (carbon steel).

· High Speed Steel (HSS) Self Hardening Steel


Kandungan karbon : 0,70 % – 1,50 %. Penggunaan membuat alat-alat potong
seperti drills, reamers, countersinks, lathe tool bits dan milling cutters. Disebut High
Speed Steel karena alat potong yang dibuat dengan material tersebut dapat
dioperasikan dua kali lebih cepat dibanding dengan carbon steel. Sedangkan harga
dari HSS besarnya dua sampai empat kali daripada carbon steel.

2.7 Analisis Berupa Rumus-Rumus yang Akan Digunakan.


2.7.1 Feeding (F)
Feeding yaitu jarak makan dalam per menit yang dihitung dari besarnya gerak
makan dikalikan dengan jumlah mata potong dan putaran pahat mesin frais dalam
satuan menit.

F=fxnxz

F = Feeding (mm/menit)
f = Pemakanan per gigi (mm/gigi)
n = putaran mata pahat (putaran/menit)
z = jumlah mata gigi
2.7.2 Waktu Pemakanan Pengefraisan (tm)
Waktu pemakanan pengefraisan (tm) dapat dihitung melalui rumus:
L
tm =
F

Dimana,
t m = Waktu pemakanan pengefraisan (menit)
L = Jarak tempuh pemakanan (mm)
F = Feeding (mm/menit)
2.7.3 Waktu pemakanan Pengefraisan Total (tmTotal)
t mTotal = t m1 + t m2 + t m3 + t m4 + tt m5 +t m6 + t m 7+ t m8 + t m9 +t m10 + t m1
t m1 = Waktu pemakanan pengefraisan proses 1 (menit)
t m2 = Waktu pemakanan pengefraisan proses 2 (menit)
t m3 = Waktu pemakanan pengefraisan proses 3 (menit)
t m4 = Waktu pemakanan pengefraisan proses 4 (menit)
t m5 = Waktu pemakanan pengefraisan proses 5 (menit)
t m6 = Waktu pemakanan pengefraisan proses 6 (menit)
t m7 = Waktu pemakanan pengefraisan proses 7 (menit)
t m8 = Waktu pemakanan pengefraisan proses 8 (menit)
t m9 = Waktu pemakanan pengefraisan proses 9 (menit)
t m10 = Waktu pemakanan pengefraisan proses 10 (menit)
t m11 = Waktu pemakanan pengefraisan proses 11 (menit)

Anda mungkin juga menyukai