Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN TUGAS AKHIR MAHASISWA

HUKUM PASCAL

Disusum oleh :

NAMA : BAHARUDIN WISNU WIJAYA


NIM :201108
KLS :PERANCANGAN

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI WARGA SURAKARTA


Jl.RAYA KWARASAN , KEC.GROGOL,
KABUPATEN SUKOHARJO
ABSTRAK

Penelitian laboratorium ini bertujuan untuk mempelajari aliran air melalui pengukuran kecepatan dan
debit air yang mengalir dalam pipa rancangan yang berfungsi sebagai venturimeter dan sensor aliran
air. Aparatus yang dirancangmengadopsi konsep dan cara kerja pipa venturimeter dengan sensor
khusus untukmengukur debit air. Dalam percobaan pipa venturimeter menghasilkan datamanual
sedangkan water flow sensor menghasilkan data digital. Perhitungandilakukan setelah air melewati
venturimeter dengan membaca ketinggian yangmenunjukkan tekanan. Pada masing-masing
penampang dengan mengetahui datamanual serta water flow sensor dilakukan dengan menggunakan
mikrokonroler.Parallax data acquisition (plx-DAQ) yaitu akuisisi data mikrokontroler untukmicrosoft
excel. Hasil pengujian alat ukur digital yang telah dikalibrasi yaituwater flow sensor. Aparatus
tersebut digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran dengan venturimeter. Aliran air diperoleh
hubungan sudut knop untukmendapatkan laju air pada Water Pump. Debit air berbanding lurus
dengan selisihketinggian yang menunjukkan tekanan pada masing-masing penampang, sertadebit
berbanding terbalik dengan luas penampang. Pengukuran debit dapatdiketahui dengan hasil
pengukuran yang dilakukan pada venturimeter dan waterflow sensor terdapat kesalahan terbesar yaitu
1.75 %. Perbedaan nilai didapatkandari hasil acuan pengukuran debit pada Venturimeter yang
memiliki akurasi ataukesesuaian dengan teori dan water flow sensor yang telah dikalibrasi
diPerusahaan Daerah Air Minum (PDAM) menghasilkan alat yang dapat mengukurdengan
presisi.Kata kunci : debit air, pipa venturimeter, water flow sensor.
BAB 1
IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fisika adalah salah satu cabang ilmu alam yang mempelajari fenomenafisis sehingga dapat
dimanfaatkan untuk kehidupan manusia. Mempelajari ilmufisika dapat dilakukan melalui dua
pendekatan yaitu analitis dan pembuktianmelalui eksperimen. Pendekatan secara analitis pada
umumnya diberikan padasaat pembelajaran di kelas, kemudian untuk mempertajam pemahaman
konsepdapat dilakukan eksperimen. Dengan eksperimen siswa atau mahasiswa tidakhanya memahami
ilmu fisika secara teoritis namun juga mengetahui danmengamati fenomena fisis yang terjadi serta
penerapannya dalam kehidupansehari-hari. Jurusan Fisika Unesa belum memiliki alat dan aparatus
untukeksperimen yang berkaitan dengan pengukuran debit fluida. Ada beberapa metode pengukuran
debit fluida baik dengan cara analog maupun digital. Pengukurandebit secara analog dapat dilakukan
dengan menggunakan sistem venturimeterseperti yang dilakukan Saputri (2009) dalam penelitiannya.
Venturimeter terdiriatas pipa yang memiliki luas penampang berbeda, masing-masing memilikitabung
di bagian atas pipa untuk mengetahui tekanan pipa. Pada percobaan tabungventurimeter, tekanan
tinggi dialami oleh diameter yang besar sedangkan tekananrendah berada pada diameter yang kecil.
Laju aliran dan debit didapatkan melaluiventurimeter yang diperoleh dari selisih ketinggian yang
menunjukkan tekananyang dialami pada masing-masing pipa. Pengukuran debit fluida juga
dapatdilakukan secara digital dengan bantuan piranti elektronik. Finawan (2011) dalam penelitiannya
menentukan debit dengan menggunakan phototransistor.Phototransistor merupakan alat
semikonduktor dengan sumber cahaya inframerahyang dipasang pada sebuah baling-baling dan
berguna untuk mengukur debit.Inframerah merupakan cahaya memancar yang tidak dapat dilihat oleh
mata.Phototransistor menggunakan pendeteksi baling-baling dalam mengukur debit.Hasil pengukuran
menggunakan satu sensor yaitu phototransistor untuk mengukurdebit. Sambudi (2013) melakukan
penelitian merancang alat pemantau debitmenggunakan sensor aliran dengan memanfaatkan
fenomena efek Hall yang

didasarkan pada efek medan magnetik terhadap partikel bermuatan. Laju alirandidapatkan dari nilai
pulsa yang dikalkulasikan menjadi debit dengan kesalahan pengukuran berkisar 4%. Pada penelitian
ini water flow sensor telah dilakukankalibrasi dengan alat test bench meter di Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM)kota Surabaya. Berdasarkan latar belakang bahwa Jurusan Fisika Unesa
belummemiliki alat dari aparatus untuk mengukur debit fluida serta motivasi penelitiuntuk
mengembangkan dan menerapkan sistem pengukuran debit fluida, maka penelitian ini mengambil
topik mengenai perancangan aparatus percobaan untuk pengukuran debit luida secara analog dan
digital. Hasil dari penelitian berupasebuah aparatus untuk mengukur debit fluida dengan dua metode,
yaitu analogdan digital. Metode analog yang digunakan adalah sistem venturimeter sedangkanmetode
digital yang dikembangkan memanfaatkan water flow sensor berbasismikrokontroler. Dalam
penelitian ini, hukum fisika yang berkaitan dengan prinsipkerja venturimeter dan water flow sensor
adalah hukum kekekalan energi, HukumBernoulli serta kontinuitas.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahasdalam makalah ini adalah :
1. Merancang software untuk metode digital dengan water flow sensor berbasis mikrokontroller.
2. Merancang hardware untuk metode analog dengan venturimeter.
3. Bagaimana menggunakan water flow sensor sebagai input mikrokontrolleruntk mengukur debit
fluida.
4. Bagaimana menggunakan venturimeter sebagai pengukur debit fluida.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah membuat “perancangan dan penerapan aparatus
pengukuran debit air dengan menggunakan venturimeterdan water flow sensor ” yang memiliki 2
metode pengukuran debit fluida yaitumetode analog menggunakan venturimeter dan inppur digital
mengggunakanwater flow sensor berbasis mikrokontroller.

1.4 Manfaat Penelitian


Dari makalah yang dibuat diharapkan dapat memudahkan proses pengukuran debit fluida.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Venturimeter
Venturimeter merupakan sebuah pipa yang mengalami penyempitan,aliran air akan semakin cepat jika
melewati luas penampang yang kecil di bandingkan dengan luas penampang yang besar,
Gambar 2. 1 Skema venturimeter
(Sumber : Jurnal Inovasi Fisika Indonesia Volume 04 Nomor 02 Tahun 2015, hal 21 - 26)
Tekanan lebih besar saat melewati luas penampang yang lebih besar dan tekananlebih kecil jika
melewati luas penampang yang lebih kecil (Gambar 2.1) Pada pipa mendatar, h1 = h2 = h, maka jika
sistem ini diaplikasikan pada persamaan Bernoull
1
𝑝1 − 𝑃2 = 2 𝑃(𝜈22 − 𝑣12 ) (1)

Selisih 1 & 2 p p merupakan sama dengan tekanan hidrostatis zat cair setinggi hDengan demikian
diperoleh,
P1-P2 = pgh (2)
Persamaan pada tekanan hidrostatis dan pada Hukum Bernoulli yang memilikiketinggian yang sama
sehingga,
1
𝑝𝑔ℎ = 2 (𝑣22 − 𝑣12 ) (3)
𝑣1 𝑣2
Berdasarkan persamaan kontinuitas, A1.v1 = A2.v2, diperoleh 𝑣2 = 𝐴1

kemudian disubstitusikan,

2𝑔ℎ
𝑣1 = √ 𝐴 2 (4)
( 1 ) −1
𝐴2

Laju aliran fluida pada titik kesatu dapat diperoleh dengan persamaan tersebutdengan g adalah
besarnya percepatan gravitasi, h adalah perbedaan ketinggian pada pipa vertikal, A1 adalah luas
penampang pipa besar, dan A2 adalah luas penampang pipa kecil. Persamaan untuk laju aliran fluida
pada titik keduadidapatkan,

2𝑔ℎ
𝑣2 = √ 𝐴 2 (5)
1−( 1)
𝐴2
2.2 Water Flow Sensor

Water Flow sensor terdiri dari tubuh katup plastik, rotor air, dan sensorefek hall. Ketika air
mengalir melalui, gulungan rotor-rotor.Kecepatan perubahandengan tingkat yang berbeda aliran.
Sesuai sensor efek hall output sinyal pulsa.Kelebihan sensor ini adalah hanya membutuhkan 1 sinyal
(SIG) selain jalur 5V dcdan Ground.

Gambar 2. 2Gambar Fisik dan Skematik Water Flow Sensor

Gambar 2. 3Gambar Dimensi Mekanik Water Flow Sensor


Gambar 2. 4Gambar Komponen Sensor
(sumber : Jurnal Proyek Akhir “Pengatur Debit Air” Teknik Elektronika, Politeknik NegeriSemarang)
Gambar (i) adalah gambar fisik dan skematik instalasi Water FlowSensor, Gambar (ii) adalah gambar
Mechanic Dimensi Water Flow sensor, danGambar (iii) adalah gambar Komponen sensor.
Spesifikasi sensor
a. Bekerja padategangan5V DC-24VDC
b. Arus Maksimum saat ini15 mA(DC5V)
c. Berat sensor43 g
d. Tingkat Aliranrentang 0,5~ 60L / menit
e. SuhuPengoperasian 0°C~ 80°
f. Operasikelembaban35%~ 90% RH
g. Operasitekanan bawah1.75Mpa
h. Store temperature -25°C~+80°
i. Store humidity 25%~90%RH
Water flow sensor ini terdiri atas katup plastik, rotor air, dan sebuahsensor hall-effect Prinsip
kerja sensor ini adalah dengan memanfaatkan fenomenaefek Hall. Efek Hall ini didasarkan pada efek
medan magnetik terhadap partikel bermuatan yang bergerak. Ketika ada arus listrik yang mengalir
pada divais efek
Hall yang ditempatkan dalam medan magnet yang arahnya tegak lurus arus listrik, pergerakan
pembawa muatan akan berbelok ke salah satu sisi dan menghasilkanmedan listrik. Medan listrik terus
membesar hingga gaya Lorentz yang bekerja pada partikel menjadi nol. Perbedaan potensial antara
kedua sisi divais tersebutdisebut potensial Hall. Potensial Hall ini sebanding dengan medan magnet
danarus listrik yang melalui divice.
2.3 Mikrokontroller Arduino Uno
Arduino Uno adalah board mikrokontroler berbasis ATmega328. Unomemiliki 14 pin digital
input / output (dimana 6 dapat digunakan sebagai outputPWM), 6 input analog, resonator keramik 16
MHz, koneksi USB, jack listrik,header ICSP, dan tombol reset. Masing-masing dari 14 pin digital
Uno dapatdigunakan sebagai input atau output, menggunakan fungsi pinMode(),digitalWrite(), dan
digitalRead(). Mereka beroperasi pada tegangan 5 volt. Setiap pin dapat memberikan atau menerima
maksimum 40 mA dan memiliki resistor pull-up internal (terputus secara default) dari 20-50 kOhms.
Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi spesial:

• Serial: pin 0 (RX) dan 1 (TX) Digunakan untuk menerima (RX) danmengirimkan (TX) data
serial TTL. Pin ini terhubung dengan pinATmega8U2 USB-to-Serial TTL.

• Eksternal Interupsi: Pin 2 dan 3 dapat dikonfigurasi untuk memicuinterrupt pada nilai yang
rendah (low value), rising atau falling edge, atau perubahan nilai. Lihat fungsi
attachInterrupt() untuk rinciannya.

• PWM: Pin 3, 5, 6, 9, 10, dan 11 Menyediakan 8-bit PWM dengan fungsianalogWrite()

• SPI: pin 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK) mendukungkomunikasi SPI dengan


menggunakan perpustakaan SPI

• LED: pin 13. Built-in LED terhubung ke pin digital 13. LED akanmenyala ketika diberi nilai
HIGH
Arduino Uno memiliki 6 input analog, berlabel A0 sampai A5, yangmasing-masing menyediakan
resolusi 10 bit (yaitu 1024 nilai yang berbeda).

Secara default mereka mengukur dari ground sampai 5 volt, perubahan teganganmaksimal
menggunakan pin AREF dan fungsi analogReference(). Selain itu, beberapa pin tersebut memiliki
spesialisasi fungsi, yaitu TWI: pin A4 atau SDAdan A5 atau SCL mendukung komunikasi TWI
menggunakan perpustakaan Wire.Ada beberapa pin lainnya yang tertulis di board:

• AREF. Tegangan referensi untuk input analog. Dapat digunakan denganfungsi


analogReference().

• Reset. Gunakan LOW untuk me-reset mikrokontroler. Biasanya digunakanuntuk


menambahkan tombol reset.
Gambar 2. 5 Arduino Uno
(Sumber : Laporan Proyek Akhir “Rice Dispenser dan Pengatur Air Berbasis Fuzzy Logic
Controller”)
2.4 IDE Arduino
IDE Arduino merupakan perangkat lunak yang biasa digunakan untukmenuliskan source
program untuk arduino. Bahasa pemrograman yang digunakanoleh IDE arduino didalam
mengembangkan aplikasi mikrokontroler adalahC/C++. Tentunya terdapat style khusus yang
membedakannya yaitu:

void main(void) sebagai fungsi program utama diganti dengan void loop() Perbedaannya pada c biasa
tidak terjadi loop, jadi harus ada looping yang ditambahkan misalnya while(1){……}. Dalam arduino
secara otomatis fungsi loop() akan kembali lagi dari awal jika sudah dieksekusi intruksi paling
bawahnya. Ditambahkan fungsivoid setup(void), fungsi ini dugunakan untukinisialisasi
mikrokontroler sebelum fungsi utama loop() dieksekusi. Tidakdirepotkan dengan setting register-
register, karena arduino sudah memasukkannyakedalam librarynya dan secara otomatis disesuikan
dengan jenis board arduino

berkenaan jenis mikrokontrolernya. Jadi setup perangkat kerasnya menjadimudah.

Gambar 2. 6 Tampilan Pada IDE Arduino


(Sumber: Laporan Proyek Akhir “Rise Dispenser dan Penakar Air Berbasis Fuzzy Logic
Controller)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan bahan
3.2 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian untuk pembuatan makalah ini terdiri dari 6 tahapanyaitu :
1. Melakukan studi literatur.
2. Merancang rencana penelitian.
3. Menentukan variabel operasional penelitian.
4. Melakukan pengukuran menggunakan aparatus dan instrumen penelitian.
5. Mengumpulkan data.
6. Mengolah data
3.2.1 Studi Literatur
Studi literatur yang dilakukan meliputi pencarian bahan-bahan dengan caramempelajari dan
memahami buku-buku yang berhubungan dengan pembuatan proyek akhir ini dan juga dengan
membuka situs-situs yang mendukung penyelesaian makalah ini.
3.2.1 Rancangan Penelitian
Penelitian skripsi ini merupakan penelitian yang berbasis laboratoriumuntuk membandingkan
aparatus fluida dengan menggunakan sistem fluidadinamis dalam menentukan laju dan debit air.
Sistematika yang dirancang adalahmenggunakan Venturimeter dengan luas penampang berbeda yang
bertujuanmengetahui tekanan pada masing-masing luas penampang yang memiliki perbedaan
ketinggian, dan Water Flow Sensor yang dimonitoring. Mekanismesistem yang meliputi adalah aliran
fluida dinamis, perekaman atau pengukuran,dan perhitungan. Aliran air yang ditimbulkan adalah
langkah awal pengambilandata, selisih ketinggian diamati serta Water Flow Sensor direkam
denganmenggunakan PC. Teknik perhitungan dilakukan setelah air melewatiVenturimeter dan Water
Flow Sensor.

Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian


Sistem instrumentasi pada penelitian ini meliputi aliran fluida dinamis yanginkompresible. Pada
Gambar 3.1 digambarkan alur yang menjelaskan jalannya penelitian dengan hasil akhir berupa laju
dan debit air. Selisih ketinggian air dapatdiamati dengan jelas, apabila hanya menggunakan sistem
manual akanmenghasilkan data yang diperoleh lebih efektif. Oleh karena itu dibutuhkan pembanding
pada suatu pengukuran manual Venturimeter dan Water FlowSensor. Untuk memperoleh data yang
maksimal dibutuhkan aliran laminarmerupakan aliran fluida yang tidak terjadi olakan serta sifatnya
mendekati linier.
3.2.3 Variabel Operasional Penelitian
Definisi operasional merupakan definisi yang digunakan dalam penelitian.Terdapat tiga
variabel operasional penelitian, yaitu variabel kontrol, variabelmanipulasi, dan variabel respon.
Variabel kontrol adalah sesuatu yang tidak berubah dalam penelitian ini sesuatu yang tidak dapat
diubah adalah air,Venturimeter dan Water Flow Sensor. Variabel manipulasi (faktor
yangmempengaruhi) pada penelitian skripsi ini adalah aliran air dan luas penampang.Variabel respons
dalam penelitian ini berupa bentuk ketinggian yangmenunjukkan tekanan dan akan diperoleh nilai
tekanan yang dibuat untuk perhitungan nilai laju dan debit air.
3.2.4 Aparatus Dan Instrumen Penelitian
Pada penelitian penentuan aliran air ini, aparatus yang digunakanmembahas tentang
pengukuran laju dan debit air dalam suatu wadah horizontalyang ada di dalam pipa PVC dalam skala
laboratorium dalam suatu aliran yang

mengalir melewati Venturimeter dilanjutkan ke Water Flow Sensor. Venturimetermerupakan sebuah


pipa alir yang mengalami penyempitan, aliran air akanmengalami perubahan laju aliran dan tekanan
pada luas penampang yang lebihkecil dilanjutkan dengan pengukuran digital menggunakan Water
Flow Sensor.Instrumen penelitian ini terdiri dari dua tahap, yang pertama yaitu sistem mekanikyang
merupakan hardware dan akuisisi data yang diperoleh dari software yangmenampilkan variabel
manipulasi dalam bentuk data. Sistem mekanikVenturimeter dan Water Flow Sensor dalam
Pengolahan data dilakukan padasoftware yang dapat menampilkan hasil data Water Flow Sensor
karena luaranrangkaian berupa sinyal analog dan digital menggunakan PC.

Gambar 3. 2 Rancangan Percobaan Venturimeter dan Water Flow Sensor


Aliran air dapat ditentukan oleh perubahan tekanan yang ditunjukkan pada perbedaan ketinggian (Δh)
pada masing-masing penampang Venturimeter. Perbedaan ketinggian pertama (Δh1) adalah
pengukuran pada luas ke-empat (A4)terhadap luas pertama (A1), Perbedaan ketinggian kedua (Δh2)
adalah pengukuran pada luas penampang ke-empat (A4) terhadap luas ke-dua (A2), Perbedaan
ketinggian ketiga (Δh3) adalah pengukuran pada luas penampang ke-empat (A4) terhadap luas
pertama (A1). Laju air dan debit dapat dihitung denganmengukur ketinggian pada masing masing luas
penampang secara manual. PadaWater Flow Sensor nilai pengukuran debit air dapat dimonitoring
denganmenggunakan PC secara langsung. Oleh karena itu didapatkan hasil nilai padamasing masing
pengukuran antara venturimeter dan Water Flow Sensor.Pengukuran aliran air untuk memanipulasi
laju aliran air menggunakan WaterPump menggunakan sudut knop berfungsi sabagai mengatur aliran
air dengansudut dalam skala, Sudut knop ini terdiri dari stop kran dan busur. Untuk

mengatur laju aliran air sudut knop yang digunakan dalam pengukuran ini yaitu21 – 29 derajat, bila
menggunakan sudut knop kurang dari 21 derajat ketinggianyang menunjukkan skala yang terukur
pada Venturimeter tidak dapat terbaca,sedangkan bila sudut knop lebih dari 29 derajat ketinggiannya
akan melebihi pengukuran pada Venturimeter. Rentang sudut antara 21 - 29 derajat termasukdalam
skala yang dimiliki oleh Water Flow Sensor, sudut knop pada aparatusdapat diamati pada Gambar 3.3.

Gambar 3. 3 Sudut Knop


3.2.5 Metode Pengumpulan DataProses pengumpulan data pada penelitian ini terdapat beberapa
tahap.Tahap pertama merupakan tahap perancangan alat untuk menyesuaikan aliranyang akan diukur
serta kalibrasi alat Water Flow Sensor yang akan digunakan.Setelah melakukan kalibrasi dilakukan
proses kalibrasi pada mikrokontroler agar pada hasil pembacaan data yang akan diperoleh sensor
tersebut sesuai dengan alat pembanding yang akan digunakan. Tahap berikutnya instrumen yang
digunakandalam penelitian ini peralatan yang menunjang untuk melakukan proses dalam pengukuran.
Terdapat komponen-komponen elektronika yang praktis dan efisien,sehingga dapat digunakan sebagai
perangkat pengambilan data yang dibutuhkan.Perintah dimasukkan untuk pembacaan kondisi aliran
kedalam perangkat yangakan dibuat, maka digunakan sebuat perangkat lunak (software) yang
bernamaArduino 1.5.6 (Gambar 3.4).
Gambar 3. 4 Arduino 1.5.6
Software tersebut menghasilkan file hex dari baris code yang dinamakan sketch.Software memiliki
berbagai macam fitur yang dapat memudahkan pengguna pemula tanpa harus memahami terlalu
dalam dasar-dasar penggunakan dari bahasa C. Setelah selesai membuat program dengan
menggunakan softwaretersebut, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan sketch kedalam
perangkatyang telah dibuat di dalam arduino software di compile dengan perintah verify /Compile,
lalu program hasil kompilasi itu dijalankan oleh bootloade. Data yangdikeluarkan oleh Water Flow
Sensor menggunakan Parallax Data Acquisition tool(plx-DAQ) adalah akuisisi data mikrokontroler
alat untuk Microsoft Exel.
3.2.6 Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan pada alat yang sudah dirancang dan dikalibrasi.Pada tahap ini
akan dilakukan proses pengambilan data dari parameter yang akandiamati yaitu aliran air. Data
manual menggunakan luas penampang yang berbedaakan didapatkan ketinggian pada masing-masing
penampang yang menunjukkan perbedaan tekanan yang terjadi didalam kedua luas penampang
tersebut.Pengukuran mendapatkan hasil hubungan selisih ketinggian, luas penampang, lajualiran air
dan debit air. Water Flow Sensor akan diperoleh data yang berupa nilai putaran (pulse) menunjukkan
debit air. Nilai hasil diperoleh membandingkan perbedaan pengukuran berupa debit air menggunakan
Venturimeter dan WaterFlow Sensor.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Percobaan ini dilakukan pada sistem tertutup di dalam pipa PVC padadasarnya dilakukan
untuk membandingkan hasil pengukuran pada sistemVenturimeter dan Water Flow Sensor. Selain itu,
percobaan ini dilakukan untuk pengujian kelayakan aparatus yang digunakan sebagai alat praktikum
materifluida dinamis. Pada penelitian ini air dialirkan pada Venturimeter terlebih dahuludengan tujuan
menghitung laju dan debit air pada diameter 17 mm (A4). Airmelewati penampang pertama diameter
39 mm (A4) menuju diameter 27 mm(A3) dilanjutkan diameter 21 mm (A2) diteruskan 17 mm (A1)
dan ke WaterFlow Sensor. Hasil pengukuran didapatkan laju aliran dan debit air pada luas penampang
A4 terhadap masing-masing luas penampang A1, luas penampang A2,dan luas penampang A3. Luas
penampang A4 didapatkan dari nilai kelajuan padamasing-masing pembanding penampang. Nilai
debit pada Venturimeterdidapatkan pada hasil pengukuran laju air rata-rata dengan menggunakan
persamaan (5) dapat diamati pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Pegeukuran Venturimeter dan Water Flow Sensor

Nilai pengukuran Water Flow Sensor dapat terukur secara langsung padaPC. Hasil
pengukuran perbandingan debit Venturimeter dan Water Flow Sensordapat diamati pada Tabel 4.3.
Perbandingan pengukuran pada Venturimeter danWater Flow Sensor kesalahan pada skala minimum
yang memiliki sudut 21derajat mendapatkan nilai 0.44 %, terjadi pada laju air 0.73 m/s didapatkan
nilaiVenturimeter adalah 9.93 liter/menit dengan nilai Water Flow Sensor yaitu 9.97liter/menit.
Sedangkan, kesalahan pada skala maksimum yang memiliki sudut 21derajat didapatkan nilai sebesar
0.50 %, nilai laju air 1.14 m/s didapatkan hasil pengukuran pada Venturimeter dan Water Flow Sensor
sebesar 15.53 liter/menitdan 15.46 liter/menit. Analisis t-gain digunakan untuk menguji signifikasi
hasil pengambilan data. Dalam penelitian ini diajukan hipotesis H0 (µ1< µ2) danH1(µ1= µ2). Melalui
perhitungan nilai t diperoleh 2.32 sedangkan nilai ttabeldengan taraf kepercayaan 95% adalah 1.83.
Karena thitung lebih besar daripadattabel maka H1 diterima dan H0 ditolak. Sehingga diperoleh
kesimpulan bahwahasil nilai percobaan venturimeter dan water flow sensor memliki nilai yang
samaatau tidak signifikan. Adapun perhitungan hasil percobaan yang uji t gain.
4.2 Pembahasan
Pada hasil pengukuran Venturimeter menggunakan penampang padadiameter 21 mm (A3),
diameter 27 mm (A2), diameter 39 mm (A1) untukmenentukan debit air pada diameter 17 mm (A4)
terdapat kesesuaian dengan teoridengan menggunakan persamaan (2.21). Meskipun nilai laju aliran
air yangdidapat dalam pengukuran memiliki selisih perbedaan pada masing-masingdiameter
penampang yang digunakan, karena ketinggian yang menunjukkantekanan memiliki rentang
pengukuran skala sebesar satu milimeter. Pengukuranketinggian pada venturimeter dilakukan dengan
manual serta aliran air mendekatisifat laminar. Sudut knop yang digunakan memiliki rentang 21
derajat sampai 29derajat untuk mendapatkan hasil pengukuran dari aparatus ini. Sudut
knopmenggunakan kurang dari 21 derajat maka ketinggian yang menunjukkan tekanan pada
Venturimeter tidak dapat terbaca. Pada sudut diatas 29 derajat ketinggianyang menunjukkan tekannan
pada Venturimeter akan melebihi batas ukur. Sudutyang digunakan tersebut sesuai dengan rentang
pengukuran debit air padadatasheet Water Flow Sensor. Hubungan laju aliran air dengan selisih
ketinggian

air berbanding lurus, semakin tinggi selisih ketinggian air yang ditunjukkan padaVenturimeter maka
laju aliran air semakin tinggi sebaliknya jika selisih ketinggianair yang menunjukkan tekanan semakin
kecil maka laju aliran air semakin kecil.Luas penampang mempengaruhi debit yang memiliki
diameter lebih kecil makadebit akan semakin besar, serta laju aliran air akan semakin berkurang
sesuaidengan teori dengan persamaan (2.6). Hasil pengukuran venturimeter terhadapWater Flow
Sensor memiliki hasil pengukuran kesalahan tertinggi sebesar 1.75 %,hal ini didapat nilai pengukuran
yang lebih bagus dari penelitian sebelumnya.Rentang debit berkisar 1-30 liter/menit dan kesalahan
rata-rata dari hasil pengukuran Water Flow Sensor berkisar ± 4% (Sambudi, 2013). Hal inididapatkan
nilai yang sebenarnya sesuai dengan pembanding pengukur debitmenggunakan venturimeter,
dikarenakan Water Flow Sensor telah dikalibrasidengan kesalahan maksimum sebesar 0.85 %.
Pengukuran debit pada penelitianini berkisar antara 9.93 liter/menit sampai 15.53 liter/menit, hal ini
disebabkanWater Flow Sensor memiliki rentang pengukuran debit sebesar 1 sampai 30liter/menit.
Serta dalam mengukur ketinggian yang menunjukkan tekanan padaVenturimeter memiliki ketinggian
kurang dari satu meter. Oleh karena itu, untukdapat mengamati pengukuran secara manual dengan
ideal, serta dapat melakukan pengukuran nilai debit yang terukur.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada penelitian ini membandingkan aparatus fluida dinamis denganmenggunakan percobaan
pengujian pengukuran debit air oleh Water Flow Sensordan venturimeter. Debit air berbanding lurus
dengan selisih ketinggian yangmenunjukkan tekanan pada masingmasing penampang. Serta debit
berbandinglurus dengan luas penampang, hal ini dikarenakan fluida menempati seluruh ruangyang
ada didalamnya. Pengukuran debit didapatkan dengan sistem venturimeterdengan hasil pengukuran
debit Water Flow Sensor yang memiliki perbedaan pengukuran kesalahan terbesar 1.75 %. Perbedaan
nilai didapatkan dari hasilacuan pengukuran debit pada Venturimeter yang memiliki akurasi atau
kesesuaiandengan teori dan Water Flow Sensor yang telah dikalibrasi menghasilkan alatyang dapat
mengukur dengan presisi.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil aparatus pengukuran debit air, maka penelitian ini padaventurimeter pada
pengukuran ketinggian memiliki skala ukur kurang dari satumm untuk mendapatkan nilai ketinggian
yang lebih teliti. Water Flow Sensoryang dimiliki tingkat kesalahan 3 % sesuai dengan datasheet
sehingga pengukuranyang akan dilakukan masih kurang maksimal dalam pengukuran.

Anda mungkin juga menyukai