Disusun untuk memenuhi persyaratan mata kuliah MS4120 Sistem Instalasi Mekanikal
Kelompok 6 :
Naufal Alifyari 13116021
Agustinus Sinaga 13116088
Muhammad Rivaldi 13116092
Wahyu Ajie Pratama 13116108
Andreas Tio 13116115
Aryo Dwi Kuncorojati 13116141
Latar Belakang
Sistem perpipaan tidak hanya digunakan pada pabrik atau pembangkit. Tetapi
juga digunakan di gedung atau rumah untuk mengalirkan air untuk kebutuhan
sehari-hari.
Gedung FTMD sebagai salah satu gedung yang berada di ITB yang
memfasilitasi mahasiswa sebagai ruang kuliah tentu saja memerlukan air bersih
dengan jumlah yang cukup banyak. Air bersih tersebut digunakan untuk keperluan
di kamar mandi dan juga sebagai air wudhu. Air bersih yang dibutuhkan dapat
diambil dari Kolam Mesin yang terletak di sebelah Gedung FTMD.
Sistem perpipaan diperlukan untuk memindahkan air bersih yang berada pada
Kolam Mesin menuju tangki yang berada di lantai atap Gedung FTMD. Dalam
sistem perpipaan tersebut terdapat pompa dengan kapasitas aliran 50 liter/menit
yang akan menaikkan head air.
Tujuan
Tujuan dari tugas ini adalah:
1. Menggambarkan diagram atau sketsa sistem perpipaan dan kelengkapannya
di gedung Labtek 2 FTMD ITB.
2. Memilih material atau bahan pipa yang digunakan pada sistem perpipaan di
gedung Labtek 2 FTMD ITB .
3. Menentukan diameter pipa yang digunakan pada sistem perpipaan di
gedung Labtek 2 FTMD ITB sesuai dengan ukuran pipa standar yang
terdapat di pasaran.
4. Menentukan head losses mayor dan minor pada sistem perpipaan di gedung
Labtek 2 FTMD ITB.
5. Menentukan head total pompa yang diperlukan pada sistem perpipaan di
gedung Labtek 2 FTMD ITB
6. Memilih pompa yang terdapat di pasaran untuk digunakan pada sistem
perpipaan di gedung Labtek 2 FTMD ITB.
2
7. Menentukan tinggi hisap maksimum pompa yang diizinkan pada sistem
perpipaan di gedung Labtek 2 FTMD ITB.
3
BAB II
TEORI DASAR
4
Gambar 2. 2 Profil aliran turbulen
(sumber: Presentasi Perancangan dan Konstruksi Sistem Perpipaan)
Bilangan Reynolds
Penentuan jenis aliran ditentukan oleh ditentukan oleh Bilangan Reynolds
(Re):
𝜌𝜌𝜌𝜌𝜌𝜌
𝑅𝑅𝑅𝑅 = … (1)
𝜇𝜇
dimana:
ρ = kerapatan massa fluida [kg/m3]
V = kecepatan fluida [m/s]
D = diameter pipa [m]
Μ = viskositas dinamik [Ns/m2]
Kontinuitas Massa
Laju aliran massa fluida pada dua titik yang berbeda di dalam pipa adalah
sama. Perubahan diameter pada pipa akan dikompensasi dengan perubahan
kecepatan aliran fluida.
1 2
5
Persamaan kontinuitas massa yakni:
𝑚𝑚̇1 = 𝑚𝑚̇2
𝜌𝜌1 𝐴𝐴1 𝑉𝑉1 = 𝜌𝜌2 𝐴𝐴2 𝑉𝑉2
Pada fluida inkompresibel:
𝜌𝜌1 = 𝜌𝜌2
𝐴𝐴1 𝑉𝑉1 = 𝐴𝐴2 𝑉𝑉2 … (2)
Sehingga, debit aliran pada fluida inkompresibel menjadi:
𝑄𝑄 = 𝐴𝐴𝐴𝐴 … (3)
dimana:
Q = Debit aliran [m3/s]
A = Luas area pipa [m2]
V = Kecepatan aliran fluida [m]
Persamaan Bernoulli
Persamaan Bernoulli merupakan bentuk penerapan kelestarian energi. Pada
sistem perpipaan aktual dengan adanya losses dan pompa maka persamaan
Bernoulli menjadi berikut:
𝑃𝑃1 𝑣𝑣1 2 𝑃𝑃2 𝑣𝑣2 2
+ + 𝑧𝑧1 + 𝐻𝐻𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 − �𝐻𝐻𝐿𝐿 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 + 𝐻𝐻𝐿𝐿 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 � = + + 𝑧𝑧2 … (4)
𝜌𝜌𝜌𝜌 2𝑔𝑔 𝜌𝜌𝜌𝜌 2𝑔𝑔
dimana:
Hpump = Head pompa [m]
HL major = Head loss major [m]
HL minor = Head loss minor [m]
Zn = Ketinggian fluida pada titik ke-n [m]
Pn = Tekanan statik fluida pada titik ke-n [Pa]
g = Percepatan gravitasi [9.81 m/s2]
Head Loss
Head loss adalah penurunan tekanan pada aliran fluida. Penurunan tekanan
pada aliran fluida dapat dipengaruhi oleh kecepatan aliran, diameter pipa,
friction factor, viskositas fluida, dan kerapatan massa fluida. Head loss terbagi
menjadi dua jenis yakni:
6
1. Head loss major
Head loss major merupakan penurunan tekanan pada aliran fluida yang
disebabkan oleh gesekan antara fluida dengan pipa. Head loss major
dapat dihitung dengan persamaan:
𝐿𝐿 𝑣𝑣 2
𝐻𝐻𝐿𝐿 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = 𝑓𝑓 … (5)
𝐷𝐷 2𝑔𝑔
dimana:
HL major = Head loss major [m]
L = Panjang pipa [m]
D = Diameter pipa [m]
f = koefisien gesekan pipa
v = kecepatan fluida [m/s]
D = diameter pipa [m]
L = Panjang pipa [m]
g = gravitasi [m2 /s]
Koefisien gesekan pipa (f) didapatkan dari Moody Chart serta tabel
harga kekasaran material pipa dibawah ini:
7
Tabel 2. 1 Absolute surface roughness pada pipa
(sumber: https://www.nuclear-power.net/nuclear-engineering/fluid-dynamics/major-
head-loss-friction-loss/relative-roughness-of-pipe/)
dimana:
n = jumlah aksesoris
k = koefisien loss aksesoris
Beberapa koefisien loss pada aksesoris terdapat dalam gambar
dibawah ini:
8
Gambar 2. 5 Koefisien loss aksesoris
(sumber: Presentasi Perancangan dan Konstruksi Sistem Perpipaan dan
https://www.sciencedirect.com/topics/engineering/head-loss)
9
• Impaller memberikan energi kinetik kepada fluida
• Energi kinetik dari fluida dikonversi menjadi energi tekanan ketika
melewati volute atau diffuser.
10
Persamaan yang Digunakan
Diameter Pipa
Diameter Pipa dapat dihitung dengan mengetahui debit aliran fluida
dengan menggunakan persamaan:
4𝑄𝑄
𝐷𝐷𝑖𝑖 = � … (7)
𝜋𝜋𝜋𝜋
11
γ = Berat spesifik fluida [N/m3]
NPSHRe
Agar tidak terjadi kavitasi, harus dipilih pompa yang memenuhi
persyaratan. Persyaratan tersebut adalah NPSH yang tersedia harus lebih
besar dari NPSH yang diperlukan. Nilai NPSH yang diperlukan (NPSHRe)
diperoleh dari pabrik pompa melalui pengujian.
12
BAB III
STUDI KASUS
Studi kasus yang penyusun lakukan pada penulisan laporan ini yakni
membuat sistem perpipaan untuk mengalirkan air bersih dari Kolam Mesin menuju
tangki air yang berada di lantai atap gedung Labtek 2 FTMD ITB. Sistem perpipaan
ini mampu mengalirkan air dengan kapasitas aliran 50 liter/menit dengan
menggunakan komponen-komponen yang berada di pasaran.
13
BAB IV
DATA PENGAMATAN
Pengukuran dimensi bangunan Labtek 2 FTMD ITB dilakukan dengan
menggunakan meteran gulung dan dilakukan pada Jumat, 13 September 2019.
Skema gambar tangan dari hasil pengukuran dimensi bangunan sebagai berikut:
14
Hasil pengukuran dimensi bangunan Labtek 2 FTMD ITB terdapat pada
tabel berikut:
Tabel 4. 1 Hasil pengukuran dimensi bangunan Labtek 2 FTMD ITB
15
BAB V
ANALISIS
Pemilihan Pipa
Karena ketersediaannya yang tinggi di pasaran, tahan terhadap sinar UV, harga
yang murah, dan ketahanannya terhadap korosi, maka dipilih Polyvinyl Chloride
(PVC) sebagai material pipa pada sistem perpipaan ini.
Berdasarkan standar pada Tabel 2.1, kecepatan rata-rata aliran air di dalam
pipa seharusnya berada di antara 3 ft/s sampai dengan 10 ft/s. Dengan target debit
air sebesar 50 liter/menit, dengan menggunakan persamaan (3) diperoleh bahwa
diameter dalam pipa harus berada pada range 18,66 mm sampai 34,06 mm.
Dari katalog pipa PVC Wavin kelas AW, terdapat 3 buah modul pipa yang
memiliki diameter dalam yang berada di dalam range ini: modul 1/2”, 3/4”, serta
1”.
Tabel 5. 1 Pemilihan Modul Pipa
No Modul OD (mm) Tebal (mm) ID (mm)
1 1/2 22 1.5 19
2 3/4 26 1.8 22.4
3 1 32 2 28
4 1 1/4 42 2.3 37.4
16
Gambar 5. 1 Jalur Sistem Pipa
Pertimbangan yang diambil pada pemilihan jalur ini adalah:
1. Lokasi pompa dipilih sebawah mungkin untuk menghindari terjadinya
kavitasi tanpa harus menggali tanah untuk peletakan pompa (mengurangi
biaya). Oleh karena itu, pompa diletakkan di tanah pada lantai 1 gedung.
2. Inlet pipa diletakkan pada dasar kolam dengan tujuan agar pipa selalu
terdapat air yang dipompakan meskipun ketinggian air berkurang (kecuali
pada kondisi air kolam habis)
3. Peletakan alur pipa dipilih menempel dengan dinding-dinding atau pilar
dan sebisa mungkin berada pada sudut-sudut bangunan agar tidak
mengganggu mobilitas dan untuk tidak menghalangi pemandangan.
17
4. Valve diletakkan setelah pompa untuk menutup aliran jika dibutuhkan. Ball
Valve diletakkan di tanah lantai 1 untuk memudahkan akses sehingga tidak
perlu naik ke lantai yang lebih tinggi untuk membuka/menutup valve.
18
KL= 0,2 sehingga total nilai KL sebesar 5,6. Dari nilai KL ini, dari persamaan (6),
diperoleh nilai head-loss minor (HL,min) untuk masing-masing modul pipa:
Tabel 5. 3 Penghitungan Head-Loss Minor (HL,min)
Dari ketiga nilai tersebut, dapat diperoleh total head aliran sebagai berikut:
Tabel 5. 4 Penghitungan Head-Loss Total (Htotal)
Dari Tabel 5.4 di atas dapat disimpulkan bahwa pipa dengan NPS 1” memiliki
head yang paling kecil sehingga pipa ini dipilih sebagai diameter pipa yang
digunakan pada sistem.
Pemilihan Pompa
Pompa yang dipilih adalah pompa dengan merk EBARA CDX Series. Dari
kurva karakteristik pompa, dipilih series dengan head 24,25 m dengan debit lebih
dari 50 L/menit. Dari kurva karakteristik, diperoleh bahwa pompa yang memenuhi
syarat head dan debit adalah EBARA CDX 70/07. Pada head 24,25 m, debit pompa
ini lebih dari 50 L/menit (mendekati 50 L/menit).
19
Technical Data
Nama Pompa : EBARA CDX 70-07
Jenis Pompa : Pompa Sentrifugal Single Impeller
Suction : 1 1/4”
Discharge : 1”
Material Shaft : AISI 303
20
Dari Technical Data Pompa, diperoleh bahwa suction dari pompa memiliki
NPS 1 1/4”, lebih besar dari pipa yang dipilih. Dengan demikian, diperlukan
tambahan aksesoris sebelum suction pompa yaitu expander dari 1” menjadi 1 1/4”
menuju suction pompa.
Aksesoris ini jika ditambahkan akan menambah head-loss minor sistem pipa.
Setelah menambahkan aksesoris ini, nilai head pompa menjadi 24,265 m yang jika
dibaca pada kurva karakteristik pompa masih memenuhi debit minimum 50 L/menit
(bernilai 51 L/menit seperti yang terdapat pada Gambar 5.4)
System Curve
35
30
25
20
Head (m)
15
10
0
0 20 40 60 80 100
Q (L/menit)
Analisis NPSH
Perlu dipastikan bahwa tidak terjadi peristiwa kavitasi pada saat pompa
dioperasikan. Untuk memastikan hal ini, perlu dilakukan analisis NPSH. Pada
analisis NPSH ini, perlu dipastikan bahwa NPSHA yang berasal dari sistem pompa,
lebih besar daripada NPSHRe yang berasal dari kurva karakteristik pompa.
Untuk menentukan NPSHA, digunakan persamaan (9) sehingga diperoleh nilai
NPSHA = 6,057 m.
Dari kurva karakteristik pompa, diperoleh nilai NPSHRe= 0,9 m. Dari kedua
nilai ini, maka disimpulkan NPSHA > NPSHRe. Dengan demikian, peristiwa kavitasi
tidak terjadi.
21
Tinggi hisap maksimum pompa yang diizinkan pada sistem didapatkan dengan
mengasumsikan pada sisi isap pompa terdapat 1 buah expander dan 1 buah elbow
90° serta tidak terdapat pipa horizontal. Selain itu, pipa yang digunakan sama
dengan pipa yang dipilih yakni memiliki NPS sebesar 1” dan memiliki debit aliran
sebesar 50 L/menit dan NPSHA minimal sama dengan NPSHRe,
NPSHA=NPSHRe=0,9 m. Sehingga, dengan menggunakan persamaan (9)
didapatkan tinggi hisap maksimum pompa yang diizinkan sebesar Hs maks = 8,6545
m.
22
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Diagram atau sketsa sistem perpipaan dan kelengkapannya terdapat pada
Subbab 5.2 Gambar 5.1.
2. Material pipa yang digunakan pada sistem perpipaan adalah material
Polyvinyl Chloride (PVC) yang merupakan material umum pipa pada
bangunan sedang. Material pipa ini memiliki beberapa keunggulan yakni
ketersediaan yang tinggi di pasaran, harga yang murah, tahan korosi, dan
tahan terhadap sinar UV.
3. Berdasarkan hasil perhitungan pada Subbab 5.1 dan 5.4 diperoleh diameter
NPS pipa PVC sebesar 1 inch.
4. Besar head losses mayor dan minor pada sistem perpipaan dengan diameter
NPS pipa PVC sebesar 1 inch berturut-turut adalah 1,6783 m dan 0,5368
m.
5. Besar head pompa total yang diperlukan untuk sistem perpipaan dengan
diameter NPS pipa PVC sebesar 1 inch adalah 24,265 m.
6. Pompa yang digunakan pada sistem perpipaan adalah pompa sentrifugal
EBARA CDX 70-07 yang mampu menghasilkan debit sebesar 50 L/menit
pada head pompa sebesar 24,265 m.
7. Tinggi hisap pompa maksimum yang diizinkan pada sistem perpipaan
sebesar 8,6545 m.
Saran
1. Dilakukan analisis untuk penginstalasian sistem perpipaan
2. Dilakukan analisis biaya pada sistem perpipaan.
3. Setelah penginstalasian, dilakukan pengujian hidrostatis pada instalasi pipa
dengan memberi tekanan sesuai dengan peraturan dan standar yang berlaku.
23