Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

PERPINDAHAN KALOR
Acara 2: MENENTUKAN PANAS JENIS DARI BAHAN PADAT

Disusun Oleh
Nama : Indah Ayu Diah Lestari
NIM : 021180054
Fakultas/Jurusan : Fakultas Teknik Industri / Teknik Kimia
Hari,Tanggal : Kamis, 5 November 2020
Asisten Pembimbing: Heri Sutanto, S.T

LABORATORIUM PENANGANAN LIMBAH INDUSTRI

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2020
LAPORAN PRAKTIKUM
PERPINDAHAN KALOR

MENENTUKAN PANAS JENIS DARI BAHAN PADAT

DISUSUN OLEH

Nama : Indah Ayu Diah Lestari


NIM : 021180054
Fakultas/Jurusan : Fakultas Teknik Industri / Teknik Kimia
Hari,Tanggal : Kamis, 5 November 2020
Asisten Pembimbing : Heri Sutanto, S.T

Disetujui
Asisten Pembimbing

Heri Sutanto, S.T


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat,
karunia, dan hidayahh-Nya saya dapat menyelesaikan praktikum dan menyusun
laporan PRAKTIKUM PERPINDAHAN KALOR dengan judul “Menentukan Panas
Jenis Dari Bahan Padat” dengan baik, sebagai data hasil pengamatan saya.
Terselesaikannya laporan ini tentu tidak lepas dari bantuan banyak pihak.
Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Heri Sutanto, S.T sebagai asisten laboratorium
2. Semua pihak yang telah membantu saya dalam penyusunan laporan ini.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas praktikum Perpindahan Kalor
semester ganjil yaitu semester lima D3 Teknik Kimia Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Yogyakarta. Semoga laporan ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya. Sekiranya yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri
maupun orang lain yang membacanya. Adakalanya saya mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Saya memohon kritik dan saran dari
pembaca demi perbaikan makalah ini untuk lebih baik di waktu yang akan datang.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Yogyakarta, 5 November 2020


Praktikan

Indah Ayu Diah Lestari


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda
yangmenyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalorberbeda
dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas.Kalor merupakan
suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupundilepaskan oleh suatu
benda. Dari sisi sejarah kalor merupakan asal kata caloricditemukan oleh ahli kimia
perancis yang bernama Antonnie laurent lavoiser (1743 – 1794). Kalor memiliki
satuan Kalori (kal) dan Kilokalori (Kkal). 1 Kal sama dengan jumlah panas yang
dibutuhkan untuk memanaskan 1 gram air naik 1derajat celcius.

Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat.Secara
umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu bendayaitu dengan
mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kaloryang dikandung oleh
benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunyarendah maka kalor yang
dikandung sedikit. Dari hasil percobaan yang seringdilakukan besar kecilnya kalor
yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantungpada 3 faktor yaitu massa zat, jenis
zat (kalor jenis), perubahan suhu.

Kalor adalah energy yang ditransfer karena tinggi ke benda bersuhu rendah,
merupakan energy yang ditransfer dari benda yang panas ke benda yang dingin, maka
kalor merupakan energy yang ditransfer dari suatu benda ke benda yang lain karena
perbedaan suhu.Bila energi panas ditambahkan pada suatu zat, maka temperature zat
itu biasanya naik. Jumlah energy panas Q yang dibutuhkan untuk menaikkan
temperature suatu zat adalah sebanding dengan perubahan temperature dan massa zat
itu (Q=C   T  = mc     T) dengan C adalah kapasitas panas zat, yang didefinisikan
sebagai energi panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur suatu zat dengan
satu derajat. Panas jenis C adalah kapasitas panas persatuan massa.

(Anonim, 2017)

I.2 Tujuan Percobaan


Menentukan panas jenis dari bahan padat
I.3 Dasar Teori

Kalor merupakan suatu bentuk energi yang berpindah dari benda


bersuhutinggi ke benda bersuhu rendah. Benda yang menerima kalor wujudnya
atausuhunya akan berubah. Benda yang melepas kalor, suhunya akan turun
atauwujudnya berubah. Benda yang menyerap kalor, suhunya akan naik
atau wujudnyaberubah. Besarnya kalor yang diserap atau dilepas oleh suatu benda
berbandinglurus dengan :

a. a.Massa benda,
b. b.Kalor jenis benda.
c. Perubahan suhu

1.Kalorimeter

Kalorimeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur


kalor.Kalorimeter, yang menggunakan teknik pencampuran dua zat didalam
suatuwadah, umumnya digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Beberapa
jenis kalorimeter yang sering dipakai antara lain kalorimeter aluminium,kalorimeter
elektrik, kalorimeter gas, dan kalorimeter bom. Yang akan kita gunakan dalam
percobaan ini adalah kalorimeter aluminium.Menentukan kalor jenis suatu zat dengan
kalorimeter, kita gunakan hokum kekekalan energi atau Azas Black.
2.Asas black

Bila dua benda atau lebih mempunyai suhu yang berbeda-beda dansaling
bersinggungan, maka akhirnya kedua benda tersebut akan berada
dalamkesetimbangan (mempunyai suhu yang sama). Hal ini terjadi disebabkan
karenaadanya perpindahan kalor di antara benda-benda tersebut. Benda yang
suhunyatinggi melepaskan kalor, sedangkan benda yang suhunya rendah
akanmenyerap kalor. Jumlah kalor yang dilepas dan diterima telah dinyatakan oleh
JOSEPH BLACK dalam suatu “Azas Black” atau hukum pertukaran panas yaitu :

“ jumlah kalor yang diterima sama dengan jumlah kalor yang dilepaskan”

(Maria Eugenia, 2018)

Panas jenis dari suatu zat adalah bilangan yang menunjukkan berapa kalori
panas yang dipergunakan untuk memanaskan satu satuan massa dari bahan itu dengan
menaikkan suhu sebesar 1ºC. Untuk memanaskan m gram massa dengan menaikkan
suhu sebesar ∆T diperlukan kalori sebesar

Dengan :

Q = banyak kalori

M = massa zat yang dipanaskan

G = panas jenis zat

∆T = perbedaan suhu mula-mula dan akhir

Panas jenis zat ternyata tidak tetap, tergantung pada suhunya. Panas jenis
biasanya disebutkan untuk interval suhu tertentu. Panas jenis dalam hal ini adalah
panas jenis rata-rata untuk interval suhu tersebut. Panas jenis dapat ditentukan dengan
calorimeter. Jika tidak ada pertukaran kalori antara calorimeter dengan sekelilingnya,
maka : mb. Gb. (Tb-T2) = ma. 1. (T2-T1) + (mk. Gk + mp. Gp) . (T2-T1)

Dengan : ma = massa air

mb = massa benda padat

mk = massa calorimeter

mp = massa pengaduk

Tb = suhu benda padat

T1 = suhu calorimeter mula-mula

T2 = suhu akhir

Gb = panas jenis benda padat

Gp = panas jenis pengaduk

Pertukaran kalori dengan sekelilingnya dapat dikurangi dengan calorimeter


yang sempurna pembuatannya, dan percobaan yang dilakukan dimulai dari suhu yang
lebih rendah dari suhu kamar dan suhu akhir yang lebih tinggi dari suhu kamar.
Disamping itu, selisih suhu mula-mula dengan suhu kamar sampai dengan selisih
suhu antara suhu akhir dengan suhu kamar. Untuk itu diperlukan percobaan
pendahuluan.

(Anonim, 2020)

Kalor berpindah dari benda yang bersuh tinggi kebenda yang bersuhu rendah.
Ada tiga macam perpindahan kalor, yaitu:

1.      Perpindahan kalor secara konduksi

Konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat padat. Perpindahan ini tidak
diikiuti dengan perpindahan partikel perantara. Berdasarkan kemampuan
menghantarkan kalor, zat dibagi menjadi 2 golongan yaitu isolator dan konduktor.
Konduktor adalah zat yag mudah menghantarkankalor dengan baik. Namun, isolator
adalah zat yang sukar menghantarkan kalor.

2.      Perpindahan kalor secara konveksi.

Konveksi adalah proses perpindahan kalor dari satu bagian fluida kebagian
fluida lain oleh pergerakan fluida itu sendiri. Ada dua jenis konveksi, yaitu konveksi
alamiah dan konveksi paksa. Pada konveksi alamiah, pergerakan fluida terjadi akibat
perbedaan massa jenis.

3.      Perpindahan kalor secara radiasi.

Radiasi atau pancaran adalah perpindahan kalor dalam bentuk gelombang


elektromagnetik.  Pada tahun 1897, Joseph Stefan melakukan pengukuran daya total
yang dipancarkan oleh benda hitam sempurna. Dia menyatakan bahwa daya total
sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak nya. Hubungan ini dinamakn sebagai
hokum Stefan-boltzman yang berbunyi “energy yang dipancarkan oleh suhu
permukaan (A) dan sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak permukaan itu”

(Endah, 2017)
BAB II

PELAKSANAAN PERCOBAAN

II.1 Alat dan Bahan

a. Alat
- Erlenmeyer
- Logam berbentuk silinder
- Thermometer
- Kompor listrik
- Penangas Air
b. Bahan
- Air
II.2 Diagram Alir

Menyiapkan alat dan bahan

Mengukur volume air untuk dipanaskan dan di masukan lemari


pendingin

Memanaskan air hingga mendidih

Memasukan logam kedalam bejana hingga 10 menit

Mengambil air dalam lemari pendingin dan cek suhunya

Memasukan air dingin kedalam kalorimeter

Memasukan logam yang telah dipanaskan kedalam kalorimeter

Mengamati hingga suhunya konstan

Mencatat hasil percobaan


Gambar III.2.1 Diagram alir Berat Jenis Benda Padat
III.3 Pembahasan

Pada prakikum “Panas Jenis Benda Padat” dilakukan tiga bercobaan dengan
dua logam yang berbeda, sehingga diperoleh data panas jenis logam pertama sebesar
-0,00007 J/grC dan logam kedua sebesar -000012074 J/grC. Sedangkan panas jenis
pengaduk sebesar -1,244 J/grC. Dari hasil tersebut diketahui bahwa panas jenis yang
dihasilkan bertanda negatif yang seharusnya bernilai positif, hal ini terjadi karena
kurang akuratnya dalam mengukur suhu, berat dan volume pada data yang
dibutuhkan.

Pada percobaan ini, hasil yang didapat tidak sesuai dengan konsep hubungan
kalor jenis dengan massa yang mana semakin besar massa maka kalor jenis yang
dihasilkan akan semakin besar. Namun pada percobaan ini logam A yang massanya
lebih besar disbanding logam B memiliki panas jenis jang lebih kecil disbanding B.

Pada percobaan ini, berlaku Asas Black yang mana bila dua benda atau lebih
mempunyai suhu yang berbeda-beda dan saling bersinggungan, maka akhirnya kedua
benda tersebut akan berada dalam kesetimbangan (mempunyai suhu yang sama). Air
yang bersuhu panas (mendidih) akan mengeluarkan panasnya ke logam dan logam
yang suhu awalnya merupakan suhu kamar akan menerima panas sebesar panas yang
diberikan air. Seperti bunyi Asas Black: “ jumlah kalor yang diterima sama dengan
jumlah kalor yang dilepaskan.” Sama halnya ketika logam yang panas bersinggungan
dengan air yang dingin. Suhu akhir merupakan suhu perpaduan antara suhu air dan
suhu logam yang diukur hingga konstan.

Pada percobaan ini terjadi perpindahan panas secara konveksi dari air yang
mendidih maupun yang dingin ke permukaan logam dan secara konduksi yang
merambat dari permukaan logam ke seluruh bagian logam sehingga panasnya merata.
Dari panas tersebut dapat dicari panas jenis untuk setiap logam.
Pada praktikum terdapat beberapa variabel yang berpengaruh pada hasil.
Variabel bebas yang merupakan penyebab terjadinya perubahan pada variabel
lainnya, dan pada praktikum ini yang menjadi variabel bebas adalah suhu logam yang
akan berpengaruh pada variabel terikat pada kasus ini yang menjadi variabel terikat
adalah suhu akhir. Sedangkat variabel control pada kasus ini adalah suhu logam dan
jenis logam.
BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

Dari praktikum “Panas Jenis Benda Padat” dapat ditarik kesimpulan:

1. Panas jenis benda A dengan massa 85 gram adalah -0,00007 J/gr C


2. Panas jenis benda B dengan massa 75 gram adalah -0,00012074 J/gr C
3. Panas jenis pengaduk adalah -1,244 J/gr C
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. “Panas Jenis Pada Logam” diakses dari


http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1421/5/128130039_file5.pdf
pada tanggal 5 November 2020

Anonim. 2020. “Buku Petunjuk Praktikum Perpindahan Kalor” Yogyakarta:


Laboratorium Perpindahan Kalor, Program Studi D3 Teknik Kimia, Jurusan
Teknik Kimia, Fakultas Teknik Industri, UPN “Veteran” Yogyakarta.

Endah. 2017 “Perpindahan Panas Konduksi Logam” diakses dari:


https://www.academia.edu/11755065/Konduktivitas_termal pada tanggal 6
November 2020

Maria Eugenia. 2018. “Kalor” diakses dari


https://ejournal.unib.ac.id/index.php/gradien/article/download/172/146 pada
tanggal 6 November 2020
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai