Anda di halaman 1dari 9

JUDUL PERCOBAAN : DINAMIKA FLUIDA

NILAI : …………………

PARAF ASST : …………………

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA 4


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

KELOMPOK : 7 (Tujuh)

NAMA ANGGOTA :
1. Aryoga Herdyar Putra (2018430034)
2. Dinda Ayu Lestari (2018430038)
3. Muhammad Nitis Jiwana Ksatria (2018430059)
4. Ratnasari (2018430066)
5. Verawati (2018430079)

FAKULTAS/JURUSAN : TEKNIK / TEKNIK KIMIA

TGL . PERCOBAAN : 08 November 2020

ASSISTEN : 1.
2.

1
I. JUDUL PERCOBAAN : DINAMIKA FLUIDA

II. PRINSIP PERCOBAAN


Sifat dinamis dari suatu sistem dan pengendalian sistem dengan pengenalan
sepenuhnya terhadap kemungkinan adanya bahaya dari sistem. Dinamika proses
menunjukan unjuk kerja proses yang profilnya selalu berubah terhadap waktu.
Dinamika proses selalu terjadi selama sistem proses belum mencapai kondisi
tunak. Keadaan tidak tunak terjadi karena adanya gangguan terhadap kondisi
proses yang tunak.

III. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Mempelajari dinamika proses keadaan tunak dan keadaan tidak tunak
sehingga dapat mengenali dan mendefinisikan keadaan tunak dan tidak
tunak pada sistem fisika sederhana.
2. Mengetahui pengaruh aliran fluida terhadap waktu pengosongan tangki.

IV. REAKSI PERCOBAAN


-
V. TEORI PERCOBAAN
Pabrik kimia merupakan susunan/rangkaian berbagi unit pengolahan yang
terintegrasi satu sama lain secara sistematik dan rasional. Tujuan pengoperasian
pabrik secara keseluruhan adalah (mengonversi) bahan baku menjadi produk
yang lebih bernilai guna. Dalam pengoperasiannya pabrik akan selalu mengalami
gangguan (disturbance) dari lingkungan eksternal. Selama beroperasi, pabrik
harus mempertimbangkan aspek keteknikan, keekonomisan, dan kondisi sosial
agar tidak terlalu signifikan terpengaruh oleh perubahan-perubahan eksternal
tersebut.
Dinamika proses menunjukkan kerja proses yang profilnya selalu berubah
terhadap waktu. Dinamika Proses selalu terjadi selama proses belum mencapai
kondisi tunak. Keadaan tidak tunak terjadi karena adanya gangguan terhadap
kondisi proses tunak.
Dalam penelitian dan praktik industri, pemahaman mengenai dinamika suatu
proses kimia telah berkembang dan terbentuk karena faktor-faktor berikut:
1. Struktur proses kimiawi yang sangat kompleks, yang menuntut perhatian
profesi keteknikan untuk mengkaji / merancang pengendalian proses
keseluruhan pabrik daripada per unit operasi, Perancangan sistem
instrumentasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perancangan proses
kimia itu sendiri.

2
2. Perancangan instrumentasi sistem proses yang dituntut untuk memenuhi:
 Tujuan dan sasaran sistem control
 Pemilihah cara pengukuran, manipulasi serta rangkaian tepat.
 Identifikasi system komputerisasi dan instrumentasi tepat.
3. Pertumbuhan komputer digital yang sangat cepat sehingga dapat merombak
praktik instrumentasi yang modern.
Agar proses selalu stabil, karakteristik dinamika sistem proses dan sistem
pemrosesan harus diidentifikasi. Jika dinamika peralatan dan perlengkapan
operasi sudah dipahami akan mudah dilakukan pengendalian, pencegahan
kerusakan, dan pemonitoran tempat terjadi kerusakan apabila untuk kerja
peralatan berkurang dan peralatan bekerja tidak sesuai dengan spesifikasi
operasinya.
Monitoring, prefention dan control dibutuhkan untuk:
1. Menjaga keamanan dan keselamatan
2. Memenuhi spesifikasi produk yang diinginkan
3. Menjaga peralatan proses dapat berfungsi sesuai yang diinginkan dalam
desain.
4. Menjaga agar operasi tetap ekonomis
5. Memenuhi persyaratan lmgkungan.
Percobaan ini dilakukan dengan memberi simulasi gangguan pada sistem
tungku yang lelah tunak. Suatu tangki yang diatur dengan valve keluaran akan
mempunyai debit keluaran yang akan berubah-ubah bergantung pada bukaan
valve. Parameter yang menentukan debit ini adalah k dan n. Harga k dan n yang
spesifik setia bukaan.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dinamika proses adalah variasi
unjuk kerja suatu proses dinamik dari waktu ke waktu sebagai respon terhadap
gangguan-gangguan dan perubahan-perubahan tersebut. Dinamika proses
menunjukan adanya kondisi tidak tunak dalam setia proses / sistem teknik kimia
setelah diberi gangguan untuk mencapai keadaan tunak baru. Ketidaktunakan ini
disebabkan adanya gangguan pada sistem yang sudah tunak.
Pada praktikum ini,dinamika proses diamati pada percobaan profil
ketinggian air dalam tangki terhadap waktu. Kedinamisan tangki air diuji coba
dengan pengosongan tangki dan pemberian gangguan pada tangki air yang
tenang dengan ketinggian lunak.
Luas penampang tangki dikalibrasi dengan mengalurkan grafik volume
terhadap penurunan ketinggian air dalam tangki (h). volume tangki dihitung
dengan persamaan :

3
𝜋𝐷2
𝑉= ℎ … … … … … (1)
4
𝜋𝐷2
Dimana adalah luas penampang tangki. Dengan demikian A adalah
4

gradien dari grafik V - h. Jika diketahui luas penampang, maka laju alir
volumetrik dari valve yang digunakan (dengan bukaan tertentu) dapat diketahui.
Pada percobaan ini digunakan 3 valve. Dua valve untuk mengalirkan air dari
reservoir dan satu valve lain sebagai saluran keluaran tangki. Masing-masing
valve mempunyai karakteristik dan laju alir berbeda-beda. Pengukuran laju alir
volumetrik dilakukan dengan mengukur volume keluaran tiap selang waktu
tertentu. Debit air biasa dihitung dengan mencari gradien grafik Volume terhadap
∆𝑉
waktu. Persamaan yang digunakan adalah : 𝑄 = … … … … (2)
∆𝑡

Debit air pada masing-masing valve bergantung pada variasi bukaan valve.
Makin besar bukaan valve makin besar pula debit airnya. Perhitungan debit air
ini dilakukan untuk memperkirakan bukaan valve yang sesuai dengan yang
dibutuhkan saat percobaan simulasi gangguan. :
Proses pengosongan tangki dimaksudkan untuk menentukan parameter laju
volumetric keluaran (k dan n). laju volumetrik keluaran tangki merupakan fungsi
dari ketinggian dalam tangki.
Dasar percobaan ini adalah persamaan Bernaoulli:
𝑃1 1 2 𝑃2 1
+ 𝑉1 + 𝑔. ℎ1 + + 𝑉22 + 𝑔. ℎ2 … … … … (3)
𝑃 2 𝑃 2
𝑃1
Mulut tangki dan saluran keluaran terbuka pada tekanan atmosfer sehingga =
𝑃
𝑃2
𝑃

Persamaan tersebut menjadi .


𝑉22 − 𝑉12 = 𝑔[ℎ1 − ℎ2 ] … … … … (4)
selanjumya digunakan asumsi 𝑉12 dapat diabaikan terhadap𝑉22 karena
dianggap luas penampang tangki jauh lebih besar daripada saluran keluaran
sehingga
1 2
𝑉 = 𝑔[ℎ1 − ℎ2 ]
2 2
Persamaan tersebut disederhanakan :

𝑉 2 = √2𝑔[ℎ1 − ℎ2 ] … … … … (5)

1
𝑉2 = √2𝑔. ∆ℎ2 … … … … (6)

4
𝑉 2 adalah laju linear, sedangkan debit adalah

1
𝐴. 𝑉2 = 𝐴 = √2𝑔. ∆ℎ2 … … … … (6)

dari persamaan ini diketahui debit adalah fungsi h,


𝑄 = 𝑘. ℎ𝑛 … … … … (7)
Pada posisi bideal n = 0,5
Pada proses pengosongan tangki, neraca massa dalam tangki adalah:
Akumluasi air = massa air masuk - masuk air keluar
Pada proses pengosongan tangki massa air masuk = 0, sehingga :
Akumulasi air = massa air keluar
𝑑𝑉
= −𝑄𝑜𝑢𝑡 … … … … (8)
𝑑𝑡
𝑑𝑉
𝐴. = −𝑘. ℎ𝑛 … … … … (9)
𝑑𝑡

𝑑ℎ −𝑘 𝑛
= . ℎ … … … … (10)
𝑑𝑡 𝐴
Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa laju perubahan ketinggian
air dalam tangki bergantung pada ketinggian tangki setiap saat. Konstanta k dan
n merupakan palamelel yang menunjukkan keidealan tangki.
Data yang diperoleh adalah h dan t. Nilai k dan n biasa dicari dengan
linierisasi persamaan neraca massa :
𝑑ℎ 𝑘
𝑙𝑛 = 𝑛 ln ℎ − ln … … … … (11)
𝑑𝑡 𝐴
Dimana ln adalah gradien garis.
Cara lain yang lebih akurat adalah dengan metode numerik dengan
menggunakan bantuan program Komputer.
Simulasi gangguan pada tangki dilkukan dengan menggunakan sistem tangki
yang sudah tunak. Gangguan diberikan dengan menambahkan air masuk secara
tiba-tiba atau mengurangi jmnlah air yang sudah tunak dengan memperbesar
bukaan valve keluaran
Jika dilakukan gangguan penambahan air ke dalam tangki, neraca massa
tangki akan menjadi :
Akumulasi air = massa air masuk - massa air keluar
𝑑ℎ
𝐴= (𝑄1 + 𝑄2 ) − 𝑄𝑜𝑢𝑡 … … … … (12)
𝑑𝑡
Dengan adanya tambahan air, maka debit keluaran akan berubah dan
akhirnya mencapai kondisi tunak yang kedua. Selama simulasi dicatat perubahan

5
ketinggian terhadap waktu. Umumnya keadaan tunak sulit dicapai, dibutuhkan
waktu yang lebih lama dan tangki dengan luas permukaan relatif besar untuk
mencapai kondisi tunak yang sempurna. Waktu untuk mencapai kondisi tunak di
pengaruhi besar kecilnya debit pada tiap-tiap valve, yang mempengaruhi
parameter k dan n.
Kesalahan seringkali terjadi karena ketidaktepatan penentuan waktu saat
terjadinya kondisi tunak. Jika simulasi sudah berlangsung lama, perubahan
ketinggian air pada setiap variasi bukaan akan sangat lambat, walaupun
mempunyai kecendrungan untuk berubah pada jangka waktu yang lama valve
digunakan untuk mengevaluasi profil ketinggian dalam tangki setelah simulasi
gangguan dilakukan. Kondisi yang harus dipenuhi adalah sistem tunak pada saat
sebelum dan sesudah gangguan di berikan. Pada pengujian ini dilakukan 4 variasi
bukaan valve.

SlFAT-SIFAT FLUIDA
Fluida dapat didefinisikan sebagai suatu benda yang tidak dapat menahan
distorsi (perubahan bentuk) secara permanen. Bila kita coba mengubah bentuk
masa suatu fluida maka di dalam fluida itu akan terbentuk lapisan-lapisan di
mana lapisan yang satu meluncur di atas yang lain, sehingga mencapai suatu
bentuk yang baru. Selama perubahan bentuk itu terdapat tegangan geser (shear .s-
tress), yang besarnya tergantung pada viskositas fluida dan laju alir flunda
relative terhadap arah tertentu. Tetapi, bila fluida itu sudah akan mendapatkan
bentuk akhirnya. semua tegangan geser itu akan hilang sehingga Fluida berada
dalam keadaan kesetimbangan . Pada temperature dan tekanan tertentu,setiap
fluida mempunyai densitas tertentu. Jika densitas hanya sedikit terpengaruh oleh
perubahan suhu dan tekanan relatif besar, fluida tersebut bersifat incompressible.
Tetapl jlka desainnya peka terhadap perubahan variable temperature dan tekanan,
f1uida tersebut digolongkan compressible. Zat cair biasanya incompressible,
sedangkan gas umumnya dikenal sebagai zat yang incompressible.
Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap waktu pengosongan cairan di
dalam tangki adalah:
1. Tinggi cairan di dalam tangki
2. Panjang pipa yang digunakan
3. Diameter pipa yang digunakan
4. Diameter dari tangki itu sendiri
5. Percepatan gravitasi
6. Viskositas cairan

6
7. Densitas cairan
VI. SIFAT KIMIA DAN FISIKA BAHAN
-

VII. ALAT DAN BAHAN


A. ALAT
1. Air
2. Tangki dinamika proses
3. Beaker glass 600 ml
4. Stop watch
B. BAHAN
1. Air
VIII. RANGKAIAN ALAT

VALVE 1 VALVE 2

RESERVOIR 1 RESERVOIR 2

VALVE 3 VALVE 4

TANGKI 1 TANGKI 2

VALVE 5 VALVE 6

TANGKI 3

VALVE 7
POMPA

BAK PENAMPUNG

7
IX. PROSEDUR
1. Penentuan Luas penampang tangki
Ditentukan level ketinggian tangki dengan variasi volume fluida yang telah
ditentukan, kemudian luas penampang tangki dapat dihitung
2. Kalibrasi laju alir keluaran tangki
Pompa dinyalakan untuk mengalirkan fluida melalui tangki 1 dan 3 atau
tangki 2 dan 3, kemudian ditentukan laju alir keluaran tangki pada setiap
variasi bukaan valve. Waktunya dicatat untuk setiap ketinggian tertentu.
3. Simulasi pengosongan tangki
Fluida dialirkan ke dalam tangki no.3 sampai ketinggian tertentu, dilakukan
simulasi pengosongan tangki dengan variasi bukaan valve dicatat waktunya
setiap penurunan ketinggian tertentu.
4. Simulasi gangguan pada tangki
Pompa dinyalakan untuk mengalirkan .fluida ke dalam tangki 1 dan 3 atau
tangki 2 dan 3. Kemudian proses dibuat sedemikian rupa agar berada dalam
keadaan tunak atau steady state dengan cara mengatur bukaan valve pada
setiap tangki. Lalu dilakukan simulasi gangguan pada tangki yang sudah
mencapai keadaan steady di mana pada tangki tersebut secara mendadak
diberikan gangguan dengan penambahan fluida sebanyak yang ditentukan
sehingga sistem di dalam tangki menjadi tidak stabil. Lalu dicatat perubahan
yang terjadi kemudian setiap perubahan ketinggian tertentu di catat
waktunya hingga sistem kembali ke keadaan steady yang baru.

Anda mungkin juga menyukai