Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KALOR DAN PENGUKURAN KALOR

OLEH :
1.

DESI ERMITA

2. WIWIN HANDAYANI

(1530023)
(.)

PROGRAM STUDI MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
ROKAN HULU
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah


memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga
berkat karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan
judul Kalor dan Pengukuran Kalor.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini
sehingga selesai tepat waktu.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri maupun kepada pembaca pada umumnya. Kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami berharap kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun untuk makalah ini.

Kumu,

Februari 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................i


Daftar Isi .......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1..........................................................................................................Latar
Belakang ........................................................................................1
1.2..........................................................................................................Rumus
an Masalah .....................................................................................2
1.3..........................................................................................................Tujuan
.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
1.1.

Perpindahan Panas ..................................................................... 3

1.2.

Macam-macam Perpindahan Panas........................................... 3

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan ..................................................................................... 10
3.2. Saran ............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengukuran kalor sering dilakukan untuk menentukan kalor jenis suatu
zat. Dengan mengetahui kalor jenis suatu zat maka dapat dihitung banyaknya
kalor yang dilepaskan atau diserap dengan mengetahui massa zat dan perubahan
suhunya, menggunakan persamaan: Q = m cT
Alat yang dapat digunakan untuk mengukur kalor adalah kalorimeter. Salah satu
bentuk kalorimeter ialah kalorimeter campuran yang secara bagan tampak pada
gambar 4.4 di bawah ini. Kalorimeter terdiri atas sebagai berikut.
- Sebuah bejana kecil terbuat dari logam tipis yang di gosok mengkilat. Bejana
inilah yang dinamakan kalorimeternya.
- Sebuah bejana yang agak besar, untuk memasukkan kalorimeternya. Di antara
kedua bejana itu dipasang isolator yang berfungsi untuk mengurangi kehilangan
kalor karena dihantarkan atau dipancarkan sekitarnya.
- Penutup dari isolator panas yang telah dilengkapi dengan termometer dan
pengaduk. Pengaduk biasanya juga terbuat dari logam sejenis.

B.

Rumusan Masalah

1.
2.

Apakah pengertian kalor?


Apa saja jenis dan pengertian pengukuran kalor?

C. Tujuan
1. Untuk memahami apakah pengertian kalor?
2. Untuk Memahami pa saja jenis dan pengertian pengukuran
kalor?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Kalor

Misalkan, dua buah zat yang memiliki temperatur berbeda


dicampurkan pada sebuah wadah. Maka temperatur kedua benda tersebut
akan menjadi sama. Besarnya temperatur akhir berada di antara
temperatur awal kedua zat tersebut. Pada gejala ini, kalor berpindah dari
temperatur tinggi ke temperatur yang lebih rendah hingga mencapai
temperatur setimbangnya. Pada 1850, untuk pertama kalinya Joule
menggunakan sebuah alat yang di dalamnya terdapat beban-beban yang
jatuh dan merotasikan sekumpulan pengaduk di dalam sebuah wadah air
yang tertutup. Dalam satu siklus, beban-beban yang jatuh tersebut
melakukan sejumlah kerja pada air tersebut dengan massa air
adalah m dan air tersebut mengalami kenaikan temperatur sebesar t .
Percobaan ini menerangkan tentang adanya energi yang menyebabkan
timbulnya kalor dalam siklus tersebut. Kalor dapat didefinisikan
sebagai proses transfer energi dari suatu zat ke zat lainnya dengan
diikuti perubahan temperatur. Satuan kalor adalah joule (J) yang diambil
dari nama seorang ilmuwan yang telah berjasa dalam bidang ilmu Fisika,
yaitu James Joule. Satuan kalor lainnya adalah kalori. Hubungan satuan
joule dan kalori, yakni 1 kalori = 4,184 joule.
B. Mengukur Kalor
Pengukuran kalor sering dilakukan untuk menentukan kalor jenis suatu
zat. Dengan mengetahui kalor jenis suatu zat maka dapat dihitung

banyaknya kalor yang dilepaskan atau diserap dengan mengetahui massa


zat dan perubahan suhunya, menggunakan persamaan: Q = m cT
Alat yang dapat digunakan untuk mengukur kalor adalah kalorimeter.
Salah satu bentuk kalorimeter ialah kalorimeter campuran yang secara
bagan tampak pada gambar 4.4 di bawah ini. Kalorimeter terdiri atas
sebagai berikut.
- Sebuah bejana kecil terbuat dari logam tipis yang di gosok mengkilat.
Bejana inilah yang dinamakan kalorimeternya.
- Sebuah bejana yang agak besar, untuk memasukkan kalorimeternya. Di
antara kedua bejana itu dipasang isolator yang berfungsi untuk
mengurangi kehilangan kalor karena dihantarkan atau dipancarkan
sekitarnya.
- Penutup dari isolator panas yang telah dilengkapi dengan termometer
dan pengaduk. Pengaduk biasanya juga terbuat dari logam sejenis.
C. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor
Apabila temperatur dari suatu benda dinaikkan dengan besar
kenaikan temperatur yang sama, ternyata setiap benda akan menyerap
energi kalor dengan besar yang berbeda. Misalnya, terdapat empat buah
bola masingmasing terbuat dari aliminium, besi, kuningan, dan timah.
Keempat bola ini memiliki massa sama dan ditempatkan di dalam suatu
tempat yang berisi air mendidih. Setelah 30 menit, keempat bola akan
mencapai kesetimbangan termal dengan air dan akan memiliki temperatur
yang sama dengan temperatur air. Kemudian, keempat bola diangkat dan
ditempatkan di atas kepingan parafin. Bola aluminium dapat melelehkan
parafin dan jatuh menembus parafin. Beberapa sekon kemudian, bola besi
mengalami kejadian yang sama. Bola kuningan hanya dapat melelehkan
parafin sebagian, sedangkan bola timah hampir tidak dapat melelehkan
parafin. Bagaimanakah Anda dapat menjelaskan kejadian yang terjadi
pada keempat bola tersebut? Keempat bola tersebut menyerap kalor dari
air mendidih, kemudian memindahkan kalor tersebut pada parafin
4

sehingga parafin meleleh. Oleh karena setiap benda memiliki kemampuan


berbeda untuk melelehkan parafin, setiap bola akan memindahkan kalor
dari air ke parafin dengan besar yang berbeda. Kemampuan yang dimiliki
setiap benda ini berhubungan dengan kalor jenis benda tersebut. Kalor
jenis suatu benda dapat didefinisikan sebagai jumlah kalor yang
diperlukan untuk menaikkan temperatur 1 kg suatu zat sebesar 1K. Kalor
jenis menunjukkan kemampuan suatu benda untuk menyerap kalor.
Semakin besar kalor jenis suatu benda, semakin besar pula kemampuan
benda tersebut untuk menyerap kalor. Secara matematis, kalor jenis suatu
zat dapat dituliskan sebagai berikut.
c = Q / m.t . (79)
dengan:
c = kalor jenis suatu zat (J/kg K),
Q = kalor (J),
m = massa benda (kg), dan
T = perubahan temperatur (K).
Untuk suatu benda, faktor mc dipandang sebagai satu kesatuan dan faktor
ini disebut sebagai kapasitas kalor. Secara matematis dituliskan sebagai
berikut.
C = c m =Q/m .(710)
Satuan
kapasitas
kalor
adalah
J/K.
Jika Persamaan
(7
9) dan Persamaan (710) diuraikan, besarnya kalor suatu zat adalah
Q = m cT (711)
Q = C T

Contoh
Air sebanyak 100 gram yang memiliki temperatur 25 C dipanaskan
dengan energi sebesar 1.000 kalori. Jika kalor jenis air 1 kal/g C,
tentukanlah temperatur air setelah pemanasan tersebut.

Jawab
Diketahui: m = 100 gram,
T0 = 25 C,
cair = 1 kal/gC, dan
Q = 1.000 kal.
Dengan menggunakan Persamaan (711), diperoleh
Q = mc T
T = Q/mc = 1.000 kal / 100 gram 1 kal/gC
T = 10C
Perubahan temperatur memiliki arti selisih antara temperatur akhir air
setelah pemanasan terhadap temperatur awal, atau secara matematis
dituliskan sebagai berikut.
T = T T0
10C = T 25C
T = 35C
Jadi, temperatur akhir air setelah pemanasan adalah 35C.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengukuran kalor sering dilakukan untuk menentukan kalor jenis suatu
zat. Dengan mengetahui kalor jenis suatu zat maka dapat dihitung banyaknya
kalor yang dilepaskan atau diserap dengan mengetahui massa zat dan perubahan
suhunya, menggunakan persamaan: Q = m cT
Alat yang dapat digunakan untuk mengukur kalor adalah kalorimeter. Salah satu
bentuk kalorimeter ialah kalorimeter campuran yang secara bagan tampak pada
gambar 4.4 di bawah ini. Kalorimeter terdiri atas sebagai berikut.
- Sebuah bejana kecil terbuat dari logam tipis yang di gosok mengkilat. Bejana
inilah yang dinamakan kalorimeternya.
- Sebuah bejana yang agak besar, untuk memasukkan kalorimeternya. Di antara
kedua bejana itu dipasang isolator yang berfungsi untuk mengurangi kehilangan
kalor karena dihantarkan atau dipancarkan sekitarnya.
- Penutup dari isolator panas yang telah dilengkapi dengan termometer dan
pengaduk. Pengaduk biasanya juga terbuat dari logam sejenis.

DAFTAR PUSTAKA
http://dumayeducation.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-kalor-danpengukurannya.html
http://makalah-update.blogspot.co.id/2012/12/pengertian-suhu-dan-kalor.html

Anda mungkin juga menyukai