Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kompresor secara sederhana bisa diartikan sebagai alat untuk memasukkan udara dan atau
mengirim udara dengan tekanan tinggi. Kompresor bisa kita temukan pada alat pengungkit,
kendaraan roda empat, pendingin ruangan, lemari es serta alat-alat mengengkat beban yang
menggunakan tekanan untuk mengangkatnya.
Sekalipun sama-sama sebagai alat untuk memasukkan dan mengiri udara dengan tekanan tinggi,
pada masing-masing peralatan yang berbeda, cara kerja kompresor pun bisa berbeda pula.
Secara umum kompresor digunakan atau berfungsi menyediakan udara dengan tekanan tinggi.
Prinsip kerja kompresor seperti ini biasa kita temukan pada mesin otomotif. Fungsi kedua dari
kompresor adalah untuk membantu reaksi kimia dengan cara meningkatkan sistem tekanan.
Korosi merupakan salah satu hal yang sering menimbulkan kendala bagi jalannya proses kerja di
lingkungan industri. Korosi menyerang peralatan pabrik terutama yang terbuat dari logam.
Korosi dapat terjadi pada semua logam, terutama yang berhubungan dengan udara atau cairan
yang korosif. Pada sistem pendingin logam bersinggungan langsung dengan cairan yang bersifat
korosif, sehingga logam akan mudah terserang korosi. Apalagi jika mesin tersebut berhubungan terus
dengan air secara terus menerus.
Seperti halnya pada sistem pendingin yang fungsinya menyuplai air dingin ke mesin-mesin
industri seperti compressor, kondensor, dan chiller. Dimana air bersirkulasi dalam sistem pendingin
dan terjadi kontak langsung dengan semua komponennya. Akibatnya komponen tersebut akan mudah
terserang korosi. Korosi pada sistem sangat merugikan, karena korosi ini akan mengurangi performa
sistem mesin.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, didapat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Mengapa korosi terjadi pada kompresor udara?
2. Bagaimana dampak korosi pada kompresor udara?
3. Bagaimana cara mencegah korosi pada kompresor udara?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui penyebab korosi pada kompresor udara.

2. Mengetahui dampak korosi pada kompresor udara.


3. Mengetahui pencegahan korosi pada kompresor udara.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Memberikan pemahaman terhadap penyebab, dampak, dan pencegahan korosi pada kompresor
udara.

2. Memberikan pengalaman kepada penulis untuk menerapkan dan memperluas wawasan penerapan
teori dan pengetahuan yang telah diterima di dalam perkuliahan pada kegiatan nyata
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Gambaran Umum Kompresor Udara

Kompresor udara adalah mesin atau alat mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan
tekanan atau memampatkan udara. Kompresor udara biasanya menggunakan motor listrik,
mesin diesel atau mesin bensin sebagai tenaga penggeraknya. Udara bertekanan hasil dari
kompresor udara, biasanya pada bisnis cuci mobil digunakan sebagai penggerak hidrolik,
penghasil busa snow wash (dari penggunaan tabung snow wash), proses pengeringan
menggunakan air duster, dan digunakan untuk mengisi udara pada ban kendaraan.

Kompresor adalah alat pemampat atau pengkompresi udara dengan kata lain kompresor adalah
penghasil udara mampat. Karena proses pemampatan, udara mempunyai tekanan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan tekanan udara lingkungan (1atm). Dalam keseharian, kita sering
memanfaatkan udara mampat baik secara langsung atau tidak langsung. Sebagai contoh, udara
manpat yang digunakan untuk mengisi ban mobil atau sepeda montor, udara mampat untuk
membersihkan bagian-bagian mesin yang kotor di bengkel-bengkel dan manfaat lain yang sering
dijumpai sehari-hari.

Pada industri, penggunaan kompresor sangat penting, baik sebagai penghasil udara mampat atau
sebagai satu kesatuan dari mesin-mesin. Kompresor banyak dipakai untuk mesin pneumatik,
sedangkan yang menjadi satu dengan mesin yaitu turbin gas, mesin pendingin dan lainnya.

Dengan mengambil contoh kompresor sederhana, yaitu pompa ban sepeda atau mobil, prinsip
kerja kompresor dapat dijelaskan sebagai berikut. Jika torak pompa ditarik keatas, tekanan di bawah
silinder akan turun sampai di bawah tekanan atmosfer sehingga udara akan masuk melalui celah
katup hisap yang kendur.

2.2 Fungsi kompresor angin

Kompresor angin berfungsi mengambil udara atau gas dari sekitar yang
kemudian akan diberi tekanan di dalam tabung, lalu disalurkan kembali
sebagai udara bertekanan. Kompresor udara umumnya dimanfaatkan
untuk berbagai macam keperluan, seperti:
1. Menyuplai udara bersih bertekanan tinggi untuk mengisi tabung
atau silinder gas.

2. Menyuplai udara bersih bertekanan ke sistem kontrol


HVAC (Heating, Ventilation, dan Air Conditioning) pneumatic di beberapa
bangunan perkantoran dan sekolah.

3. Menyuplai sejumlah besar udara bertekanan pada peralatan


bertenaga udara(Pneumatic Tools), seperti bor jack hammer

4. Mengisi udara pada ban.

5. Menyuplai udara pada penyelam.

6. Menyuplai udara untuk alat-alat spray atau air brush.

7. Gerinda udara.

8. Menghasilkan udara bertekanan dengan volume besar untuk proses


industri skala besar, seperti keperluan untuk oksidasi kokas minyak
bumi, atau sistem purge pada pabrik semen.

2.3 Jenis-jenis kompresor angin

Secara umum air compressor dikelompokkan menjadi :

1. Air compressor mini


Ada beberapa macam air compressor jenis ini, pada intinya air compressor mini tidak
menggunakan tabung tekanan, jadi bentuknya mini dan bekerja hanya menghasilkan tiupan
udara. Contoh

1. Air compressor mini dengan penggerak motor DC untuk perlengkapan mobil.

2. Air compressor mini untuk pengecatan sederhana dengan spraygun low pressure.
3. Air compressor mini untuk pengecatan menggunakan air pen brush.

2. Air compressor direct driven


System dari air compressor ini adalah direct driven, yaitu motor penggerak langsung terkoneksi
dengan pompa udara. Jadi jumlah putaran motor penggerak (rpm) otomatis sama dengan
kecepatan pompa udara. Biasa pada jenis air compressor model direct driven menggunakan
motor dengan kecepatan sekitar 2.850 rpm dan menggunakan system single piston pada pompa
udara.
Kelebihan air compressor jenis ini adalah kecepatan pengisian (air delivery) yang cukup tinggi
karena pompa udara diputar dengan kecepatan sekitar 2.850 rpm. Kekurangan jenis air
compressor ini adalah suara yang dihasilkan cukup keras, karena hasil dari putaran tinggi pompa
udara, juga lebih banyak menghasilkan air di dalam tanki tekanan.

3. Air compressor belt driven


Sesuai dengan namanya, air compressor ini menggunakan system koneksi antara tenaga
penggerak dan pompa udara menggunakan vanbelt (v-belt) jenis ini yang sering dijumpai di
tempat tukang tambal ban. Tenaga penggerak dapat menggunakan elektromotor listrik atau
mesin berbahan bakar bensin atau solar.Air compressor ini yang paling sering digunakan
dibanding dengan air compressor jenis lain, karena direkomendasikan menggunakan penggerak
dengan putaran sekitar 1500 rpm, mengakibatkan air compressor ini lebih tahan lama
dibandingkan dengan jenis direct driven. Air compressor jenis ini direkomendasikan bekerja
selama 8 jam, apabila digunakan lebih dari 8 jam maka udara yg dihasilkan akan lebih banyak
mengandung air.
Air compressor ini dibagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

1. Single stage air compressor (working pressure 8 bar, maximum pressure 10 bar)

2. Two stage air compressor (working pressure 12 bar, maximum pressure 14 bar)

3. High pressure air compressor (working pressure up to 14 bar)

4. Booster air compressor (air compressor tambahan agar tekanan dapat menjadi lebih
tinggi)
Pada setiap jenis type air compressor diatas masih dibagi lagi sesuai dengan air delivery/debit
udara yang dihasilkan.

4. Air compressor screw


Air compressor jenis ini digunakan apabila ada kebutuhan tekanan udara selama 24 jam nonstop,
atau pengguna membutuhkan air delivery/debit udara yang tinggi. Kelebihan dari screw air
compressor adalah udara yang dihasilkan tidak banyak mengandung uap air, karena system dari
air compressor ini menggunakan screw yaitu dua buah ulir yang saling berputar dalam memompa
udara, air compressor jenis ini juga tidak menimbulkan suara bising.

2.4 Prinsip Kerja Kompresor Udara

Untuk mengetahui prinsip kerja kompresor, maka kita ambil contoh sederhana pada pompa yang
digunakan untuk memompa ban kendaraan. Saat piston atau tuas pegangan ditarik ke atas, maka
tekanan silinder pada bagian bawah akan mengalami penurunan sampai di bawah tekanan
atmosfer, jadi udara luar akan mudah masuk ke dalam rumah pompa melalui katup hisapan. Setelah
tuas atau piston kita tekan ke bawah, maka udara di dalam pompa tersebut akan keluar mencari
area yang tekanannya lebih rendah.
Hal tersebut terjadi karena tekanan yang diberikan oleh piston yang kita tekan akan memapatkan
udara di dalam rumah pompa sehingga menjadi udara yang bertekanan. Saat anda menghubungkan
katup buangan (outlet valve) dengan ban kendaraan anda, maka tekanan di dalam ban tersebut
akan terus mengalami peningkatan hingga mencapai batas tertentu sesuai yang anda inginkan. Jadi,
contoh yang kita ambil tadi jelas menggambarkan bahwa proses pemampatan terjadi karena adanya
perubahan volume pada gas/udara karena adanya suatu tekanan dan kecepatan yang diberikan.

2.5 Penggerak Kompresor Udara

Penggerak kompresor berfungsi untuk memutar kompresor, sehingga kompresor dapat bekerja

secara optiomal. Penggerak kompresor yang sering digunakan biasanya berupa motor listrik

dan motor berbahan bakar. Penggunaan mesin bensin atau diesel biasanya digunakan

bilamana lokasi di sekitarnya tidak terdapat aliran listrik atau cenderung non stasioner.
Kompresor yang digunakan di pabrik-pabrik kebanyakan digerakkan oleh motor listrik karena

biasanya terdapat instalasi listrik dan cenderung stasioner (tidak berpindah-pindah).

2.6 Bagian- bagian kompresor angin

Selain kita mengenal berbagai jenis air compressor, sebaiknya kita juga mengenal beberapa
perlengkapan untuk air compressor yang disesuaikan dengan kegunaan air compressor tersebut.

1. Air dryer
Digunakan untuk mengeringkan udara setelah keluar dari air compressor, biasa digunakan untuk
pengecatan kualitas tinggi, supply tekanan udara untuk pneumatic, air tools, dsb.

2. Desicant dryer
Fungsinya sama dengan air dryer diatas, hanya efisiensi alat ini lebih tinggi daripada air dryer,
biasa digunakan untuk mesin-mesin makanan dan farmasi.

3. Air filter (filter udara)


Alat ini digunakan untuk menyaring partikel kotoran yang keluar dari air compressor,
penggunaannya biasa dipasang sebelum air dryer atau desicant dryer. ada beberapa ukuran
kerapatan saringan partikel kotoran dalam micron. Alat ini sering disalah artikan dapat menyaring
air yang keluar dari air compressor, mungkin karena lama kelamaan dalam gelas di alat ini
terdapat air, padahal air itu hasil dari tekanan udara yang terkondensasi dalam gelas, seperti
halnya air yang terjadi dalam tanki air compressor. Padahal alat ini sama sekali tidak dapat
menyaring molekul air yang keluar dari air compressor.

4. Regulator
Alat ini digunakan untuk mengatur/menstabilkan tekanan yang keluar dari air compressor. Alat ini
biasa tekoneksi dengan air filter.

5. Lubrikator
Alat ini digunakan untuk menambah pelumas dalam udara yang keluar dari air compressor, biasa
digunakan ketika air compressor digunakan untuk menggerakkan unit-unit pneumatik atau air
tools, alat ini biasa terkoneksi bersama air filter dan regulator.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Cara Kerja Komprosor Angin
Urutan proses kompresor torak adalah berikut :
1. Langkah Hisap
Poros engkol berputar, torak bergerak dari TMA ke TMB. Kevakuman terjadi pada
ruangan di dalam silinder, sehingga katub hisap terbuka oleh adanya perbedaan tekanan dan
udara terhisap masuk ke dalam silinder.

2. Langkah Kompresi
Langkah kompresi terjadi saat torak bergerak TMB ke TMA, katup hiasap dan katup
keluar tertutup sehingga udara dimampatkan di dalam silinder.
3. Langkah Keluar
Bila torak meneruskan gerakannya ke TMA, tekanan di dalam silinder akan naik
sehingga katup keluar oleh tekanan udara sehingga udara keluar memasuki tangki
penyimpanan udara.

3.2 Gangguan Kerja Kompresor dan Cara Mengatasinya


1. Pembebanan lebih dan pemanasan lebih pada motor pengerak.
Sumber energi kompresor berupa motor penggerak yang umum digunakan secara luas
adalah motor bakar dan motor listrik. Permasalahan akan muncul apabila jumlah daya yang
dibutuhkan kompresor adalah kurang dari harga normal operasi. Sebagai contoh apabila
kompresor membutuhkan Pv = 10 KWatt untuk bekerja normal tetapai motor penggerak
hanya mempunyai daya maksimum sebesar 8 Kwatt, motor penggerak akan bekerja berat
atau menjadi terbebani lebih. Hal ini dapat berakibat motor listrik menjadi panas dan dapat
terbakar pada lilitan kemaganitannya. Penggunaan motor bakar sebagai motor penggerak,
apabila sering beropersai dalam kondisi pembebanan lebih akan mengurangi
umur mesin. Untuk mengatasi kondisi di atas, yaitu pembebanan yang berlebih pada
instalasi kompresor, dalam memilih motor penggerak harus mempertimbangkan faktor
koreksi daya .
2. Pemanasan lebih pada udara hisap.
Semakin tinggi temperatur udara yang dihisap dengan rasio kompresi yang sama, akan
menghasilkan udara mampat dengan temperatur yang lebih tinggi. Disamping itu kerja
kompresor menjadi lebih berat, hal ini tentunya menaikkan harga dari daya penggerak
kompresor. Temperatur udara luar yang diijinkan adalah sekitar 40 0C. Apabila temperatur
udara hisap lebih tinggi dari temperatur tersebut, dapat mengakibatkan temperatur udara
tekan menjadi sangat tinggi dan efeknya merugikan dan cenderung menggangu kinerja dari
proses pemampatan. Pelumas yang terkena panas berlebih juga akan terbakar dan
menghasilkan karbid yang menempel pada katup-katup atau peralatan lainnya yang
dalam jangka waktu lama akan merusak katup-katup tersebut. Efek lainnya yang dapat
terjadi adalah karena kerusakan pada katup-katup, udara tekan akan masuk silinder lagi dan
dikompresikan lagi, kondisi ini menghasilkan udara tekan dengan temperatur sangat tinggi,
proses kompresi bahkan berhenti sama sekali karena piston pada panas tinggi menjadi
memuai dan kemudian macet. Cara mengatasi kondisi apabila terjadi kenaikan temperatur
udara tekan yang besar, instalasi kompresor perlu dipasang alat pendingin terutama pada
tangki penampung udara
3. Korosi
Udara yang ditekan oleh kompresor tersebut jika tercampur senyawa-senyawa asam atau
basa akan sangat korosif. Apabila kompresor dalam keadaan mati, udara tekan
akan mengalami pendinginan dan uap air dengan kandungan senyawa korosif yang akan
mengembun dan dapat menempel pada komponen-komponen. Air dari pengembunan ini
dapat menimbulkan korosi yaitu peristiwa bereaksinya bahan logam dengan zat korosif dan
meghasilkan karat. Pencegahan korosi pada peralatan kompresor dapat dilakukan melalui
pemilihan bahan logam yang tepat dan tahan korosi. Cara lain adalah dengan pemberian
katup cegah air otomatis pada sisi ke luar kompresor, dan selalu membuka keran untuk
menguras air yang ada di tabung tekan kompresor.
3.3 Korosi pada Kompresor Udara

Korosi sering terjadi pada kompresor udara karena sistem sering teroksidasi dengan H2O dan
udara, sehingga mudah sekali terjadi perkaratan.

Korosi dapat terjadi pada semua logam, terutama yang berhubungan dengan udara atau cairan
yang korosif. Pada sistem bersinggungan langsung dengan cairan yang bersifat korosif, sehingga
logam akan mudah terserang korosi. Apalagi jika mesin tersebut berhubungan terus dengan air
secara terus menerus. Seperti halnya pada kompresor udara. Akibatnya komponen tersebut
akan mudah terserang korosi.

karena permukaan Sistem ini selalu kontak dengan air maka korosi di sistem ini sering dikatakan
sebagai korosi dalam air. Semua air dapat jadi penyebab korosi karena air dapat berfungsi
sebagai pereaksi, katalisator, sebagai pelarut, maupun sebagai elektrolit untuk terjadinya korosi
pada logam. Tetapi korosivitas dari masing-masing air ini akan berlainan terhadap logam yang
sama karena agresivitas berbeda disebabkan mempunyai komposisi zat terlarut yang tidak
sama. Komponen-komponen dari cooling sistem yang biasa terserang korosi adalah sebagai
berikut :

1. Pompa dan pipa pompa

2. Pipa masuk after cooler kompresor

3. Katup-katup, elbow, dan sambungan sambungan pipa

3.4 Faktor-faktor yang Menyebabkan Korosi

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya korosi yaitu:

1. PH
Semakin tinggi pH maka laju korosi akan semakin cepat, sehingga air dalam sistem pendingin
dikontrol agar pH sekitar pH netral yaitu tujuh koma lima sampai delapan koma lima (7,5 – 8,5).

2. Temperatur

Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada peristiwa korosi. Secara umum,
semakin tinggi temperatur maka semakin cepat terjadinya korosi. Hal ini disebabkan dengan
meningkatnya temperatur maka meningkat pula energi kinetik partikel sehingga kemungkinan
terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks semakin besar dan laju korosi pada logam
semakin meningkat.

3. Partikel padat dan sistem deposit

Banyaknya partikel padat atau mineral-mineral yang terkandung di dalam air bertendensi
menyebabkan terbentuknya deposit. Deposit yang keras dan melekat kuat dipermukaan logam
disebabkan oleh konsentrasi mineral-mineral nyang melebihi batas kelarutannya. Dari adanya
deposit maka di daerah bawah deposit akan mudah terbentuk korosi (korosi di bawah
deposit / under deposit corrosion).

4. Kecepatan aliran air

Kecepatan aliran air yang tinggi diatas kecepatan kritisnya di dalam pipa berpotensi
menimbulkan korosi. Kerusakan permukaan logam yang disebabkan oleh aliran fluida yang
sangat deras itu yang disebut erosi. Proses erosi dipercepat oleh kandungan partikel padat
dalam fluida yang mengalir tersebut atau oleh adanya gelembung-gelembung gas. Dengan
rusaknya permukaan logam, rusak pula lapisan film pelindung sehingga memudahkan terjadinya
korosi . Kalau hal ini terjadi maka proses ini disebut karat erosi.

5. Pertumbuhan mikro organisme

Secara teoritis apabila tidak terdapat zat asam, maka laju korosi pada baja relatif lambat, namun
pada kondisi-kondisi tertentu ternyata laju korosinya justru tinggi sekali. Setelah diselidiki
ternyata di daerah tersebut hidup sejenis bakteri anaerobic yang hanya bertahan dalam kondisi
tanpa zat asam. Bakteri ini mengubah (reducing) garam sulfat menjadi asam yang reaktif dan
menyebabkan korosi.
3.5 Tipe-tipe Korosi pada Sistem Pendingin

1. General Korosi Atmosfer ( General corrosion )

Jenis korosi ini terjadi akibat proses elektrokimia antara dua bagian benda padat khususnya
logam besi yang berbeda potensial dan langsung berhubungan dengan udar terbuka. di udara,
perbedaan struktur molecular dari material logam itu sendiri, serta perbedaan tegangan di
dalam bagian-bagian logam besi tersebut. Secara alami hal-hal tersebut menimbulkan
perbedaan potensial antara bagian-bagian, perbedaan potensial ini menyebabkan sebagian dari
logam bersifat katodis, yakni kotoran , oksida, dan struktur molecular yang katodis, serta bagian
yang anodis, yakni bagian metal besi yang murni.

2. Korosi Galvanis

Korosi galvanis berprinsip reaksi sebagaimana halnya sel galvanis. Korosi galvanis merupakan
proses pengkorosian elektrokimiawi jika dua macam logam yang berbeda potensial dihubungkan
langsung di dalam elektrolit yang sama.

3. Korosi Erosi (Errosion corrosion)

Erosi adalah kerusakan permukaan metal yang disebabkan oleh aliran fluida yang sangat deras.

4. Korosi Sumuran (Pitting corrosion)

Bentuknya ada yang merata di seluruh permukaan metal, ada yang terisolir (isolated), namun
keseluruhannya berada dalam lingkungan yang cair atau basah, hal ini dikarenakan sumuran
tersebut sebagai akibat proses elektrokimia yang terkonsentrasi pada suatu lokasi secara
berkesinambungan. Secara umum karat ini memiliki ciri-ciri anoda sangat kecil dan sering terjadi
dibawah deposit atau titik lemah.

5. Korosi kavitasi

Apabila karena tingginya kecepatan cairan menciptakan daerah-daerah bertekanan tinggi dan
rendah secara berulang-ulang pada permukaan peralatan dimana cairan tersebut mengalir,
maka terjadilah gelembung –gelembung uap cairan pada permukaan tersebut, yang apabila
pecah kembali menjadi cairan yang menimbulkan pukulan pada permukaan yang cukup besar
untuk memecahkan film oksida pelindung permukaan tadi.
Mekanisme kavitasi secara skematis ditunjukkan oleh gambar 1.6 yakni melalui beberapa
langkah-langkah sebagai berikut :

a. Gelembung kavitasi terbentuk pada film pelindung.

b. Gelembung-gelembung tersebut pecah dan merusak lapisan film tersebut.

c. Permukaan logam yang sudah tak terlindungi mulai terkorosi dan film terbentuk kembali.

d. Gelembung-gelembung kavitasi yang baru, terbentuk lagi pada tempat yang sama.

e. Gelembung pecah dan merusak lapisan film.

f. Daerah yang terbuka (tak terlindungi lapisan film) terkorosi lagi dan lapisan film terbentuk
kembali dan seterusnya

3.6 Efek yang ditimbulkan oleh adanya korosi

1. Merusak logam dari system.

2. Korosi menghasilkan deposit dalam penukar kalor.

3. Efisiensi perpindahan panas berkurang oleh adanya deposit.

4. Kebocoran pada perlengkapan maupun peralatan.

5. Terjadi kontaminasi pada proses dan airnya sendiri.

3.7 Cara merawat Kompresor Udara

Menggunakan peralatan sesuai dengan peruntukkan dan merawatnya dengan benar, akan
memperpanjang usia peralatan tersebut. Begitu juga dengan kompresor, tanpa dirawat dengan baik
dan atau dipergunakan tidak sebagaimana mestinya sesuai dengan peruntukannya, akan
menyebabkan kompresor cepat rusak.

Kejadian seperti ini kerap kali terjadi karena kecerobohan mekanik dalam menggunakan kompresor.
Tentu saja untuk menjaga dan memelihara kompresor, harus merujuk kepada petunjuk manual yang
telah disediakan produsen dan telah disesuaikan dengan kapasitas, fungsi dan cara kerja
kompresor tersebut.
Agar kompresor awet, selain dipergunakan sesuai dengan fungsinya, juga perlu perawatan
yang baik. Selain itu prosedur penggunaannya pun harus sesuai dengan langkah-langkah
yang dianjurkan dalam buku manual.

Misalnya, ketika akan menggunakan kompresor, pastikan dulu bahwa oli berada pada level
aman. Kemudian semua kran harus dipastikan dalam keadaan tertutup, belt tidak terlalu
kendur dan tidak juga terlalu kencang. Sebelum kompresor dinyalakan, atur terlebih dahulu
pengaturan udara agar tidak terlalu rendah dan juga tidak terlalu tinggi.

Selain langkah-langkah tadi, kita juga harus memantau keadaan pressure gauge sesuai
dengan kapasitas kompresor. Misalnya saja, kompresor yang berkekuatan 8 bar, maka
motor akan mati ketika pressure gauge menunjukkan angka 8 bar dan akan hidup kembali
bila pressure gauge menunukkan angka 5 bar. Selain itu harus pula menjadi kebiasaan
yaitu ketika selesai menggunakan kompresor, maka angin yang masih tersisa di dalam
tangki harus dibuang.

BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
1. Pada kompresor udara mudah terkena korosi karena komponen sistem kompresor udara
bersinggungan langsung dengan zat yang bersifat korosif.
2. Korosi pada kompresor udara mengakibatkan kinerja sistem pada komprespr udara kurang
optimal.
3. Laju korosi dapat diperlambat dengan dipergunakan sesuai dengan fungsinya, juga perlu
perawatan yang baik. Selain itu prosedur penggunaannya pun harus sesuai dengan langkah-
langkah yang dianjurkan dalam buku manual.

4.2 Saran

Menggunakan peralatan sesuai dengan peruntukkan dan merawatnya dengan benar, akan
memperpanjang usia peralatan tersebut. Agar kompresor awet, selain dipergunakan sesuai
dengan fungsinya, juga perlu perawatan yang baik. Selain itu prosedur penggunaannya
pun harus sesuai dengan langkah-langkah yang dianjurkan dalam buku manual.

DAFTAR PUSTAKA

http://jurnal.batan.go.id/index.php/pin/article/view/1375/1306 diakses pada tanggal 20 Mei 2019

http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi/article/download/1973/1732 diunduh pada tanggal 20 Mei


2019
Anonymous. Kompresor Udara. [Online]. Available:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/31240/Chapter%20I.pdf?
sequence=4&isAllowed=y diakses pada tanggal 20 Mei 2019

Anonymous. Kompresor Dan Sistim Udara Tekan. [Online]. Available:


kk.mercubuana.ac.id/files/14050-3-923317585222.doc. [Diakses 20 Mei 2019] .

Anda mungkin juga menyukai