Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

PRAKTIKUM PRESTASI MESIN

MODUL 03
RANGKAIAN POMPA SERI DAN PARALEL

Disusun Oleh 
MUHAMAD RIFANDI 
1807125140

LABORATORIUM KONVERSI ENERGI PROGRAM STUDI TEKNIK


MESIN S1 JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Percobaan

Didalam kehidupan sehari-hari , seringkali menggunkan pesawat


kerja/bantu yang memudahkan untuk menyelesaikan permasalahan secara tepat
dan ekonomis. Dalam hal pemindhana suatu fluida dari satu tempat ke tempat lain
menggunakan suatu pesawat pompa. Pompa ada bebrapa macam tetapi yang
sering digunakan dalam kegiatan industri maupun rumah tangga adalah jenis
pompa sentrifugal. Pompa sentrifugal mempunyai dua bagian penting, yaitu
impeller yang berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanis dari poros poma ke
fluida dengan cara diputar sehingga timbul gaya sentrifugal dan rumah pompa
yang mengarahkan fluida ke impeller dan sekaligus mengubah tenaga kinetik
fluida menjadi tenaga tekanan.
Pada masa sekarang ini, perkembangan teknologi sudah sangat meningkat.
Manusia telah banyak dibantu dengan teknologi-teknologi yang telah banyak
ditemukan oleh insinyur-insinyur yang lalu. Salah satu contohnya adalah pompa.
Pompa merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan suatu fluida yang
biasanya berupa cairan tersebut. Pada saat ini pompa merupakan salah satu
kebutuhan yang sangat penting bagi manusia, yang mana sebagai alat pendukung
yang dapat memindahkan suatu fluida cair dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Pompa memerankan peranan yang sangat penting bagi berbagai industri misalnya
industri air minum, minyak, petrokimia, pusat tenaga listrik dan industri lainnya
serta juga dalam kehidupan sehari-hari manusia.
Sebagai calon insinyur yang khususnya nanti akan menjadi insinyur dalam
bidang teknik mesin, mahasiswa calon insinyur harus dapat mengerti serta
memahami tentang bidangnya asla satu contonhya adalah pompa. Oleh karena itu,
untuk meningkatkan pemahaman serta keterampilan mahasiswa calon mahasiswa
calon insinyur dalam mengembangkan pompa, maka mahasiswa perlu melakukan
praktikum atau percobaan pompa ini sebagai aktualisasi dan pemahaman teorinya.
Pompa terdiri dari berbagai macam jenis serta dapat disusun secara seri maupun
secara paralel. Pemahaman ini dilakukan agar mhasiswa calon insinyur dapat
mengetahui kinerja atau prestasi dari pompa serta agar dapat meningkatkan
kinerja atau prestasi dari pompa tersebut.

1.2 Maksud Percobaan

Adapun maksud percobaan pompa seri dan paralel ini dilakukan adalah
untuk mengetahui kinerja kerja atau prestasi dari pompa seri dan paralel.

1.3 Tujuan Percobaan

Adapun pelaksanaan praktikum pengkondisian udara adalah sebagai berikut:

1. Melihat fenomena yang terjadi akibat dari pengaruh variasi debit terhaap
head pada pompa sentrifugal.
2. Melihat fenomena yang terjadi akibat dari pengaruh variasi debit
terhadap head pda pompa dengan menggunakan rangkaian seri.
3. Melihat fenomena yang terjadi akibat dari pengaruh variasi debit
terhadap head pada pompa dengan menggunakan rangkaian paralel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prinsip Kerja Pompa

Pompa adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengalirkan, memindahkan,


mensirkulasikan zat fluida cair dengan cara menaikkan tekanan dan kecepatan
dari suatu tempat ke tempat lain, atau dengan kata lain pompa adalah alat yang
merubah energi mekanik dari suatu alat penggerkan (driver) menjadi energi
potensial dan kinetik yang berupa head, sehingga zat cair tersebut mengalir, maka
diperlukan energi tekan yang diberikan pompa, dan energi tekan ini harus mampu
mengatasi berbagai macam kerugia-kerugian yang terjadi sepanjang lintasan atau
instlasai pipa yang dilalui zat tersebut. Perpindahan zat cair ini dapat mendatar,
tegak lurus atau arah campuran keduanya. Perpindahan zat cair yang tegak lurus
harus dapat mengataasi hambatan-hambatan, seperti yang terdapat pada
pemindahan zat cair arah mendatar, yaitu adanya hambatan gesekan sepanjang
pipa dan juga hambatan karena adnaya penggunaan aksesoris. Hambatan gesekan
ini akan mempengaruhi kecepatan aliran dan adanya perbedaan head antara sisi
hisap (suction) dengan sisi tekan (discharge).

2.2 Sistem Susunan

2.2.1 Paralel

Tujuan pemasangan pompa secara paralel adalah agar kapasitas yang


diinginkan lebih besar. Apabila kapasitasnya menurun pada satu pompa,
maka sebagian pompa dapat dinonaktifkan, sehingga efisiensinya maksimum.

2.2.2 Seri

Tujuan pemasangan pompa secara seri adalah agar headnya menjadi


lebih tinggi dan juga dapat digunakan untuk variasi head. Sistem head adalah
penjumlahan head statis dengan head yang bervariasi.
2.3 Pressure Gauge

Manometer adalah alat ukur tekanan dan manometer tertua adalah


manometer kolom cairan. Alat ukur ini sangat sederhana, pengamatan dapat
dilakukan langusng dan cukup teliti pada beberapa daerah pengukuran.
Manometer kolom cairan biasanya digunakan unutk pengukuran tekanan yang
tidak terlalu tinggi.

Gambar 2.1 merupakan gambaran sederhana manometer tabung U yang


diisi cairan setengahnya, dengan kedua ujung tabung terbuka berisi cairan sama
tinggi. Gambar b bila tekanan positif diterapkan pada salah satu sisi kaki tabung,
cairan ditekan kebawah pada kaki tabung tersebut dan naik pada sisi tabung yang
lainnya. Perbedaan pada ketinggian, “h”, merupakan penjumlahan hasil
pembacaan diatas dan dibawah angka nol yang menunjukkan adanya tekanan.
F=gambar c menunjukkan tidak adanya tekanan yang terjadi, tetapi adanya
kevakuman yang terjadi.

Gambar 2.1 Manometer U


Pada gambar 2 dapat dilihat prinsip kerja an cara pembacaan alat ukur
tekanan manometer U.

Gambar 2.2 Prinsip Kerja Manometer U

2.3.2.1 Prinsip Bernoulli


Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang
menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan
fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini
sebenarnya merupakan penyederhanaan dari persamaan Bernoulli yang
menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran
tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran
yang sama.
Persamaan Bernoulli :
P 1 V 12 P 2 V 22
Z 1+ + =Z 2+ +
ρ. g 2. g ρ. g 2. g
(sumber:Cengel,2005)

2.3.2.2 Tahanan Sistim (Head)


Tekanan diperlukan untuk memompa cairan melewati sistem pada
laju tertentu. Tekanan ini harus cukup tinggi untuk mengatasi tahanan
sistem, yang juga disebut “head”. Head total merupakan jumlah dari head
statik, head gesekan/friksi, head tekanan dan head kecepatan.

2.3.2.1 Head Statik

Head statik merupakan perbedaan tinggi antara sumber dan tujuan


dari cairan yang dipompakan. Head statik merupakan aliran yang
independen. Head statik pada tekanan tertentu tergantung pada berat
cairan.

2.3.2.2 Head Gesekan/Friksi

Ini merupakan kehilangan yang diperlukan untuk mengatasi tahanan


untuk mengalir dalam pipa dan sambungan-sambungan. Head ini
tergantung pada ukuran, kondisi dan jenis pipa, jumlah dan jenis
sambungan, debit aliran, dan sifat dari cairan. Head gesekan/friksi
sebanding dengan kuadrat debit.

2.3.2.3 Head Tekanan

Head tekanan merupakan perbedaan tekanan yang terjadi pada


kedua titik tekanan yang berbeda.

P
H=
ρair . g

(sumber:Cengel,2005)
2.3.2.4 Head Kecepatan
Head kecepatan merupakan perbedaan kecepatan yang terjadi pada
kedua titik kecepatan yang berbeda.

2.3.2.5 Head Total Pompa

Head Total Pompa ditentukan dari kondisi instalasi plumbing yang


akan dilayani oleh Pompa. Head total dapat diperoleh dengan rumus sebagai
berikut

P 1 V 12 P 2 V 22
+ + Z 1= + +Z 2
ρ . g 2. g ρ. g 2. g
(sumber:Cengel,2005)
2.4 V-Notch

V-Notch adalah suatu metoda yang digunakan untuk mengukur debit pada
saluran terbuka dengan ambang tajam segitiga. Bentuk penampang pelimpah
aliran dari ambang tajam segitiga yaitu penampang berbentuk segitiga sama kaki
seperti huruf V yang puncak sudut ambang mengarah ke hilir (ASTM D 5242-92).

Gambar 2.3 V-Notch


2.4.1 Rumus Debit
Persamaan rumus yang digunakan untuk mendapatkan debit pelimpah
di atas ambang tajam segitiga dapat dihitung dengan :

5
8 θ
Q=Cd √ 2. g tan He 2
15 2
(sumber:Cengel,2005)
2.4.2 Konstruksi V-Notch
Dalam pembuatan V-Notch ada ukuran-ukuran tertentu yang harus
ditetapkan sebagai acuan agar hasil dan konstruksinya dapat diperhitungkan.
Gambar 2.4 Konstruksi V-Notch

Untuk menentukan tinggi nilai H e pada weir maka persamaan yang


digunakan adalah
H=H e−K n

(sumber:Cengel,2005)
Dimana K n adalah faktor koreksi (0,008)
2.5 Prestasi Pompa Rangkaian Seri dan Paralel

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen


dengan tiga tahap pengujian, diantaranya pengujian pompa tungal, pengujian
pompa ganda dengan rangkaian seri dan pengujian pompa ganda dengan
rangkaian paralel. Tahapan penelitian disusun dalam bentuk diagram alir.

Gambar 2.5 Diagram Alir Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil uji kinerja instalasi pompa tunggal, instalasi pompa rangkaian seri
dan instalasi pompa rangkaian paralel terhadap debit aliran disajikan dalam
tabel 1.

Tabel 1 Data Pengujian Debit


Gay Wa Tega Arus
Vol
a ktu ngan listrik Putaran
ume
Insta hisa (det listrik (amper (rpm)
(m3)
lasi p po ik) (volt) e)
pom mpa
pa (cm
hg) v T V I1 I2 N1 N2
Pom
pa 1 0, 28
0,8 0,01 22,9 220
(tung 8 75
gal)
Pom
pa 2 0. 28
0.8 0.01 23.4 220
(tung 8 77
gal)
Pom
0, 0, 28 28
pa 0,8 0,01 22,2 220
8 8 64 84
Pom
pa 0, 0, 28 28
0,8 0,01 13 220
paral 8 8 35 79

Tabel 1 menunjukkan bahwa waktu yang paling cepat untuk mendapatkan


volume air sebanyak 0,01 m3 adalah pada instalasi pompa paralel yaitu 13 detik,
sedangkan pada instalasi pompa seri waktu yang diperlukan untuk mendapatkan
volume air sebanyak 0,01 m3 adalah 22,2 detik dan pada instalasi pompa tunggal
1 waktu yang diperlukan adalah 22,9 detik, pada instalasi pompa tunggal 2 adalah
23,4 detik. Ini berarti bahwa instalasi pompa paralel mampu untuk menigkatkan
debit aliran dibanding instalasi pompa seri.

Waktu yang diperlukan untuk mendapatkan volume air sebanyak 0,01 m3


pada instalasi pompa seri tidak jauh beebeda dengan waktu yang diperlukan pada
isntalasi pompa tunggal. Hubungan antara instalasi pompa terhadap waktu untuk
mendapatkan volume air disajikan dalam bentuk grafik.

Gambar 2.6 Grafik Waktu Pencapaian Volume Air

KESIMPULAN

Instalasi pompa seri tidak memberikan pengaruh terhadap peningkatan debit


aliran, namun sangat berpengaruh terhadap peningkatan tekanan dan daya hidrolik
pompa. Sedangkan instalasi pompa paralel sangat berpengaruh terhadap
peningkatan debit aliran namun tidak memberikan pengaruh terhadap peningkatan
tekanan dan daya hidrolik pompa. Hasil perhitungan didapatkan bahwa debit
aliran yang dihasilkan dari instalasi pompa seri adalah 0,000450 m3/dt,
sedangkan debit aliran yang dihasilkan dari instalasi pompa paralel adalah
0,000769 m3/dt. Hasil pengukuran diketahui bahwa tekanan air pada instalasi
pompa seri adalah 80 psi sedagnkan tekanan air pada instalasi paralel adalah
40 psi. Hasil perhitungan daya hidrolik pompa pada instalasi pompa seri adlah
248,28 Watt, sedangkan daya hidrolik pompa pada instalasi paralel adalah
198,2 Watt. Efisiensi penggunaan daya listrik pada instalasi pompa seri lebih
tinggi dibanding pada instalasi pompa paralel. Hasil perhitungan didapatkan
bahwa efisiensi penggunaan daya listrik saat pengukuran debit aliran pada
instalasi pompa seri adalah 70,53%, sedangkan efisiensi pada instalasi pompa
paralel adalah 56,3%. Efisiensi penggunaan daya listrik saat pengukuran
tekanan air pada instalasi pompa seri adalah 45,14%, sedangkan efisiensi pada
instalasi pompa paralel adalah 36,03%.
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Alat Uji


Adapun penyusunan atau instalasi alat-alat yang diujikan dapat ditunjukkan
pada gambar berikut.

Gambar 3.1 Assembling Alat Uji

3.2 Prosedur Percobaan


Adapun prosedur percobaan pompa rangkaian seri dan paralel adalah
sebagai berikut
a. Pengujian pompa tunggal 1

1. Buka penuh katup 1 dan tutup penuh katup yang lain

2. Hidupkan pompa 1

3. Buka secara perlahan-lahan katup 3 sehingga terbuka penuh

4. Buka secara perlahan-lahan katup 6 sehingga terbuka penuh

5. Tutup secara perlahan-lahan katup 1 sehingga tertutup penuh

6. Tutup secara perlahan-lahan katup 6 sehingga tekanan pada

pressure gauge (P1) menunjukkan tekanan 0,2 bar


7. Catat kenaikan air (H) pada V-notch

8. Ulangi langkah 6 dan 7 untuk tiap kenaikan tekanan 0,2 bar

hingga tekanan menunjukkan angka 2 bar

b. Pengujian pompa tunggal 2

1. Buka penuh katup 4, 5dan 6 serta dan tutup penuh katup yang lain

2. Hidupkan pompa 2

3. Tutup secara perlahan-lahan katup 4 sehingga tertutup penuh

4. Tutup secara perlahan-lahan katup 6 sehingga tekanan pada

pressure gauge (P2) menunjukkan tekanan 0,2 bar

5. Catat kenaikan air (H) pada V-notch

6. Ulangi langkah 4 dan 5 untuk tiap kenaikan tekanan 0,2 bar

hingga tekanan menunjukkan angka 2 bar

c. Pengujian pompa seri

1. Buka penuh katup 1 dan 4 kemudian tutup penuh katup yang lain

2. Hidupkan pompa 1 dan 2

3. Buka secara perlahan-lahan katup 2 sehingga terbuka penuh

4. Buka secara perlahan-lahan katup 6 sehingga terbuka penuh

5. Tutup secara perlahan-lahan katup 1 dan katup 4 sehingga

tertutup penuh

6. Tutup secara perlahan-lahan katup 6 sehingga tekanan pada

pressure gauge (P3) menunjukkan tekanan 0,2 bar

7. Catat kenaikan air (H) pada V-notch

8. Ulangi langkah 6 dan 7 untuk tiap kenaikan tekanan 0,2 bar

hingga tekanan menunjukkan angka 2 bar


d. Pengujian pompa pararel

1. Buka penuh katup 1, 4 dan 5 kemudian tutup penuh katup yang


lain

2. Hidupkan pompa 1 dan 2

3. Buka secara perlahan-lahan katup 3 sehingga terbuka penuh

4. Buka secara perlahan-lahan katup 6 sehingga terbuka penuh

5. Tutup secara perlahan-lahan katup 1 dan katup 4 sehingga

tertutup penuh

6. Tutup secara perlahan-lahan katup 6 sehingga tekanan pada

pressure gauge (P3) menunjukkan tekanan 0,2 bar

7. Catat kenaikan air (H) pada V-notch

Ulangi langkah 6 dan 7 untuk tiap kenaikan tekanan 0,2 bar hingga tekanan
menunjukkan angka 2 bar

Anda mungkin juga menyukai