DOSEN PENGAMPU :
Nidya Shara Mahardika, S.TP., M.P.
Disusun oleh:
1. Kinar Dini Sunardi 171710301007
2. Dini Aulia Zahro 171710301015
3. Hayyun Afiati N. 171710301031
4. Vivien Musrida 171710301041
5. Wifqi Nur Pangestu 171710301061
6. Rizki Agustian 171710301075
TIP A
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengemasan adalah salah satu hal yang sangat penting dalam sebuah
industri. Pengemasan bertujuan untuk mencegah/mengurangi kerusakan, sebagai
identitas produk, dan melindungi bahan yang ada di dalamnya dari gangguan fisik
seperti gesekan, benturan dan getaran, selain itu kemasan juga berfungsi sebagai
media informasi produk kepada konsumen. Kemasan memegang peranan yang
besar dan penting dalam kehidupan sehari-hari manusia karena manusia hampir
selalu menggunakan produk-produk yang dikemas, seperti makanan dan
minuman, kosmetik, obat-obatan ataupun produk-produk kebutuhan rumah tangga
lainnya, maka pasti kita akan selalu bertemu dengan kemasan.
Dari berbagai variasi bahan baku kemasan, inovasi kemasan yang digunakan
yaitu kemasan kertas sebagai kemasan primer dan kemasan gelas sebagai kemasan
sekunder. Kemasan primer yang menggunakan kertas duplek memiliki beberapa
keunggulan seperti lebih ramah lingkungan, bahan kertas dapat didaur ulang
secara mudah dan juga cepat terurai bila sudah menjadi limbah, lebih kaku dan
solid sehingga cocok untuk kemasan box atau produk dengan variasi atau desain
yang unik, lebih mudah pemroduksiannya, tak perlu mesin pemanas, pembakaran,
pencetakan, dll untuk memproduksi kemasan kertas. Kemasan kertas yang
sederhana bahkan dapat dilakukan di rumah dengan peralatan yang seadanya.
Desain kemasan merupakan sebuah aktivitas kreatif yang dituangkan dalam
bentuk perancangan, baik dari segi fungsi maupun dari segi visual yang mampu
mendeskripsikan identitas produsennya. Kemasan suatu produk pasti mempunyai
ciri khas yang akan dikenali oleh konsumen, sehingga pada paper ini diambil tema
Dayak dan digunakan kopi Malinau yang merupakan salah satu produk khas
Kalimantan.
Kopi Malinau merupakan kopi lokal yang dapat ditemui ketika berkunjung
ke hutan Taneg Olen yang terletak di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara.
Selama ini jenis kemasan yang digunakan untuk mengemas produk ini hanya
berupa plastik biasa dengan stiker yang telah di desain atau hanya plastik yang
disablon. maka dari itu muncullah inisiatif untuk menginovasi kemasan yang
digunakan dengan menggambarkan ikon khas Kalimantan (dayak) agar dapat
menarik minat konsumen dengan desain yang khas.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui jenis kemasan yang sesuai dengan produk yang akan
dipasarkan.
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari jenis kemasan.
3. Untuk mengetahui cara meningkatkan nilai estetika kemasan.
2.1 Kemasan
2.1.1 Pengertian Kemasan
Kemasan atau packaging adalah suatu wadah yang menempati suatu barang
agar aman, menarik, mempunyai daya pikat dari seorang yang ingin membeli
suatu produk. Dapat juga menjadi media komunikasi antara produsen dengan
calom konsumen, sehingga didalam desain kemasan tercantum informasi-
informasi yang harus diketahui oleh calon konsumen, agar calon konsumen
merasa tidak asing dengan produk yang di kemas. Semakin lengkap informasi
yang tertera dikemasan persepsi dari calon pembeli semakin tau dan meyakinkan
terhadap produk yang di jual yang akan dibelinya.
Kemasan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000) berarti hasil
mengemas/bungkus pelindung barang dagangan. Kemasan atau packaging adalah
ilmu, seni dan teknologi yang bertujuan untuk melindungi sebuah produk saat
akan dikirim, disimpan atau dijajakan atau bisa juga suatu proses produksi yang
bertujuan untuk mengemas.
Menurut Marianne Rosner Klimchuk dan Sandra A. Krasnova (2007)
menyatakan mengemas adalah tindakan membungkus atau menutup suatu barang.
Definisi lain yang diungkapkan oleh Kothler dan Amstrong (2007) adalah
kegiatan merancang desain dan memproduksi wadah atau pembungkus produk.
Menurut Rosner (2002) menyatakan desain kemasan adalah bisnis kreatif
yang mengkaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipologi dan elemen-
elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan . Desain
kemasan berlaku untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengelarkan,
menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk dipasar.
Sedangkan menurut (Julianti dan Nurminah, 2006) menyatakan kemasan
seharusnya merupakan kesan singkat dari citra produk yang ingin disampaikan
oleh pabrik, dan kemasan tersebut haruslah terpadu dengan fungsi produk. Desain
kemasan memerlukan banyak pemikiran dan tentu saja bukansuatu hal yang
mudah. Yang paling penting, kemasan menggambarkan merk di mata konsumen,
dan bila orang mengingat merk tersebut mereka menghayalkan kemasan tersebut,
dalam hal seperti ini sampai dengan yang menghasilkan penjualan.
2.1.2 Ragam Kemasan
Bahan yang dapat digunakan untuk keperluan mengemas produk bermacam-
macam tergantung kepada jenis produk yang akan dikemas. Untuk menentukan
bahan kemasan yang sesuai produk agro-industri, perlu diketahui jenis dan sifat
dari bahan kemasan tersebut (Julianti dan Nurminah, 2006).
a. Kemasan Kertas
Kemasan kertas merupakan kemasan fleksibel yang pertama sebelum
ditemukannya plastic dan aluminium foil. Saat ini kemasan kertas masih banyak
digunakan dan mampu bersaing dengan kemasan lain seperti plastic dan logam
karena harganya yang murah, mudah diperoleh dan penggunaannya yang luas.
Selain sebagai kemasan, kertas juga berfungsi sebagai media komunikator dan
media cetak. Kelemahan kemasan kertas untuk mengemas bahan pangan adalah
sifatnya yang sensitive terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh kelembaban
udara lingkungan. Jenis-jenis kertas yang digunakan sebagai kemasan bermacam-
macam, yaitu karton bergelombang, kertas glasin, kertas perkamen, kertas kraft,
kertas dupleks dan kertas laminasi. Pada inovasi kemasan dengan menggunakan
kertas dupleks dapat diketahui kertas dupleks board coated.
Kertas duplex jenis board coated ini biasanya memiliki gramasi 230-450
GSM. Dengan ukuran berat ini, kertas biasanya cukup tebal sehingga cocok untuk
beberapa kemasan produk yang mudah sekali rusak. Kertas ini banyak digunakan
untuk keperluan farmasi yang produknya mudah rusak. Selanjutnya kotak
makanan juga sering menggunakan kertas jenis ini karena mudah dibentuk
menjadi apa saja.
b. Gelas
Gelas dibuat dengan mencampur pasir dengan soda abu, kapur atau
campuran alkali lainnya. Kemasan yang terbuat dari bahan gelas akan terus
menarik bagi industri pengemasan, karena gelas mempunyai kelebihan-kelebihan
yang tidak didapatkan dari bahan kemasan lainnya disamping sifatnya yang
mudah pecah. Gelas memiliki beberapa jenis yang dapat digunakan sebagai
kemasan. Pada inovasi kemasan digunakan gelas jar, Menurut Fellows (2000)
gelas jar adalah benda yang transparan, lumayan kuat, biasanya tidak bereaksi
dengan barang kimia, dan tidak aktif secara biologi yang bisa dibentuk dengan
permukaan yang sangat halus dan kedap air. Oleh karena sifatnya yang sangat
ideal gelas banyak digunakan di banyak bidang kehidupan. Tetapi gelas bisa
pecah menjadi pecahan yang tajam. Sifat kaca ini bisa dimodifikasi dan bahkan
bisa diubah seluruhnya dengan proses kimia atau dengan pemanasan. Ada
beberapa sifat gelas yang bisa dikatakan memiliki kelebihan dibanding dengan
material yaitu sifat estetika atau keindahan, sifat tembus pandang secara optik
(transparan), sifat elastis, dan sifat ketahanan terhadap zat / reaksi kimia. Namun
kekurangan dari gelas adalah sifat nya yang getas dan mudah pecah. Menurut
Millati (2010), untuk membuat agar kemasan gelas bersifat inert dan netral maka
gelas dicelupkan dalam larutan asam. Untuk melindungi permukaan gelas maka
diberi laminasi silikon polietilenglikol atau polietilen stearat. Sifat gelas yang
stabil menyebabkan gelas dapat disimpan dalam jangka waktu panjang tanpa
kerusakan.
2.1.3 Klasifikasi Pengemasan
a. Kemasan berdasarkan Struktur Sistem Kemas
1. Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan
(kaleng susu, botol minuman, bungkus tempe).
2. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi
kelompok kemasan lainnya, misalnya kotak karton untuk wadah kaleng
susu.
3. Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu apabila masih diperlukan lagi
pengemasan setelah kemasan primer, sekunder dan tersier. Umumnya
digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan (Marlen, 2008).
b. Kemasan berdasarkan frekuensi pemakaian
1. Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung
dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus
permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng
2. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), seperti beberapa
jenis botol minuman (limun, bir) dan botol kecap.
3. Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Wadah-wadah ini
biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah
dipakai, misalnya kaleng biskuit, dan berbagai jenis botol (Marlen,
2008).
2.1.4 Fungsi kemasan
Direktorat Jenderal Pengelolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian
Kementrian Pertanian Republik Indonesia (2012) menginformasikan secara umum
fungsi kemasan adalah:
1. Melindungi dan mengawetkan produk, seperti melindungi dari sinar ultraviolet,
panas, kelembaban udara, benturan serta kontaminasi kotoran dan mikroba
yang dapat merusak dan menurunkan mutu produk.
2. Sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai alat
komunikasi dan informasi kepada konsumen melalui merk yang tertera pada
kemasan.
3. Meningkatkan efisiensi, seperti memudahkan proses penghitungan pengiriman
dan penyimpanan produk.
Cenadi dan Christine. 2000. Peranan Desain Kemasan dalam Dunia Pemasaran.
Jurnal Nirmala 2.1 (Januari 2000) : 92-103
Qosthari, S. 2016. Pengaruh Penggunaan Jumlah Tepung Tapioka dan Soda Kue
Terhadap Hasil Jadi Amplang Ikan Lele (Clarias Sp). Jurnal Tata Boga.
Vol. 5, No. 1 : Hal. 265-273.