Anda di halaman 1dari 32

BAB 3

POMPA SENTRIFUGAL

Andre Anggriawan Jaisi Djailani Putra


2018.02.2.0038
Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk
Memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat lain yang
diinginkan. Pompa beroperasi dengan membuat perbedaan
tekanan antara bagian masuk (suction) dengan bagian keluar
(discharge). Pompa juga berfungsi mengubah tenaga mekanis
dari suatu sumber tenaga penggerak menjadi tenaga kinetis
kecepatan. Tenaga ini berguna untuk mengalirkan cairan dan
mengatasi hambatan yang ada di sepanjang aliran.
3.1Kerja Pompa Sentrifugal

Pompa digerakkan oleh motor, daya dari motor diberikan kepada poros pompa untuk memutar impeler
yang dipasangkan pada poros tersebut. Zat cair yang ada dalam impeler akan ikut berputar karena
dorongan sudu-sudu.
Bagian-bagian pompa sentrifugal
3.2

Pompa aliran radial


Pompa ini mempunyai konstruksi sedemikian sehingga aliran zat cair yang
keluar dari impeler akan tegak lurus poros pompa (arah radial).
Pompa aliran campur
Aliran zat cair didalam pompa waktu meninggalkan impeler akan bergerak sepanjang permukaan
kerucut (miring) sehingga komponen kecepatannya berarah radial dan aksial

Gambar 3.2 pompa sentrifugal aliran campur


Pompa aliran aksial

Aliran zat cair yang meninggalkan impeler akan bergerak sepanjang permukaan silinder
(arah aksial)

Gambar 3.2 Pompa


aliran aksial
Jenis Impeller
Impeler tertutup
Sudu-sudu ditutup oleh dua buah dinding yang merupakan satu kesatuan
digunakan untuk pemompaan zat cair yang bersih atau sedikit
mengandung kotoran.
Impeler setengah terbuka
Impeler jenis ini terbuka disebelah sisi masuk (depan) dan tertutup di
sebelah
belakangnya. Sesuai untuk memompa zat cair yang sedikit mengandung
kotoran misalnya : air yang mengandung pasir, zat cair yang mengauskan,
slurry, dll
Impeler terbuka
Impeler jenis ini tidak ada dindingnya di depan maupun di belakang.
Bagian belakang ada sedikit dinding yang disisakan untuk memperkuat
sudu. Jenis ini banyak digunakan untuk pemompaan zat cair yang banyak
mengandung kotoran.
Menurut bentuk rumah
Pompa volut
Bentuk rumah pompanya seperti rumah keong/siput (volute), sehingga
kecepatan aliran keluar bisa dikurangi dan dihasilkan kenaikan tekanan.
Pompa diffuser
Pada keliling luar impeler dipasang sudu diffuser sebagai pengganti
rumah
Menurut jumlah tingkat

Pompa satu tingkat


Pompa ini hanya mempunyai satu impeler. Head total yang ditimbulkan
hanya berasal dari satu impeler, jadi relatif rendah.
Pompa bertingkat banyak
Pompa ini menggunakan beberapa impeler yang dipasang secara berderet
(seri) pada satu poros. Zat cair yang keluar dari impeler pertama
dimasukkan ke impeler berikutnya dan seterusnya hingga impeler terakhir.
Head total pompa ini merupakan jumlahan dari head yang ditimbulkan oleh
masing-masing impeler sehingga relatif tinggi.
Letak poros
Menurut letak porosnya, pompa dapat dibedakan menjadi poros
horisontal dan poros vertikal seperti pada gambar berikut ini
3.3 hukum kesebangunan
Jika dua buah pompa sentrifugal yang geommetris sebangun satu dengan yang lain
maka untuk kondisi aliran yang sebangun pula berlaku hubungan sebagai berikut :

Hubungan diatas dinamakan


Hukum Kesebangunan Pompa.
Hukum tersebut sangat penting
untuk menaksir perubahan
performansi pompa bila putaran
diubah dan juga untuk
memperkirakan performansi
pompa yang direncanakan
apabila pompa tersebut
geometris
3.4 Kecepatan spesifik

Dimana :
n, Q dan H adalah harga-harga pada titik efisiensi maksimum pompa. Harga ns
dapat dipakai sebagai parameter untuk menyatakan jenis pompa. Jika ns sudah
ditentukan maka bentuk impeler pompa tersebut sudah tertentu pula. Gambar
berikut menunjukkan harga ns dalam hubungannya dengan bentuk impeler.
Dalam menghitung ns untuk pompa isapan ganda harga Q diganti dengn Q/2,
sedangkan untuk pompa bertingkat banyak, head (H) yang dipakai dalam
perhitungan ns adalah head per tingkat dari pompa tersebut. Besarnya ns dapat
berbeda-beda tergantung dari satuan yang dipakai untuk menyatakan n, Q dan
H

Tabel berikut menunjukkan faktor konversi yang harus


digunakan untuk mengubah ns dari satuan yang satu ke
satuan yang lain.
3.5 Karakteristik sistem pemompaan
Efisiensi Pompa
Pompa tidak dapat mengubah seluruh energi kinetik menjadi energi tekanan
karena ada sebagian energi kinetik yang hilang dalam bentuk losis. Efisiensi
pompa adalah suatu faktor yang dipergunakan untuk menghitung losis ini.
Efisiensi pompa terdiri dari :

 Efisiensi hidrolis
memperhitungkan losis akibat gesekan antara cairan dengan impeler dan losis akibat
perubahan arah yang tiba-tiba pada impeler.
 Efisiensi volumetris
memperhitungkan losis akibat resirkulasi pada ring, bush,
 Efisiensi mekanis
memperhitungkan losis akibat gesekan pada seal, packing gland, bantalan, dll .
Setiap pompa dirancang pada kapasitas dan head tertentu, meskipun dapat
juga dioperasikan pada kapasitas dan head yang lain. Efisiensi pompa akan
mencapai maksimum pada designed point tersebut, yang dinamakan dengan
titik BEP .Untuk kapasitas yang lebih kecil atau lebih besar efisiensinya akan
lebih rendah
Efisiensi pompa adalah perbandinga antara daya hidrolis pompa dengan daya
poros pompa.
Daya Hidrolis
Daya hidrolis adalah daya yang diperlukan oleh pompa untuk
mengangkat sejumlah zat cair pada ketinggian tertentu. Daya hidrolis
dapat dicari dengan persamaan berikut :
Kurva Karakteristik Pompa
setiap pompa biasanya pabrik pembuatnya memberikan kurva karakteristik
yang menunjukkan unjuk kerja pompa pada berbagai kondisi pemakaian.
Karakteristik sebuah pompa digambarkan dalam kurva karakteristik
menyatakan besarnya head total, daya pompa dan efisiensi pompa terhadap
kapasitas.
3.6 Kavitasi
Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir, karena
tekanannya turun sampai dibawah tekanan uap jenuhnya. Ketika zat cair terhisap
pada sisi isap pompa, tekanan
pada permukaan zat cair akan turun,

Bila tekanannya turun sampai pada tekanan uap jenuhnya,


maka cairan akan menguap dan membentuk gelembung
uap. Selama bergerak sepanjang impeler, kenaikan
tekanan akan menyebabkan gelembung uap pecah dan
menumbuk permukaan pompa. Fenomena ini dinamakan
kavitasi. Jika permukaan saluran/pipa terkena tumbukan
gelembung uap tersebut secara terus menerus dalam
jangka lama akan mengakibatkan terbentuknya lubang-
lubang pada dinding saluran atau sering disebut erosi
kavitasi. Pengaruh lain dari kavitasi adalah timbulnya
suara berisik, getaran dan turunnya performansi pompa
3.7. Net Positive Suction Head (NPSH)

NPSH yang tersedia adalah head yang dimiliki zat cair pada sisi isap pompa
dikurangi dengan tekanan uap jenuh zat cair ditempat tersebut. NPSH yang tersedia
tergantung pada tekanan atmosfer atau tekanan absolut pada permukaan zat cair dan
kondisi instalasinya. Besarnya dapat dihitung dengan persamaan berikut :
NPSHyang tersedia > NPSH yang diperlukan
3.7.1. NPSHa (NPSH yang tersedia)
NPSH yang tersedia adalah head yang dimiliki zat cair pada sisi isap pompa
dikurangi dengan tekanan uap jenuh zat cair ditempat tersebut. NPSH yang
tersedia tergantung pada tekanan atmosfer atau tekanan absolut pada
permukaan zat cair dan kondisi instalasinya. Besarnya dapat dihitung
dengan persamaan berikut :
3.7.2. NPSHr (NPSH yang diperlukan)
NPSH yang diperlukan adalah NPSH minimum yang dibutuhkan untuk membiarkan
pompa bekerja tanpa kavitasi. Besarnya NPSH yang diperlukan berbeda untuk
setiap pompa. Untuk suatu pompa tertentu NPSH yang diperlukan berubah menurut
kapasitas dan putarannya. NPSH yang diperlukan harus diperoleh dari pabrik pompa
yang bersangkutan. Namn untuk perkiraan secara kasar, NPSH yang diperlukan
dapat dihitung dari konstanta kavitasi σ.
Jka head total pompa pada titik efisiensi maksimum dinyatakan sebagai HNdan
NPSH yang diperlukan untuk titik ini Hsvn, maka σ (koefisien kavitasi Thoma )
didefinisikan sebagai berikut :

Besarnya koefisien kavitasi Thoma dapat ditentukan dari grafik


pada gambar, sedangkan NPSH yang diperlukan ditaksir
sebagai berikut :
3.7.3.Cara Menghindari Kavitasi
1. Ketinggian letak pompa terhadap permukaan zat cair yang dihisap harus
dibuat serendah mungkin agar head isap statis menjadi rendah pula.
2. Pipa isap harus dibuat sependek mungkin. Jika terpaksa dipakai pipa isap
yang panjang, sebaiknya diambil pipa yang berdiameter satu nomor lebih
besar untuk mengurangi kerugian gesek.
3. Hindari penggunaan katup yang tak perlu dan menekuk pipa pengisapan.
4. Hindari masuknya udara pada sisi isap pompa.
3.8. Pemilihan pompa

mengetahui kapasitas dan head yang diperlukan pada sistem instalasi,


selanjutnya dapat dilakukan pemilihan pompa dengan menggunakan digram
pemilihan pompa. Diagram ini berbeda-beda untuk setiap merk dan jenis
pompa dan biasanya telah disediakan oleh pabrik pembuatnya. Berikut ini
adalah contoh diagram pemilihan pompa standar .
3.9.Operasi Seri dan Paralel

3.9.1.Operasi Seri Paralel dengan Karakteristik Pompa Sama


Jika head atau kapasitas yang diperlukan tidak dapat dicapai dengan satu
pompa saja, maka dapat digunakan dua pompa atau lebih yang disusun
secara seri atau paralel.
3.9.2.Operasi Paralel dengan Karakteristik Pompa Berbeda
Pompa-pompa yang berbeda karakteristiknya dapat pula bekerjasama secara
paralel dimana :
pompa (1) mempunyai kapasitas kecil dan
pompa (2) mempunyai kapasitas besar
3.10. Pengaturan Kapasitas Pompa

Q yang di butuhkan dalam instalasi pompa tidak selalu tepat karena itu harus diatur sesuai dengan
kebutuhan, dengan cara :
1.Pengaturan katup
2.Pengaturan kecepatan atau putaran (ingat Q ∞ n)
3.Pengaturan sudu (untuk pompa aksial atau aliran campuran)
4.Pengaturan jumlah pompa yang bekerja (parallel)
5.Penggunaan reservoir
Sekian Terimakasih...

Anda mungkin juga menyukai