Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

“KALOR DAN KAPASITAS KALOR”

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Makmur Sirait, M.,Si

Eviyona Laurenta Br Barus, S.Pd.,

M.S Disusun Oleh:

1. Anisa Novita Barus (4213121003)


2. Monica Ladena Manurung (4213121049)
3. Ribbon M.Y.F Pasaribu (4212421019)
4. Shinta Aisyah Ifanka (4213121035)

-Kelompok 1-

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN

ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SEPTEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Bentuk Virial Gas Ideal
dan Gas Van Der Waals tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Prof. Dr. Makmur Sirait, M.,Si dan Ibu
Eviyona Laurenta Br Barus, S.Pd., M.S pada mata kuliah Termodinamia. Selain itu,
penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dosen Pengampu mata
kuliah Termodinamika. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih
pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurna.

September 2022

Medan
A. Pengertian Kalor

Kalor merupakan suatu kata yang sangat populer dan tidak asing lagi untuk didengar
dalam kehidupan sehari - hari. Kalor itu sendiri sering kita identikkan dengan panas, suhu
maupun temperatur. Perlu diketahui, energi itu sendiri tidak dapat dikatakan panas apabila ia
sendiri belum mengalir atau pergi / menghilang. Kalor pertama kali diamati oleh A.
Laouvisier yang kemudian menyatakan Teori Kalorik. Teori kalorik ini menyatakan bahwa
“Setiap zat/benda mempunyai zat alir yang berfungsi untuk mentransfer panas”. Jadi,
Laouvisier menyatakan bahwa pada saat dua benda / zat berbeda suhu bersentuhan,
maka akan terdapat zat alir yang memindahkan panas dan menyebabkan perubahan
suhu pada kedua benda tersebut. Selain itu, menurut Sir James Presscout Joule (1818-
1819), menyatakan tentang kesetaraan antara usaha dan panas serta aliran panas tidak
lain adalah perpindahan panas yang semata – mata terjadi karena perbedaan suhu.
Satuan kalor adalah kalori (kal) yang sampai saat ini masih dipakai. Satuan kalori ini
didefinisikan sebagai kalor yang dibutuhkan untuk menaikan temperatur 1 gram air sebesar
1C ° (derajat celcius). Dalam setiap percobaan atau dalam suatu perhitungan yang
berhubungan tentang kalor satuan yang paling sering digunakan adalah kilokalori. 1 kkal
didefinisikan sebagai kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 kg air sebesar 1
C°.
Kalor secara alami akan berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang
bersuhu lebih rendah, sehingga bersifat cenderung menyamakan suhu kedua benda jika
saling bertemu atau bersentuhan.  Jika suhu suatu benda itu tinggi maka kalor yang
dikandungnya pun sangat besar. Sebaliknya, jika suhu suatu benda rendah maka kalornya
pun sedikit. Jadi, dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya kalor yang ada pada benda atau
zat menyesuaikan dengan 3 faktor, yakni massa zat, jenis zat (kalor jenis), dan perubahan
suhu. 
Kalor kemudian bisa menaikan atau menurunkan suhu, jadi semakin besar kenaikan
suhu, kalor yang diterima pun semakin banyak. Sebaliknya, kenaikan suhu yang kecil akan
membuat kalor yang diterima juga sedikit. Itu artinya, hubungan kalor (Q) akan berbanding
lurus atau sebanding dengan kenaikan suhu (∆ T), jika massa (m) dan kalor jenis zat ( c)
suatu benda itu tetap.

B. Rumus kalor
1. Rumus Perpindahan Kalor

Q = m.c.ΔT
Keterangan:
Q = banyaknya kalor yang diterima atau dilepas oleh suatu zat benda tertentu (J)
m  = massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)
c = kalor jenis zat (J/kg° C)
ΔT = perubahan suhu (⁰C)
1) Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor
Kalor jenis suatu benda didefinisika sebagai jumlah kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 1 kg suatu zat sebesar 1 K. Kalor jenis ini menunjukkan kemampuan
suatu benda untuk menyerap kalor. Semakin besar kalor jenis suatu benda, semakin
besar pula kemampuan benda tersebut dalam menyerap kalor. Secara matematis
c = 𝑄 𝑚.𝛥.𝑇 atau Q = m.c.ΔT
c = kalor jenis suatu zat (J kg−1 ° C )
m = massa zat (kg)
ΔT = perubahan suhu (K)
Q= banyak kalor yang diterima atau dilepas (J)

Kapasitas kalor suatu benda adalah jumlah kalor yang diperlukan atau dilepaskan jika suhu
benda tersebut dinaikkan atau diturunkan 1 K atau 1° C. Secara matematis dapat dirumuskan
sebagai berikut:
C = 𝑄 ΔT atau C = m.c
C = kapasitas kalor ( JK−1)

Contoh Soal!
1. Air sebanyak 3 kg bersuhu 10° C dipanaskan hingga bersuhu 35° C. Jika kalor jenis
4.186 J kg-1 ° C, temtukan kalor yang diserap air tersebut! Diketahui :
m = 3 kg
ΔT = 35 -10 = 25 ° C
C = 4.186 J kg-1 ° C
Ditanyakan Q = ..?
Jawab Q = m.c. ΔT = 3 . 4186 . 25 = 313.950 J
2). Perubahan Wujud Zat
Kalor yang diterima atau dilepaskan suatu zat dapat mengakibatkan pada
perubahan wujud suatu zat. Penerimaan kalor akan meningkatkan suhu dan dapat
mengubah wujud zat dari padat menjadi cair atau cair menjadi gas. Sedangkan
pelepasan kalor dapat menurunkan suhu atau merubah wujud dari cair menjadi padat
atau gas menjadi cair. Ketika sedang berubah wujud, walaupun terdapat pelepasan
atau penyerapan kalor tetapi tidak digunakan untuk menaikkan atau menurunkan suhu.
Kalor ini disebut Kalor laten atau L. Kalor laten adalah kalor yang dibutuhkan benda
untuk mengubah wujudnya per satuan massa. Secara matematis:
Q
L= m

Dengan
L = kalor laten ( Jkg JKg−1)
Q = kalor yang dibutuhkan saat perubahan wujud (J)
m = massa zat (kg)

Contoh soal!

1. Air sebanyak 100 gram bersuhu 70° C disiramkan pada balok es bersuhu 0 ° C hingga
semua es melebur. Jika kalor lebur es 0,5 kkal/kg dan kalor jenis air 1 kkal kg-1 oC-1,
tentukan massa es yang melebur.
Diketahui:
mair = 100 g = 0,1 kg
Tair = 40 ° C
Cair = 1 kkal. Kg−1
Lb = 0,5 kkal. Kg−1
Ditanyakan: mes ?
Jawab:
Dalam kasus ini, air melepaskan kalor dan es menerima kalor, Suhu air sama dengan
suhu es yakni 0 ° C.
Qair = Qes mair cair
∆T = mes Lb 0,1 × 1 × (40 – 0) = mes × 0,5
0,5mes = 4
mes = 4 0,5
mes = 8 kg

3). Azas Black


Asas Black adalah suatu prinsip dalam termodinamika yang dikemukakan oleh
Joseph Black. Bunyi Asas Black adalah sebagai berikut: “Pada pencampuran dua zat,
banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya lebih tinggi sama dengan banyaknya
kalor yang diterima zat yang suhunya lebih rendah”. Energi selalu kekal sehingga
benda yang memiliki temperatur lebih tinggi akan melepaskan energi sebesar QL dan
benda yang memiliki temperatur lebih rendah akan menerima energi sebesar QT
dengan besar yang sama. Secara matematis, pernyataan tersebut dapat ditulis sebagai
berikut.
Q lepas = Q terima
Keterangan:
QLepas = jumlah kalor yang dilepaskan oleh zat (Joule)
QTerima = jumlah kalor yang diterima oleh zat (Joule)
Besarnya kalor dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
Q = mc∆T
Ketika menggunakan persamaan ini, perlu diingat bahwa temperatur naik
berarti zat menerima kalor, dan temperatur turun berarti zat melepaskan kalor, maka
QLepas = Qterima
m1c1∆T1 = m2c2∆T2
dengan ∆T1 = T – Takhir dan ∆T2 = Takhir – T sehingga
m1c1(T1 – Tc) = m2c2(Tc – T2)
Keterangan:
m1 = massa benda 1 yang suhunya tinggi (kg)
m2 = massa benda 2 yang suhunya rendah (kg)
c1 = kalor jenis benda 1 (J/kg° C)
c2 = kalor jenis benda 2 (J/kg° C)
T1 = suhu mula-mula benda 1 (° C atau K)
T2 = suhu mula-mula benda 2 (° C atau K)
Tc = suhu akhir atau suhu campuran (° C atau K)
Contoh soal!
1. Air bermassa 200 gram bersuhu 30°C dicampur air mendidih bermassa 100 gram dan
bersuhu 90°C. (Kalor jenis air = 1 kal. gram−1°C−1). Suhu air campuran pada saat
keseimbangan termal adalah….
Diketahui:
m1 = 200 gram = 0,2 kg
T1 = 30° C
T2 = 100° C
m2 = 100 gram = 0,1 kg
c = 1 kal. gram−1°C−1
Ditanyakan Tc= ..?
Jawab Q lepas = Q terima
m2.c.ΔT = m1.c.ΔT 0,1.
(90 – Tc)=0,2 .(Tc – 30)
45-0,5 Tc = Tc -30
75 = 1,5 Tc
Tc = 50 °C

Anda mungkin juga menyukai