Anda di halaman 1dari 6

2.

2 Pengetahuan Bahan Pengemas

Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra,
tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan.
Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan,
mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasar (Klimchuk dan Krasovec,
2006:33).

Jenis Bahan Pengemas


a. Kemasan kayu
Kayu merupakan bahan pengemas tertua yang diketahui oleh manusia,
dan secara tradisional digunakan untuk mengemas berbagai macam produk
padat seperti barang antik dan emas, keramik, dan kain. Kayu adalah bahan
baku dalam pembuatan palet, peti atau kotak kayu di negara-negara yang
mempunyai sumber kayu alam dalam jumlah banyak. Tetapi saat ini
penyediaan kayu untuk pembuatan kemasan juga banyak menimbulkan
masalah karena makin langkanya hutan penghasil kayu

b. Kemasan Logam
Kemasan logam (kaleng) adalah kemasan yang paling aman karena kemasan ini dapat
melindungi produk dari sinar matahari, uap air, dan oksigen. Masalah utama pada kemasan
kaleng ialah mahal dan pembelian harus dalam jumlah besar. Selain itu, untuk aplikasinya
juga harus menggunakan alat penutup kaleng khusus yang harganya juga cukup mahal. Di
samping itu, teknologi pembuatan kemasan saat ini berkembang dengan pesat sehingga
kemasan dapat dibuat dengan bermacam–macam bahan. Kemasan logam dapat dibuat dari
aluminium dan plat besi lapis timah putih.

c. Kemasan kaca
Kaca adalah salah satu bahan kemasan tertua yang telah digunakan sejak beberapa tahun.
Kaca tidak mudah keropos dan kimia inert. Kemasan kaca dimaksudkan untuk menjaga
isinya dari oksigen dan kelembaban, sehingga produk selalu dalam kondisi yang baik. Ini
adalah salah satu alasan utama mengapa kaca banyak digunakan sebagai kemasan dari
produk. Kaca juga merupakan produk yang berkelanjutan yang berarti dapat di daur ulang
tanpa batas waktu dan tidak ada kerugian dalam kuantitas (Shivsharan, 2014).
d. Kemasan Plastik
Plastik mempunyai peranan besar dalam kehidupan sehari-hari biasanya
digunakan sebagai bahan pengemas makanan dan minuman karena sifatnya yang
kuat, ringan dan praktis. plastik sebagai material polimer atau bahan
pengemas yang dapat dicetak menjadi bentuk yang diinginkan dan mengeras
setelah didinginkan atau pelarutnya diuapkan (Apriyanto 2007 dan Aryanti 2013
dalam Agustina Putri Serly ,2014)

e. Kemasan Kertas
Kemasan kertas dan karton banyak digunakan untuk kotak karton lipat (KKL) dan kotak
karton gelombang (KKG) mudah dicetak. Bahan yang banyak terdapat di Indonesia antara
lain: (1) kertas: hvs, kraft, tisu, kertas yang di-coating (art paper, cast coated paper), (2)
karton: duplex, ivory, art carton, cast coated carton, dan (3) karton gelombang: kertas kraft
dan kertas medium.

f. Kemasan Fleksibel
Kemasan eksibel merupakan suatu revolusi dari teknologi pembuatan kemasan, bentuknya -
eksibel sesuai sifat produk yang dikandungnya. Bentuknya berubah jika diberi tekanan atau
sentuhan. Kemasan eksibel dapat diproduksi dalam bentuk rol atau kantong (sachet)

Fungsi bahan pengemas

menurut Kotler (1999:228), terdapat empat fungsi kemasan sebagai satu alat pemasaran,
yaitu:
1. Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses
penjualan, dimana kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk,
meyakinkan konsumen dan memberi kesan menyeluruh yang mendukung
produk.
2. Consumer offluence. Konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi
kemudahan, penampilan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang lebih
baik.
3. Company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang
dikandung dari kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat
konsumen mengenali perusahaan atau merek produk.
4. Inovational opportunity. Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi
konsumen dan juga memberi keuntungan bagi produsen.

Selain berfungsi sebagai media pemasaran, kemasan juga memiliki beberapa fungsi lain,
yaitu sebagai berikut:

1. Kemasan melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu fungsi dasar


kemasan adalah untuk mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau kehilangan
melalui pencurian atau kesalahan penempatan.
2. Kemasan memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada
sebuah produk dan memperkuat citra produk.
3. Kombinasi dari keduanya, marketing dan Logistik dimana kemasan menjual
produk dengan menarik perhatian dan mengkomunikasikannya.

Tujuan Kemasan

Menurut Louw dan Kimber (2007), kemasan dan pelabelan kemasan mempunyai
beberapa tujuan, yaitu:

1. Physical Production untuk Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan,


tekanan dan sebagainya.
2. Barrier Protection untuk Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan
sebagainya.
3. Containment or Agglomeration untuk Benda-benda kecil biasanya
dikelompokkan bersama dalam satu paket untuk efisiensi transportasi dan
penanganan.
4. Information Transmission untuk Informasi tentang cara menggunakan
transportasi, daur ulang, atau membuang paket produk yang sering terdapat
pada kemasan atau label.
5. Reducing Theft untuk Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan
rusak secara fisik (menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu
dalam pencegahan pencurian. Paket juga termasuk memberikan kesempatan
sebagai perangkat anti-pencurian.
6. Convenience adalahFitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi,
penanganan, penjualan, tampilan, pembukaan, kembali penutup, penggunaan
dan digunakan kembali.
7. Marketing adalah Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk
mendorong calon pembeli untuk membeli produk.

Jenis-jenis Kemasan

Berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan


(kaleng susu, botol minuman, dll).
2. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi
kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu,
kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus dan sebagainya.
3. Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk
menyimpan, pengiriman atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan
sebagai pelindung selama pengangkutan.
Didalam pengemasan bahan pangan terdapat dua macam wadah, yaitu
wadah utama atau wadah yang langsung berhubungan dengan bahan pangan dan
wadah kedua atau wadah yang tidak langsung berhubungan dengan bahan
pangan. Wadah utama harus bersifat non toksik dan inert sehingga tidak terjadi
reaksi kimia yang dapat menyebabkan perubahan warna, flavour dan perubahan
lainnya. Selain itu, untuk wadah utama biasanya diperlukan syarat-syarat
tertentu bergantung pada jenis makanannya, misalnya melindungi makanan dari
kontaminasi, melindungi kandungan air dan lemaknya, mencegah masuknya bau
dan gas, melindungi makanan dari sinar matahari, tahan terhadap tekanan atau
benturan dan transparan (Winarno, 1983)
Pengemasan produk beku dapat melindungi bahan dari dehidrasi yang
disebabkan karena terjadi proses sublimasi selama pembekuan dalam udara dan dalam
semua kondisi penyimpanan beku. Pengemasan yang memadai dapat mencegah
terjadinya freeze burn . Freeze burn adalah perubahan warna, tekstur, cita rasa dan
nilai gizi yang bersifat reversible dari suatu bahan pangan beku. Salah satu
pengemasan yang umumnya digunakan untuk makanan frozen food adalah plastik
jenis Polietilen (PE), HDPE, LDPE maupun yang lebih modern adalah aplikasi edibel
film untuk mengemas makanan frozen food.

Penggunaan plastik sebagai bahan pengemas mempunyai keunggulan


dibanding bahan pengemas lain karena sifatnya yang ringan, transparan, kuat,
termoplatis dan selektif dalam permeabilitasnya terhadap uap air, O2, CO2. Sifat
permeabilitas plastik terhadap uap air dan udara menyebabkan plastik mampu berperan
memodifikasi ruang kemas selama penyimpanan (Winarno, 1987). Ryall dan Lipton (1972)
menambahkan bahwa plastik juga merupakan jenis kemasan yang dapat menarik selera
konsumen.

Dalam industri ini kami memilih kemasan untuk french fries ubi jalar adalah
plastik karena jenis kemasan ini memliki sifat yang sesuai dengan produk french fries
ubi jalar. LDPE adalah plastik yang sering dipakai untuk tempat makanan, plastik
kemasan, dan botol-botol yang bersifat lunak. Plastik LDPE memiliki ciri kuat, agak
tembus cahaya, fleksibel dan permukaan agak berlemak. LDPE mempunyai massa
jenis antara 0,91-0,94 gmL-1, separuhnya berupa kristalin (50-60%) dan memiliki
titik leleh 1150C. (Billmeyer, 1971). Secara fisik LDPE lebih fleksibel dan
kerapatannya lebih kecil dibandingkan HDPE. Perkembangan selanjutnya, telah
diproduksi LDPE yang memiliki bentuk linier dan dinamakan Low Linear Density
Poliethylene (LLDPE) (designinsite.dk).
LDPE memiliki rumus molekul (-CH2- CH2-)n, jika dilihat dari sifat kimianya
menurut Harper (1975) pada polietilen jenis low density terdapat sedikit cabang pada
rantai antara molekulnya yang menyebabkan plastik ini memiliki densitas yang
rendah. Low Density Polyethylene memiliki rentang kerapatan 0,910 - 0,940 g / cm3
dan memiliki rantai percabangan yang pendek dan panjang yang banyak, yang berarti
rantai tidak termasuk juga ke dalam kristal struktur. Oleh karena itu, kekuatan
intermolekuler yang kurang kuat disebabkan karena adanya daya tarik sesaat yang
kurang oleh dipole. Hal ini menyebabkan kekuatan tarik yang lebih rendah dan
peningkatan elastisitas. LDPE dibuat dengan polimerisasi radikal bebas. Tingkat
cabang yang tinggi dengan rantai panjang memberi sifat cair pada LDPE sesuai yang
diinginkan. Sifat terpenting bahan kemasan yang digunakan meliputi permeabilitas
gas dan uap air, bentuk dan permukaannya. Permeabilitas
uap air dan gas, serta luas permukaan kemasan mempengaruhi jumlah gas yang
baik dan luas permukaan yang kecil menyebabkan masa simpan produk lebih lama
(Suharni dan Indriani, 2009:45)

Tabel 4. Permeabilitas dan transmisi beberapa jenis film

Sumber : Joseph (1984) dalam Suhelmi (2007)

(LDPE) memiliki permeabilitas yang jauh lebih tinggi terhadap oksigen daripada
polietilen berdensitas tinggi (HDPE). Penggunaan kemasan permeabilitas tinggi
berfungsi untuk mencegah pembekuan internal terhadap bahan, sama seperti hal nya
untuk mencegah terjadinya suhu yanng sangat rendah terhadap bahan (Marilyn C
Erikson dan Yen-Con Hung, 1997). Ukuran kemasan yang digunakan untuk french
fries ubi jalar adalah 28cm x 21,5 xm dengan ketebalan 0,50 πm.
Untuk kemasan sekunder yang digunakan adalah karton yang berfungsi untuk
melindungi kemasan utama pada produk. Karton yang digunakan adalah kartong
bergelombang flute B yang memiliki spesifikasi lebih kaku/keras, kurang dapat
menyerap daya kejut dari samping, tetapi daya tahan terhadap gaya statis dari
samping dan dari atas lebih baik dari flute A. Cocok untuk barang-barang yang mudah
berubah bentuk karena tekanan statis, tetapi tidak rapuh. lebih tahan sobek dari gaya
tonjokan, yaitu daya tusukan yang ujungnya tumpul. karena puncak gelombangnya
lebih banyak per satuan panjang, maka kraft linernya lebih kaku/terentang dengan
kokoh, sehingga tidak mudah rusak pada waktu kena pelat cetaknya, sehingga hasil
cetakan lebih baik (lebih rata) dan menggunakan kostruksi double wall untuk
kekuatan yang lebih besar. Ukuran karton yang digunakan adalah 64,5cm x 28cm x
15cm, kapasitas 1 karton 9kg dengan berat masing-masing produk 1kg.

Anda mungkin juga menyukai