Anda di halaman 1dari 15

DESAIN KEMASAN KOPI KHAS KALIMANTAN

Disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Pengemasan

DOSEN PENGAMPU :
Nidya Shara Mahardika, S.TP., M.P.

Disusun oleh:
1. Kinar Dini Sunardi 171710301007
2. Dini Aulia Zahro 171710301015
3. Hayyun Afiati N. 171710301031
4. Vivien Musrida 171710301041
5. Wifqi Nur Pangestu 171710301061
6. Rizki Agustian 171710301075

TIP A
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengemasan adalah salah satu hal yang sangat penting dalam sebuah
industri. Pengemasan bertujuan untuk mencegah/mengurangi kerusakan, sebagai
identitas produk, dan melindungi bahan yang ada di dalamnya dari gangguan fisik
seperti gesekan, benturan dan getaran, selain itu kemasan juga berfungsi sebagai
media informasi produk kepada konsumen. Kemasan memegang peranan yang
besar dan penting dalam kehidupan sehari-hari manusia karena manusia hampir
selalu menggunakan produk-produk yang dikemas, seperti makanan dan
minuman, kosmetik, obat-obatan ataupun produk-produk kebutuhan rumah tangga
lainnya, maka pasti kita akan selalu bertemu dengan kemasan.
Dari berbagai variasi bahan baku kemasan, inovasi kemasan yang digunakan
yaitu kemasan kertas sebagai kemasan primer dan kemasan gelas sebagai kemasan
sekunder. Kemasan primer yang menggunakan kertas duplek memiliki beberapa
keunggulan seperti lebih ramah lingkungan, bahan kertas dapat didaur ulang
secara mudah dan juga cepat terurai bila sudah menjadi limbah, lebih kaku dan
solid sehingga cocok untuk kemasan box atau produk dengan variasi atau desain
yang unik, lebih mudah pemroduksiannya, tak perlu mesin pemanas, pembakaran,
pencetakan, dll untuk memproduksi kemasan kertas. Kemasan kertas yang
sederhana bahkan dapat dilakukan di rumah dengan peralatan yang seadanya.
Desain kemasan merupakan sebuah aktivitas kreatif yang dituangkan dalam
bentuk perancangan, baik dari segi fungsi maupun dari segi visual yang mampu
mendeskripsikan identitas produsennya. Kemasan suatu produk pasti mempunyai
ciri khas yang akan dikenali oleh konsumen, sehingga pada paper ini diambil tema
Dayak dan digunakan kopi Malinau yang merupakan salah satu produk khas
Kalimantan.
Kopi Malinau merupakan kopi lokal yang dapat ditemui ketika berkunjung
ke hutan Taneg Olen yang terletak di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara.
Selama ini jenis kemasan yang digunakan untuk mengemas produk ini hanya
berupa plastik biasa dengan stiker yang telah di desain atau hanya plastik yang
disablon. maka dari itu muncullah inisiatif untuk menginovasi kemasan yang
digunakan dengan menggambarkan ikon khas Kalimantan (dayak) agar dapat
menarik minat konsumen dengan desain yang khas.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui jenis kemasan yang sesuai dengan produk yang akan
dipasarkan.
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari jenis kemasan.
3. Untuk mengetahui cara meningkatkan nilai estetika kemasan.

1.3 Ruang Lingkup Materi


Pengemasan disebut juga pembungkusan atau pewadahan dan merupakan
salah satu cara pengawetan bahan hasil pertanian, karena pengemasan dapat
memperpanjang umur simpan bahan. Pengemasan adalah wadah atau pembungkus
yang dapat membantu mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan
pada bahan yang dikemas / dibungkusnya. Bahan kemasan yang digunakan
bervariasi dari bahan kertas, plastik, kayu, logam, fiber hingga bahan-bahan yang
dilaminasi. Bentuk dan teknologi kemasan juga bervariasi dari kemasan berbentuk
kubus, limas, tetrapak, corrugated box, kemasan tabung hingga kemasan aktif dan
pintar (active and intelligent packaging) yang dapat menyesuaikan kondisi
lingkungan di dalam kemasan dengan kebutuhan produk yang dikemas.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Kemasan
2.1.1 Pengertian Kemasan
Kemasan atau packaging adalah suatu wadah yang menempati suatu barang
agar aman, menarik, mempunyai daya pikat dari seorang yang ingin membeli
suatu produk. Dapat juga menjadi media komunikasi antara produsen dengan
calom konsumen, sehingga didalam desain kemasan tercantum informasi-
informasi yang harus diketahui oleh calon konsumen, agar calon konsumen
merasa tidak asing dengan produk yang di kemas. Semakin lengkap informasi
yang tertera dikemasan persepsi dari calon pembeli semakin tau dan meyakinkan
terhadap produk yang di jual yang akan dibelinya.
Kemasan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000) berarti hasil
mengemas/bungkus pelindung barang dagangan. Kemasan atau packaging adalah
ilmu, seni dan teknologi yang bertujuan untuk melindungi sebuah produk saat
akan dikirim, disimpan atau dijajakan atau bisa juga suatu proses produksi yang
bertujuan untuk mengemas.
Menurut Marianne Rosner Klimchuk dan Sandra A. Krasnova (2007)
menyatakan mengemas adalah tindakan membungkus atau menutup suatu barang.
Definisi lain yang diungkapkan oleh Kothler dan Amstrong (2007) adalah
kegiatan merancang desain dan memproduksi wadah atau pembungkus produk.
Menurut Rosner (2002) menyatakan desain kemasan adalah bisnis kreatif
yang mengkaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipologi dan elemen-
elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan . Desain
kemasan berlaku untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengelarkan,
menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk dipasar.
Sedangkan menurut (Julianti dan Nurminah, 2006) menyatakan kemasan
seharusnya merupakan kesan singkat dari citra produk yang ingin disampaikan
oleh pabrik, dan kemasan tersebut haruslah terpadu dengan fungsi produk. Desain
kemasan memerlukan banyak pemikiran dan tentu saja bukansuatu hal yang
mudah. Yang paling penting, kemasan menggambarkan merk di mata konsumen,
dan bila orang mengingat merk tersebut mereka menghayalkan kemasan tersebut,
dalam hal seperti ini sampai dengan yang menghasilkan penjualan.
2.1.2 Ragam Kemasan
Bahan yang dapat digunakan untuk keperluan mengemas produk bermacam-
macam tergantung kepada jenis produk yang akan dikemas. Untuk menentukan
bahan kemasan yang sesuai produk agro-industri, perlu diketahui jenis dan sifat
dari bahan kemasan tersebut (Julianti dan Nurminah, 2006).
a. Kemasan Kertas
Kemasan kertas merupakan kemasan fleksibel yang pertama sebelum
ditemukannya plastic dan aluminium foil. Saat ini kemasan kertas masih banyak
digunakan dan mampu bersaing dengan kemasan lain seperti plastic dan logam
karena harganya yang murah, mudah diperoleh dan penggunaannya yang luas.
Selain sebagai kemasan, kertas juga berfungsi sebagai media komunikator dan
media cetak. Kelemahan kemasan kertas untuk mengemas bahan pangan adalah
sifatnya yang sensitive terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh kelembaban
udara lingkungan. Jenis-jenis kertas yang digunakan sebagai kemasan bermacam-
macam, yaitu karton bergelombang, kertas glasin, kertas perkamen, kertas kraft,
kertas dupleks dan kertas laminasi. Pada inovasi kemasan dengan menggunakan
kertas dupleks dapat diketahui kertas dupleks board coated.
Kertas duplex jenis board coated ini biasanya memiliki gramasi 230-450
GSM. Dengan ukuran berat ini, kertas biasanya cukup tebal sehingga cocok untuk
beberapa kemasan produk yang mudah sekali rusak. Kertas ini banyak digunakan
untuk keperluan farmasi yang produknya mudah rusak. Selanjutnya kotak
makanan juga sering menggunakan kertas jenis ini karena mudah dibentuk
menjadi apa saja.
b. Gelas
Gelas dibuat dengan mencampur pasir dengan soda abu, kapur atau
campuran alkali lainnya. Kemasan yang terbuat dari bahan gelas akan terus
menarik bagi industri pengemasan, karena gelas mempunyai kelebihan-kelebihan
yang tidak didapatkan dari bahan kemasan lainnya disamping sifatnya yang
mudah pecah. Gelas memiliki beberapa jenis yang dapat digunakan sebagai
kemasan. Pada inovasi kemasan digunakan gelas jar, Menurut Fellows (2000)
gelas jar adalah benda yang transparan, lumayan kuat, biasanya tidak bereaksi
dengan barang kimia, dan tidak aktif secara biologi yang bisa dibentuk dengan
permukaan yang sangat halus dan kedap air. Oleh karena sifatnya yang sangat
ideal gelas banyak digunakan di banyak bidang kehidupan. Tetapi gelas bisa
pecah menjadi pecahan yang tajam. Sifat kaca ini bisa dimodifikasi dan bahkan
bisa diubah seluruhnya dengan proses kimia atau dengan pemanasan. Ada
beberapa sifat gelas yang bisa dikatakan memiliki kelebihan dibanding dengan
material yaitu sifat estetika atau keindahan, sifat tembus pandang secara optik
(transparan), sifat elastis, dan sifat ketahanan terhadap zat / reaksi kimia. Namun
kekurangan dari gelas adalah sifat nya yang getas dan mudah pecah. Menurut
Millati (2010), untuk membuat agar kemasan gelas bersifat inert dan netral maka
gelas dicelupkan dalam larutan asam. Untuk melindungi permukaan gelas maka
diberi laminasi silikon polietilenglikol atau polietilen stearat. Sifat gelas yang
stabil menyebabkan gelas dapat disimpan dalam jangka waktu panjang tanpa
kerusakan.
2.1.3 Klasifikasi Pengemasan
a. Kemasan berdasarkan Struktur Sistem Kemas
1. Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan
(kaleng susu, botol minuman, bungkus tempe).
2. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi
kelompok kemasan lainnya, misalnya kotak karton untuk wadah kaleng
susu.
3. Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu apabila masih diperlukan lagi
pengemasan setelah kemasan primer, sekunder dan tersier. Umumnya
digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan (Marlen, 2008).
b. Kemasan berdasarkan frekuensi pemakaian
1. Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung
dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus
permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng
2. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), seperti beberapa
jenis botol minuman (limun, bir) dan botol kecap.
3. Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Wadah-wadah ini
biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah
dipakai, misalnya kaleng biskuit, dan berbagai jenis botol (Marlen,
2008).
2.1.4 Fungsi kemasan
Direktorat Jenderal Pengelolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian
Kementrian Pertanian Republik Indonesia (2012) menginformasikan secara umum
fungsi kemasan adalah:
1. Melindungi dan mengawetkan produk, seperti melindungi dari sinar ultraviolet,
panas, kelembaban udara, benturan serta kontaminasi kotoran dan mikroba
yang dapat merusak dan menurunkan mutu produk.
2. Sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai alat
komunikasi dan informasi kepada konsumen melalui merk yang tertera pada
kemasan.
3. Meningkatkan efisiensi, seperti memudahkan proses penghitungan pengiriman
dan penyimpanan produk.

2.2 Desain kemasan


2.2.1 Fungsi Desain Kemasan
Desain kemasan selain untuk memberikan daya tarik dari sisi visual
tentunya desain kemasan harus menjadi media komunikasi antar produsen dengan
calon konsumen, sehingga dalam desain kemasan harus tercantum informasi-
informasi yang harus diketahui oleh calon konsumen sehingga calon konsumen
merasa tidak asing dengan produk yang dikemas. Perlu diketahui juga bahwa
semakin lengkap informasi yang tercantum dalam kemasan semakin pula
memberikan persepsi yang lebih baik kepada produk. Yang harus dicantumkan
dalam desain kemasan sebagai berikut (Cenadi dan Christine, 2000):
a. Nama Produk/Nama Makanan
b. Komposisi/Daftar Ingredients
c. Isi/Netto
d. Nama dan Alamat Pabrik/Importer
e. Nomor BPOM/PIRT
f. Info Halal
g. Kode Produksi
h. Tanggal Kadaluarsa
i. Petunjuk cara penyimpanan
j. Petunjuk cara penggunaan
k. Nilai Gizi
2.2.2 Faktor-Faktor Desain kemasan
Kemasan yang baik dan akan digunakan semaksimal mungkin dalam pasar
harus mempertimbangkan dan dapat menampilkan beberapa factor, antara lain
sebagai berikut (Christy,2014):
1. Faktor Pengamanan
Kemasan harus melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang
dapat menjadi penyebab timbulnya kerusakan barang, misalnya: cuaca, sinar
matahari, jatuh, tumpukan, kuman, serangga dan lain-lain. Contohnya,
kemasan biscuit yang dapat ditutup kembali agar kerenyahannya tahan lama.
2. Faktor Ekonomi
Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan,
sehingga biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya. Contohnya, produk-
produk refill atau isi ulang, produk-produk susu atau makanan bayi dalam
karton, dan lain-lain.
3. Faktor Pendistribusian
Kemasan harus mudah didistribusikan dari pabrik ke distributor atau
pengecer sampai ke tangan konsumen. Ditingkat distributor, kemudahan
penyimpanan dan pemajangan perlu dipertimbangkan. Bentuk dan ukuran
kemasan harus direncanakan dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak
sampai menyulitkan peletakan di rak atau tempat pemajangan.
4. Faktor Komunikasi
Sebagai media komunikasi kemasan menerangkan dan mencerminkan
produk, citra merk, dan juga bagian dari produksi dengan pertimbangan
mudah dilihat, dipahami dan diingat. Misalnya, karena bentuk kemasan
yang aneh sehingga produk tidak dapat “diberdirikan”, harus diletakkan
pada posisi “tidur” sehingga ada tulisan yang tidak dapat terbaca dengna
baik, maka fungsi kemasan sebagai media komunikasi sudah gagal.
5. Faktor Ergonomi
Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka dan
mudah diambil sangatlah penting. Pertimbangan ini selain mempengaruhi
bentuk dari kemasan itu sendiri juga mempengaruhi kenyamanan pemakai
produk atau konsumen. Contohnya, bentuk botol minyak goring Tropical
yang pada bagian tengahnya diberi cekungan dan tekstur agar mudah
dipegang dan tidak licin bila tangan pemakainya terkena minyak.
6. Faktor Estetika
Keindahan pada kemasan merupakan daya tarik visual yang mencakup
pertimbangan penggunaan warna, bentuk, merk atau logo, ilustrasi, huruf,
tata letak atau layout, dan mascot. Tujuannya adalah untuk mencapai mutu
daya tarik visual secara optimal.
7. Faktor Identitas
Secara keseluruhan kemasan harus berbeda dengan kemasan lain,
memiliki identitas produk agar mudah dikenali dan dibedakan dengan
produk-produk yang lain.
8. Faktor Promosi
Kemasan mempunyai peranan penting dalam bidang promosi, dalam hal
ini kemasan berfungsi sebagai silent sales person. Peningkatan kemasan
dapat efektif untuk menarik perhatian konsumen-konsumen baru.
9. Faktor Lingkungan
Kita hidup di dalam era industry dan masyarakat yang berpikiran kritis.
Dalam situasi dan kondisi seperti ini, masalah lingkungan tidak dapat
terlepas dari pantauan kita. Trend dalam masyarakat kita akhir-akhir ini
adalah kekhawatiran mengenai polusi, salah satunya pembuangan sampah.
Salah satunya yang pernah menjadi topic hangat adalah styrofoom. Pada
tahun 1990 organisasi-organisasi lingkungan hidup berhasil menekan
perusahaan Mc Donald untuk mendaur ulang kemasan-kemasan mereka.
Sekarang ini banyak perusahaan yang menggunakan kemasan-kemasan
yang ramah lingkungan (environmentally friendly), dapat didaur ulang
(recyclable) atau dapat dipakai ulang (reuseable).
2.3 Kerupuk Amplang
Amplang merupakan makanan ringan khas Kalimantan Timur yang terbuat
dari ikan tenggiri atau ikan pipih. Amplang memiliki bentuk seperti ujung jari
kelingking yang meruncing dan ada pula yang berukuran lebih kecil menyerupai
kuku macan. Kriteria hasil jadi amplang yang baik ialah memiliki warna putih
kecoklatan atau krem, memiliki aroma yang khas dari bahan baku utamanya,
memiliki rasa gurih, bertekstur renyah dan memiliki pengembangan hingga 2-3
kali lipat dari ukuran sebelum digoreng (Qosthari, 2016).
Karakteristik amplang yang baik dapat diketahui dari segi rasa, warna, aroma
dan tekstur antara lain (Nurani, 2014):
1. Dari segi rasa, terasa ikannya atau khas ikan, terasa gurih, tidak getir (tidak
terasa soda kue atau baking powder yang terlalu berlebihan).
2. Dari segi warna, warnanya tidak terlalu putih atau tidak terlalu coklat,
warnanya tidak kotor dan tidak ada bintik-bintik hitam.
3. Dari segi aroma, aroma amplang tidak terlalu amis.
4. Dari segi tekstur, amplang memiliki tekstur yang renyah, permukaan mulus,
padat tetapi tidak keras.
Kualitas produk merujuk pada cita rasa produk, bahan baku dan tingkat
kebersihan (Kembaren, 2009). Adapun kualitas amplang yang dapat diketahui
antara lain:
1. Cita rasa amplang yang gurih dan aroma yang khas dari bahan baku akan
berpengaruh pada rasa amplang yang dihasilkan.
2. Bahan baku dalam membuat amplang dengan memilih bahan-bahan yang
berkualitas sehingga akan mengasilkan amplang yang baik.
3. Tingkat kebersihan dalam membuat amplang merupakan hal penting karena
semakin bersih proses pembuatan amplang maka semakin tinggi keamanan
produk untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Jenis Kemasan Yang Digunakan


Kemasan yang digunakan yaitu kemasan kaleng alumunium, kemasan primer
berupa kaleng memiliki keunggulan dapat menjaga secara steril bahan pangan di
dalamnya, steril terhadap kontaminasi yang dapat menyebabkan rusaknya bahan
pangan dan mengalami perubahan cita rasa. Perubahan kadar air dan pengaruh
cahaya dari sinar matahari yang tidak dikehendaki juga dapat terjaga dengan
kemasan kaleng ini. Keunggulan lainnya yaitu kemasan kaleng membuat bahan
pangan tidak terpengaruh terhadap penyerapan oksigen, partikel-partikel
radioaktif, serta gas lainnya yang terdapat pada atmosfer. Kemasan kaleng
alumunium memiliki sifat lebih ringan dibandingkan dengan baja dengan daya
korosif rendah serta mudah untuk dibengkokkan. Alumunium juga memiliki sifat
mampu menolak masuknya gas, memiliki karakteristik tidak berbau serta tidak
berasa. Tetapi perlakuan alumunium akan berbeda dengan kaleng baja.
Alumunium memiliki sifat tidak dapat disolder atau dilas, melainkan hanya dapat
diseamless. Kelemahan dari bahan alumunium murni yaitu perlu adanya tambahan
lapisan lain untuk meningkatkan daya tahan korosinya misalnya dari tembaga,
magnesium, mangan, khromium, besi, seng, dan titanium (Kaihatu, 2014).
Produk kerupuk amplang “AMPLAS KAYU” ialah Amplang Sehat Kaya
Nutrisi ini sudah seharusnya terhindar dari kerusakan atau ketengikan, perubahan
suhu, kerusakan akibat oksidasi, serta perubahan citarasa. Karena menggunakan
pengemasan berupa kaleng alumunium, yang berbeda dari pengemasan-
pengemasan lainnya yang merupakan sebuah aktivitas kreatif yang dituangkan
dalam bentuk perancangan, baik dari segi fungsi dan segi visual yang mampu
mendiskripsikan identitas produsennya. Diharapkan produk tersebut dapat
menarik minat konsumen dan dikenali oleh masyarakat Indonesia serta
mancanegara, sehingga dapat menghasilkan nilai jual yang tinggi dan menambah
potensi pengembangan produk amplang.
3.2 Desain Kemasan
Dilihat dari kemasan yang menggunakan kaleng alumunium sebagai kemasan
primer pada produk makanan amplang khas kalimantan. Adapun filosofi pada
logo yang meliputi warna sebagai berikut:
 Merah : Melambangkan sesuatu yang abadi yang tidak pernah luntur
 Kuning : Menunjukkan keberadaan (Tuhan) bahwa kekuasaannya sangat
besar
 Hitam : Melambangkan roh jahat atau bisa roh baik, bisa juga sebagai
penangkis bahaya atau celaka.
 Putih : Melambangkan kesucian, kemurnian, kesederhanaan.
Berikut filosofi yang ada pada Logo kemasan produk kami sebagai berikut :
 Corak khas Dayak : Melambangkan suku dayak yang memiliki kekhasan
tersendiri
 Corak Tameng : Melambangkan semangat yang membara
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembuatan paper ini yaitu :
1. Setiap jenis produk yang dihasilkan harus sesuai dengan jenis kemasan
yang digunakan agar bisa di distribusikan dan diterima konsumen dengan
baik.
2. Setiap jenis kemasan yang digunakan memiliki keunggulan dan
kekurangan yang berbeda, sehingga perlu disesuaikan dengan jenis produk
agar produk yang dihasilkan dapat terjaga mutunya dengan baik .
3. Nilai estetika kemasan bisa ditingkatkan dengan pemilihan warna, desain,
maupun logo yang tepat terhadap produk yang akan di pasarkan agar
menarik minat konsumen.
DAFTAR PUSTAKA

Cenadi dan Christine. 2000. Peranan Desain Kemasan dalam Dunia Pemasaran.
Jurnal Nirmala 2.1 (Januari 2000) : 92-103

Christy, Priscilla. 2014. Pengaruh Desain Kemasan (Packaging) pada Impulsive


Buying. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.

Herudiyanto, Marleen S. 2008. Teknologi Pengemasan Pangan. Bandung: Widya


Padjadjaran.

Julianti. E. dan Nurminah. M. 2006. Teknologi Pengemasan. Departemen


Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian. Universitas Sumatra.

Kembaren, E. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen


Dalam Melakukan Pembelian Kentucky Fried Chicken Pada KFC Jalan
Gajah Mada Medan. Yogyakarta: UGM.

Klimchuk, Marianne Rosner dan Krasovec, Sandra A. 2007. Desain Kemasan:


Perencanaan Merek Produk yang Berhasil Mulai dari Konsep sampai
Penjualan. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip. 1997. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo.

Nurani, N. 2014. Penilaian Organoleptik Amplang Ikan Lele Sangkuriang


(Clarias Sp). Tugas Akhir Diploma, tidak diterbitkan, Politeknik Negeri
Balikpapan.

Qosthari, S. 2016. Pengaruh Penggunaan Jumlah Tepung Tapioka dan Soda Kue
Terhadap Hasil Jadi Amplang Ikan Lele (Clarias Sp). Jurnal Tata Boga.
Vol. 5, No. 1 : Hal. 265-273.

Rosner, Klimchuk Marianne dan Sandra A. Krasovec. 2002. Desain Kemasan.


Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai