Anda di halaman 1dari 4

SYARAT MASUK PRAKTIKUM

DASAR-DASAR TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


ARTIKEL
TOPIK 3 KALOR

DISUSUN OLEH:
NAMA : DINI AULIA ZAHRO
NIM : 171710301015
KELAS : TIP - A
ASISTEN : 1. MOH ERI PRASESA
2. ZHELMA RAHMATIKASARI
3. NINDYA BADZLINA F. Z
4. WHINA SOFIANA

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
A. Kalor
Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang
menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda
dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas. Kalor
merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun
dilepaskan oleh suatu benda. Kalor memiliki satuan Kalori (kal) dan Kilokalori
(Kkal). 1 Kal sama dengan jumlah panas yang dibutuhkan untuk memanaskan 1
gram air naik 1 derajat celcius (Akbar, 2010).
Kalor juga didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat.
Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu
dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang
dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah
maka kalor yang dikandung sedikit. Dari hasil percobaan yang sering dilakukan
besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor
yaitu massa zat, jenis zat (kalor jenis), perubahan suhu (Purnomo, 2008).
Kalor dapat dirumuskan:
Q = m. c. Δ𝑇
Dengan:
c = kalor jenis suatu zat (J/kg K)
Q = kalor (J)
m = massa benda (kg)
Δ𝑇 = perubahan temperature (K)
B. Kalor Jenis
Kalor jenis suatu zat adalah banyaknya kalor yang diserap atau diperlukan
oleh 1 gram zat untuk menaikkan suhu sebesar 1ºC atau kemampuan suatu benda
untuk melepas atau menerima kalor (Gincoli,1997).
Perbandingan banyaknya tenaga kalor (∆Q) yang dibekalkan kepada
sebuah benda untuk menaikkan temperaturnya sebanyak ∆T dinamakan kapasitas
kalor (C).Dari benda tersebut yakni:
Δ𝑄
C = Kapasitas kalor =
Δ𝑇
Kapasitas kalor per satuan massa sebuah benda yang dinamakan kalor jenis (c)
adalah ciri (karakteristik) dari bahan yang membentuk benda tersebut:
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟 Δ𝑄
C= =
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 M.Δ𝑇
Dengan :
c = kalor jenis suatu zat (J/kg K)
Q = kalor (J)
m = massa benda (kg)
Δ𝑇 = perubahan temperature (K) (Halliday, 1985).
C. Kalor Lebur
Kalor lebur didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1 kg
zat untuk merubah wujud dari padat menjadi cair. Kalor uap dapat dirumuskan :
Q=m.L
Dimana :
Q = kalor yang diperlukan (J)
m = masa benda (kg)
L = kalor lebur (J/kg) (Tipler, 1998).
D. Azas Black
Asas Black menyatakan jumlah kalor yang masuk sama dengan jumlah kalor
yang dilepaskan pada suatu sistem. Menurut asas black jika dua buah zat atau
lebih dicampur menjadi satu maka zat yang suhunya tinggi akan melepaskan kalor
sedangkan zat yang suhunya rendah akan menerima kalor, sampai tercapai
kesetimbangan termal. Bila persamaan tersebut dijelaskan, maka akan diperoleh:
Q lepas = Q terima
m₁.c₁ (t₁-ta) = m₂.c₂(ta-t₂)
Dengan:
M₁= masa materi yang suhunya lebih rendah
m₂ = masa materi yang suhunya lebih tinggi
c₁ = kalor jenis materi yang suhunya lebih rendah
c₂ = kalor jenis materi yang suhunya lebih tinggi
ta = suhu akhir / suhu campuran (Mulyono,2001).
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Fauzi. 2010. Suhu, Kalor, dan Pemuaian. Jakarta: Erlangga

Giancoli, Douglas C. 1997. Fisika Jilid 1. Jakarta:Erlangga.

Halliday, David dan Robert Resnick. 1985. Fisika Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta:
Erlangga

Mulyono, M. 2001. Kamus Kimia . Bandung: Ganesindo.

Purnomo, Sidik. 2008. Kalor dan Perubahan Wujud Zat. Jakarta: Erlangga

Tipler, Paul A. 1998. Fisika Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai