PENDAHULUAN
Pengemasan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan mutlak diperlukan
dalam persaingan dunia usaha seperti saat ini. Saat ini kemasan merupakan faktor yang sangat
penting karena fungsi dan kegunaanya dalam meningkatkan mutu produk dan daya jual dari
produk. Pengemasan yaitu suatu media yang berfungsi sebagai wadah atau tempat untuk
menyimpan suatu bahan pangan dengan tujuan untuk menjaga kualitas dan umur simpan
produk tersebut. Kemasan dibuat sedemikian rupa untuk mengatasi masalah yang dijumpai
dalam produksi dan distribusi pangan serta dapat memperpanjang masa simpan atau
meningkatkan keamanan pangan atau sifat organoleptik. Kemasan memiliki berbagai fungsi
yaitu diantaranya dapat memberikan perlindungan terhadap perubahan warna, rasa, bau, tekstur
dan atribut mutu lain. Selain itu kemasan juga dapat menghindari bahan makanan dari
pencemaran berbagai zat kimia. Berdasarkan urutan dan jaraknya dengan produk, kemasan
dapat dibedakan atas kemasan primer, sekunder dan tersier.
Teknologi Pengemasan terus berkembang dari waktu ke waktu dari mulai proses
pengemasan yang sederhana atau tradisional sampai pengemasan madern. Ruang lingkup
bidang pengemasan saat ini sudah semakin luas, dari mulai bahan yang sangat bervariasi
hingga model atau bentuk dan teknologi pengemasan yang semakin canggih dan menarik.
Bahan kemasan yang digunakan bervariasi dari bahan kertas, plastik, gelas, logam, fiber hingga
bahan-bahan yang dilaminasi. Namun demikian pemakaian bahan-bahan seperti papan kayu,
karung goni, kain, kulit kayu , daun-daunan dan pelepah dan bahkan sampai barang-barang
bekas seperti koran dan plastik bekas yang tidak etis dan hiegenis juga digunakan sebagai
bahan pengemas produk pangan. Bentuk dan teknologi kemasan juga bervariasi dari kemasan
botol, kaleng, tetrapak, corrugated box, kemasan vakum, kemasan aseptik, kaleng bertekanan,
kemasan tabung hingga kemasan aktif dan pintar (active and intelligent packaging) yang dapat
menyesuaikan kondisi lingkungan di dalam kemasan dengan kebutuhan produk yang dikemas.
Dalam pengemasan saat ini banyak menggunakan bahan kertas, plastik, gelas, logam
serta fiber yang relatif mudah didapat serta tahan untuk dijadikan kemasan pangan. Bahan
kemasan ini memiliki banyak keunggulan lainnya seperti kertas yang mudah dibentuk, tidak
dapat dipanaskan, fleksibel, mudah diberi hiasan. Plastik yang fleksibel, tahan panas, tidak
tembus udara, dan juga mudah dibentuk serta mudah didapat saat ini. Logam memiliki sifat
kuat, bentuk kaku, dapat dilakukan pemanasan, serta ringan.
Ruang lingkup pada praktikum pengemasan ini adalah wilayah bandung khususnya
makanan yang dihasilkan dari praktikum teknik pangan jurusan tenik kimia polban.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Definisi
Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong
penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu menarik
atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu produk biasanya dilakukan oleh produsen
untuk dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian barang. Produsen berusaha
memberikan kesan yang baik pada kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru
yang berbeda dengan produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar
yang sama.
2. 1. 1. Fungsi Kemasan
2. Fungsi Promosional
Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun kemasan
juga digunakan sebagai sarana promosional. Menyangkut promosi, perusahaan
mempertimbangkan preferensi konsumen menyangkut warna, ukuran, dan penampilan.
Sedangkan menurut Kotler (1999:228), terdapat empat fungsi kemasan sebagai satu alat
pemasaran, yaitu :
1. Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses penjualan,
dimana kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen
dan memberi kesan menyeluruh yang mendukung produk.
2. Consumer offluence. Konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan,
penampilan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang lebih baik.
3. Company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang dikandung dari
kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen mengenali
perusahaan atau merek produk.
4. Inovational opportunity. Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen
dan juga memberi keuntungan bagi produsen.
Selain berfungsi sebagai media pemasaran, kemasan juga memiliki beberapa fungsi lain, yaitu
sebagai berikut:
1. Kemasan melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu fungsi dasar kemasan
adalah untuk mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau kehilangan melalui
pencurian atau kesalahan penempatan.
2. Kemasan memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada sebuah
produk dan memperkuat citra produk.
3. Kombinasi dari keduanya, marketing dan Logistik dimana kemasan menjual produk
dengan menarik perhatian dan mengkomunikasikannya.
2. 1. 2. Tujuan Kemasan
Menurut Louw dan Kimber (2007), kemasan dan pelabelan kemasan mempunyai beberapa
tujuan, yaitu:
1. Physical Production : Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan dan
sebagainya.
2. Barrier Protection : Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan sebagainya.
3. Containment or Agglomeration : Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan bersama
dalam satu paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan.
4. Information Transmission : Informasi tentang cara menggunakan transportasi, daur
ulang, atau membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan atau label.
5. Reducing Theft : Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak secara
fisik (menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu dalam pencegahan
pencurian. Paket juga termasuk memberikan kesempatan sebagai perangkat anti-
pencurian.
6. Convenience : Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan,
penjualan, tampilan, pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan
kembali.
7. Marketing : Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon
pembeli untuk membeli produk.
2. 1. 3. Jenis-jenis Kemasan
2. 2. Sejarah
Selama berabad-abad, fungsi sebuah kemasan hanyalah sebatas untuk melindungi barang
atau mempermudah barang untuk dibawa. Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin
kompleks, barulah terjadi penambahan nilai-nilai fungsional dan peranan kemasan dalam
pemasaran mulai diakui sebagai satu kekuatan utama dalam persaingan pasar. Menjelang abad
pertengahan, bahan-bahan kemasan terbuat dari kulit, kain, kayu, batu, keramik dan kaca.
Tetapi pada jaman itu, kemasan masih terkesan seadanya dan lebih berfungsi untuk melindungi
barang terhadap pengaruh cuaca atau proses alam lainnya yang dapat merusak barang. Selain
itu, kemasan juga berfungsi sebagai wadah agar barang mudah dibawa selama dalam
perjalanan. Baru pada tahun 1980-an di mana persaingan dalam dunia usaha semakin tajam
dan kalangan produsen saling berlomba untuk merebut perhatian calon konsumen, bentuk dan
model kemasan dirasakan sangat penting peranannya dalam strategi pemasaran. Di sini
kemasan harus mampu menarik perhatian, menggambarkan keistimewaan produk, dan
“membujuk” konsumen. Pada saat inilah kemasan mengambil alih tugas penjualan pada saat
jual beli terjadi.
BAB III
METODE PERCOBAAN
3. 1. Langkah Pengolahan
3.1.1. Pengemasan Vakum
1. Pertama persiapkan dan cek mesin, kemudian hubungkan kabel pengalir daya ke Stop
Kontak ( Aliran Listrik PLN ).
2. Hidupkan Mesin dengan menekan tombol ON.
3. Sambil menunggu Alat Pres Plastik Kedap Udara siap dioperasikan, siapkan dahulu
kemasan yang sudah diisi produk anda.
4. Kalau Alat Pres Plastik Kedap Udara sudah siap untuk dioperasikan. Masukkan selang
besi Alat Pres Plastik Kedap Udara ke dalam plastik kemasan.
5. Setelah posisi plastik kemasan pas, injak pedal Alat Pres Plastik Kedap Udara untuk
memulai proses vakum dan pengemasan.
6. Kompressor akan mengambil atau menyedot semua udara yang ada di dalam plastik
kemasan.
7. Dan setelah plastik kemasan hampa, Mesin otomatis akan mengemas plastik kemasan.
4. Penutupan Botol
Penutupan botol hendaknya dilakukan secara hermetis (rapat), seperti
penutupan botol untuk mengemas produk jam, jelly, sirup, sari buah, produk olahan
daging dan hasil olahan lainnya yang diolah dengan menggunakan suhu tinggi. Tujuan
penutupan secara hermetis yaitu untuk mencegah produk dari kerusakan, terutama yang
disebabkan oleh mikroba.
Keadaan hermetis akan tercapai bila tutup botol dan bagian luar mulut botol
dalam kondisi baik. Tutup botol biasanya terdiri atas dua bagian, yaitu: lapisan luar
yang terbuat dari logam dan lapisan dalam (gasket) terbuat dari karet atau PVC. Ada
beberapa jenis tutup botol, yaitu jenis screwon cap closure, jenis crimp-on closure (jenis
mahkota), jenis rollon closure dan jenis cork (sumbat).
Jenis screw-on cap closure, memiliki ulir pada bagian tutup. Ulir ini erfungsi
untuk mengunci tutup dengan ulir pada bagian mulut botol. Biasanya penutupan
dilakukan dengan menekan dan memutar 1-2 kali putaran. Jenis tutup ini dapat dibuka
dan ditutup kembali dengan baik. Biasanya jenis tutup ini banyak digunakan untuk
menutup produk berbentuk pasta, sirup, dan yang sejenis.
Tutup jenis crimp-on closure (mahkota), disebut mahkota karena hasil
penutupan botol menyerupai mahkota yang menempel pada bagian mulut botol.
Umumnya digunakan untuk menutup produk kecap, sirup, bir, sari buah dan produk
yang sejenis. Biasanya tutup jenis roll-on closure terbuat dari aluminium lunak.
Penutupan dilakukan dengan cara mengepres tutup pada bagian mulut botol sehingga
tercetak sesuai dengan pola mulut botol. Untuk jenis cork (sumbat), maka penutupan
botol dilakukan dengan menekan tutup botol pada bagian mulut botol.
Meskipun kemasan botol merupakan kemasan yang baik untuk menahan gas,
air dan bau, namun produk dalam kemasan gelas yang disimpan tetap dapat rusak
apabila penutupan wadah tidak memenuhi syarat. Syarat-syarat penutupan kemasan
gelas yang baik adalah : kemasan harus dapat melindungi komponen penyusun produk,
dapat mencegah penetrasi senyawa dari luar ke dalam wadah, tutup botol tidak bereaksi
dengan produk yang dikemas, tidak lengket dengan produk, design/rancangan bentuk
tutup sedemikian rupa sehingga mudah dibuka.
5. Pelabelan botol
Setelah penutupan, maka langkah berikutnya adalah memberi label pada
kemasan botol. Pemberian label dapat secara manual atau menggunakan alat.
6. Case Packing
Botol-botol yang sudah diisi, diberi tutup dan diberi label biasanya masih
dikemas lagi dengan menggunakan kardus. Kemudian kardus-kardus tersebut dikemas
dengan menggunakan plastic wrapping (shrink-wrapping). Pengemasan ini
memudahkan dalam distribusi produk untuk jarak jauh (Dwiari, dkk., 2008)
3.1.3. Styrofoam
1. Simpan produk di dalam kotak busa berinsulasi, sisakan ruang di semua sisi dan di atas
untuk menyimpan ice pack.
2. Isi semua ruang kosong dengan bubble wrap, atau bahan penyerap lainnya untuk
mencegah produk bergerak.
3. 2. Alat dan Bahan
3.2.1. Pengemasan Vakum
Mesin vakum packaging
PE dan Nylon yang memiliki ketebalan hingga 80 micron
3.2.2. Pembotolan (bottling)
Botol plastik
Label Botol
Plastic wrap
Bottle Feeder
Bottle Washer
Vaccum Filler
3.2.3. Styrofoam
Styrofoam
Ice pack
DAFTAR PUSTAKA
Klimchuk, Marianne dan Sandra A. Krasovec. 2006. Desain Kemasan. Jakarta: Erlangga.
Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip. 1999. Manajemen Pemasaran. Jilid II. Edisi Milenium. Jakarta:
Prenhallindo.
Muslim, Khaerul.2017.Teknik Pengemasan Makanan.
https://prabugomong.wordpress.com/2017/03/28/teknik-pengemasan-makanan/ (Diakses
pada tanggal 10 Maret 2019)
Rangkuti, Freddy. 2005. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
Gramedia.
Simamora, Bilson. 2007. Panduan Riset dan Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia.
Louw, A. & Kimber, M. 2007. The Power of Packaging, The Customer Equity Company.
Ummaya, Fitta.2015.TEKNIK PENGEMASAN DAN LABELING PRODUK