LANDASAN TEORI
Q=n×V
................................. (2.1)
Dimana:
Q = Debit aliran (L/min)
n = Putaran pompa (rpm)
V = Volume yang dipindahkan (cm3/rpm)
5
6
2. Dynamic Pump
Pada pompa dinamik, energi ditambahkan pada fluida dengan cara
melewatkan fluida pada sudu yang berputar cepat. Contoh pompa ini adalah pompa
radial/sentrifugal, pompa aksial. Pada pompa sentrifugal energi yang ditambahkan
pada fluida tergantung pada sudu dari impeller. Kecepatan yang keluar tersebut
merupakan kecepatan absolut dengan komponen kecepatan putar (tangensial) dan
kecepatan yang mengikuti impeller (relatif). Kecepatan fluida ini kemudian
berkurang dan menjadi tinggi kenaikan (H) disudu pengarah atau pada rumah spiral
pompa.
Daya pada fluida yang melalui impeller dirumuskan dengan euler Turbo
Machine Equations:
𝑃𝑤 = 𝑊 ∙ 𝑇 = 𝑝 ∙ 𝑔 ∙ 𝑄 ∙ 𝑢2 ∙ 𝑣𝑡2 − 𝑢1 ∙ 𝑣𝑡1
𝑃 𝑃
𝐻 𝑤 = (𝑢2 ∙ 𝑣𝑡2 − 𝑢1) ∙
= 𝑝 ∙ 𝑔 ∙ ℎ𝑣𝑡1)
........... (2.2)
Dimana Pw adalah daya fluida g Q (H) yaitu Water Horse Power/WHP,
sedangkan daya yang diberikan pada pompa diberikan persamaan BHP = n.T, pada
kenyataannya WHP akan selalu lebih kecil dibandingkan dengan BHP. Sehingga
efisiensi pompa merupakan perbandingan WHP dan BHP.
7
Persamaan tersebut menunjukan torsi, daya dan head merupakan fungsi dari
kecepatan linier dari tepian rotor U1 dan U2 dan kecepatan tangensial absolut dari
fluida Vt1 dan Vt2.
𝑣2 − 𝑢2 + 𝑤2 − 2 ∙ 𝑢 ∙ 𝑤 ∙ cos 𝛽 = 𝑢 − 𝑣𝑡
........... (2.2)
Sehingga:
1
𝑉𝑡 = 2 (𝑣2 + 𝑢2 − 𝑤2)
......................... (2.4)
1
𝐻 = 𝑔(𝑣2 − 𝑣2) + (𝑢2 − 𝑢2) − (𝑤2 − 𝑤2)]
2
𝑃 𝑤2 𝑟2𝑤2
+𝑧+ − = cos 𝑛𝑡
𝜌∙𝑔 2𝑔 2𝑔
....................... (2.5)
Untuk pompa sentrifugal power yang diberikan dapat dihubungkan terhadap
kecepatan radial Vn = Vt tan , maka untuk tinggi tekan teoritis debit dapat
diperoleh dengan:
𝑄 𝑄
Vn1 = 2𝜋 . r1.b 1 Vn2 = 2𝜋 . r2.b2
………………(2.6)
baling impeller) dan keluar menuju sisi sempit dimana fluida memiliki gaya
yang melawan dinding volute yang kemudian keluar melalui discharge
nozzle.
3. Bentuk dari volute yang semakin melebar ketika menuju discharge nozzle
dari pada posisi awal fluida memasuki volute. Ketika fluda dari impeller
menabrak sisi volute maka kecepatan dari fluida tersebut akan meningkat.
Percepatan yang terjadi pada kondisi ini sangat berhubungan dengan energi
kinetiknya.
4. Kemudian bentuk volute yang lebar pada posisi keluar fluida dari impeller
akan memperlambat gerakan dari fluida. Sesaat ketika fluida mencapai
poisisi akhir volute, energi kinetik akan ditransformasikan menjadi tekanan.
Tekanan ini lah yang akan menggerakkan fluida keluar dari pompa melalui
discharge nozzle yang kemudian mengalir menuju pipa keluaran,
𝑃𝑎 𝑝𝑣
Hsv = - – hs - hls
𝛾 𝛾
........................... (2.7)
Dimana:
hsv = NPSH yang tersedia (m)
Pa = Tekanan atmosfer (kgf/m2)
Pv = Tekanan uap jenuh (kgf/m2)
𝛾 = Berat jenis zat cair (kgf/m2)
hs = Head hisap statis (m)
his = Kerugian head dalam pipa hisap (m)
Hsvn = . Hn
............................ (2.8)
Dimana:
hsvn = NPSH yang dibutuhkan (m)
𝜎 = Koefisien kavitasi (gambar 2.13)
Hn = Head system
kecepatan spesifik pada pompa (ns) yang dapat dicari dengan persamaan
berikut :
13
𝑄 0,5
Ns = n 𝐻 0,75
............................. (2.9)
Dimana:
ns = Kecepatan spesifik pompa
n = Putaran pompa (rpm)
Q = Kapasitas terbaik (m3)
H = Head system (m)
Setelah mendapatkan nilai dari NPSHa dan NPSHr maka dapat mengetahui
apakah pompa tersebut mengalami kavitasi atau tidak dengan membandingkan niali
NPSHa dengan NPSHr. Jika NPSHa > NPSHr maka pompa tidak mengalami
kavitasi begitupun sebaliknya.
Kavitasi merupakan gejala timbulnya gelembung udara karena menguapnya
zat cair yang sedang mengalir. Hal ini dapat terjadi saat zat cair tersebut tekanannya
berkurang hingga dibawah tekanan uap jenuhnya sehingga fluida menguap saat
tekanannya cukup rendah. Dalam hal ini temperatur fluida lebih besar dari
temperatur jenuhnya.
Kavitasi berawal dari kecepatan fluida yang tinggi saat memasuki pompa
sehingga tekanannya rendah dan menyebabkan titik didihnya menurun. Saat fluida
mencapai titik didihnya maka menguap dan timbul gelembung-gelembung yang
bergerak dengan kecepatan tinggi yang akan menabrak sudu.
Pada pompa yang rawan terjadi kavitasi yaitu sisi hisapnya. Kavitasi pada
pompa akan berakibat pada:
1. Suara berisik dan getaran dari pompa.
2. Menurunya performa pompa secara tiba-tiba.
3. Jika pompa dijalankan dalam keadaan kavitasi secara terus-menerus dalam
waktu lama, maka permukaan dinding akan tergerus sehingga menjadi
berlubang. Peristiwa ini disebut erosi kavitasi
14
menjadi masalah yang menarik dan menjadi objek penelitian untuk mencari
sistem, bentuk dan ukuran yang tepat dalam usaha mendapatkan Effisiensi turbin
2.2.3 Berdasarkan Model Aliran Air Masuk Runner
Berdasarkan model aliran air masuk runner, maka turbin air dapat dibagi
menjadi tiga tipe yaitu :
1. Turbin Aliran Tangensial
Pada kelompok turbin ini posisi air masuk runner dengan arah tangensial
atau tegak lurus dengan poros runner mengakibatkan runner berputar,
contohnya Turbin Pelton dan Turbin Cross-Flow.
pump hydrogen cair ini sedikit lebih besar dari mesin mobil dan memproduksi
70.000 HP.
2.3 Refrigerator
2.3.1 Penjelasan Tentang Refrigerator
Refrigerator merupakan suatu alat yang dirancang untuk mendinginkan
suatu ruang atau media yang berada di dalamnya. Refrigerator pada umumnya
menggunakan suatu siklus yang dikenal dengan siklus kompresi uap. Siklus
kompresi uap menggunakan media pendingin yaitu refrigeran yang bersikulasi
melewati 4 komponen utama sistem refrigerasi (kompresor, kondensor, alat
ekspansi dan evaporator). Media pendingin/refrigeran memungkinkan terjadinya
efek pendinginan dimana kalor dari suatu ruang (Refrigerated Space) diserap oleh
evaporator sehingga temperatur ruang tersebut menurun.
Prinsip pendinginan merupakan terapan dari teori perpindahan kalor dan
termodinamika. Berbagai konsep, model, dan hukum termodinamika dan
perpindahan kalor dikembangkan dari konsep yang dikembangkan dari dunia fisika,
model khusus dan juga hukum yang digunakan untuk memecahakan masalah dan
sistem rancangan. Massa dan energi merupakan dua konsep dasar yang menjadi
titik tolak perkembangan sains rekayasa (engineering science). Hukum pertama dan
kedua termodinamika serta persamaan laju perpindahan kalor merupakan contoh
yang tepat untuk hal ini.
1. Sifat termodinamika
Sifat termodinamika merupakan bagian yang penting dalam menganalisis
dalam sistem termal adalah penemuan sifat termodinamika yang bersangkutan.
Suatu sifat adalah karakteristik atau ciri dari bahan yang dapat dipahami dalam
hal perubahan sifat-sifatnya, tetapi keduanya bukan merupakan sifat itu sendiri,
melainkan merupakan hal yang dilakukan terhadap suatu sistem untuk merubah
suatu sifatnya. Kerja dan kalor dapat diukur hanya pada pembatas sistem atau
jumlah energi yang dipindahkan tergantung pada terjadinya perubahan. Oleh
karena itu, termodinamika berkisaran pada energi maka seluruh sifat-sifat
termodinamika berkaitan dengan energi. Dalam hal ini sifat-sifat termodinamika
19
yang diutamakan adalah tekanan, suhu, rapat massa, volume spesifik, kalor
spesifik, entalpi, dan sifat cair uap dari suatu keadaan.
2. Suhu (t)
Dari suatu bahan menyatakan keadaan termal dan kemampuannya untuk
bertukar energi dengan bahan lain yang bersentuhan dengannya. Jadi suatu
bahan yang suhunya lebih tinggi akan memberikan kepada bahan yang suhunya
lebih rendah. Titik acuan bagi skala Celcius adalah titik beku air (0°C) dan titik
didih air (100°C).
3. Suhu absolut (T)
Suhu absolut adalah derajat diatas suhu nol absolut yang dinyatakan dengan
skala Kelvin (K) yaitu = t°C + 273. Oleh karena itu, interval suhu pada kedua
skala suhu tersebut identik maka beda suhu pada Celcius dinyatakan dengan
Kelvin.
4. Tekanan (P)
Tekanan adalah gaya normal (tegak lurus) yang diberikan oleh suatu fluida
persatuan luas benda yang terkena gaya tersebut. Tekanan absolut adalah ukuran
diatas nol (tekanan yang sebenarnya berada diatas nol). Tekanan pengukuran
(pressure gauge) diukur diatas tekanan atmosfer suatu tempat (nol tekanan
pengukuran = tekanan atmosfer ditempat tersebut). Satuan yang dipakai untuk
tekanan adalah Newton/m2 disebut juga Pascal (Pa).
5. Tekanan atmosfir standar (atm)
Tekanan atmosfir standar adalah 101.325 Pa = 101.3 Mpa, tekanan dapat
diukur dengan instrument seperti ukuran tekanan (preassure gauge) atau
Manometer (yang diperlihatkan secara skematik).
6. Rapat massa dan volume spesifik
Rapat massa dari suatu fluida adalah massa yang mengisi satu-satuan
volume, sebaliknya volume spesifik adalah volume yang diisi oleh satu-satuan
massa, rapat massa dan volume spesifik saling berkaitan satu dengan yang
lainnya.
20
7. Kalor spesifik
Kalor spesifik dari suatu bahan adalah jumlah energi yang diperlukan untuk
menaikkan satu-satu massa bahan tersebut sebesar 1°K. Oleh karena itu, besaran
ini dipengaruhi oleh cara proses berlangsung, maka cara kalor ditambahkan atau
dilepaskan harus disebutkan. Nilai pendekatan untuk nilai spesifik dari beberapa
bahan yang penting adalah sebagai berikut :
8. Entalpi (h)
Perubahan entalpi (h) adalah jumlah kalor yang dilepaskan atau diberikan
persatuan massa melalui proses tekanan konstan. Sifat entalpi dapat juga
dinyatakan laju perpindahan kalor untuk proses yang padanya terjadi penguapan
atau pengembunan, misalnya proses dalam ketel air atau koil pendinginan udara
dimana uap air mengembun.
9. Entropi (s)
Walaupun entropi memiliki arti teknis dan filosofi, tapi sifat ini hanya
digunakan dalam hal khusus dan terbatas. Entropi terdapat pada banyak grafik dan
tabel-tabel sifat bahan
5. R-32
R-32 merupakan salah satu jenis refrigerant yang banyak
digunakan pada sistem AC ruangan sejak tahun 2013. R-32 memiliki
karakteristik yang lebih ramah lingkungan serta penyebab potensi
pemanasan global yang lebih rendah dibandingkan dengan jenis R-
410A. Namun R-32 memiliki kelemahan yaitu mudah terbakar
walaupun masih aman digunakan pada sistem AC rumah.
Di bagian kiri terdapat garis saturasi cair (Cair jenuh). Di garis ini zat dalam
keadaan tepat cair jenuh. Jika sedikit saja ke kanan maka sebagian zat akan
menguap menjadi gas dan sedikit saja ke kiri maka zat akan menjadi keadaan
subcooled. Subcooled adalah keadaan pada saat suatu zat yang sudah menjadi cair
jenuh kemudian mengalami penurunan suhu.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat garis lurus dengan arah ke kanan. Garis
tersebut dimulai dari sebelah kiri kubah atau dengan kata lain awalnya zat dalam
keadaan subcooled.
Proses 1 ke 2, zat dalam keadaan subcooled tersebut menerima kalor
sehingga terjadi keniakan suhu sampai zat menjadi saturasi cair. Enthalpy pada zat
tersebut naik. Pada titik 2 zat dalam keadaan saturasi cair.
Proses 2 ke 3, Zat tersebut menerima kalor akibatnya enthalpy naik. Dalam
tahap ini kalor yang diterima tidak mengubah suhu zat, melainkan merubah fasa
menjadi gas. Zat yang tadinya berupa saturasi cair mulai berubah menjadi gas
(menguap). Antara titik 2 dan titik 3 berfasa campuran. Semakin dekat dengan titik
3 semakin banyak zat yang berfasa gas. Sebaliknya semakin dekat dengan titik 2,
semakin banyak zat yang berfasa cair. Di titik 3 keadaan zat menjadi saturasi gas
(gas jenuh) di mana semua zat berfasa gas. Proses 3 ke 4, Setelah berfasa saturasi
gas, zat tersebut menerima kalor akbatnya entalphy terus naik. Pada proses ini
terjadi kenaikan suhu sehingga zat menjadi keadaan superheated.
24
Compressor
2. Kondensor
Tujuan dari kondensor adalah untuk mengkondensasikan udara menjadi
mencairkan gas refrigeran yang telah dikompresikan bertekanan tinggi,
bertemperatur tinggi yang keluar dari kompresor.
Kondensor dibagi menjadi dua bagian, yaitu: Air Cooled Type dan Water
Cooled Type, kapasitas : 720 kcal/h. Gambar :
3. Liquid Receiver
Liquid Receiver menyimpan refrigeran yang telah dikondensasikan dalam
bentuk cairan secara berkala sebelum melalui expantion valve (katup ekspansi).
25
4. Sight Glass
Dalam sight glass akan memberikan informasi keadaan dari refrigeran
(bercampur dengan air, kualitas dari refrigeran, dan lain-lain) alat ini dipasang
diantara pipa cairan refrigeran diantara kondensor dan expantion valve.
5. Strainer / Drier
Alat ini memisahkan air yang bisa berada pada pipa freon refrigeran. Jika
air masuk dalam sistem pipa, bukan hanya akan menghambat aliran refrigeran
yang dikarenakan air ini akan membeku, tetapi juga akan menyebabkan
terjadinya asam Hidrochloric, asam Floride Hydrogen. Ini akan menyebabkan
akibat yang kurang baik, sebagai contoh : karat pada komponen, adhesive
tembaga atau material elektrik isolator. Dengan standar : 1,4 inchi.
7. Evaporator
Adalah bagian alat dari refrigeration system yang digunakan untuk
menguapkan refrigeran dengan cara menangkap panas dari lingkungan.
Dengan kata lain alat ini menguapkan cairan refrigeran dengan cara head
exchanging (pertukaran panas) antara temperatur rendah, tekanan rendah
cairan refrigeran dengan udara.
8. Dual
Alat ini digunakan untuk menghentikan kompresor pada saat tekanan
berlebihan dari tekanan normal operasi dan akan kembali dihidupkan jika
kembali normal. Dan akan menghentikan kompresor untuk mengurangi
tekanan pada tekanan rendah untuk membuat pompa bekerja pada tekanan
rendah yang berhubungan dengan selenoid valve
.
27
9. Pressure Gauge
Alat ini akan memberikan informasi dan rendahnya tekanan pada sistem
daerah yang dapat dibaca. Daerah tekanan yang dapat dibaca:
2
1. High Preassure : 0-30 kg/cm
2
2. Low Preassure : 0-15 kg/cm
10. Thermostat
Alat ini mengontrol solenoid valve dengan tujuan untuk memelihara
temperatur udara pada outlet evaporator dan temperatur ruangan pada
temperatur konstan. Daerah udara dapat dikontrol: 30-50°C.
28
11. Temperatur
Alat ini akan menemukan volume keluar penukar dengan mengukur
temperatur dalam sistem.
Salah satu jenis penggerak mula yang banyak dipakai adalah mesin kalor,
yaitu mesin yang menggunakan energi thermal untuk melakukan kerja mekanik.
Ditinjau dari cara memperoleh energi thermal ini mesin kalor dibagi menjadi dua
golongan, yaitu:
1. Mesin pembakaran luar (External Combistion Engine)
Mesin pembakaran luar yaitu proses pembakaran yang terjadi diluar mesin,
energi thermal dari gas hasil pembakaran dipindahkan ke fluida kerja mesin
melalui dinding pemisah, sebagai contohnya mesin uap, turbin uap, dan
lain-lain.
2. Mesin pembakaran dalam (Internal Combustion Engine)
Mesin pembakaran dalam bisa dikenal dengan nama motor bakar. Proses
pembakarannya berlangsung didalam motor bakar itu sendiri sehingga gas
pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja,
contohnya motor diesel dan motor bensin.