STUDI LITERATUR
2.1. Manufaktur
Sedangkan kata Manufaktur berasal dari bahasa Yunani manus factus yang berarti
dibuat dengan tangan. Kata manufacture muncul pertama kali tahun 1576, dan kata
manufacturing muncul tahun 1683. Manufaktur, dalam arti yang paling luas, adalah proses
merubah bahan baku menjadi produk. Pada konteks yang lebih modern, manufaktur
melibatkan pembuatan produk dari bahan baku melalui bermacam-macam proses, mesin dan
operasi.
Gambar 2.1. Bagan klasifikasi manufaktur
Sumber : https://ismailarifin.files.wordpress.com/2011/06/mfg-1.jpg,
Sumber :
https://2.bp.blogspot.com/_EUAUnJVFy0E/TQmX1zQXKeI/AAAAAAAAAH0/Gda
W9SkyZ3c/s1600/proses+bbt.png
Mesin milling juga bisa dikolaborasikan dengan alat bantu atau alat
potong pembentuk khusus akan dapat menghasilkan beberapa bentukan-
bentukan lain yang sesuai dengan tuntutan produksi, misal: Uliran , Spiral,
Roda gigi, Cam, Drum Scale, Poros bintang, Poros cacing,dll.
Gambar 2.5. Proses Milling
Mesin sekrap adalah suatu mesin perkakas dengan gerakan utama lurus bolak-
balik secara vertikal maupun horizontal yang digunakan untuk proses shaping.
Prinsip pengerjaan pada mesin sekrap adalah benda yang disayat atau dipotong
dalam keadaan diam (dijepit pada ragum) kemudian pahat bergerak lurus bolak balik
atau maju mundur melakukan penyayatan (gerak translasi).
1. Program.
2. Control Unit/Processor.
5. Pahat.
a) Up Milling
b) Down Milling
Merupakan pengefraisan dengan arah ujung sayat (teeth) alat potong
searah dengan arah pemakanan ketika teeth memotong benda kerja.
Sumber : https://iralsports.files.wordpress.com/pahatupmillingcnctu-3a.jpg?
w=200&h=158, 2013.
a) Up Milling
· Chip atau tatal yang terbentuk berawal dari tipis dan semakin tebal.
· Ukuran tatal lebih panjang daripada ukuran tatal down milling.
· Usia alat potong lebih pendek daripada menggunakan cara down
milling.
· Cenderung mengangkat/melepas benda kerja dari ragum.
· Permukaan hasil pengerjaan buruk.
· Beban meja (work table) besar
b) Down Milling
· Tatal yang terbentuk berawal dari tebal dan semakin tipis.
· Ukuran tatal lebih pendek daripada ukuran tatal up milling.
· Usia alat potong lebih panjang daripada menggunakan cara up
milling.
· Arah gaya ke bawah, sehingga menjaga benda kerja agar tetap
tercekam dengan baik.
· Permukaan hasil pekerjaan lebih baik.
· Beban meja kecil.
Lembar proses (Process Sheet) adalah peta dari proses manufaktur di unit produksi,
menyediakan rute yang tepat atau urutan yang harus diikuti, lembar proses menggambarkan
serangkaian tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai tugas tertentu dalam proses
manufaktur atau produksi. Dengan demikian lembar proses adalah dokumen yang memiliki
informasi dan instruksi untuk mengubah bahan mentah menjadi komponen jadi atau perakitan
tertentu berisi detail seperti persyaratan material, tanggal dan waktu, komentar, masuk/keluar.
Lembar proses (Process Sheet) sangat penting untuk perencanaan yang efisien untuk
melakukan urutan manufaktur dengan cara yang ekonomis. Lembar proses yang berbeda
disiapkan untuk bagian-bagian yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan komponen,
ketersediaan peralatan, kapasitas dan waktu berjalan, jumlah tenaga kerja terampil yang
tersedia.
· Mesin, peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam operasi waktu berjalan,
efisiensi dan kapasitasnya, operasi diperlukan.
· Urutan dimana operasi ini dilakukan persyaratan pemeriksaan dan jaminan kualitas.
· Pengemasan dan instruksi penanganan selama pergerakan komponen melalui tahap
operasi.
Lembar proses (Process Sheet) dapat digunakan sebagai alat perencanaan, dan untuk
tujuan kontrol kualitas. Ketika digunakan sebagai alat perencanaan lembar proses dapat
digunakan oleh departemen yang berbeda ketika mereka mengatur langkah demi langkah
produksi suatu barang. Pengawas dan manajer yang berbeda dapat memantau kemajuan,
waktu produksi dan penggunaan peralatan. Oleh karena itu lembar proses dapat digunakan
selama perencanaan produksi, pemantauan dan kontrol kualitas untuk suatu barang atau
barang selama proses manufaktur.
2.6. Baja
Baja adalah yang berfungsi sebagai unsur dasar dicampur dengan beberapa elemen
lainnya, termasuk unsur karbon. Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2%
hingga 2.1% dari berat keseluruhan baja tersebut sesuai grade-nya. Elemen berikut ini selalu
ada dalam baja yaitu karbon, Mangan, fosfor, sulfur, silikon dan bahan paduan lain. Selain
itu ada elemen lain yang ditambahkan untuk membedakan karakteristiknya yaitu
nikel,krom,titanium dan lain-lain.
F=fxnxz
F = Feeding (mm/menit)
f = Pemakanan per gigi (mm/gigi)
n = putaran mata pahat (putaran/menit)
z = jumlah mata gigi
2.7.2 Waktu Pemakanan Pengefraisan (tm)
Waktu pemakanan pengefraisan (tm) dapat dihitung melalui rumus:
L
tm =
F
Dimana,
t m = Waktu pemakanan pengefraisan (menit)
L = Jarak tempuh pemakanan (mm)
F = Feeding (mm/menit)
2.7.3 Waktu pemakanan Pengefraisan Total (tmTotal)
t mTotal = t m1 + t m2 + t m3 + t m4 + tt m5 +t m6 + t m 7+ t m8 + t m9 +t m10 + t m1
t m1 = Waktu pemakanan pengefraisan proses 1 (menit)
t m2 = Waktu pemakanan pengefraisan proses 2 (menit)
t m3 = Waktu pemakanan pengefraisan proses 3 (menit)
t m4 = Waktu pemakanan pengefraisan proses 4 (menit)
t m5 = Waktu pemakanan pengefraisan proses 5 (menit)
t m6 = Waktu pemakanan pengefraisan proses 6 (menit)
t m7 = Waktu pemakanan pengefraisan proses 7 (menit)
t m8 = Waktu pemakanan pengefraisan proses 8 (menit)
t m9 = Waktu pemakanan pengefraisan proses 9 (menit)
t m10 = Waktu pemakanan pengefraisan proses 10 (menit)
t m11 = Waktu pemakanan pengefraisan proses 11 (menit)