Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PHYSICAL CHEMISTRY

KALORIMETRI

DISUSUN OLEH:

Annisa Dwi Puspita (1916441007)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah
“KALORIMETRI”.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritikdan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Makassar, 10 September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................... ii
BAB I ........................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................ 1
BAB II ......................................................................................................................................... 2
HASIL KAJIAN DAN PEMBAHASAN .................................................................................. 2
1. Pengertian Kalorimetri .................................................................................................. 2
2. Pengertian Kalorimeter .................................................................................................. 5
3. Prinsip Kerja Kalorimeter ............................................................................................. 6
4. Jenis-Jenis Kalorimeter .................................................................................................. 6
5. Aplikasi Kalorimeter .................................................................................................... 10
BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat dimusnahkan dan
diciptakan melainkan hanya dapat diubah dari satu bentuk energi kebentuk energi yang lain. Di
alam ini banyak terdapat jenis energi, antara lain : energi kimia, energi listrik, energi kalor,
energi potensial gravitasi, energi kinetik dan lain-lain. Salah satu bentuk penerapan hukum
kekekalan energi tersebut dapat dilihat pada saat pengkonversian energi dari energi listrik
menjadi energi panas dengan menggunakan kalorimeter.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat alat-alat pemanas yang menggunakan
energi listrik seperti teko pemanas, penanak nasi, kompor listrik ataupun pemanas ruangan.
Pada dasarnya alat-alat tersebut memiliki cara kerja yang sama yaitu merubah energi listrik
yang mengalir pada kumparan kawat menjadi energi kalor/panas. Sama halnya dengan
kalorimeter yaitu alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang
dibebaskan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kalorimeter?


2. Apa pengertian kalorimeter ?
3. Bagaimana prinsip kerja kalorimeter ?
4. Apa jenis-jenis kalorimeter ?
5. Bagaimana aplikasi kalorimeter?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian kalorimetri


2. Untuk mengetahui pengertian kalorimeter.
3. Untuk mengetahui prinsip kerja kalorimeter.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis kalorimeter.
5. Untuk mengetahui aplikasi kalorimeter.

1
BAB II

HASIL KAJIAN DAN PEMBAHASAN

1. Pengertian Kalorimetri

Kalorimetri adalah ilmu atau proses dalam pengukuran panas dari reaksi kimia atau
perubahan fisik. Kalorimetri termasuk penggunaan calorimeter. Kata kalorimetri berasal
dari bahasa Latin yaitu calor, yang berarti panas. Kalorimetri adalah pengukuran panas
secara kuantitatif yang masuk selama proses kimia.
a. Kalor
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum
untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan
mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh
benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang
dikandung sedikit.
Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang
dibutuhkan suatu benda (zat) bergantung pada 3 faktor, yaitu :
 massa zat
 jenis zat (kalor jenis)
 perubahan suhu
Sehingga secara matematis dapat dirumuskan:

Q = m.c.ΔT
Keterangan :
Q adalah kalor yang dibutuhkan (J)
m adalah massa benda (kg)
c adalah kalor jenis (J/kgC)
ΔT adalah perubahan suhu (C) = suhu akhir (T2) - suhu awal (T1)

(T1) Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :


 Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu
 Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten), persamaan yang
digunakan dalam kalor laten ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U
adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg)
2
Dalam pembahasan kalor ada dua konsep yang hampir sama tetapi berbeda yaitu
kapasitas kalor (C) dan kalor jenis (c).
 Kapasitas kalor (C) adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu benda sebesar 1 derajat celcius.
𝐐
C=
𝚫𝐓
 Kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan
suhu 1 kg zat sebesar 1 derajat celcius.
𝐐
c=
𝐦.𝚫𝐓
Bila kedua persamaan tersebut dihubungkan maka terbentuk persamaan baru, yaitu :
C = m.c
Adapun satuan SI unruk kapasitas kalor benda adalah = J/K (J = Joule, K = Kelvin),
sednagkan satuan SI untuk kalor jenis benda adalah J/Kg.K

Tabel Kalor Jenis benda (Pada teka nan 1 atm dan suhu 20 oC)

Catatan :
Kalor jenis benda biasanya bergantung pada suhu. Apabila perubahan suhu tidak
terlalu besar maka besar kalor jenis bisa dianggap tetap.

3
b. Azas Black
Menurut asas Black apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian disatukan
atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu tinggi menuju
benda yang bersuhu rendah. Aliran ini akan berhenti sampai terjadi keseimbangan
termal (suhu kedua benda sama). Secara matematis dapat dirumuskan :

Q lepas = Q terima

Yang melepas kalor adalah benda yang suhunya tinggi dan yang menerima kalor
adalah benda yang bersuhu rendah. Bila persamaan tersebut dijabarkan maka akan
diperoleh :

Q lepas = Q terima
m1.c1.(t1 ± ta) = m2.c2.(ta-t2)

keterangan :
m1=massa benda 1 dan m2=massa benda 2
c1=kalor jenis benda 1 dan c2=kalor jenis benda 2
t1=suhu benda 1 dan t2=suhu benda 2
ta=suhu saat mencapai kesetimbangan

Catatan : yang harus selalu diingat jika menggunakan Azas Black adalah pada benda
yang bersuhu tinggi digunakan (t1 ± ta) dan untuk benda yang bersuhu rendah
digunakan (ta-t2). Dan rumus kalor yang digunakan tidak selalu yang ada diatas
bergantung pada soal yang dikerjakan.

c. Perpindahan Kalor
Bila dua benda atau lebih terjadi kontak termal maka akan terjadi aliran kalor dari
benda yang bertemperatur lebih tinggi ke benda yang bertemperatur lebih rendah,
hingga tercapainya kesetimbangan termal. Proses perpindahan panas ini berlangsung
dalam 3 mekanisme, yaitu : konduksi, konveksi dan radiasi.
 Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas melalui zat padat yang tidak ikut
mengalami perpindahan. Artinya, perpindahan kalor pada suatu zat tersebut
4
tidak disertai dengan perpindahan partikel-partikelnya. Adapun contohnya
dalam kehidupan sehari-hari yaitu benda yang terbuat dari logam akan terasa
hangat atau panas jika ujung benda dipanaskan, misalnya ketika memegang
kembang api yang sedang dibakar, knalpot motor menjadi panas saat mesin
dihidupkan, tutup panci menjadi panas saat dipakai untuk menutup rebusan air
dan mentega yang dipanaskan di wajan menjadi meleleh karena panas.
 Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas melalui aliran yang zat perantaranya ikut
berpindah. Jika partikel berpindah dan mengakibatkan kalor merambat,
terjadilah konveksi. Konveksi terjadi pada zat cair dan gas (udara/angin).
Adapun contohnya dalam kehidupan sehari-hari yaitu gerakan naik dan turun
air ketika dipanaskan, gerakan naik dan turun kacang hijau, kedelai dan
lainnya ketika dipanaskan, terjadinya angin darat dan angin laut, gerakan
balon udara, dan asap cerobong pabrik yang membumbung tinggi.
 Radiasi
Perpindahan kalor tanpa zat perantara merupakan radiasi. Radiasi adalah
perpindahan panas tanpa zat perantara. Radiasi biasanya disertai cahaya.
Adapun contohnya dalam kehidupan sehari-hari yaitu panas matahari sampai
ke bumi walau melalui ruang hampa, tubuh terasa hangat ketika berada di
dekat sumber api, menetaskan telur unggas dengan lampu dan pakaian menjadi
kering ketika dijemur di bawah terik matahari.

2. Pengertian Kalorimeter

Kalorimeter adalah alat untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat pada suatu
perubahan atau reaksi kimia. Proses dalam kalorimeter berlangsung secara adiabatik, yaitu
tidak ada kalor yang keluar atau masuk dari kalorimeter. Kalorimetri adalah proses
pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu reaksi kimia dalam
suatu eksperimen.
Dengan menggunakan kalorimetri kita dapat menentukan apa jenis reaksi yang
terjadi, apakah reaksi tersebut endoterm ataupun eksoterm. Kalorimeter berfungsi untuk
mengukur besar kecilnya kalor jenis benda.

5
3. Prinsip Kerja Kalorimeter

Prinsip kerja kalorimeter berdasarkan azas black yang berbunyi “kalor yang dilepas
oleh benda panas sama dengan kalor yang diterima oleh benda dingin”. Jadi ketika dua
buah benda didekatkan satu sama lainnya maka akan terjadi perpindahan kalor dari benda
panas ke benda dingin hingga mencapai suatu kesetimbangan termal atau mencapai suhu
setimbang. Dalam kasus kalorimeter, bagian benda yang panas adalah wadah penampung
sampel yang akan memberikan panas, sedangkan bagian benda dingin adalah benda yang
akan menerima panas tersebut, biasanya berupa air.

Pada sistem tertutup kekekalan energi panas dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 = 𝑄𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎
dengan Q = m.c.∆T
Besaran-besaran yang biasanya digunakan pada persamaan atas adalah:
Q = banyaknya kalor (J)
m = massa zat (kg)
c = kalor jenis zat (J/kgoC)
∆T = perubahan suhu (oC)

4. Jenis-Jenis Kalorimeter

Beberapa jenis kalorimeter yaitu :


1) Kalorimeter Sederhana

Kalorimetri yang sederhana ialah proses mengukur perubahan suhu air atau
larutan sebagai akibat dari suatu reaksi kimia dalam suatu wadah terisolasi.
Kalorimeter ini biasanya dipakai untuk mengukur kalor reaksi yang
reaksinya berlangsung dalam fase larutan (misalnya reaksi netralisasi asam –
basa / netralisasi, pelarutan dan pengendapan oleh gelas dan lingkungan;
6
diabaikan.

qreaksi = – (qlarutan + qkalorimeter )

qkalorimeter = Ckalorimeter x DT

dengan :

Ckalorimeter = kapasitas kalor kalorimeter ( J / oC ) atau ( J / K )

DT = perubahan suhu ( oC atau K )

Jika harga kapasitas kalor kalorimeter sangat kecil; maka dapat diabaikan sehingga
perubahan kalor dapat dianggap hanya berakibat pada kenaikan suhu larutan dalam
kalorimeter.

qreaksi = – qlarutan

qlarutan = m x c x DT

dengan :

m = massa larutan dalam kalorimeter ( g )

c = kalor jenis larutan dalam kalorimeter (J / g. oC ) atau ( J / g. K )

DT = perubahan suhu ( oC atau K )

Pada kalorimeter ini, reaksi berlangsung pada tekanan tetap (DP = nol ) sehingga
perubahan kalor yang terjadi dalam sistem = perubahan entalpinya.

DH = qp

7
2) Kalorimeter Larutan

Kalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah


kalor yang terlibat pada reaksi kimia dalam sistem larutan. Pada dasarnya, kalor
yang dibebaskan/diserap menyebabkan perubahan suhu pada kalorimeter.
Berdasarkan perubahan suhu per kuantitas pereaksi kemudian dihitung kalor reaksi
dari reaksi sistem larutan tersebut. Kini kalorimeter larutan dengan ketelitian cukup
tinggi dapat diperoleh di pasaran.
Kalor yang timbul pada reaksi akan diterima ataupun diserap oleh sekeliling
(lingkungan). Jadi terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan atau
sebaliknya. Apabila kita memandang larutan yang diuji sebagai sistem maka seluruh
aspek diluar sistem disebut lingkungan termasuk juga dewar pada gambar di atas.
Jadi tidak seluruhnya kalor yang terlibat dipindahkan dari larutan ke air atau
penerima panas, akan tetapi juga akan dipindahkan ke tempat kalorimeter tersebut.
Sehingga perhitungannya menjadi:
𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 = 𝑄𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎

𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 = 𝑚. 𝑐. ∆𝑇 + 𝐶. ∆𝑇
Dengan m= massa zat
c = kalor jenis zat penerima panas
C = kapasitas kalor kalorimeter
ΔT = Perubahan suhu

8
3) Kalorimeter Bom
Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor
(nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O 2 berlebih) suatu
senyawa, bahan makanan, bahan bakar. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam
kalorimeter bom adalah kalorimeter bom adalah jenis kalorimeter volume tetap.
Sehingga dalam perhitungan tidak ada perubahan volume (usaha termodinamika =
0).

Gambar kalorimeter bom

Sejumlah sampel ditempatkan sebuah tabung di dalam kalorimeter, lalu pada


tabung tersebut dialirkan oksigen dengan tekanan tinggi (25 atm). Untuk melakukan
pembakaran (ignition), digunakan aliran listrik. Aliran listrik akan membakar sampel
dengan oksigen berlebih. Kalor yang dilepas akan diserap oleh air sekitar sekaligus
dengan wadahnya. Tentu saja dalam perhitungan akan dilakukan koreksi, sehingga
dilakukan kalibrasi kalorimeter. Koreksi tersebut meliputi input energi listrik, penyusutan
kawat, pembentukan asam akibat oksidasi. Jadi pembakaran sempurna untuk senyawa
yang mengandung S dan N biasanya akan terjadi perubahan pH.
Perhitungan pada kalorimeter bom hampir mirip dengan kalorimeter larutan yaitu:
𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 = 𝑄𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎
𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 = 𝑚. 𝑐. ∆𝑇 + 𝐶. ∆𝑇
Namun, apabila dikaitkan dengan hukum-hukum termodinamika, maka
perhitungannya:
- Kalorimeter bersifat adiabatis, kalor tidak ada yang keluar masuk dari
kalorimeter. (Q = 0)
- Tidak ada usaha karena volume konstan (W=0)

9
𝛥𝑈(𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙) = 𝑄 + 𝑊 = 0
- Larutan dipandang sebagai sistem.
𝛥𝑈(𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ) = 𝛥𝑈(𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚) + 𝛥𝑈(𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑢𝑔𝑎𝑛) = 0
𝛥𝑈(𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚) = − 𝛥𝑈(𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛) = −𝐶𝑣 𝛥𝑇
Sebelum dilakukan pengukuran, biasanya kalorimeter bom dikalibrasi terlebih
dahulu dengan menggunakan asam benzoat. Kawat yang mengalirkan arus listrik biasanya
mengalami penyusutan. Maka perhitungannya;
𝛥𝐻𝑐 = 𝛥𝐻𝑐 (𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑛𝑧𝑜𝑎𝑡) 𝑥 𝑚 (𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑛𝑧𝑜𝑎𝑡) + 𝛥𝐻𝑐 (𝑘𝑎𝑤𝑎𝑡) 𝑥 𝛥𝑚 (𝑘𝑎𝑤𝑎𝑡)
𝛥𝐻𝑐 = 𝐶𝑣. 𝛥𝑇 → 𝐶𝑣 = 𝛥𝐻𝑐/𝛥𝑇
Setelah Cv kalorimeter telah diketahui maka dapat dilakukan pengukuran entalpi
pembakaran dari sampel.

5. Aplikasi Kalorimeter

Aplikasi kalorimeter adalah sebagai berikut :

1. Aplikasi kalorimeter dilaboratium

Digunakan untuk mengukur / menentukan nilai kalor zat


makanan karbohidarat, protein atau lemak.

Digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat


pada reaksi kimia dalam system. Pada dasarnya, kalor
yang dibebaskan/diserap menyebabkan perubahan suhu
pada kalorimeter.

10
Kalorimeter sederhana digunakan dilaboratorium kimia
untuk mengukur perubahan panas

2. Aplikasi kalorimeter di kehidupan sehari-hari

Aplikasinya yaitu terdapat pada teko pemanas, penanak nasi, kompor listrik,
pemanas ruangan dan setrika.

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas dapatlah ditemukan dan


diidentifikasikan bahwa:

1) Kalorimetri adalah ilmu atau proses dalam pengukuran panas dari reaksi kimia atau
perubahan fisik. Kalorimetri termasuk penggunaan calorimeter. Kata kalorimetri
berasal dari bahasa Latin yaitu calor, yang berarti panas. Kalorimetri adalah
pengukuran panas secara kuantitatif yang masuk selama proses kimia.

2) Kalorimeter adalah alat untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat pada suatu
perubahan atau reaksi kimia.

3) Prinsip kerja kalorimeter berdasarkan azas black yang berbunyi “kalor yang dilepas
oleh benda panas sama dengan kalor yang diterima oleh benda dingin”.

4) Kalorimeter terdiri atas beberapa jenis yaitu kalorimeter sederhana, kalorimeter


larutan dan kalorimeter Bom.

5) Aplikasi kalorimeter dilaboratorium adalah untuk mengukur / menentukan nilai kalor


zat makanan karbohidarat, protein atau lemak, mengukur jumlah kalor yang terlibat
pada reaksi kimia dalam system, dan mengukur perubahan panas sedangkan
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari terdapat pada teko pemanas, penanak nasi,
kompor listrik, pemanas ruangan dan setrika.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2015. dalam https://fdokumen.com/document/kalorimetri-55a752af2b75b.html


Diakses pada tanggal 10 September 2021.

Alias, Susanti. 2021. dalam


https://www.academia.edu/32679981/Makalah_kalorimetriom/jenis-jenis-
kalorimeter/ Diakses pada tanggal 10 September 2021

Juliansyah, Eka Dwi. 2010. Laporan Praktikum Fisika Dasar Modul 8 Kalorimeter. Fakultas
Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran Jatinangor.

Kresnoadi. 2020. dalam https://www.ruangguru.com/blog/perpindahan-kalor


Diakses pada tanggal 10 September 2021

Risyad, Atikah, Adrian Hartanto, dan Tongam May Andrivan. 2012. Instrumentasi Analitik
tentang : Kalorimeter. Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

13
14

Anda mungkin juga menyukai