HUKUM PASCAL
Disusum oleh :
Penelitian laboratorium ini bertujuan untuk mempelajari aliran air melalui pengukuran kecepatan dan
debit air yang mengalir dalam pipa rancangan yang berfungsi sebagai venturimeter dan sensor aliran
air. Aparatus yang dirancangmengadopsi konsep dan cara kerja pipa venturimeter dengan sensor
khusus untukmengukur debit air. Dalam percobaan pipa venturimeter menghasilkan datamanual
sedangkan water flow sensor menghasilkan data digital. Perhitungandilakukan setelah air melewati
venturimeter dengan membaca ketinggian yangmenunjukkan tekanan. Pada masing-masing
penampang dengan mengetahui datamanual serta water flow sensor dilakukan dengan menggunakan
mikrokonroler.Parallax data acquisition (plx-DAQ) yaitu akuisisi data mikrokontroler untukmicrosoft
excel. Hasil pengujian alat ukur digital yang telah dikalibrasi yaituwater flow sensor. Aparatus
tersebut digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran dengan venturimeter. Aliran air diperoleh
hubungan sudut knop untukmendapatkan laju air pada Water Pump. Debit air berbanding lurus
dengan selisihketinggian yang menunjukkan tekanan pada masing-masing penampang, sertadebit
berbanding terbalik dengan luas penampang. Pengukuran debit dapatdiketahui dengan hasil
pengukuran yang dilakukan pada venturimeter dan waterflow sensor terdapat kesalahan terbesar yaitu
1.75 %. Perbedaan nilai didapatkandari hasil acuan pengukuran debit pada Venturimeter yang
memiliki akurasi ataukesesuaian dengan teori dan water flow sensor yang telah dikalibrasi
diPerusahaan Daerah Air Minum (PDAM) menghasilkan alat yang dapat mengukurdengan
presisi.Kata kunci : debit air, pipa venturimeter, water flow sensor.
BAB 1
IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fisika adalah salah satu cabang ilmu alam yang mempelajari fenomenafisis sehingga dapat
dimanfaatkan untuk kehidupan manusia. Mempelajari ilmufisika dapat dilakukan melalui dua
pendekatan yaitu analitis dan pembuktianmelalui eksperimen. Pendekatan secara analitis pada
umumnya diberikan padasaat pembelajaran di kelas, kemudian untuk mempertajam pemahaman
konsepdapat dilakukan eksperimen. Dengan eksperimen siswa atau mahasiswa tidakhanya memahami
ilmu fisika secara teoritis namun juga mengetahui danmengamati fenomena fisis yang terjadi serta
penerapannya dalam kehidupansehari-hari. Jurusan Fisika Unesa belum memiliki alat dan aparatus
untukeksperimen yang berkaitan dengan pengukuran debit fluida. Ada beberapa metode pengukuran
debit fluida baik dengan cara analog maupun digital. Pengukurandebit secara analog dapat dilakukan
dengan menggunakan sistem venturimeterseperti yang dilakukan Saputri (2009) dalam penelitiannya.
Venturimeter terdiriatas pipa yang memiliki luas penampang berbeda, masing-masing memilikitabung
di bagian atas pipa untuk mengetahui tekanan pipa. Pada percobaan tabungventurimeter, tekanan
tinggi dialami oleh diameter yang besar sedangkan tekananrendah berada pada diameter yang kecil.
Laju aliran dan debit didapatkan melaluiventurimeter yang diperoleh dari selisih ketinggian yang
menunjukkan tekananyang dialami pada masing-masing pipa. Pengukuran debit fluida juga
dapatdilakukan secara digital dengan bantuan piranti elektronik. Finawan (2011) dalam penelitiannya
menentukan debit dengan menggunakan phototransistor.Phototransistor merupakan alat
semikonduktor dengan sumber cahaya inframerahyang dipasang pada sebuah baling-baling dan
berguna untuk mengukur debit.Inframerah merupakan cahaya memancar yang tidak dapat dilihat oleh
mata.Phototransistor menggunakan pendeteksi baling-baling dalam mengukur debit.Hasil pengukuran
menggunakan satu sensor yaitu phototransistor untuk mengukurdebit. Sambudi (2013) melakukan
penelitian merancang alat pemantau debitmenggunakan sensor aliran dengan memanfaatkan
fenomena efek Hall yang
didasarkan pada efek medan magnetik terhadap partikel bermuatan. Laju alirandidapatkan dari nilai
pulsa yang dikalkulasikan menjadi debit dengan kesalahan pengukuran berkisar 4%. Pada penelitian
ini water flow sensor telah dilakukankalibrasi dengan alat test bench meter di Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM)kota Surabaya. Berdasarkan latar belakang bahwa Jurusan Fisika Unesa
belummemiliki alat dari aparatus untuk mengukur debit fluida serta motivasi penelitiuntuk
mengembangkan dan menerapkan sistem pengukuran debit fluida, maka penelitian ini mengambil
topik mengenai perancangan aparatus percobaan untuk pengukuran debit luida secara analog dan
digital. Hasil dari penelitian berupasebuah aparatus untuk mengukur debit fluida dengan dua metode,
yaitu analogdan digital. Metode analog yang digunakan adalah sistem venturimeter sedangkanmetode
digital yang dikembangkan memanfaatkan water flow sensor berbasismikrokontroler. Dalam
penelitian ini, hukum fisika yang berkaitan dengan prinsipkerja venturimeter dan water flow sensor
adalah hukum kekekalan energi, HukumBernoulli serta kontinuitas.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahasdalam makalah ini adalah :
1. Merancang software untuk metode digital dengan water flow sensor berbasis mikrokontroller.
2. Merancang hardware untuk metode analog dengan venturimeter.
3. Bagaimana menggunakan water flow sensor sebagai input mikrokontrolleruntk mengukur debit
fluida.
4. Bagaimana menggunakan venturimeter sebagai pengukur debit fluida.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah membuat “perancangan dan penerapan aparatus
pengukuran debit air dengan menggunakan venturimeterdan water flow sensor ” yang memiliki 2
metode pengukuran debit fluida yaitumetode analog menggunakan venturimeter dan inppur digital
mengggunakanwater flow sensor berbasis mikrokontroller.
Selisih 1 & 2 p p merupakan sama dengan tekanan hidrostatis zat cair setinggi hDengan demikian
diperoleh,
P1-P2 = pgh (2)
Persamaan pada tekanan hidrostatis dan pada Hukum Bernoulli yang memilikiketinggian yang sama
sehingga,
1
𝑝𝑔ℎ = 2 (𝑣22 − 𝑣12 ) (3)
𝑣1 𝑣2
Berdasarkan persamaan kontinuitas, A1.v1 = A2.v2, diperoleh 𝑣2 = 𝐴1
kemudian disubstitusikan,
2𝑔ℎ
𝑣1 = √ 𝐴 2 (4)
( 1 ) −1
𝐴2
Laju aliran fluida pada titik kesatu dapat diperoleh dengan persamaan tersebutdengan g adalah
besarnya percepatan gravitasi, h adalah perbedaan ketinggian pada pipa vertikal, A1 adalah luas
penampang pipa besar, dan A2 adalah luas penampang pipa kecil. Persamaan untuk laju aliran fluida
pada titik keduadidapatkan,
2𝑔ℎ
𝑣2 = √ 𝐴 2 (5)
1−( 1)
𝐴2
2.2 Water Flow Sensor
Water Flow sensor terdiri dari tubuh katup plastik, rotor air, dan sensorefek hall. Ketika air
mengalir melalui, gulungan rotor-rotor.Kecepatan perubahandengan tingkat yang berbeda aliran.
Sesuai sensor efek hall output sinyal pulsa.Kelebihan sensor ini adalah hanya membutuhkan 1 sinyal
(SIG) selain jalur 5V dcdan Ground.
• Serial: pin 0 (RX) dan 1 (TX) Digunakan untuk menerima (RX) danmengirimkan (TX) data
serial TTL. Pin ini terhubung dengan pinATmega8U2 USB-to-Serial TTL.
• Eksternal Interupsi: Pin 2 dan 3 dapat dikonfigurasi untuk memicuinterrupt pada nilai yang
rendah (low value), rising atau falling edge, atau perubahan nilai. Lihat fungsi
attachInterrupt() untuk rinciannya.
• LED: pin 13. Built-in LED terhubung ke pin digital 13. LED akanmenyala ketika diberi nilai
HIGH
Arduino Uno memiliki 6 input analog, berlabel A0 sampai A5, yangmasing-masing menyediakan
resolusi 10 bit (yaitu 1024 nilai yang berbeda).
Secara default mereka mengukur dari ground sampai 5 volt, perubahan teganganmaksimal
menggunakan pin AREF dan fungsi analogReference(). Selain itu, beberapa pin tersebut memiliki
spesialisasi fungsi, yaitu TWI: pin A4 atau SDAdan A5 atau SCL mendukung komunikasi TWI
menggunakan perpustakaan Wire.Ada beberapa pin lainnya yang tertulis di board:
void main(void) sebagai fungsi program utama diganti dengan void loop() Perbedaannya pada c biasa
tidak terjadi loop, jadi harus ada looping yang ditambahkan misalnya while(1){……}. Dalam arduino
secara otomatis fungsi loop() akan kembali lagi dari awal jika sudah dieksekusi intruksi paling
bawahnya. Ditambahkan fungsivoid setup(void), fungsi ini dugunakan untukinisialisasi
mikrokontroler sebelum fungsi utama loop() dieksekusi. Tidakdirepotkan dengan setting register-
register, karena arduino sudah memasukkannyakedalam librarynya dan secara otomatis disesuikan
dengan jenis board arduino
mengatur laju aliran air sudut knop yang digunakan dalam pengukuran ini yaitu21 – 29 derajat, bila
menggunakan sudut knop kurang dari 21 derajat ketinggianyang menunjukkan skala yang terukur
pada Venturimeter tidak dapat terbaca,sedangkan bila sudut knop lebih dari 29 derajat ketinggiannya
akan melebihi pengukuran pada Venturimeter. Rentang sudut antara 21 - 29 derajat termasukdalam
skala yang dimiliki oleh Water Flow Sensor, sudut knop pada aparatusdapat diamati pada Gambar 3.3.
Nilai pengukuran Water Flow Sensor dapat terukur secara langsung padaPC. Hasil
pengukuran perbandingan debit Venturimeter dan Water Flow Sensordapat diamati pada Tabel 4.3.
Perbandingan pengukuran pada Venturimeter danWater Flow Sensor kesalahan pada skala minimum
yang memiliki sudut 21derajat mendapatkan nilai 0.44 %, terjadi pada laju air 0.73 m/s didapatkan
nilaiVenturimeter adalah 9.93 liter/menit dengan nilai Water Flow Sensor yaitu 9.97liter/menit.
Sedangkan, kesalahan pada skala maksimum yang memiliki sudut 21derajat didapatkan nilai sebesar
0.50 %, nilai laju air 1.14 m/s didapatkan hasil pengukuran pada Venturimeter dan Water Flow Sensor
sebesar 15.53 liter/menitdan 15.46 liter/menit. Analisis t-gain digunakan untuk menguji signifikasi
hasil pengambilan data. Dalam penelitian ini diajukan hipotesis H0 (µ1< µ2) danH1(µ1= µ2). Melalui
perhitungan nilai t diperoleh 2.32 sedangkan nilai ttabeldengan taraf kepercayaan 95% adalah 1.83.
Karena thitung lebih besar daripadattabel maka H1 diterima dan H0 ditolak. Sehingga diperoleh
kesimpulan bahwahasil nilai percobaan venturimeter dan water flow sensor memliki nilai yang
samaatau tidak signifikan. Adapun perhitungan hasil percobaan yang uji t gain.
4.2 Pembahasan
Pada hasil pengukuran Venturimeter menggunakan penampang padadiameter 21 mm (A3),
diameter 27 mm (A2), diameter 39 mm (A1) untukmenentukan debit air pada diameter 17 mm (A4)
terdapat kesesuaian dengan teoridengan menggunakan persamaan (2.21). Meskipun nilai laju aliran
air yangdidapat dalam pengukuran memiliki selisih perbedaan pada masing-masingdiameter
penampang yang digunakan, karena ketinggian yang menunjukkantekanan memiliki rentang
pengukuran skala sebesar satu milimeter. Pengukuranketinggian pada venturimeter dilakukan dengan
manual serta aliran air mendekatisifat laminar. Sudut knop yang digunakan memiliki rentang 21
derajat sampai 29derajat untuk mendapatkan hasil pengukuran dari aparatus ini. Sudut
knopmenggunakan kurang dari 21 derajat maka ketinggian yang menunjukkan tekanan pada
Venturimeter tidak dapat terbaca. Pada sudut diatas 29 derajat ketinggianyang menunjukkan tekannan
pada Venturimeter akan melebihi batas ukur. Sudutyang digunakan tersebut sesuai dengan rentang
pengukuran debit air padadatasheet Water Flow Sensor. Hubungan laju aliran air dengan selisih
ketinggian
air berbanding lurus, semakin tinggi selisih ketinggian air yang ditunjukkan padaVenturimeter maka
laju aliran air semakin tinggi sebaliknya jika selisih ketinggianair yang menunjukkan tekanan semakin
kecil maka laju aliran air semakin kecil.Luas penampang mempengaruhi debit yang memiliki
diameter lebih kecil makadebit akan semakin besar, serta laju aliran air akan semakin berkurang
sesuaidengan teori dengan persamaan (2.6). Hasil pengukuran venturimeter terhadapWater Flow
Sensor memiliki hasil pengukuran kesalahan tertinggi sebesar 1.75 %,hal ini didapat nilai pengukuran
yang lebih bagus dari penelitian sebelumnya.Rentang debit berkisar 1-30 liter/menit dan kesalahan
rata-rata dari hasil pengukuran Water Flow Sensor berkisar ± 4% (Sambudi, 2013). Hal inididapatkan
nilai yang sebenarnya sesuai dengan pembanding pengukur debitmenggunakan venturimeter,
dikarenakan Water Flow Sensor telah dikalibrasidengan kesalahan maksimum sebesar 0.85 %.
Pengukuran debit pada penelitianini berkisar antara 9.93 liter/menit sampai 15.53 liter/menit, hal ini
disebabkanWater Flow Sensor memiliki rentang pengukuran debit sebesar 1 sampai 30liter/menit.
Serta dalam mengukur ketinggian yang menunjukkan tekanan padaVenturimeter memiliki ketinggian
kurang dari satu meter. Oleh karena itu, untukdapat mengamati pengukuran secara manual dengan
ideal, serta dapat melakukan pengukuran nilai debit yang terukur.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada penelitian ini membandingkan aparatus fluida dinamis denganmenggunakan percobaan
pengujian pengukuran debit air oleh Water Flow Sensordan venturimeter. Debit air berbanding lurus
dengan selisih ketinggian yangmenunjukkan tekanan pada masingmasing penampang. Serta debit
berbandinglurus dengan luas penampang, hal ini dikarenakan fluida menempati seluruh ruangyang
ada didalamnya. Pengukuran debit didapatkan dengan sistem venturimeterdengan hasil pengukuran
debit Water Flow Sensor yang memiliki perbedaan pengukuran kesalahan terbesar 1.75 %. Perbedaan
nilai didapatkan dari hasilacuan pengukuran debit pada Venturimeter yang memiliki akurasi atau
kesesuaiandengan teori dan Water Flow Sensor yang telah dikalibrasi menghasilkan alatyang dapat
mengukur dengan presisi.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil aparatus pengukuran debit air, maka penelitian ini padaventurimeter pada
pengukuran ketinggian memiliki skala ukur kurang dari satumm untuk mendapatkan nilai ketinggian
yang lebih teliti. Water Flow Sensoryang dimiliki tingkat kesalahan 3 % sesuai dengan datasheet
sehingga pengukuranyang akan dilakukan masih kurang maksimal dalam pengukuran.