KEAHLIAN FISIKA
Semester Ganjil
Tahun Ajaran 2022-2023
i
Praktikum Keahlian Fisika
Semester V Tahun Ajaran 2022-2023
Pendahuluan
Praktikum Keahlian Fisika dirancang untuk mahasiswa Fisika semester lima. Praktikum
ini berkaitan erat dengan mata kuliah material, energi dan instrumentasi.
Modul Praktikum
ii
Setelah melaksanakan Praktikum Keahlian Fisika, mahasiswa diharapkan memiliki
keterampilan dasar eksperimen dan simulasi.
Laporan Praktikum
Hasil kegiatan setiap modul dipresentasikan dalam bentuk laporan tertulis. Dalam
rangka melatih mahasiswa membuat tulisan ilmiah, maka laporan praktikum
direkomendasikan untuk dimanfaatkan sebagai sarana pelatihan pembuatan tulisan ilmiah.
Bentuk laporan yang direkomendasikan meliputi bagian-bagian berikut:
1. Cover laporan
2. Pendahuluan
3. Tinjauan Pustaka
4. Metodologi (alat, bahan dan prosedur eksperimen)
5. Tugas Pendahuluan
6. Pengolahan data
7. Pembahasan hasil
8. Kesimpulan dan Saran
9. Daftar Pustaka
Bentuk laporan tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Namun hendaknya setiap
laporan tersebut mencerminkan tujuan dan kegiatan yang dilakukan pada setiap modul serta
hasil pemahaman yang diperoleh oleh mahasiswa dalam setiap kegiatan modul tersebut.
iii
MODUL 1
KONVERSI ENERGI PADA PEMBANGKIT HIDRO POWER
A. Tujuan Percobaan:
a. Memahami prinsip kerja system pembangkit hidro power mekanik.
b. Menentukan ketinggian level air maksimum yang dapat dicapai.
c. Menentukan debit air yang keluar pada beberapa ketinggian yang ditentukan.
B. Pendahuluan
Energi bersifat kekal, dapat disimpan, diubah dan ditransmisikan dalam bentuk
kalor dan kerja. Konversi energy adalah proses mengubah satu bentuk energy kebentuk
lainnya.
Memahami konsep konversi energy menjadi sangat penting karena diberbagai
kegiatan industry otomotif, power plant, mesin pendingin, danl ain-lain, inti
kegiatannya adalah bagaimana energy tersebut diubah dari satu bentuk kebentuk
lainnya, kemudian dimanfaatkan untuk suatu tujuan. Dua permasalahan yang menjadi
topic kajian adalah:
a. Bagaimana meningkatkan pemahaman konsep konversi energi dengan
menggunakan berbagai peralatan yang semakin bervariasi.
b. Bagaimana meningkatkan efisiensi perolehan konversi energy tersebut sehingga
meminimalkan kehilangan energi. . ,
Dalam modul ini akan dibahas pemahaman konsep konversi energy melalui cara
kerja pembangkait hidro power mekanik.
Pompa hidro power mekanik adalah kombinasi antara kerja turbin air dan pompa
air yang dikopel melalui poros berputar sehingga dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan level air tanpa menggunakan energi listrik.
Ek = 12 mv 2 (1.2)
1
v = 2 gh (1.3)
Q adalah debit aliran (m3/s), A adalah luas penampang (m2) dan v adalah rata-rata
kecepatan air (m/s).
Energi kinetik dari aliran air dapat digunakan untuk memutar turbin air. Turbin air
yang digunakan pada percoban ini berupa puli yang terikat pada porosnya. Berikut
adalah gambar bagian-bagian utama pompa sentrifugal.
Puli dapat digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros satu ke poros yang
lain yang berupa impeller. Impeller adalah bagian yang berputar dari pompa sentrifugal,
yang berfungsi untuk mentransfer energi dari putaran motor menuju fluida yang
dipompa dengan jalan mengakselerasinya dari tengah impeller ke luar sisi impeller.
Putaran impeller memberikan gaya aksial yang mendorong fluida sehingga
menghasilkan energi kinetik pada fluida kerja tersebut. Putaran yang tejadi pada
impeller tersebut digunakan untuk mendorong air yang masuk lewat suction dan keluar
melalui discharge dengan kecepatan lebih tinggi. Kecepatan puli dihitung dengan
persamaan
dp n
vp = (1.5)
60 1000
dp adalah diameter puli dan n adalah putaran puli (rpm).
Karena puli dan impeller pompa air dihubungkan langsung oleh satu poros maka
kecepatan impeller sama dengan kecepatan puli. Daya yang dihasilkan oleh poros dapat
dihitung dengan persamaan
T .N
P= (1.6)
9,75 105
2
d s 3
T= (1.7)
5,1
B
= (1.8)
S f1 S f 2
T adalah momen puntir (Nmm), N adalah banyaknya putaran poros (rpm), adalah
tegangan geser (N/mm2), ds adalah diameter poros (mm), B adalah kekuatan tarik
(N/mm2) (400-800 N/mm2), dan Sf1 adalah faktor keamanan yang bergantung pada jenis
bahan yang digunakan (1,25-4,5), Sf2 adalah faktor keamanan yang bergantung dari
bentuk poros, dimana harganya berkisar antara 1,3 – 3,0. Faktor keamanan semakin
kecil jika data mengenai bahan semakin akurat.
D. Peralatan Percobaan
Rangkaian alat percobaan seperti pada gambar 1.2.
1 Keterangan gambar
1. Tandon air(reservoir) 1
2. Pipa air masuk (pipa 1)
2 3. Katup pengatur air
6 4. Turbin, Poros transmisi daya, Pulley
5. Tandon air ke2
6. Pipa air keluar (pipa 2)
7. Tandon air buangan.
3 8. Pompa air.
5
4
8
7
Gambar 1.2 Susunan Peralatan Mikro Hidro Power
E. Prosedur Percobaan
1. Periksalah terlebih dahulu semua komponen peralatan seperti terlihat pada gambar.
2. Ukur diameter dalam pipa 1 dan pipa 2 dengan menggunakan jangka sorong, lakukan 3
kali pengukuran.
3. Pastikan katup penutup air dalam keadaan tertutup, lalu isi tandon 1 dan tandon 2
sampai penuh.
4. Siapkan stopwatch yang akan digunakan untuk mengukur waktu debit air yang keluar
dari pipa 2, siapkan pula penampung air buangan yang berskala.
5. Buka katup 3, catat waktu yang diperlukan untuk mengosongkan tandon I dan catat
pula volume air yang ada dibuangan. Selain itu ukur pula ketinggian air maksimum
yang dapat dicapai pada pipa 2, ini adalah head maksimum yang dapat dicapai oleh
pompa.
3
6. Lakukan prosedur 3, 4, dan 5 tiga kali pengulangan.
7. Ulangi percobaan 6 dengan mengatur ketinggian pipa 2, yaitu 3/4 x ketinggian
maksimum. Hitung debit air yang keluar dari pipa 2.
8. Ulangi percobaan 7 dengan mengatur ketinggian pipa 2, 1/2 x ketinggian
maksimum, hitung debit air yang keluar dari pipa 2.
9. Isi tandon dengan air, dengan volume 1/2 x volume semula, catat waktu yang
diperlukan untuk mengosongkan air.
10. Mengukur diameter poros sebanyak 5 kali pada titik yang berbeda dan putaran (rpm)
poros.
4
MODUL PRAKTIKUM II
PEM ELEKTROLISER
A. Tujuan Percobaan
1. Menentukan tegangan dekomposisi air.
2. Menentukan laju produksi hydrogen pada berbagai jenis elektroliser.
3. Menentukan efisiensi energy dan efisiensi faraday.
4. Mengamati berbagai pengaruh lingkungan terhadap efisiensi elektroliser.
B. PeralatanPraktikum
1. PEM Elektroliser.
2. ·Sumber daya variabel.
3. Dua buah multimeter.
4. Tangki air.
5. Tangki hidrogen.
6. Stopwatch.
7. Kabel-kabel penghubung.
C. Pendahuluan
Hidrogen adalah unsur kimia paling sederhana, berada disekitar kita dalam jumlah
yang berlimpah. Dengan teknologi sel bahan bakar (fuel cell) hydrogen dapat digunakan
untuk membangkitkan listrik.
Meskipun persediaan hidrogen dialam berlimpah, namun tidak dapat diperoleh
secara langsung. Hidrogen selalu berada dalam bentuk gabungan (compound) dengan
unsur lain. Diperlukan sumber energi lain untuk memisahkan atau mengekstrak
hydrogen dari compound-compound yang mengandung hidrogen. Hidrogen juga dapat
diperoleh dengan memodifikasi sumber energy lain yang berasal dari bahan bakar fosil,
biomasa air atau sumber energi lainnya. Proses mendapatkan hidrogen dari sumber
energy lain ini disebut reforming dan alat yang digunakannya disebut reformer.
Dari berbagai sistem hydrogenre forming yanga da elektrolisis merupakan metode
paling sederhana. Pada metode ini hidrogen dan oksigen diperoleh dengan
memisahkannya dari molekul-molekul air, sehingga reformer ini disebut elektroliser.
Gejala yang terjadi selama proses elektrolisis dapat dipelajari dalam selelektrolisis
sederhana seperti pada Gambar 3.1. Larutan elektrolit diletakkan dalam sebuah bejana
kedalam bejana dicelupkan dua buah elektroda yang masing-masing dihubungkan
dengan kutub positif (bertindak sebagai anoda) dan kutub positif (sebagai katoda)
sebuah baterei. Bila diberikan potensial listrik ion-ion di dalam elektrolit akan
bermigrasi kearah elektroda yang polaritasnya berlawanan dengan muatan ion tersebut.
Apabila digunakan air sebagai elektrolit (lemah), meskipun jumlahnya sangat
kecil air akan terdisosiasi menjadi ionhidrogen dan ion hidroksil:
𝐻2 𝑂 ⇌ 𝐻 + + 𝑂𝐻 −
Ion hidroksil akan menuju anoda dan membentuk oksigen (terjadi oksidasi).
5
4𝑂𝐻 − ⟶ 4𝑒 − + 𝐻2 𝑂 + 𝑂2 (𝑔𝑎𝑠)
Dan ion hydrogen menuju katoda untuk kemudian membentuk gas hidrogen (terjadi
reduksi).
6
menjadi hidrogen dengan mengikat elektron yang disuplai rangkaian eksternal. Reaksi
kimia tersebut digambarkan pada Gambar 3.3.
Dari konsep elektro kimia yang telah diuraikan diatas terlihat bahwa satu atom
hydrogen memberikan kontribusi satu elektron terhadap arus mengalir,sehingga
hubungan antara arus yangmengalir dengan volum ehidrogen yang dihasilkan dapat
ditentukan dengan menghitung energy listrik yang digunakan dan jumlah hidrogeny ang
dihasilkan.Hubungan ini telah dirumuskan dalam Hukum-1Faraday tentang elektrolisis
yang secara matematis dinyatakan dengan persamaan berikut,
𝑅𝐼𝑇𝑡
𝑉= (3.1)
𝐹𝑝𝑍
Dengan :
V = volume gashidrogen yangdihasilkan secara teoritis, dalam 3
R = konstanta gas umum = 8,314 J/ol.K
P = tekanan ruang dalam Pa (1Pa= 1N/m2)
F = konstanta Faraday = 96485 C/m
T = temperature ruang dalamK
I = arus dalam A
t = waktu dalam detik
z = jumlah elektron untuk membebaskan satu molekul:
z(H2) = 2 (2elektron diperlukan untuk membebaskan satu molekul hidrogen)
z(02) = 4
Efisiensi Faraday pada sebuah elektroliser adalah rasio volume gas hydrogen yang
dihasilkan terhadap volume gas yang seharusnya dihasilkan menurut perhitungan
teoritis yang dinyatakan dalam Hukum-1Faraday berikut,
7
𝑉𝐻2 (ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙) (3.2)
𝜂𝐹𝑎𝑟𝑎𝑑𝑎𝑦 = 𝑉𝐻2 (ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔)
D. Prosedur Percobaan
1. Menentukan Tegangan Dekomposisi Air
• Susun rangkaian seperti pada Gambar 3.4.
Untuk setiap nilai tegangan catat nilai arus yang terukur dan amati tangki hidrogen,
apakah pada tegangan tersebut sudah mulai dihasilkan hidrogen, berikan tanda pada
tegangan berapa hidrogen mulai terlihat.
→Beri tenggang waktu sekitar 20 detik untuk setiap pengukuran.
8
E. Tugas Praktikum
1. Buat kurva karak.teristik 1-Velektroliser dari hasil pengukuran (1) di atas. Dari
kurva tersebut tentukan tegangan dekomposisi air.
2. Bandingkan basil yang diperoleh dengan basil referensi, berikan pembahasan
terhadap basil yang diperoleh,
3. Buat kurva volume hidrogen yang dihasilkan terhadap waktu untuk setiap nilai
tegangan yang diberikan, hitung laju produksi hidrogen masing-masing.
4. Hitung efisiensi dan efisiensi faraday elektroliser dari setiap data yang diperoleh.
F. Tugas Pendahuluan
1. Turunkan persamaan (3.1).
2. Dari persaniaan (3.2), berikan analisis, faktor-faktr apa saja yang dapat dikontrol
agar elektroliser dapat bekerja secara optimal.
3. Selai nelektroliser, tuliskan beberapa contoh reformer hidrogen yang lain lengkap
dengan mekanisme kerjanya. ·. '
4. Berikan beberapa contoh mesin/ equipment yang telah menggunakan hidrogen
sebagai bahan bakarnya.
5. Berikan lasan singkat mengenai prospek penggunaan hidrogen sebagai bahan
bakar terbarukan, sejauh mana pengembangannya dan faktor-faktor apasaja yang
dapa tmerupakan kendala dalam penggunaan hidrogen sebagaibahan bakar.
9
MODUL PERCOBAAN III
THERMOELECTRIC CONVERTER
A. Tujuan
1. Mempelajari dan memahami efek Seebeck
2. Mempelajari dan memahami efek Peltier
3. Mempelajari dan memahami transfer energi
4. Memahami hukum pertama dan kedua termodinamika
B. Pendahuluan
Thermoelectric Converter adalah salah satu alat konversi energi dengan
memanfaatkan perbedaan temperatur. Alat ini mengubah energy termal menjadi energi
listrik. Pada percobaanini digunakan PASCO scientific Thermoelectric Converter model
TD-8556, seperti diperlihatkan pada Gambar 4.1.
10
Hukum ke-1 termodinamika:
"Perubahan energy dalam suatu sistem tertutup akan sama dengan total dari
jumlah energy kalor yang diberikan kedalam sistem ditambah kerja yang. Dilakukan
terhadap sistem "Hukum ini berkaitan dengan hukum kekekalan energi.
Sedangkan hukum ke-2 termodinamika:
"Tidaklah mungkin ada proses yang bisa berlangsung yang hasilnya tidak lain
hanyalah penyerapan kalor dari suatu sumber dan mengkonversi kalor manjadi kerja
pada suhu yang sama "Hukum ini berkaitan dengan entropi sistem.
Hukum ke-2 termodinamika ini tidak melanggar hukum ke-1 termodinamika.
Tidak ada sesuatupun yang terkandung dalam hukum ke-1 termodinamika yang
menghalangi kemungkinan pengkonversian kalor sepenuhnya menjadi kerja. Namun
banyak proses konversi kalor tersebut yang tidak dapat terjadi. Fenomena ini dapat
terjadi dengan hukum ke-2 termodinamika.
PASCO scientific Thermoelectric Converter ini terdiri dari pompa kalor
termoelektrik yang disisipkan diantara dua kaki alumunium logam. Thermoelectric
Converter ini dapat mendemontrasikan dua efek yaitu:
1. Efek Seeback (ditemukan padath1821)
Pada efek ini perbedaan temperatur yang melintasi pompa kalor termo elektrik
dikonversi ke arus yang dapat menggerakkan motorkecil (ΔT→ E). Sebagai contoh
ketika salah satu kaki dari converter tersebut ditempatkan pada gelas berisi air dingin
dan satu lainnya ditempatkan pada gelas berisi air panas, maka motor kecil tersebut
dapat memutar kipas. Ini berarti sebagian dari energy termal air panas dikonversi
menjadi kerja oleh converter. Sehingga kipas dapat berputar, seperti terlihat pada
Gambar 4.2.
PASCO Thermoelectric converter model TD-8550A didesain untuk
mendemonstrasikan hubungan di antara hukum pertama dan kedua termodinamika.
Prosedur yang digunakan secara langsung mengilustrasikan pemyataan Kelvin pada
hukum kedua termodinamika.
Energi termal dari air panas diubah menjadi kerja oleh converter, dan kipas
menyala. Jika air panas danair dingin dicampurkan, energy dalam dari air tak akan
berubah, jadi masih ada energi yang cukup dalam air untuk menyalakan kipas. Tetapi
hal ini melanggar hukum kedua termodinamika, seperti yang dijelaskan Kelvin.
Catatan: Sebagai demontrasi lebih lanjut, tempatkan satu kaki dalam air yang telah
dicampur (atau dalam air es) dan kaki yang lainnya dalam wadah yang berisi es kering
untuk mendemonstrasikan bahwa ada energi yang tersedia dalam air yang dicampur (dan
bahkan dalam air es).
11
Gambar 4.2 Proses perubahan energi termal menjadi kerja pada.
12
2. Perubahan entropi pada air dingin,Δ Sc=Qc/Tc,adalah positif,karena perpindahan
panas dari converter ke air.
3. Berdasarkan hukum kedu atermodinamika, total perubahan energy dalam entropi,
Δ ST=Δ Sh +Δ Sc, bernilai positif. Oleh karena itu, proses tersebut hanya akan
terjadi jikaQc/ Tc>Qh / Th.
4. Agar kipas dapat dinyalakan,beberapa perpindahan panas dari air panas harus
dirubah menjadi kerja dan tidak akan dapat dipindah kan kembali menjadiair
dingin. Oleh karena itu, kipas akan terus menyala,Qh>Qc.
5. Persamaan dalam langkah 3 clan 4 keduanya hanya benarjika Th>Tc. sekali air
tercampur, Th= Tc· Olehkarena itu,jika kipas menyala,inidapat melanggar hukum
keduat ermodinamika.
Teori singkat
Efek Seebeck
Converter thermoelectric menggunakan serangkaian sel-sel thermoelektrik untuk
meng-ubah energy termal menja dienergi listrik (dalam percobaan ini yang menjalankan
kipas). Setiap sel terbuat dari bahan semikonduktor. Diagram sederhana efekSeebeck.
Panas memasuki sel menaikkan level energi, elektron-elektro ntidak lagi terikat
dalam struktur Kristal semikonduktor dan bebas bergerak. Ketika elektron-elektron
tersebut bebas bergerak, elektron-elektron tersebut meninggalkan lubang, di dalam
kristal. Elektron dengan energi yang lebih rendah, walaupun mereka tidak dapat
bergerak bebas dalam material, dapat melompat dari lubang ke lubang. Dengan
demikian, lubang-lubang juga dapat bermigrasi melalui material semikonduktor.
Elektron-elektron bermigrasi, seperti terlihat, melalui material semikonduktortipe-N dan
lubang-lubang bermigrasi melaui material tipe-P). Elektron-elektron mengalir melalui
sirkuit eksternal dan menjalankan motor kipas. Pada ujung yang lain dalam sirkuit,
merek amemasuki kembali sel-sel dan bertemu Iubang-lubang pada semikonduktor tipe-
P. Ini terjadi dekat ujung yang lebih dingin pada sel.
Elektron-elektron dapat masuk kembali kedalam lubang, mengubah kelebihan
energy menjadi panas. Selama masih ada perbedaan temperatur, elektron-elektron dan
lubang-lubang dapat terns bermigrasi, dan kipas terus menyala. Jika tidak ada perbedaan
temperatur, elektron-elektron tidak dapat bergabung kembali dengan lubang-lubang
karena tidak: ada tempa tuntuk memberikan kelebihan energi mereka. Dalam kasus
ini,sel termoelektrik mengikuti hukum kedua termo dinamik.
13
Efek Peltier
Secaras ederhana efek Peltier kebalikan dari efek Seebeck. Perbedaan potensial
elektrik disebabkan oleh elektron-elektron dan lubang-lubang untuk bermigrasi dari satu
ujung pada material semikonduktor tipeP dan N ke yang lainnya. Pergerakan elektron
elektron dalam semikonduktor tipe N dihasilkan dari perubahan energi internal dari
ujung semikonduktor tersebut. Hasil yang sama terjadi untuk semikonduktor tipe P
selama lubang bermigrasi. Perpindahan panas darikaki "dingin.",ke kaki "panas"
sebanding dengan arus yang masuk melewati sirkuit dan banyaknya sel-
seltermoelektrik membuat termoelektrik memompa.
C. Peralatan
1. Bejana,3 buah untuk menempatkan air panas, air dingin, dan campuran air panas
dan air dingin
2. DC power supplay dengan kemampuan 5 volt dan 3 ampere.
3. Kawat (kabel) penghubung.
4. TD-8556 steam Generator
5. SF-9584Ac / DC low volted power supply or Sf-9582AC/DC Powersupply
6. SE9750 and SE9751 Banana plug Patch Cords
7. Digital termometer ( suchas PASCO Model SB9631Or Model SE-9086 ).
14
Jalannya Percobaan
A. Efek Seebeck
1. Siapkan 3 buah gelas
2. Gelas satu diisi dengan air panas dan yang satu lagi dengan air dingin
3. Tempatkan tombol pada posisi diatas.
4. Siapkan satu buah ampermeter dan satu buah voltmeter
5. Siapkan dua buah termometer
6. Susun alat-alat seperti pada gambar 4.2. Atur tombol dalam posisi "naik". Salah
satu kaki dari unit ditempatkan dalam suatu gelas yang berisi air dingin dan satu
gelas lagi dalam gelas berisi air panas. (Air mendidih dan air es akan memberikan
hasil yang lebih baik). Masing-masing lengkapi dengan termometer.
7. Amati suhu masing-masing gelas yang berisi air setiap selang waktu yang sama
(tanyakan kepada asisten) serta ukur tegangan dan arusnya.
8. Campurkan air panas dan air dngin kedalam gelas yang lebih besar lalu
masukkan kedua kaki aluminium kedalam gelas tersebut. Amati apa yang
terjadi. Sebagai demontasi lebih lanjut, tempatkan satu kaki dalam air yang telah
dicampur (atau dalam air es) dan kaki yang lainnya dalam wadah yang berisi es
kering untuk mendemonstrasikan bahwa ada energi yang tersedia dalam air yang
dicampur.
9. Ganti air dalam kedua gelas dengan air panas.
10. Tambahkan es sedikit demi sedikit kedalam salah satu gelas, lakukan seperti
nomor 7,amati suhu, tegangan dan arusnya.
B. EfekPeltier
Untuk percobaan efek Peltier Perhatikan Gambar 4.5
1. Hubung kanpower supply DC yang mempunyai kempampuan 5 Volts dan 3 Amper
eketerminal yang berwarna merah dan hitam pada converter. (Arus listrik yang
dialirkan melalui pompa panas termoelektrik pada converter menyebabkan· ·
perbedaan temperatur).
2. Atur posisi tombol keposisi turun (E>ΔT). (Untuk percobaan ini, tidak perlu
mencelupkan kaki aluminium ke dalam air).·
3. Nyalakanpower supply. Dalam beberapa waktu akan terjadi perbedaan temperatu
rpada kedua kaki alurnunium pada converter.
15
Gambar 4.5 Rangkaian percobaan efek Peltier.
Catatan: jangan membiarkan power supply menyala lebih dari 2 menit, dan jangan
melebihi 8 Volts.
Sebagai latihan opsional, mulai dengan converter pada suhu ruangan. Ukur
temperature kedua kaki. Lalu, sementara arus digunakan untuk converter,gunakan
thermometer digital untuk memonitor kenaikan temperature pada kaki"panas"dan
penurunan temperature pada kaki"dingin". Catat perbedaan-perbedaan suhu kedua kaki
untuk beberapa harga arus dan tegangan yang diberikan (tengangan jangan melebihi 5
volt, arus listrik jangan melebihi 3 ampere).
16
PRAKTIKUM KEAHLIAN FISIKA
MODUL 4
Penyusun:
17
Kode Modul : MODUL 4
18
Peralatan dan 1. Perangkat sinyal Function Generator dan Osiloskop Digital.
Bahan :
2. Perangkat rangkaian RLC, (R=1k, C=68 nF dan L).
3. Bahan padat Besi, Tembaga, Aluminium dan Teflon.
Pertanyaan 1. Uraian tentang susceptibilitas dan permeabilitas bahan magnet.
Pendahuluan 2. Turunkan persamaan medan magnetik di dalam solenoida dan persamaan
:
induktansi solenoid (L) hubungannya dengan permitivitas bahan.
3. Dari rangkaian RLC (R seri terhadap LC paralel) dan dengan
menggunakan loop Kirchoff turunkan dan selesaikan persamaan
diferensial muatan (Q) dan tuliskan persamaan Q(t), I(t) dan Io.
4. Turunkanan persamaan untuk VR(t), VL(t) dan VC(t) dan Vo
5. Turunkan persamaan untuk Daya dan Faktor Kualitas.
6. Dari persamaan di atas tuliskan persamaan impedansi dan frekuensi
resonannya, dan tentukan:
7. Frekuensi resonan
8. Induktansi (L) termasuk analisa terhadap efek bahan magnetik dalam
Induktor (L),
9. Faktor Kualitas, Permeabilitas dan Susceptibilitas bahan magnet
10. Tuliskan jawaban tugas pendahuluan di dalam buku Log-Book Praktikum
perorangan.
19
untuk menemukan frekuensi resonansi (amati perubahan amplitudo
sinyal pada OSC dengan memutar ke kiri atau ke kanan (amplitudo
SFG) hingga terjadi perubahan amplitudo (minimum dan maksimum)
di OSC, lalu tentukan frekuensi resonanya.
4. Tuliskan semua yang anda pelajari dan lakukan selama kegiatan ini dalam
buku Log-Book Praktikum perorangan.
20
PRAKTIKUM KEAHLIAN FISIKA
MODUL V
Penyusun:
21
Kode Modul : MODUL 5
Dasar Teori : Zat padat merupakan keadaan atom-atom, ion, atau molekul yang
membentuk agregat sedemikian rupa sehingga memiliki bentuk dan volume
tertentu. Zat padat dapat berupa kristalin atau amorfous, bergantung pada
jenis ikatan dan susunan geometrinya. Bahan kristalin memiliki perioditas
struktur dalam jangkauan yang luas sedangkan bahan amorfous tidak
memiliki perioditas seperti itu.
Untuk menguji suatu zat padat apakah bahan tersebut berupa kristalin
atau amorfous, dapat dilakukan dengan pengukuran difraksi sinar-x, difraksi
neutron atau difraksi elektron. Namun dalam praktikum ini hanya dilakukan
dengan menggunakan difraksi sinar x.
Gambar 1 : Gambaran dua dimensi refleksi sinar X oleh dua bidang Kristal
parallel yang dipisahkan sejauh d. Sudut yang dibentuk dari sinar datang dan
bidang Kristal dinamakan sudut .
22
radiasi sinar datang. Superposisi gelombang gelombang radiasi, dari atom
atom tunggal dalam Kristal akan menghasilkan refraksi dengan perbedaan
lintasan l = d sin seperti pada Gambar 1.
Hukum Bragg
2d sin = n λ (1)
Persamaan ini dinamakan persamaan Bragg, yang juga dapat diturunkan dari
persamaan difraksi Laue.
Indeks Miller
Pertanyaan Sebagai persiapan eksperimen, bacalah buku referensi dan tuliskan hasil
Pendahuluan: studi anda pada log-book praktikum sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan
berikut ini.
23
CuK = 1.54056 Å pada berbagai
Tugas 1. Menghitung Indeks Miller dari data XRD Eu2-xCexCuO4 (ECCO) dengan
Kegiatan : parameter kisi sebagai berikut : a-axis = 3.774 Å dan c-axis: 13.235 Å
pada 2 tertentu.
2. Menghitung parameter kisi dari data XRD dengan Indeks Miller yang
telah diperoleh dari perhitungan no. 1 dan data 2 dari data percobaan
sebenarnya untuk Eu2-xCexCuO4 , Eu2-xCexCu1-yZnyO4 dan Eu2-xCexCu1-
yNiyO4 dengan menggunakan software Cell Calculation
Pertanyaan 1. Jelaskan mengapa puncak puncak hkl yang diperoleh dari perhitungan
Akhir : tidak seluruhnya muncul pada data hasil pengukuran
2. Tunjukkan perbedaan parameter kisi untuk bahan Eu2-xCexCuO4, Eu2-
xCexCu1-yZnyO4 dan Eu2-xCexCu1-yNiyO4
3. Jelaskan penyebab perbedaan parameter kisi tersebut untuk setiap bahan
24
PRAKTIKUM KEAHLIAN FISIKA
MODUL VI
EFEK HALL
Oleh:
Tim Penyusun
25
Kode Modul : Modul 6
Judul Modul : EFEK HALL
Tujuan : Menentukan konstanta Hall dan konsentrasi pembawa muatan pada bahan
perak dan tungsten.
Dasar Teori : Efek Hall ditemukan oleh Edward H. Hall, yang menyatakan bahwa
apabila konduktor yang dialiri arus diletakkan di dalam medan magnet
yang tegak lurus terhadap arah aliran arus tersebut, maka akan timbul
tegangan pada konduktor dan tegangan tersebut tegak lurus terhadap
medan magnet dan arus. Tegangan tersebut dikenal sebagai tegangan Hall.
Eksperimen yang akan dilakukan pada percobaan ini dimaksudkan untuk
mengamati efek Hall, mengamati hubungan potensial Hall UH dengan I
(arus) dan potensial UH dengan BZ (medan magnet), mengukur konstanta
Hall, menentukan konsentrasi pembawa muatan dan jenis pembawa
muatan. Sampel yang digunakan adalah kepingan perak, tungsten dan
sudah terintegrasi dengan sistem pengukuran (Hall effect apparatus).
BZ
V U
H
26
digambarkan oleh Persamaan 1. Konstanta pembanding RH dikenal sebagai
konstanta Hall.
𝐸𝐻 = 𝐼𝑋 𝐵𝑍 (1)
𝐸𝐻 = 𝑅𝐻 𝐽𝑋 𝐵𝑍 (1a)
𝐸𝐻
𝑅𝐻 = 𝐽 (2)
𝑋 𝐵𝑍
Tegangan Hall UH adalah I × EH, dengan I adalah lebar batang dan rapat
arus, JX adalah IX/A dengan IX adalah arus yang melalui batang dan A = I.d
adalah luas permukaan batang, dengan d adalah tebal sampel. Sehingga
persamaan (1a) dapat ditulis sebagai :
𝑅 𝐻 𝐼𝑋
𝑈𝐻 = 𝐵𝑍 (3)
𝑑
Besar konstanta RH dapat juga ditentukan secara grafis dari kurva antara
UH dan BZ, dengan RH adalah slope kurva tersebut :
(𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 𝑥)𝑑
𝑅𝐻 = (4)
𝐼𝑋
1
𝑝=𝑅 (6)
𝐻 .𝑞
27
10. Microvoltmeter
11. Teslameter
Tugas Rangkailah peralatan eksperimen Efek Hall seperti Gambar 2 di bawah ini :
Kegiatan :
28
ditempatkan pada medan magnet yang arahnya tegak lurus terhadap arus
yang mengalir pada bahan yang diuji tersebut. Tegangan Hall yang terjadi
diukur dengan microvoltmeter. Ubahlah harga-harga arus, sehingga
didapatkan satu set data yang menggambarkan perubahan Hall terhadap
arus pada medan magnet tetap.
Untuk Mengukur UH sebagai fungsi dari kuat medan B pada arus bahan IB
konstan, lakukan langkah-langkah seperti di atas. Variasikan nilai-nilai
medan magnet sehingga didapatkan satu set data yang menggambarkan
perubahan tegangan Hall terhadap medan magnet pada arus bahan yang
bernilai konstan. Percobaan di atas dilakukan untuk variasi arus IB sebesar
5 A, 8 A dan 10A.
29
MODUL VII
A. Tujuan
1. Memahami dasar-dasar Sensor
2. Memahami dasar-dasar penggunaan Perangkat Lunak Proteus -ISIS, CodeVision dan
Prog-ISP
PERANGKAT LUNAK
Perangkat lunak mempunyai peranan penting dalam pengukuran menggunakan ADC di
Mikrokontroller yang akan digunakan dalam praktikum. Perangkat Lunak yang digunakan
dalam Praktikum Keahlian Fisika Instrumentasi antara lain:
• Perangkat Lunak CodeVision ( CVAR )
Perangkat lunak CodeVisionAVR adalah salah satu software yang dapat gunakan untuk
belajar memprogram mikrokontroler AVR. CodeVisionAVR adalah merupakan software IDE
(integrated development environment), karena dalam software tersebut telah dilengkapi
dengan text (source code) editor dan compiler. Versi evaluasi software ini dapat di-download
di www.hpinfotech.ro.. CodeVisionAVR dapat dijalankan pada system Operasi Windows XP
dan 7. Cross-compiler C mampu menerjemahkan hampir semua perintah dari bahasa ANSI C,
sejauh yang diijinkan oleh arsitektur dari AVR, dengan tambahan beberapa fitur untuk
mengambil kelebihan khusus dari arsitektur AVR dan kebutuhan pada sistem embedded.
File object COFF hasil kompilasi dapat digunakan untuk keperluan debugging pada
tingkatan C, dengan pengamatan variabel, menggunakan debugger Atmel AVR Studio. IDE
mempunyai fasilitas internal berupa software AVR Chip In-System Programmer yang
memungkinkan Anda untuk melakukan transfer program dalam bentuk file .hex kedalam chip
mikrokontroler setelah sukses melakukan kompilasi/asembli secara otomatis. Namun Dalam
Praktikum Keahlian Fisika Instrumentasi, software untuk melakukan transfer program
dipergunakan software Prog-ISP.
30
Gambar 1. Tampilan Perangkat lunak CVAR.
31
program utamanya. ISIS dirancang sebagai media untuk menggambar skematik rangkaian
elektronik yang sesuai dengan standar internasional. ISIS dapat menyimulasikan berbagai
jenis mikroprosesor dan mikrokontroller, termasuk keluarga AVR. ISIS dilengkapi program
compiler, sehingga dapat mengkompilasi file kode sumber assembly menjadi file hex
sehingga nantinya dapat digunakan oleh mikrokontroller yang sebenarnya.
SENSOR
Dalam kaitannya dengan sebuah system elektronik, Sensor dan transduser pada
dasarnya dapat dipandang sebagai sebuah perangkat yang berfungsi mengubah suatu besaran
fisik menjadi besaran listrik, sehingga keluarannya dapat diolah didalam mikrokontroller yang
kemudian ditampilkan ke display dan menjadi output ke akuator seperti yang digambarkan
dalam diagram pada gambar 4.
Variabel listrik
Variabel fisik- kimia Variabel listrik ( penguatan, modifikasi sinyal, dll )
Mikrokrontroller
Sensor - Transducer Pengkondisi Sinyal Display
( Digital Output )
Aktuator
Terdapat 3 ( tiga ) jenis sensor yang digunakan dalam Praktikum Keahlian Fisika
Instrumentasi, yaitu sensor suhu yang terdiri dari LDR , Termistor (NTC) dan IC sensor
(LM35).
• Sensor Termistor ( NTC – Negative Temperature Cooficient )
Thermistor adalah salah satu jenis resistor yang nilai resistansi atau nilai hambatannya
dipengaruhi oleh Suhu (Temperature). Thermistor merupakan singkatan dari “Thermal
Resistor” yang artinya adalah Tahanan (Resistor) yang berkaitan dengan Panas (Thermal).
32
Thermistor yang digunakan dalam praktikum keahlian Fisika Instrumentasi, yaitu Thermistor
NTC (Negative Temperature Coefficient).
Nilai Resistansi Thermistor NTC akan turun jika suhu di sekitar Thermistor NTC
tersebut tinggi (berbanding terbalik / Negatif). Dalam operasinya termistor memanfaatkan
perubahan resistivitas terhadap temperatur, dan umumnya nilai tahanannya turun terhadap
temperatur secara eksponensial untuk jenis NTC (Negative Thermal Coeffisien) yang
digambarkan dalam grafik seperti yang ditunjukkan oleh gambar 5.
Untuk mendapat hubungan antara suhu dan resistansi dapat menggunakan persamanan
Steinhart-hart. Persamaan Steinhart-Hart tersebut ditunjukkan oleh persamaan (1) sebagai
berikut:
1
𝑇
= 𝐴 + 𝐵 ln 𝑅 + 𝐶 ln 𝑅3 (1)
33
mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-heating) dari sensor yang dapat
menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang dari 0,5ºC pada suhu 25 ºC.
Gambar 6 menunjukan bentuk dari dengan penanda Pin Out. 3 pin LM35 menujukan
fungsi masing-masing pin diantaranya, pin 1 berfungsi sebagai sumber tegangan kerja dari
LM35, pin 2 atau tengah digunakan sebagai tegangan keluaran atau Vout dengan jangkauan
kerja dari 0 Volt sampai dengan 1,5 Volt, dan Pin 3 dihubungkan dengan ground rangkaian.
Keluaran sensor ini akan naik sebesar 10 mV setiap derajad celcius sehingga diperoleh
persamaan (2) sebagai berikut:
𝑉𝐿𝑀35 = 𝑆𝑢ℎ𝑢 ∗ 10𝑚𝑉 (2)
• Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor)
Adalah salah satu jenis resistor yang dapat mengalami perubahan resistansinya apabila
mengalami perubahan penerimaan cahaya. Besarnya nilai hambatan pada Sensor Cahaya LDR
(Light Dependent Resistor) tergantung pada besar kecilnya cahaya yang diterima oleh LDR
itu sendiri. LDR sering disebut dengan alat atau sensor yang berupa resistor yang peka
terhadap cahaya. Biasanya LDR terbuat dari cadmium sulfida yaitu merupakan bahan
semikonduktor yang resistansnya berupah-ubah menurut banyaknya cahaya (sinar) yang
mengenainya. Resistansi LDR pada tempat yang gelap biasanya mencapai sekitar 10 MΩ, dan
ditempat terang LDR mempunyai resistansi yang turun menjadi sekitar 150 Ω. Seperti halnya
resistor konvensional, pemasangan LDR dalam suatu rangkaian sama persis seperti
pemasangan resistor biasa.
34
Gambar 8. Bentuk fisik sensor cahaya LDR.
35
MODUL VIII
A. Tujuan
I. Memahami Pengkondisi sinyal dari sensor
II. Memahami ADC Mikrokontroller ATMEGA8535
III. Memahami dasar-dasar penggunaan Seven segment 4x1 dan LCD 16x2
PENGKONDISI SINYAL
Rangkaian pengkondisi sinyal berfungsi untuk mengolah sinyal dari transduser berupa
tegangan yang cukup kecil menjadi tegangan yang lebih besar, sehingga output dari rangkaian
ini dapat dibaca oleh untai Analog Digital Converter (ADC).
• Sensor NTC
NTC
GND 5V
R
Vout
LDR
5V GND
R
Vout
36
Tugas Pendahuluan : Carilah salah satu jenis sensor cahaya LDR bersama dengan
datasheetnya kemudian buatlah grafik hubungan antara nilai
resistansi dari LDR dengan besarnya intensitas cahaya
Mikrokontroler ATmega8535 memiliki fasilitas ADC yang sudah build in didalam chip.
Fitur internal ADC inilah yang menjadi salah satu kelebihan mikrokontroler ini jika
dibandingan dengan beberapa jenis mikrokontroler lainnya. Beberapa fitur ADC ATMEGA
8535 adalah:
• Resolusi 10 bit/1024 (atau 8 bit)
• 8 chanel input ( PA0-PA7)
• 3 mode pemilihan tegangan referensi
37
DISPLAY
Display elektronik adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi sebagai
tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. Display untuk menampilkan data
hasil pengukuran dalam Praktikum Keahlian Fisika Instrumentasi terbagi menjadi display
seven segmen dan LCD.
• Seven Segmen ( 4 X 1 )
Seven Segment Display (7 Segment Display) dalam bahasa Indonesia disebut dengan
Layar Tujuh Segmen adalah komponen Elektronika yang dapat menampilkan angka desimal
melalui kombinasi-kombinasi segmennya. Terdapat 2 ( dua ) Jenis LED 7 Segmen,
diantaranya adalah “LED 7 Segmen common Cathode” dan “LED 7 Segmen common
Anode”.
a) LED 7 Segmen Tipe Common Cathode (Katoda) , Pada LED 7 Segmen jenis Common
Cathode (Katoda), Kaki Katoda pada semua segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin,
sedangkan Kaki Anoda akan menjadi Input untuk masing-masing Segmen LED. Kaki Katoda
yang terhubung menjadi 1 Pin ini merupakan Terminal Negatif (-) atau Ground sedangkan
Signal Kendali (Control Signal) akan diberikan kepada masing-masing Kaki Anoda Segmen
LED.
b) LED 7 Segmen Tipe Common Anode (Anoda), Pada LED 7 Segmen jenis Common Anode
(Anoda), Kaki Anoda pada semua segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan
kaki Katoda akan menjadi Input untuk masing-masing Segmen LED. Kaki Anoda yang
terhubung menjadi 1 Pin ini akan diberikan Tegangan Positif (+) dan Signal Kendali (control
signal) akan diberikan kepada masing-masing Kaki Katoda Segmen LED.
38
Gambar 5. Tampilan software 7SEGCALC.
Tugas Pendahuluan : Tuliskan data hexadecimal, binary dan decimal untuk Common
Anode dan Common cathode untuk angka 0 -10 dan huruf C dan L
39
LCD (Liquid Cristal Display) dilengkapi dengan memori dan register. Memori yang
digunakan mikrocontroler internal LCD adalah :
• DDRAM (Display Data Random Access Memory) merupakan memori tempat karakter yang
akan ditampilkan berada.
• CGRAM (Character Generator Random Access Memory) merupakan memori untuk
menggambarkan pola sebuah karakter dimana bentuk dari karakter dapat diubah-ubah sesuai
dengan keinginan.
• CGROM (Character Generator Read Only Memory) merupakan memori untuk
menggambarkan pola sebuah karakter dimana pola tersebut merupakan karakter dasar yang
sudah ditentukan secara permanen oleh pabrikan pembuat LCD (Liquid Cristal Display)
tersebut sehingga pengguna tinggal mangambilnya sesuai alamat memorinya dan tidak dapat
merubah karakter dasar yang ada dalam CGROM.
Pin, kaki atau jalur input dan kontrol dalam suatu LCD (Liquid Cristal Display)
Pin data adalah jalur untuk memberikan data karakter yang ingin ditampilkan menggunakan
LCD (Liquid Cristal Display) dapat dihubungkan dengan bus data dari rangkaian lain seperti
mikrokontroler dengan lebar data 8 bit.
• DB0 – DB7 adalah jalur data (data bus) yang berfungsi sebagai jalur komunikasi untuk
mengirimkan dan menerima data atau instruksi dari mikrokontrooler ke modul LCD.
• RS adalah pin yang berfungsi sebagai selektor register (register sellect) yaitu dengan
memberikan logika low (0) sebagai register perintah dan logika high (1) sebagai register data.
• R/W adalah pin yang berfungsi untuk menentukan mode baca atau tulis dari data yang terdapat
pada DB0 – DB7. Yaitu dengan memberikan logika low (0) untuk fungsi read dan logika high
(1) untuk mode write.
• Enable (E), berfungsi sebagai Enable Clock LCD, logika 1 setiap kali pengiriman atau
pembacaan data.
40
Gambar 7. Pin Kaki LCD 16x2.
41
MODUL IX
A. Tujuan
1. Memahami tentang penggunaan simulasi pid menggunakan matlab
2. Memahami berbagai jenis-jenis aksi pengontrolan
3. Memahami kinerja pengontrol on-off
4. Memahami kinerja sistem pengontrol umpan balik PID temperatur
C. Teori Penunjang
Ada beberapa aksi dasar pengontrolan yang biasa digunakan pada pengontrol otomatis
di industry. Diantaranya adalah kontrol dus posisi atau “ on-off “, proporsional (P) , Integral
(I) , Diferensial ( D ) , proporsional plus integral ( PI ), proporsional plus turunan ( PD ), dan
aksi pengontrolan plus integral plus turunan ( PID ).
• Kontrol Hidup – Mati ( on – off atau dua posisi ).
Ini adalah bentuk yang paling sederhana dari pengendalian lup tertutup. Seperti yang
tersirat di dalam sebutannya, sistem akan sepenuhnya berfungsi atau sepenuhnya tidak
berfungsi, tergantung kepada besar kecilnya sinyal kesalahan yang dihasilkan. Contoh
yang sering kita jumpai adalah untuk hal pengendalian nyala lampu. Lampu akan
menyala ketika sensor cahaya ( LDR ) di bawah nilai yang ditetapkan dan lampu akan
mati ketika sensor cahaya di atas nilai yang ditetapkan.
• Kontrol PID
PID (Proportional–Integral–Derivative controller) merupakan kontroler untuk
menentukan presisi suatu sistem instrumentasi dengan karakteristik adanya umpan balik
pada sistem tesebut. PID merupakan salah satu jenis pengatur yang banyak digunakan
karena sederhana dan mudah dipelajari tuning parameternya. Gambar 1 menunjukkan
blok diagram sistem pengendali PID.
42
Persamaan atau Fungsi Transfer dari Pengendali PID adalah sebagai berikut :
𝐾𝐼 𝐾𝐷 𝑠2 +𝐾𝑃 𝑠+𝐾𝐼
𝑃𝐼𝐷 = 𝐾𝑃 + + 𝐾𝐷 𝑠 = (1)
𝑠 𝑠
Gambar 2 menunjukkan respon sistem kendali dengan kondisi semakin kecil waktu
naik, menurunnya overshoot, semakin kecil error-steady dan mendekati nilai dari set poin
yang diinginkan.
Berikut adalah karakteristik pengontrol yang digunakan:
• Proporsional ( KP = Proporsional gain )
43
integrator, pengontrol proporsional tidak mampu menjamin keluaran sistem dengan kesalahan
keadaan mantapnya nol.
➢ Keluaran pengontrol integral membutuhkan selang waktu tertentu, sehingga pengontrol
integral cenderung memperlambat respon.
➢ Ketika sinyal kesalahan berharga nol, keluaran pengontrol akan bertahan pada nilai
sebelumnya.
➢ Jika sinyal kesalahan tidak berharga nol, keluaran akan menunjukkan kenaikan atau
penurunan yang dipengaruhi oleh besarnya sinyal kesalahan dan nilai Ki.
➢ Konstanta integral Ki yang berharga besar akan mempercepat hilangnya offset. Tetapi
semakin besar nilai konstanta Ki akan mengakibatkan peningkatan osilasi dari sinyal
keluaran pengontrol.
Keluaran pengontrol diferensial memiliki sifat seperti halnya suatu operasi derivatif.
Perubahan yang mendadak pada masukan pengontrol akan mengakibatkan perubahan yang
sangat besar dan cepat. Ketika masukannya tidak mengalami perubahan, keluaran pengontrol
juga tidak mengalami perubahan.
➢ Pengontrol tidak dapat menghasilkan keluaran jika tidak ada perubahan pada masukannya
➢ Jika sinyal kesalahan berubah terhadap waktu, maka keluaran yang dihasilkan pengontrol
tergantung pada nilai Kd dan laju perubahan sinyal kesalahan.
➢ Pengontrol diferensial mempunyai suatu karakter untuk mendahului, sehingga pengontrol ini
dapat menghasilkan koreksi yang signifikan sebelum pembangkit kesalahan menjadi sangat besar.
Jadi pengontrol diferensial dapat mengantisipasi pembangkit kesalahan, memberikan aksi yang
bersifat korektif dan cenderung meningkatkan stabilitas sistem.
➢ Dengan meningkatkan nilai Kd, dapat meningkatkan stabilitas sistem dan mengurangi
overshoot.
Simulasi menggunakan matlab adalah salah satu cara untuk memahami tentang konsep
kontrol PID dimana untuk teoritis diperoleh dalam pembelajaran di kelas. Diasumsikan sistem
mempunyai fungsi transfer sebagai berikut:
1
𝑠2 + 20𝑠 + 30
Kode Matlab untuk simulasi PID ,
num=1;
den=[1 20 30];
Plant = tf(num,den);
step(Plant,'r');
hold on;
Kp=0;
P_Sys = tf(Kp,1);
Ki=0;
den2=[1 0];
I_Sys=tf(Ki,den2);
Kd=0;
44
num3=[Kd 0];
D_Sys=tf(num3,1);
PI=parallel(P_Sys,I_Sys);
PID=parallel(PI,D_Sys);
OpenLoop=series(PID,Plant);
ClsdLoop = feedback(OpenLoop,[1]);
step(ClsdLoop,'b');
• Step Response , Lakukan running program dengan kode diatas dengan mengisi nilai 0 untuk
nilai Kp , Ki , dan Kd.
Setelah running diperoleh grafik seperti diatas. Dapat dilihat bahwa nilai step response
berada pada nilai 0.035 sehingga nilai steady state error adalah 1 – 0.035 = 0.965 dengan
waktu setting sekitar 3 detik.
• Lakukan pengubahan nilai Kp , dengan angka 100 , maka akan diperoleh grafik sebagai
berikut:
45
Setelah running diperoleh grafik seperti diatas. Dapat dilihat bahwa nilai step response
berada pada nilai 0.77 sehingga nilai steady state error adalah 1 – 0.77 = 0.23 dengan waktu
setting dibawah 0.5 detik.
• Lakukan pengubahan nilai Kp , dengan angka 200 , maka akan diperoleh grafik sebagai
berikut
Setelah running diperoleh grafik seperti diatas. Dapat dilihat bahwa nilai step response
berada pada nilai 0.87 sehingga nilai steady state error adalah 1 – 0.87 = 0.13 dengan waktu
setting dibawah 0.5 detik. Dengan perbandingan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa:
“Penambahan nilai Kp akan mengurangi nilai error steady state namun semakin besar
nilai Kp akan menghasilkan nilai overshoot. Selain itu, peningkatan nilai Kp
akan mengurangi waktu naik (rise Time)”
• Lakukan pengubahan nilai Ki dengan angka 300 sedangkan nilai Kp sama dengan 200 ,
maka akan diperoleh grafik sebagai berikut
Setelah running, diperoleh grafik seperti diatas. Dapat dilihat bahwa nilai step response
bahwa nilai error steady state sangatleh kecil namun masih terdapat nilai overshoot sehingga
bisa di simpulkan bahwa:
46
“Nilai Ki menghilangkan nilai steady state error namun selang beberapa lama terdapat
nilai overshoot. Selain itu peningkatan nilai Ki dapat mengurangi waktu naik (rise
time)”
• Lakukan pengubahan nilai Kd dengan angka 10sedangkan nilai Kp sama dengan 200 dan
nilai Ki dengan angka 300 , maka akan diperoleh grafik sebagai berikut
Setelah running diperoleh grafik seperti diatas. Dapat dilihat bahwa grafik yang
diperoleh mempunyai nilai kestabilan yang baik dengan waktu naik yang cepat. Sehingga
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
“Nilai Kd dapat mengurangi nilai overshoot dan waktu setting”
47
MODUL X
MODUL XI