Anda di halaman 1dari 25

PEDOM AN PRAKTIKUM

PRESTASI MESIN
BAGIAN : POMPA

O leh :

Ir. Made Suarda, M.Eng.

LABORATORIUM KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKN IK
UNIVERS ITAS UDAYANA
2015
6
KATA PENG ANTAR

Puji syukur patut dipersembahkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, hanya
berkat perkenan Beliaulah serta usaha keras penulis, Pedom an Praktikum Pompa ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Pedom an ini bertujuan untuk memberikan petunjuk dalam
m elaksanakan Praktikum Keahlian Konversi Energi di bidang ’Perform ansi Mesin’ pada
khususnya bagian ‘Perform ansi Pompa’.
Pedoman ini m asih jauh dari sempurna, untuk itu diperlukan saran dan masukan untuk
m enyem purnakan pedoman ini. Semoga pedoman ini bermanfaat untuk berbagai pihak.

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

Sam pul Depan i


Kata Pen gantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belak ang 1
1.2. Permasalah an 1
1.3. Tujuan 1
BAB II DASAR TEORI 2
2.1. Pom pa 2
2.2. Kapasitas Pom pa 2
2.3. Head Pompa 3
2.4. Head Losses 4
2.5. Faktor Gesek p ada Pipa 6
2.6. Net Positive Suction Head (NP SH) 6
2.7. Daya 8
2.8. Efisien si 10
2.9. Putaran 11
2.10. Kurva Head – Kap asitas Pom pa 12
2.11. Pengat uran Operasi Pompa 13
2.12. Operasi Paralel dan Operasi Ser i 14
BAB III METODE PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN 21
3.1. Prosedur Pelak san aan 16
3.2. Tugas 22
DAFTAR PUST AKA 23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Mata kuliah ’Pom pa dan Kom presor’ dengan kode KE. 7510 yang berbobot 3 sks
merupakan salah satu dari tiga mata kuliah konsentrasi wajib Konversi Energi yang
harus ditempuh mahasiswa jurusan Teknik Mesin. Mata kuliah penunjangnya adalah
Mekanika Fluida dan Termodinamika. Di lain pihak m ata kuliah pom pa dan kom presor
menunjang ’Praktikum Keahlian Konversi Energi’ dim ana sesuai dengan Standar
Minim um Laboratorium Teknik Mesin (Dirjen Dikti, 2005) terdapat substansi kajian
’Performansi Pom pa’.
Metode pembelajaran yang telah dilaksanakan hingga saat ini adalah ceram ah,
diskusi, presentasi dan kunjungan lapangan. Contoh-contoh instalasi pom pa yang telah
terpasang di lapangan juga disam paikan kepada mahasiswa, serta permasalahan-
permasalahannya. Tentunya dengan metode tersebut m ahasiswa pada um um nya masih
kesulitan m em ahami topik ’Perform ansi Pompa’, m engingat akan terjadi penyim pangan
kurve perform ansi pompa saat pompa tersebut dioperasikan.
Kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan m inim al mahasiswa yang
menggambarkan pengusaan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang diharapkan
dicapai pada setiap m ata kuliah. Untuk m eningkatkan kompetensi yang harus dicapai
dalam setiap mata kuliah untuk m em bentuk kom petensi lulusan adalah Ketrampilan
Praktis (practical Skill) disamping knowledge and understanding, intellectual skill,
serta m anagerial skill and attitude.

I.2. Permasalahan
Adapun permasalahannya adalah bagaimana performansi pompa pada
berbagai kondisi pengaturan operasional, baik pada pompa tunggal, susunan pom pa seri
atau paralel.

I.3. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah:


1. Untuk memahami performansi operasi pom pa pada berbagai kondisi pengaturan
2. Untuk memahami performansi operasi pom pa yang disusun seri atau paralel

1
BAB II

DASAR TEO RI

2.1. Pom pa
Pompa adalah suatu m esin yang digunakan untuk menaikkan cairan dari head
(elevasi, tekanan, kecepatan) yang rendah ke head yang lebih tinggi. Agar supaya bisa
bekerja, pom pa membutuhkan gaya putar (daya poros) dari mesin penggerak (m otor, engine).
Pada dasarnya, pom pa mengubah energi m ekanik (dalam bentuk kerja poros) menjadi energi
fluida. Ketika daya dari luar diberikan kepada poros pom pa, maka impeller pompa akan
berputar.
Pada saat impeller berputar, fluida yang ada di dalam impeller oleh dorongan sudu-
sudu akan ikut berputar. Karena tim bul gaya sentrifugal, maka fluida akan mengalir dari
tengah impeller ke luar m elalui saluran diantara sudu-sudu, sehingga bagian tengah im peller
m enjadi vacuum . Karena bagian tengah impeller vacuum , maka fluida dari sumbernya akan
terisap melalui sisi isap pom pa dan akan mengalir m enuju bagian tengah impeller. Fluida
pada bagian tengah impeller ini kem bali m engalam i gaya sentrifugal, sehingga akan
terdorong keluar dan mengalir m enuju sisi buang pompa untuk kemudian disalurkan ke
tempat-tem pat yang diinginkan. Jadi im peller pom pa berfungsi m em berikan kerja kepada
fluida sehingga energi yang dikandungnya menjadi bertambah besar.
Dari uraian di atas jelas bahwa pompa dapat mengubah energi m ekanik dalam bentuk
kerja poros m enjadi energi fluida. Energi inilah yang menyebabkan pertambahan head
tekanan, head kecepatan, dan head potensial pada fluida yang mengalir secara kontinyu.

2.2. Kapasitas Pompa


Kapasitas pompa adalah jumlah fluida yang dialirkan oleh pompa dalam satu satuan
3
waktu (m /detik).

Menentukan kapasitas pompa dengan menggunakan persam aan kontinuitas


Persamaan kontinuitas dihasilkan dari prinsip kekekalan massa. Untuk aliran mantap
(steady) masa fluida yang melalui semua bagian dalam arus fluida persatuan waktu adalah
sama. Melalui persam aan kontinuitas hubungan antara kecepatan aliran fluida, luas
penampang pipa dan debit aliran zat cair dapat ditentukan dengan rumus :

2

Q = (2.1)


Atau :

Q =  .  (2.2)

Dim ana :

A=

Q = debit aliran (m ³/s).


V = volume fluida (m³).
t = waktu (s)
A = luas penam pang pipa (m²).
v = Kecepatan aliran fluida dalam pipa (m /s)
D = diam eter pipa (m).

2.3. Head Pom pa


Head m erupakan energi spesifik per satuan berat fluida, head pada um umnya
dinyatakan dalam tinggi kolam fluida yang dinyatakan dalam dalam satuan meter atau ft.
Head pompa yang harus disediakan untuk m engalirkan jum lah zat cair sesuai dengan yang
direncanakan, dapat ditentukan dari kondisi instalasi yang akan dilayani oleh pom pa. Sebagai
contoh, sistem instalasi pompa seperti pada gam bar 2.1. Maka head pompa yang disediakan
untuk m engalirkan zat cair dapat ditentukan dengan m enggunakan persamaan 2.3.

vd pd
hLd

zd hgd
vo po
vi hgp titik ref., z=0
hLs pi
zs hgs
vs ps

Gambar 2.1 Head Pompa

3
 P − Ps   vd − vs 
2 2

Hp = Zd -Zs +  d  +   + HL (2.3)
 γ   2 g 

Dim ana:
Hp : Head pompa (m )
Zd : T inggi pipa buang/discha rge (m )
Zs : T inggi perm ukaan fluida pada pipa isap/suction (m )
2
Pd : T ekanan fluida pada sisi buang/discharge (N/m )
2
Ps : T ekanan fluida pada sisi isap/suction (N/m )
3
γ : Berat jenis fluida, ρ.g (N/m )
vd : Kecepatan aliran pada sisi buang (m/s)
vs : Kecepatan fluida pada sisi isap (m /s)
2
g : Percepatan gravitasi (m /s )
HL : Berbagai kerugian (Head Loss)

2.4. Head Losses (HL)


Head Losses adalah kerugian-kerugian head/energi pada aliran yang disebabkan
oleh adanya faktor gesek fluida pada dinding dalam pipa, adanya katup-katup, belokan,
dan lain-lainnya. Head Losses ada dua macam yaitu Mayor Losses dan Minor Losses.

a. M ayor Losses
Mayor Losses adalah kerugian head yang disebabkan oleh terjadinya
gesekan antara fluida yang mengalir dengan dinding pipa. Mayor Losses
dipengaruhi oleh kekasaran permukaan dinding pipa bagian dalam,
kecepatan aliran fluida serta panjang pipa. Besarnya M ayor Losses dapat
dihitung dengan rumus Darcy Weisbach sebagai berikut :
 v2 
HLM = f .   . 
L
 (2.4)
 D   2 g 

Dim ana :
HLM = Mayor Losses ( m )
f = faktor gesekan
L = panjang pipa ( m )
D = diam eter pipa bagian dalam ( m )

4
v = kecepatan aliran fluida ( m /s )
g = percepatan gravitasi ( m/s² )
b. Minor Losses
Minor Losses adalah kerugian-kerugian yang disebabkan oleh adanya
kerugian energi/head pada asesories pipa seperti belokan-belokan, katup-
katup, percabangan dan perubahan luas penam pang pipa saluran. Besarnya
m inor losses dapat dihitung dengan persam aan :
 V2 
HLm = k .   (2.5)
 2g 

Dimana :
HLm = Minor Losses ( m )
k = koefisien kerugian pada asesories pipa
v = kecepatan rata-rata aliran fluida ( m /s )
g = percepatan gravitasi ( m /s² )

2.5. Faktor Gesek pada Pipa


Faktor gesekan dalam pipa merupakan fungsi dari bilangan Reynold (Re) dan
kekasaran relatif perm ukaan (e/D). Kekasaran relatif perm ukaan merupakan perbandingan
antara kekasaran absolut dinding pipa bagian dalam dengan diameter pipa. Dengan
m engetahui angka kekasaran absolut pipa, m aka faktor gesekan dapat dilihat pada diagram
Moody, dengan cara menghubungkan (e/D) dengan bilangan Reynold. Bilangan Reynold di
dapat dengan rumus :
ρ ..
Re =  µ
 (2.6)

Dim ana :
ρ = m assa jenis zat cair ( kg/m³ )
V = kecepatan aliran ( m /s )
D = diameter pipa ( m )
µ = adalah viskositas dinamik (kg/m.s).
Pada Re < 2300, aliran bersifat laminar.
Pada Re > 4000, aliran bersifat turbulen.
Pada Re = 2300-4000, terdapat daerah transisi.

5
2.6. Net Positive Suction H ead (NPSH )
NPSH adalah tinggi isap total dikurangi tekanan absolut, uap absolut (dalam tinggi
kolom fluida yang dipom pa).
2.6.1. NPSH Yang Tersedia (NPSH A)
NPSHA (dalam satuan m eter kolom fluida) adalah head yang dim iliki oleh fluida pada
sisi isap pompa dikurangi tekanan uap jenuh fluida di tempat tersebut.
2
ps pv vs
NPSH A = − + z s − h Ls + (2.7)
γ γv 2g
Dimana:
Pv = tekanan penguapan dari fluida/zat cair pada temperatur cairan di dalam im peler
2
(N/m )
γv = berat jenis fluida/zat cair pada temperatur cairan di dalam impeler (N/m3)
2.6.2. NPSH Yang Diperlukan (NPSH R)

Gam bar 2.2 Grafik NPSHR dari brosur pompa


NPSHR (dalam satuan m eter kolom fluida) adalah head tekanan yang besarnya sam a
dengan penurungan tekanan di dalam pompa. Grafik NPSHR ini biasanya dapat diperoleh dari
pabrik pembuat pom pa, seperti pada Gam bar 2.2. Sebagai pendekatan dapat dihitung dengan
persam aan berikut:
n
NPSH R = ( 0 ,3 ~ 0 ,5 ). . Q (2.7)
60
Dimana:
n = putaran pompa (rpm)

6
Q = Kapasitas pom pa (m3/det)
NPSH tersebut diatas sangat penting untuk dihitung untuk m engecek kemungkinan
terjadinya kavitasi pada instalasi pom pa. Syarat agar tidak terjadi kavitasi adalah:
NPSH A > NPSH R (2.8)
Jadi NPSH yang tersedia harus lebih besar dari NPSH yang dibutuhkan pom pa.

2.7. Daya
2.7.1. Water Horse Power
Daya output pom pa (W ater Horse Power = WHP) adalah daya efektif yang
merupakan fungsi dari kapasitas dan head pompa, yang dihitung berdasarkan persamaan:
P p = γ.Q. Hp (2.9a)
Pe = γ .Qact .H e = Psh η
. op (2.9b)

Pe
WHP = (2.9c)
745
Dim ana:
P p = daya air pompa (W att)
WHP = Daya air pompa / Water Horse Power (HP).
Pe = daya output/efektif pom pa (Watt).
γ = berat jenis air (N/m 3)
Q = kapasitas pom pa (m3/det)
Hp = head total pom pa (m)
ηop = efisiensi total pom pa
2.7.2. Shaft Power

EL (Pm )
SHP

P Motor

Gam bar 2.3 Daya Pom pa


Daya poros adalah daya yang masuk pada poros pompa yang diberikan oleh mesin
penggerak m ula (prime-mover), seperti terlihat pada gambar 2.3. Kurva daya penggerak
pom pa dapat digam barkan seperti pada gambar 2.4.
SHP = P sh = Hp x Q x γ / ηop

7
Pmot = Pem / ηt (2.10)
Plis = Pm / η mot (2.11)
Dim ana:
P mot = daya motor / prime-mover (Watt)
P lis = daya listrik untuk motor (Watt)
ηop = Effisiensi total pompa
ηt = Effisiensi transmisi
ηmot = Effisiensi motor

H
(m ) SHP

Q (m 3/detik)

Gambar 2.4 Daya penggerak pompa


Besarnya catu daya Genset atau PLN (kVA) yang harus disediakan besarnya daya
seluruh pom pa ditambah daya cadangan untuk start pom pa.

PG/PLN ≅ P lis / (cos φ ) + P start [kVA] (2.12)


Arus nominal pompa (Amp) tergantung pada besarnya daya pom pa dan tegangannya.
Maka untuk motor listrik 3 phase:

I = P m ot / (1,73 x 380 x cos φ) [ Amphere] (2.13)


2
Luas penam pang kabel, (AK dalam m m ) ditentukan oleh besarnya arus yang m engalir
dan jenis konduktor kabel serta panjang kabel (Lk dalam m eter). Jenis konduktor kabel
(ϕ) power yang direncanakan adalah kabel tem baga untuk m enghindari besarnya drop
tegangan (∆V dalam volt) yang terjadi.

AK = 1,73 x I x L k co s φ / (ϕ x ∆ V) (2.14)
2.8. Efisiensi
2.8.1. Efisiensi Hidrolis
Adalah efisiensi yang disebabkan oleh adanya kerugian head akibat gesekan antar partikel
fluida dan dengan dinding rum ah pom pa.

8
H e H i − ∆h p H e
ηh = = = (2.15)
H i H e + ∆h p H th

2.8.2. Efisiensi Volum etris


Adalah efisiensi yang disebabkan oleh adanya kebocoran (sejum lah QL ) fluida dari
dalam rumah pompa ke luar, m isalnya lewat seal-seal pompa.

Qact Qact
ηv = = (2.16)
Qi Qact + QL

2.8.3. Efisiensi Internal/Indikatif


Akibat kerugian head dan kapasitas yang terjadi pada pom pa m aka akan
m enyebabkan kerugian daya.
Pe
ηi = = ηh .ηv (2.17)
Pi
2.8.4. Efisiensi Mekanis
Adalah efisiensi akibat kerugian gesekan antara bantalan dan poros pom pa.

Pi Psh − Pmf
ηm = = (2.18)
Psh Psh

2.8.5. Efisiensi Total atau Stagnasi


Adalah perbandingan antara daya air dengan daya yang masuk ke poros pom pa.
Kurva efisiensi pom pa dapat dilihat seperti pada gam bar 3.5.
WHP Pe
ηop = = = η h .ηv .η m (2.19)
SHP Psh
Maka daya poros dari m esin penggerak pompa yang dibutuhkan adalah:
γ .Qact .H e
Psh = (2.20)
ηop

H
(m )

ηop

3
Q (m /det)
Gambar 2.5 Efisiensi pompa

9
2.9. Putaran
Pada umumnya, motor listrik digunakan sebagai penggerak (prime mover) dengan
putaran m otor tergantung pada jumlah kutub motornya dan frekuensi listrik (di Indonesia
adalah 50 Hz). Tabel 2.1 m enunjukkan berbagai kecepatan putar motor. Namun, kecepatan
motor aktualnya akan lebih kecil 3% sam pai dengan 5% dari kecepatan sinkron m otornya
akibat adanya slip yang terjadi.

Tabel 2.1. Putaran (Rpm) motor listrik


Jum lah Kutub
2 4 6
Frekuensi
50 Hz 3.000 1.500 1.000
60 Hz 3.600 1.800 1.200
Putaran m otor (Rpm) dapat dihitung dengan:
120 . f
n= (4.21)
Kutub
2.10. Kurva Head – Kapasitas Pom pa

2.6. Titik kerja pompa


Titik perpotongan antara kurva H – Q dari pom pa dan dari instalasi m erupakan titik kerja
pompa dan instalasi (sistem). Pada titik ini head yang diperlukan oleh sistem sam a dengan
head yang dapat diberikan oleh pom pa pada laju alian yang sama.
2 2
pd − ps v − vs
Hp = + d + zd − zs + H L
γ 2⋅ g
Karakteristik instalasi (pipa saluran)
Adalah hubungan antara volum e cairan yang mengalir melalui pipa saluran persatuan
waktu dengan kerugian head yang dihasilkan.
Hinst = H statis + Hhydraulis/Dy n
HDyn = HL = Hmay or + Hm inor

10
2.11. Pengaturan O perasi Pom pa
Dalam praktek sering diperlukan m erubah performance pom pa dengan cara mengatur
kapasitas dan head.
 Pengaturan secara kuantitatif (n = konstant)
 Pengaturan secara kualitatif (n = berubah)
2.11.1.Pengaturan Secara Kuantitatif
a. Mengatur Katup pada pipa Discharge (HL>>)

2.7. Kurva pengaruh pengaturan katup

b. Pengaturan Katup Pada Pipa Hisap


Hal ini dilakukan kalau kita tidak ingin mendapatkan tekanan yang bervariasi pada
pipa discharge dan menghidari terjadinya kavitasi pada bagian m asuk im peller.
c. Mem buat Aliran By-Pass dari Pipa Discharge ke Pipa Isap

2.8. Kurva pengaruh by-pass aliran pada pom pa

11
2.11.2. Pengaturan Secara Kualitatif
Yaitu dengan mengatur pom pa, misal dengan gear box, motor listrik dengan inverter

2.9. Kurva pengaruh putaran pompa

Q1 n1 ⋅ D13
=
Q2 n2 ⋅ D23
H1 n12 ⋅ D12
=
H 2 n22 ⋅ D22
p1 n13 ⋅ D15
=
p 2 n 32 ⋅ D25

2.12. O perasi Pararel dan O perasi Seri


Jika head (H) atau kapasitas (Q) yang diperlukan dapat dicapai dengan satu pompa
saja, m aka dapat digunakan dua pom pa atau lebih yang disusun secara pararel atau seri.
 Operasi Paralel
Untuk mendapatkan head yang lebih besar (tdentik dengan multistage pum p). Dua
atau lebih unit pom pa dipasang paralel. Untuk mendapatkan Kapasitas yang lebih
besar.
Namun: Qp < Q1 + Q2, Tapi : Hp > H1

2.10. Performansi dua pom pa paralel

12
 Operasi Seri
Untuk mendapatkan Q yang lebih besar.

2.11. Perform ansi dua pompa seri

Dua atau lebih unit pompa dipasang Seri


Untuk mendapatkan Head yang lebih tinggi
Namun: Hs < H1 + H2
Tapi : Qs > Q1

13
BAB III
PRO SEDUR PELAKS ANAAN

3.1.Prosedur Pengujian
3.1.1 Persiapan pengujian :
1. Persiapan perlengkapan (alat dan bahan) penelitian
2. Yakinkan air dalam bak dalam keadaan bersih

Gambar 3.1. Skema dan alat uji instalasi pompa

Gambar 3.2. Spesifikasi pom pa uji

14
3.1.2 Pengambilan data melalui uji coba dengan langkah sebagai berikut :
A. Operasi pompa tunggal (yang digunakan adalah pompa 1) dengan variasi putaran
(n) dan head statis Zd :
a. Isi penuh bak instalasi dengan air bersih
b. Tutup katup k 2, k 3 dan k5,serta buka k 1 dan k 4
c. Posisikan pom pa pada Putaran-I.
d. Posisikan MCB pada Panel Kontrol Pom pa pada posisi on.
e. Hidupkan pom pa 1.
f. Seting head statis pemompaan pada Zd1, dengan mem buka katup pada aliran
ke resevoir-1.
g. Setelah aliran air konstan/kerja pompa stabil, am ati dan catat penunjukan
tekanan pada manom eter untuk saluran isap (P s1) dan tekan (P s2) pom pa
h. Catat ketinggian air pada bak sumber air (zs).
i. Perhatikan penunjukan pada flow-m eter catat berapa lama waktu (t) yang
dibutuhkan pompa untuk mengalirkan air sebanyak 10 liter.
j. Dengan m enggunakan Tang-Amphere ukur berapa ampere arus (I) saat pompa
bekerja dan berapa tegangan listriknya (V) lihat pada Volt-Meter pada Panel.

Gam bar 3.3. Panel kontrol pom pa


k. Ulangi langkah ”f sam pai dengan j” untuk head statis : Zd2, Zd3, Zd4
l. Ulangi langkah ”c sam pai dengan k” untuk kecepatan pom pa II, dan III

15
B. Operasi pom pa pararel :
a. Isi penuh bak instalasi dengan air bersih
b. Posisikan pompa pada Putaran-I.
c. Hubungkan pom pa 1, 2 dan 3 secara pararel, dengan m em buka katup k1, k2,
k 4, dan k 5, sedangkan katup k3 tertutup.
d. Posisikan MCB Panel Kontrol Pom pa pada posisi on.
e. Hidupkan pompa 1, 2 dan 3 secara bersam aan.
f. Seting head statis pem ompaan pada Zd1, dengan m embuka katup pada aliran
ke resevoir-1.
g. Setelah aliran air konstan/kerja pom pa stabil, amati dan catat penunjukan
tekanan pada m anometer untuk saluran isap (Ps1, Ps2, P s3) dan tekan (P d1, P d2,
P d3).
h. Catat ketinggian air pada bak sum ber air (zs)
i. Perhatikan penunjukan pada flow-meter catat berapa lam a waktu (t) yang
dibutuhkan pom pa untuk m engalirkan air sebanyak 10 liter.
j. Dengan menggunakan Tang-Am phere ukur berapa am pere arus (I) saat pom pa
bekerja dan berapa tegangan listriknya (V) lihat pada Volt-Meter pada Panel.
k. Ulangi langkah ”f sampai dengan j” untuk head statis : Zd2, Zd3, Zd4

16
C. Operasi pom pa seri :
a. Isi penuh bak instalasi dengan air bersih
b. Posisikan pompa pada Putaran-1.
c. Hubungkan pom pa 1 dan 2 secara seri, dengan m em buka katup k1, k3 dan k5,
sedangkan katup k 2 dan k4 tertutup.
d. Posisikan MCB Panel Kontrol Pom pa pada posisi on.
e. Hidupkan pompa 1 dan 2 secara bersamaan.
f. Seting head statis pem ompaan pada Zd1, dengan m embuka katup pada aliran
ke resevoir-1.
g. Setelah aliran air konstan/kerja pom pa stabil, amati dan catat penunjukan
tekanan pada m anometer untuk saluran isap (Ps1, Ps2) dan tekan (Pd1, P d2).
h. Catat ketinggian air pada bak sum ber air (zs)
i. Perhatikan penunjukan pada flow-meter catat berapa lam a waktu (t) yang
dibutuhkan pom pa untuk m engalirkan air sebanyak 10 liter.
j. Dengan menggunakan Tang-Am phere ukur berapa am pere arus (I) saat pom pa
bekerja dan berapa tegangan listriknya (V) lihat pada Volt-Meter pada Panel.
k. Ulangi langkah ”f sampai dengan j” untuk head statis : Zd2, Zd3, Zd4

Catatan:

Setelah selesai praktikum, matikan semua pom pa dan OFF-kan MCB pada Panel Kontrol
Pom pa, serta bersihkan seluruh peralatan yang telah dipergunakan, termasuk mem buang air
pada Bak-air.

17
Tabel 3.1. Data pengujian pom pa tunggal
Head Putaran Pompa
Parameter
Statis I II III
t (detik)
Zd1 = P s1 (mm .Hg)
..... m m P d1 (mm .Hg)
Zs (cm)
I (Am p)
V (Volt)
t (detik)
P s1 (mm .Hg)
Zd2 = P d1 (mm .Hg)
..... m m Zs (cm)
I (Am p)
V (Volt)
t (detik)
P s1 (mm .Hg)
Zd3 = P d1 (mm .Hg)
..... m m Zs (cm)
I (Am p)
V (Volt)
t (detik)
P s1 (mm .Hg)
Zd4 = P d1 (mm .Hg)
...... mm Zs (cm)
I (Am p)
V (Volt)

18
Tabel 3.2. Data pengujian pom pa Paralel
H ead Putaran Pompa
Param eter
Statis I
t (detik)
Zd1 = Ps1, Ps2, P s3 (m m.Hg)
..... mm Pd1, P d2, P d3 (m m.Hg)
Zs (cm )
I (Amp)
V (Volt)
t (detik)
Ps1, Ps2, P s3 (m m.Hg)
Zd2 = Pd1, P d2, P d3 (m m.Hg)
..... mm Zs (cm )
I (Amp)
V (Volt)
t (detik)
Ps1, Ps2, P s3 (m m.Hg)
Zd3 = Pd1, P d2, P d3 (m m.Hg)
..... mm Zs (cm )
I (Amp)
V (Volt)
t (detik)
Ps1, Ps2, P s3 (m m.Hg)
Zd4 = Pd1, P d2, P d3 (m m.Hg)
...... m m Zs (cm )
I (Amp)
V (Volt)

19
Tabel 3.3. Data pengujian pom pa Seri

H ead Putaran Pompa


Param eter
Statis I
t (detik)
Zd1 = Ps1, Ps2 (m m.Hg)
..... mm Pd1, P d2 (m m.Hg)
Zs (cm )
I (Amp)
V (Volt)
t (detik)
Ps1, Ps2 (m m.Hg)
Zd2 = Pd1, P d2 (m m.Hg)
..... mm Zs (cm )
I (Amp)
V (Volt)
t (detik)
Ps1, Ps2 (m m.Hg)
Zd3 = Pd1, P d2 (m m.Hg)
..... mm Zs (cm )
I (Amp)
V (Volt)
t (detik)
Ps1, Ps2 (m m.Hg)
Zd4 = Pd1, P d2 (m m.Hg)
...... m m Zs (cm )
I (Amp)
V (Volt)

20
3.2. Tugas
1. Hitung perform ansi pompa : Kapasitas, Head, Daya air (WHP), dan Efisiensi pom pa
pada masing-masing data hasil pengujian.
2. Buat kurve perform ansi pompa tunggal dengan variasi head statis pada putaran pom pa
I, dan jelaskan !
3. Buat kurve performansi pom pa tunggal dengan variasi putaran pada berbagai head
statis, dan jelaskan !
4. Buat kurve perform ansi pompa Paralel, jelaskan dan bandingkan dengan performansi
pom pa tunggal !
5. Buat kurve performansi pom pa Seri, jelaskan dan bandingkan dengan performansi
pom pa tunggal !. Perhatikan perbedaan tekanan yang terjadi.

H (cm )

Q (ltr/dt)

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Bachus L., Custodio A., 2003, Know and Understanding Centrifugal Pum ps,
Elsevier Ltd., UK.
2. Church A.H. (Alih Bahasa: Zulkifli), 1990, Pompa dan Blower Sentrifugal,
Erlangga, Jakarta.
3. Dietzel F. (Alih Bahasa: Sriyono D.),1990, Turbin, Pom pa dan Kom presor,
Erlangga, Jakarta.
th
4. Karassik I.J., Messina J.P., Cooper P., Heald C.C, 2001. Pum p H andbook, 3 edition,
McGraw-Hill Book Company, New York.
5. Khetagurov M., 1974, Marine Auxiliry Machinery And Systems, Peace Publisher,
Moscow.
6. Lobanoff V.S., Ross R.R. 1992, Centrifugal Pumps: Design and Application, Jaico
Publishing House, Bom bay
7. Stepanoff A.J., 1962, Centrifugal And Axial Flow Pum p: Theory, Design, and
Application, 2nd ed., John-Wiley & Sons, Inc., New York.
th
8. Streeter V. L., Wylie E. B., 1975. Fuid Mechanics, 6 edition, McGraw-Hill Book
Com pany, New York
9. Sularso, dan Tahara H., 2000, Pompa dan Kom presor: Pemilihan, Pemakaian dan
Pem eliharaan, Edisi ke-7, PT Pradnya Param ita, Jakarta.
10. Rajput R.K., 2002, A Textbook of Fluid Mechanics and Hydraulics Machines, S.
Chand & Company Ltd, New Delhi

22

Anda mungkin juga menyukai