Anda di halaman 1dari 20

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemasan kertas merupakan kemasan fleksibel yang pertama sebelum
ditemukannya plastik dan aluminium foil. Saat ini kemasan kertas masih banyak
digunakan dan mampu bersaing dengan kemasan lain seperti plastik dan logam
karena harganya yang murah, mudah diperoleh dan penggunaannya yang luas. Selain
sebagai kemasan, kertas juga berfungsi sebagai media komunikator dan media cetak.
Kelemahan kemasan kertas untuk mengemas bahan pangan adalah sifanya yang
sensitif terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh kelembaban udara lingkungan.
Sifat-sifat kemasan kertas sangat tergantung pada proses pembuatan dan perlakuan
tambahan pada proses pembuatannya. Kemasan kertas dapat berupa kemasan
fleksibel atau kemasan kaku. Beberapa jenis kertas yang dapat digunakan sebagai
kemasan fleksibel adalah kertas kraft, kertas tahan lemak (grease proof). Glassin dan
kertas lilin (waxed paper) atau kertas yang dibuat dari modifikasi kertas-kertas ini.
Wadah-wadah kertas yang kaku terdapat dalam bentuk karton, kotak, kaleng fiber,
drum, cawan-cawan yang tahan air, kemasan tetrahedral dan lain-lain, yang dapat
dibuat dari paper board, kertas laminasi, corrugated board dan berbagai jenis board
dari kertas khusus. Wadah kertas biasanya dibungkus lagi dengan bahan-bahan
kemasan lain seperti plastik dan foil logam yang lebih bersifat protektif.
Kertas banyak digunakan sebagai pembungkus utama.Berdasarkan cara
pembuatannya, kertas mempunyai kekuatan yang berbeda-beda ; misalnya terhadap
air, minyak, dan sebagainya. Pelapisan dengan menggunakan lilin akan menghasilkan
kertas yang lebih kuat dan tahan terhadap air, sehingga mempunyai peranan yang
penting dalam pembungkusan bahan-bahan yang sangat lengket seperti gula-gula,
mentega / margarine, serta hasil-hasil pertanian yang lain. Bahkan kini telah banyak
digunakan untuk wadah es krim.Penggunaan kertas yang dilapisi lilin baru dimulai
sejak ditemukannya kertas selophan, aluminium foil, atau plastik.
2

Beberapa kertas kemasan dan non-kemasan (kertas Koran dan majalah) yang
sering digunakan untuk membungkus makanan, terdeteksi mengandung timbal (Pb)
melebihi batas yang ditentukan. Di dalam tubuh manusia, timbal masuk melalui
saluran pernapasan atau pencernaan menuju sistem peredaran darah dan kemudian
menyebar ke berbagai jaringan lain seperti ginjal, hati, otak, saraf dan tulang.
Keracunan timbal pada orang dewasa ditandai dengan gejala 3 P, yaitu pallor (pucat),
pain (sakit) & paralysis (kelumpuhan). Keracunan yang terjadi pun bisa bersifat
kronis dan akut. Untuk terhindar dari makanan yang terkontaminasi logam berat
timbal, memang susah-susah gampang. Banyak makanan jajanan seperti pisang
goreng, tahu goreng dan tempe goreng yang dibungkus dengan koran karena
pengetahuan yang kurang dari si penjual. Padahal bahan yang panas dan berlemak
mempermudah berpindahnya timbal makanan tsb. Sebagai usaha pencegahan,
taruhlah makanan jajanan tersebut di atas piring (Anonim, 2008).

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada praktikum kemasan ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana urutan proses pembuatan kemasan kertas?
b. Apa saja yang diperlukan dalam proses pembuatan kemasan kertas?
c. Apa saja jenis – jenis kemasan kertas ?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1.3.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum kemasan ini adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja yang diperlukan dalam proses
pambuatan kemasan kertas
b. Mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan kemasan kertas
c. Mahasiswa dapat mengetahui jenis – jenis kemasan kertas
3

1.3.2 Manfaat
Manfaat praktikum kemasan ini adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa dapat mememahami jenis – jenis kemasan kertas
b. Mahasiswa dapat memahami proses pembuatan kemasan kertas
c. Mahasiswa dapat memahami apa saja yang diperlukan dalam proses pambuatan
kemasan kertas
4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kemasan


Kemasan adalah suatu benda yang digunakan untuk wadah atau tempat yang
dikemas dan dapat memberikan perlindungan sesuai dengan tujuannya. Berfungsi
untuk memudahkan penanganan pangan saat hidup berpindah, fungsi bertambah yaitu
untuk memudahkan distribusi dan pengolahan saat mulai menetap ( Agustina, 2010 ).
Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang
berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung
selulosa dan hemiselulosa. Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis,
mencetak serta melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan
kertas misalnya kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan
ataupun toilet. Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis
yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas,
bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini
bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit
atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada
naskah naskah Nusantara beberapa abad lampau (Anonim, 2008).
Kemasan kertas dapat berupa kemasan fleksibel adalah kertas kraft, kertas
glasin dan kertas lilin. Wadah wadah kertas kaku terdapat dalam bentuk karton,
kotak, dan box yang terbuat dari paper board, kertas laminasi, corrugated board dan
berbagai jenis board dari kertas khusus (Anonim1, 2010).

2.2 Fungsi Kemasan


Banyak perusahaan yang sangat memperhatikan pembungkus suatu barang
sebab mereka menganggap bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai pembungkus,
tetapi jauh lebih luas dari pada itu. Simamora (2007) mengemukakan pengemasan
mempunyai dua fungsi yaitu:
a. Fungsi Protektif
5

Berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana transportasi, dan


saluran distribusi yang semua berimbas pada pengemasan. Dengan pengemasan
protektif, para konsumen tidak perlu harus menanggung risiko pembelian produk
rusak atau cacat.
b. Fungsi Promosional
Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun
kemasan juga digunakan sebagai sarana promosional. Menyangkut promosi,
perusahaan mempertimbangkan preferensi konsumen menyangkut warna, ukuran,
danpenampilan.
Menurut Kotler (1999:228), terdapat empat fungsi kemasan sebagai satu alat
pemasaran, yaitu :
a. Self service.
Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses penjualan, dimana
kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan
memberi kesan menyeluruh yang mendukung produk.
b. Consumer offluence.
Konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan, penampilan,
ketergantungan dan prestise dari kemasan yang lebih baik.
c. Company and brand image.
Perusahaan mengenal baik kekuatan yang dikandung dari kemasan yang
dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen mengenali perusahaan atau
merek produk.
d. Inovational opportunity.
Kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen dan juga memberi
keuntungan bagi produsen.

2.3 Tujuan Kemasan


Menurut Louw dan Kimber (2007), kemasan dan pelabelan kemasan
mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
6

a. Physical Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan,


tekanan dan sebagainya.
b. Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan
sebagainya.
c. Containment or Agglomeration. Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan
bersama dalam satu paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan.
d. Information Transmission. Informasi tentang cara menggunakan transportasi,
daur ulang, atau membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan
atau label.
e. Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak
secara fisik (menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu dalam
pencegahan pencurian. Paket juga termasuk memberikan kesempatan sebagai
perangkat anti-pencurian.
f. Convenience. Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi,
penanganan, penjualan, tampilan, pembukaan, kembali penutup, penggunaan
dan digunakan kembali.
g. Marketing. Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk
mendorong calon pembeli untuk membeli produk.

2.4 Klasifikasi Kemasan


Kemasan berdasarkan frekuensi pemakaian Kemasan sekali pakai (Disposable),
yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus
plastik, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng.
a. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), seperti beberapa jenis
botol minuman (limun, bir) dan botol kecap.Wadah-wadah tersebut umumnya tidak
dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk
kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik.
b. Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Wadah-wadah ini biasanya
digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai, misalnya
7

kaleng biskuit, kaleng susu, dan berbagai jenis botol. Wadah-wadah tersebut
digunakan untuk penyimpanan bumbu, kopi, gula, dan sebagainya (Marlen, 2008).
c. Kemasan berdasarkan Struktur Sistem Kemas
1. Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan
(kaleng susu,botol minuman, bungkus tempe)
2. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi
kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah
kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus,
keranjang tempe, dan sebagainya.
3. Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu apabila masih diperlukan lagi
pengemasan setelah kemasan primer, sekunder dan tersier. Umumnya
digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan (Marlen, 2008).

d. Kemasan berdasarkan sifat kekakuan bahan kemas


1. Kemasan fleksibel, yaitu bila bahan kemas mudah dilenturkan, misalnya
plastik, kertas, foil.
2. Kemasan kaku, yaitu bila bahan kemas bersifat keras, kaku, tidak tahan
lenturan, patah bila dipaksa dibengkokkan. Misalnya kayu, gelas, dan
logam.
3. Kemasan semi kaku/semi fleksibel, yaitu bahan kemas yang memiliki sifat-
sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku, seperti botol plastik
(susu, kecap, saus) dan wadah bahan yang berbentuk pasta (Marlen, 2008).
e. Kemasan berdasarkan sifat perlindungan terhadap lingkungan
1. Kemasan Hermetis, yaitu wadah yang secara sempurna tidak dapat dilalui
oleh gas, misalnya kaleng dan botol gelas.
2. Kemasan Tahan Cahaya, yaitu wadah yang tidak bersifat transparan,
misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan
pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta
makananyang difermentasi.
8

3. Kemasan Tahan Suhu Tinggi, jenis ini digunakan untuk bahan pangan
yang memerlukan proses pemanasan, sterilisasi, atau pasteurisasi (Marlen,
2008).
f. Kemasan berdasarkan tingkat kesiapan pakai
1. Wadah siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk
yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah
botol, wadah kaleng, dan sebagainya.
2. Wadah siap dirakit atau disebut juga wadah lipatan, yaitu kemasan yang
masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng
dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari
kertas, foil atau plastic (Marlen, 2008).

2.5 Jenis – jenis Kertas


2.5.1 Kertas glasin dan Kertas tahan minyak (grease proof)
Kertas glasin dan kertas tahan minyak dibuat dengan cara memperpanjang
waktu pengadukan pulp sebelum dimasukkan ke mesin pembuat kertas. Penambahan
bahan-bahan lain seperti plastisizer bertujuan untuk menambah kelembutan dan
kelenturan kertas, sehingga dapat digunakan untuk mengemas bahan-bahan yang
lengket. Penambahan antioksidan bertujuan unttuk memperlambat ketengikan dan
menghambat pertumbuhan jamur atau khamir. Kedua jenis kertas ini mempunyai
permukaan seperti gelas dan transparan, mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap
lemak, oli dan minyak, tidak tahan terhadap air walaupun permukaan dilapisi dengan
bahan tahan air seperti lak dan lilin. Kertas glasin digunakan sebagai bahan dasar
laminat.
9

Gambar 1.1 Kertas Glasin

2.5.2 Kertas Perkamen


Kertas perkamen digunakan untuk mengemas bahan pangan seperti mentega,
margarine, biskuit yang berkadar lemak tinggi, keju, ikan (basah, kering atau
digoreng), daging (segar, kering, diasap atau dimasak), hasil ternak lain, the dan kopi.
Sifat-sifat kertas perkamen adalah :
a. mempunyai ketahanan lemak yang baik
b. mempunyai kekuatan basah (wet strength) yang baik walaupun dalam air
mendidih
c. permukaannya bebas serat
d. tidak berbau dan tidak berasa
e. transparan dan translusid, sehingga sering disebut kertas glasin
f. tidak mempunyai daya hambat yang baik terhadap gas, kecuali jika dilapisi
dengan bahan tertentu.

Gambar 1.2 Kertas Perkamen


10

2.5.3 Kertas Lilin


Kertas lilin adalah kertas yang dilapisi dengan lilin yang bahan dasarny adalah
lilin parafin dengan titik cair 46-74oC dan dicampur polietilen (titik cair 100-124oC)
atau petrolatum (titik cair 40- 52oC). Kertas ini dapat menghambat air, tahan terhadap
minyak/oli dan daya rekat panasnya baik. Kertas lilin digunakan untuk mengemas
bahan pangan, sabun, tembakau dan lain-lain.

Gambar 2.3 Kertas Lilin

2.5.4 Daluang (Container Board)


Kertas daluang banyak digunakan dalam pembuatan kartun beralur. Ada dua
jenis kertas daluang, yaitu :
a. line board disebut juga kertas kraft yang berasal dari kayu cemara (kayu lunak)
b. corrugated medium yang berasal dari kayu keras dengan proses sulfat.

Gambar 2.4 Kertas Daluang


11

2.5.5 Chipboard
Chipboard dibuat dari kertas koran bekas dan sisa-sisa kertas. Jika kertas ini
dijadikan kertas kelas ringan, maka disebut bogus yaitu jenis kertas yang digunakan
sebagai pelindung atau bantalan pada barang pecah belah. Kertas chipboard dapat
juga digunakan sebagai pembungkus dengan daya rentang yang rendah. Jika akan
dijadikan karton lipat, maka harus diberi bahan-bahan tambahan tertentu.

Gambar 2.5 Chipboard

2.5.6 Tyvek
Kertas tyvek adalah kertas yang terikat dengan HDPE (high density
polyethylene). Dibuat pertama sekali oleh Du Pont dengan nama dagang Tyvek.
Kertas tyvek mempunyai permukaan yang licin dengan derajat keputihan yang baik
dan kuat, dan sering digunakan untuk kertas foto. Kertas ini bersifat : - no grain yaitu
tidak menyusut atau mengembang bila terjadi perubahan kelembaban - tahan terhadap
kotoran, bahan kimia - bebas dari kontaminasi kapang - mempunyai kemampuan
untuk menghambat bakteri ke dalam kemasan.

Gambar 2.6 Tyvek


12

2.5.7 Kertas Solube


Kertas soluble adalah kertas yang dapat larut dalam air. Kertas ini
diperkenalkan pertama sekali oleh Gilbreth Company, Philadelphia dengan nama
dagang Dissolvo. Digunakan untuk tulisan dan oleh FDA (Food and Drug
Administration) tidak boleh digunakan untuk pangan. Sifat-sifat kertas soluble adalah
kuat, tidak terpengaruh kelembaban tetapi cepat larut di dalam air.

Gambar 2.7 Kertas Solube

2.5.8 Kertas Plastik


Kertas plastik dibuat karena keterbatasan sumber selulosa. Kertas ini disebut
juga kertas sintetis yang terbuat dari lembaran stirena, mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut :
a. Daya sobek dan ketahanan lipat yang baik.
b. Daya kaku lebih kecil daripada kertas selulosa, sehingga menimbulkan
maslaah dalam pencetakan label.
c. Tidak mengalami perubahan bila terjadi perubahan kelembaban (RH).
d. Tahan terhadap lemak, air dan tidak dapat ditumbuhi kapang.
e. Dapat dicetak dengan suhu pencetakan yang tidak terlalu tinggi,
karena polistirena akan lunak pada suhu 80 C.
13

Gambar 2.8 Kertas Plastik

2.5.9 Kertas lipat dan Kardus


Karton lipat dan kardus merupakan jenis kertas yang populer karena praktis dan
murah. Dalam perdagangan disebut juga folding carton (FC), dan digunakan untuk
mengemas bahan hasil pertanian atau jenis-jenis barang lainnya. Bahan yang banyak
digunakan untuk membuat karton lipat adalah cylinder board yang terdiri dari
beberapa lapisan, dan bagian tengahnya erbuat dari kertas-kertas daur ulang,
sedangkan kedua sisi lainnya berupa kertas koran murni dan bahan murni yang
dipucatkan. Untuk memperbaiki sifatsifat karton lipat, maka dapat dilapisi dengan
selulosa asetat dan polivinil klorida (PVC) yang diplastisasi. Kasein yang
dicampurkan pada permukaan kertas akan memberikan permukaan cetak yang lebih
halus dan putih. Keuntungan dari karton lipat adalah dapat digunakan untuk
transportasi, dan dapat dihias dengan bentuk yang menarik pada transportasi barang-
barang mewah. Teapi kelemahannya adalah kecenderungan untuk sobek di bagian
tertentu.

Gambar 2.9 Karton Lipat


14

2.5.10 Karton Tipis (Folding Box)


Penggunaan karton tipis untuk kemasan, mendapat tambahan bahan-bahan
tertentu dan kualitas karton tipis yang dihasilkan tergantung dari jenis bahan
tambahan tersebut. Misalnya : untuk bahan pangan yang harus selalu dalam keadaan
segar yang disimpan dalam lemari es, maka digunakan karton tipis yang dilapisi
plastik (PE coated) atau dilapisi lilin (wax coated). Jenis ini digunakan untuk
pengemasan udang, daging atau ikan beku atau mangkuk untuk es krim. Jika disain
kemasan dibuat menarik, maka karton tipis dapat digunakan sebagai display box.

Gambar 2.10 Karton Tipis

2.5.11 Kertas Komposit


Kertas komposit adalah kertas yang diolah bersama-sama dengan bahan baku
kemasan lain seperti plastik dan logam, yang bertujuan untuk memperbaiki daya
rapuh, daya kaku dan kekuatan bahan. Kertas yang dicampur dengan logam dan
dibentuk menjadi semacam kaleng disebut kaleng komposit, digunakan untuk jus
sitrun, wadah bumbu (rempah-rempah), kotak coklat, sop kering, bahan kimia dan
obat-obatan. Industri pengemasan telah membuat kertas kaleng komposit yang dapat
menahan vakum dan menahan suhu sekitar 49oC, sehingga dapat digunakan untuk
pengawetan selai (jam). Tube karton digunakan untuk margarin dan es krim. Ada 3
(tiga) jenis konstruksi kaleng kertas komposit, yaitu : bentuk spiral, cuping dijahit
(lap seam) dan komposi gulung (convolute). Bentuk spiral terdiri dari beberapa lapis
15

bahan yang berbeda denagn sudut sambungan yang tumpang tindih. Badan komposit
cuping di jahit, terbuat dari bahan yang dilaminasi, sedangkan jenis komposit gulung
terdiri dari beberapa lapisan kumparan.. Tube karton adalah kemasan berbentuk tube
dari karton atau kertas. Bentuk tube yang lebih besar disebut drum karton. Tube
karton banyak digunakan untuk kemasan keripik, sedangkan drum karton digunakan
untuk bahan berbentuk bubuk atau produk kering. Untuk pengemasan bahan cair
maka kemasan karton dilapisi dengan plastik. Keuntungan dari tube dan karton
komposit adalah beratnya ringan, mudah dibuka dan ditutup, dapat dilapisi kembali
dengan bahan lain sehigga bersifat kedap air.

Gambar 2.11 Tube Karton

2.6 Keuntungan dan Kelemahan Kemasan Kertas


Keuntungan penggunaan kemasan dari kertas adalah sebagai berikut :
1. Harga murah
2. Mudah diperoleh.
Kelemahan kertas untuk mengemas bahan pangan adalah sebagai berikut
1. Sifatnya yang sensitif terhadap air
2. Mudah dipengaruhi oleh kelembaban udara lingkungan. Hal ini
menyebabkan makanan yang dikemas dengan kertas akan sangat mudah
mengalami penurunan mutu.
BAB 3 METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
a. Pengaris
b. Gunting
c. Komputer / Laptop

3.1.2 Bahan
a. Kertas A4
b. Lem

3.2 Prosedur Pembuatan


a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Membuat pola kemasan sesuai yang diinginkan
c. Membuat disain kemasan
d. Cetak hasil desain kemasan
e. Bentuk kemasan sesuai dengan pola

16
BAB 4. PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan


a. Proses pembuatan desain jaring jaring kemasan
Pada proses ini kami membuat jaring jaring kemasan beserta dimensi di setiap
sisi-sisinya dengan menggunakan alat dan bahan yang telah disiapkan seperti pensil,
penghapus, kertas HVS A4 beserta penggaris dan contoh produk kemasan yang akan
dibuat.

b. Menggambar sketsa kemasan di kertas


Di langkah ini ialah dengan menggambar sketsa gambar pada produk
kemasanyang dilengkapi inovasi kreativitas kami seperti merk produk beserta
desainnya.

Gambae 3.1 Sketch kemasan

c. Membuat desain di aplikasi Corel Draw


Langkah selanjutnya setelah membuat sketsa pada kertas ialah dengan membuat
rancangannya pada aplikasi Corel Draw dengan tambahan warna beserta font yang
dipilih agar produk kemasan menjadi semakin menarik.

17
Gambar 3.2 Desain aplikasi

d. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


Untuk proses pembuatan produk kemasan. Siapkan alat dan bahan yang akan
digunakan dalam proses produksi yakni alat cetak printer dan kertas glossy A4.
Setelah itu cetak pada kertas glossy.

Gambar 3.3 Print Kemasan

e. Proses produksi kemasan


Setelah alat dan bahan telah disiapkan, langkah selanjutnya ialah proses produksi
kemasan dengan cara membuat kemasan dari desain yang sudah dicetak.

18
Gambar 3.4 Produksi Kemasan

f. Kemasan siap digunakan.

Gambar 3.5 Kemasan Wafer Roll

4.2 Pembahasan
Setiap jenis barang memiliki penangan yang berbeda- beda dalam hal
pengemasan, terlebih barang tersebut terbuat dari kaca / gelas yang mudah pecah.
Tujuan utama pengemasan, pemberian bahan anti getar dan bahan pengisi adalah
untuk membuat benda didalamnya menjadi lebih aman dari resiko kerusakan, seperti
jatuh atau terbentur. Selain juga berfungsi sebagai bahan penambah nilai estetika dan
privasi dari bahan yang dikemas.Kemasan harus disesuaikan dengan barang yang
akan dikemas. Pada kemasan kali ini digunakan bahan kemasan luarnya yaitu kardus

19
BAB 5 PENUTUP

Kesimpulan

iii

Anda mungkin juga menyukai