Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

NAMA LENGKAP : Evangeline Keisha Annabel

NIM : 208114056

HARI PRAKTIKUM : Senin, 22 Februari 2020

GOLONGAN :B1

KELOMPOK :1

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

2021
ACARA II

TEKNIK INOKULASI DAN PENGENCERAN SUSPENSI BAKTERI

1. TUJUAN
 Mempelajari cara-cara pemindahan mikroba secara aseptis.
 Mempelajari teknik-teknik isolasi dan penanaman mikroba.
 Mempelajari teknik pembuatan pulasan bakteri untuk pengecatan/pewarnaan
bakteri.
 Mengenal bermacam-macam mikroba di alam.

2. PERTANYAAN PENUNTUN
a) Jelaskan perbedaan isolasi dan inokulasi bakteri!
Isolasi bakteri yaitu pemindahan atau pemisahan bakteri dari lingkungannya di
alam lalu menumbuhkannya di medium buatan sebagai kultur murni yang hanya
ada satu spesies bakteri (Fitri, 2011).
Inokulasi berbeda dengan isolasi, jika isolasi merupakan upaya memisahkan
mikroba, sedangkan inokulasi merupakan pekerjaan memindahkan mikroba dari
medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat
tinggi. Dengan kata lain, inokulasi adalah suatu upaya untuk menanamkan
mikroba (Luklukyah, 2019)

b) Jelaskan prinsip dasar dan tujuan teknik isolasi mikroba secara streak plate, pour
plate dan spread plate!
 Streak plate atau cara gores dilakukan dengan menggoreskan suspensi
bahan yang mengandung bakteri pada permukaan medium agar . Setelah
diinkubasi, pada bekas goresannya akan muncul koloni bakteri yang
bertujuan untuk memisahkan bakteri secara individual.(Fitri,2011).
 Pour plate atau cara tabur ini adalah metode yang digunakan untuk
menganalisa jumlah bakteri hasil hanya saja perhitungan tidak
menunjukkan jumlah sel mikroba yang sebenarnya, karena beberapa
sel yang berdekatan mungkin membentuk satu koloni, mikroba yang
ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan membentuk
koloni yang kompak dan jelas, tidak menjalar, memerlukan persiapan dan
waktu inkubasi sehingga pertumbuhan koloni dapat dihitung (Darmayanti
dkk., 2020). Tujuan dari metode ini adalah untuk menentukan perkiraan
jumlah bakteri dinyatakan dalam koloni (Irianto, 2012)
 Spread plate (cawan sebar) adalah teknik isolasi mikroba yang dilakukan
dengan cara menginokulasi kultur mikroba dengan cara dipulas atau
disebar pada permukaan media agar padat. Metode ini dilakukan dengan
mengencerkan biakan kultur mikroba dengan tujuan mendapatkan koloni
dengan teknik penanaman dan penyetaraan suspensi bakteri pada
permukaan medium. (Yusmaniar dkk.,2017).

c) Apa yang dimaksud dengan kultur murni/ biakan murni?


Kultur murni adalah biakan mikroba yang terdiri atas sel-sel satu galur yang
didapat dari isolasisi satu jenis spesies mikroorganisme tertentu, nantinya akan
didapat satu spesies di suatu biakan. Kultur ini diperbanyak untuk digunakan
dalam suatu proses, maka kultur murni harus disimpan agar bisa digunakan
sewaktu-waktu (Prastowo, 2019).

d) Jelaskan karakteristik pertumbuhan mikroba dalam media padat dan media cair!
Karakteristik pertumbuhan mikroba dalam media padat yaitu dengan
membentuk koloni atau kumpulan dari sel-sel mikroba. Media ini berguna dalam
menjaga agar sel agar tidak berpindah tempat sehingga akan mudah dihitung dan
dipisahkan jenisnya ketika tumbuh menjadi koloni. Media padat juga
menampakkan difusi hasil metabolit bakteri sehingga memudahkan dalam
pengujian suatu hasil metabolit. Sedangkan, mikroba yang tumbuh dalam media
cair memiliki karakteristik keruh, menyebar dan tercampur dengan seluruh nutrisi
di media cair sehingga lebih cocok untuk mengoptimumkan pertumbuhan
mikroorganisme. Dapat juga untuk mengetahui karakter suatu mikroorganisme
berdasarkan kebutuhan oksigen (Hafsan, 2014).

3. SKEMA KERJA
1. Teknik-Teknik Pemindahan Kultur Mikroba
 Alat dan bahan :
1) Media Na miring, NA tegak, NB
2) Jarum ose
3) Jarum inokulasi
4) Kultur murni bakteri
5) Lampu bunsen
6) Vortex mixer

 Cara kerja :
Media hasil percobaan 1 disiapkan. Pemindahan kultur mikroba dilakukan satu
persatu untuk masing-masing media.

Tutup dilonggarkan dari masing-masing tabung reaksi yang berisi media (jangan
dilepaskan!).

Tabung reaksi yang mengandung kultur murni bakteri dipegang di tangan kiri

Jarung Ose dipegang oleh tangan kanan kemudian dibakar di atas nyala lampu
bunsen hingga kawat memijar. Perhatian : pemanasan jarum ose dilakukan dari
pangkal ke ujung sampai memijar, sebelum digunakan kawat didinginkan
beberapa saat!

Pegang ose dipegang menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, jari kelingking
digunakan untuk membuka tutup tabung reaksi (tutup tabung reaksi tetap
dipegang seperti posisi semula).

Mulut tabung reaksi dibakar, jarum ose dimasukkan dan diambil 1 ose biakan
bakteri.

Mulut tabung reaksi dibakar kembali kemudian tabung reaksi ditutup kembali.

Tabung reaksi yang akan diinokulasi diambil dengan tangan kiri, dengan cara
yang sama tutup tabung reaksi dibuka, dan mulut tabung reaksi dibakar.

Biakan bakteri diinokulasikan pada tabung reaksi inokulasi dengan cara goresan
zigzag pada permukaan NA miring.

Mulut tabung reaksi dibakar dan tabung reaksi ditutup kembali, kemudian ose
dibakar.

Diberi label : tanggal percobaan, nama bakteri, teknik pemindahan dan nama
kelompok.

Cara yang sama dilakukan untuk media nutrien cair/NB menggunakan jarum ose
dan media agar tegak secara tusukan tegak lurus menggunakan jarum inokulasi.

Diinkubasikan selama 24 jam pada suhu kamar dan diamati pertumbuhannya.

2. Teknik-teknik Isolasi atau Penanaman Mikroba


a. Spread PlateMethod (Cara Tebar/ Sebar)
 Alat dan bahan :
1) Spreader/batang bengkok/ batang Drigalsky
2) Pipet volume, lampu bunsen
3) Media NA dalam cawan petri (hasil percobaan 1)
4) Kultur murni bakteri
5) Larutan pengencer (BPW atau NaCl fisiologis 0,9%)

 Cara kerja :
Dibuat pengenceran 10-1 – 10-6 dari kultur murni bakteri dengan larutan
pengencer.

Tabung reaksi yang mengandung kultur murni bakteri diambil, leher tabung
dibuka dan dibakar.

0,1 ml kultur bakteri dipindahkan secara aseptis ke permukaan media NA
dalam cawan petri.

Spreader yang sebelumnya telah dicelupkan dalam alkohol dibakar, kemudian
dibiarkan dingin.

Kultur bakteri ditebarkan/ disebarkan dengan spreader secara merata dan
dibiarkan sampai permukaan agar mengering (lihat Gambar 1).

Setelah permukaan agar mengering, selanjutnya diinkubasikan secara terbalik
selama 24 jam pada suhu kamar dan diamati pertumbuhannya.

Pertumbuhan dari tiap-tiap pengenceran dibandingkan.

b. Pour PlateMethod (CaraTabur)


 Alat dan bahan
1) Media NA dalam tabung reaksi
2) Cawan petri steril
3) Kultur murni bakteri
4) Pipet volume, lampu bunsen

 Cara kerja :
Media NA dalam tabung reaksi didinginkan sampai suhu ± 45 - 500C (cirinya :
terasa hangat di kulit/tidak ‘kemranyas’).

Tutup tabung yang mengandung kultur murni bakteri dibuka, dan leher botol
dibakar.

1 ml kultur murni bakteri dipindahkan ke dalam tabung reaksi yang
mengandung NA secara aseptis.

Leher tabung dibakar di atas bunsen, dan media NA yang telah mengandung
kultur murni bakteri dituangkan ke dalam cawan petri.

Kultur bakteri dan NA digoyangkan perlahan-lahan untuk tercampur sampai
homogen. Penggoyangan petri jangan terlalu kuat. Pada saat penuangan
media, petri bisa diletakkan dalam radius maksimal 20 cm dari sumber api
(zona steril) (lihat Gambar 2).

Setelah memadat, agar diinkubasi terbalik pada suhu kamar selama 24 jam.
Inkubasi terbalik dilakukan setelah agar memadat. Pertumbuhannya diamati.

c. Streak PlateMethod (Cara Gores)


 Alat dan bahan :
1) Media NA dalam cawan petri
2) Kultur murni bakteri
3) Jarum ose
4) Lampu bunsen

 Cara kerja :
Jarum ose dipanaskan hingga memijar di atas bunsen, kemudian didinginkan.
Ose yang telah dingin digunakan untuk menggores pada permukaan media
agar dalam cawan petri.

1 ose kultur murni bakteri diambil dan digoreskan pada permukaan media agar
dimulai pada satu ujung. Teknik penggoresan perlu diperhatikan! (lihat
Gambar 3, 4, 5, 6).

Ose disentuhkan pada permukaan media agar dalam cawann petri, sewaktu
menggores ose dibiarkan meluncur di atas permukaan agar.

Setiap kali menggoreskan ose untuk kuadran berikutnya, ose dipijarkan
terlebih dahulu dan dibiarkan dingin.

Diinkubasi secara terbalik pada suhu kamar selama 24 jam dan
pertumbuhannya diamati.

3. Penanaman mikrobia dari alam sekitar


 Alat dan bahan :
1) Media NA dalam cawan petri
2) Kultur murni bakteri
3) Cotton bud steril
4) Lampu bunsen

 Cara kerja :
Cotton bud steril diambil dan ujungnya dimasukkan pada akuades steril dan
disentuhkan pada permukaan yang diinginkan. Setelah itu cotton bud disentuhkan
pada permukaan media agar dalam cawan petri dengan bentuk zig-zag.

Diinkubasikan secara terbalik pada suhu kamar selama 24 jam dan
pertumbuhannya diamati.

4. HASIL PRAKTIKUM
1) NA Tegak

Cara kerja :
Jarum inokulasi disterilkan diatas bunsen burner.

Tutup tabung sampel media NA miring dibuka.

Sedikit sampel yang ingin diinokulasi diambil menggunakan jarum inokulasi dan
bagian miring sampel disentuh dengan jarum inokulasi.

Tabung sampel ditutup kembali.

Tutup tabung yang berisi media NA tegak dibuka.

Jarum inokulasi ditusukkan ke dalam media sampai menyentuh bagian dasar
tabung.

Jarum inokulasi dikeluarkan dari dalam tabung.

Tabung NA tegak ditutup kembali.

Jarum inokulasi disterilkan kembali dengan dibakar diatas bunsen burner sebelum
diletakkan di meja.
2) NA miring

Cara kerja :
Jarum ose disterilkan di atas bunsen burner.

Tutup tabung media berisi NA miring dilonggarkan.

Tabung reaksi dipegang dengan tangan kiri.

Jarum ose dipegang dengan tangan kanan kemudian dibakar di atas nyala lampu
bunsen hingga kawat memijar.

Tutup tabung reaksi dibuka.

Mulut tabung reaksi dibakar, kemudian 1 ose biakan bakteri diambil
menggunakan jarum ose.

Tabung reaksi yang akan diinokulasi diambil dan dibuka tutupnya, kemudian
mulut tabung reaksi tersebut dibakar.

biakan bakteri pada tabung reaksi inokulasi diinokulasikan dengan cara dibuat
goresan zigzag pada permukaan NA miring.

Mulut tabung reaksi dibakar, kemudian tabung reaksi ditutup.

Jarum ose dibakar kembali di atas lampu bunsen.

Hasil pembuatan NA miring diberi label.
3) NB

Cara kerja :
Jarum inokulasi (bagian kawat dan bawah) disterilkan di atas bunsen.

Tutup tabung reaksi (tabung yang berisi organisme dengan media agar) dilepas
dan tempelkan jarum inokulasi pada permukaan koloni, lalu tabung reaksi ditutup
kembali.

Untuk menginokulasi NB, tutup tabung reaksi dilepas kemudian jarum inokulasi
serta organisme dimasukkan ke dalam cairan NB, lalu dikocok dengan gerakan
maju mundur. Tutup tabung ditutup kembali.

Jarum inokulasi disterilkan kembali di atas bunsen.
4) Streak plate

Nama prosedur : T-Streak atau Goresan-T

Cara Kerja :
Bagian bawah cawan petri yang mengandung media kultur ditandai menggunakan
wax marking pencil. (Garis menyerupai huruf ‘T’ yang membagi cawan petri
menjadi tiga bagian : 1. bagian atas, 2. Kanan bawah,
3) Kiri bawah).

Jarum inokulasi disterilkan di atas bunsen (bagian kawat dan ujung bawah).

Tutup tabung reaksi berisi mix culture broth dibuka.

Jarum inokulasi yang sudah disterilkan dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
organisme diambil, lalu tabung reaksi ditutup kembali.

Tutup cawan petri dibuka, jarum inokulasi diambil lalu digoreskan dengan arah
bolak-balik di area 1 (bagian atas).

Jarum inokulasi disterilkan kembali di atas bunsen.

Jarum inokulasi yang masih panas diletakkan di area 2 (kanan bawah) untuk
mendinginkan jarumnya. Jarum inokulasi digunakan untuk menarik garis
(goresan ) dari bagian bawah area 1 hingga ke bagian tepi dari garis ‘T’

Jarum inokulasi disterilkan kembali di atas bunsen, jarum inokulasi panas
ditempelkan di area 3 untuk mendinginkannya. Jarum inokulasi digunakan untuk
menarik garis (goresan ) dari bagian bawah area 2 hingga ke bagian tepi dari garis
‘T’

Setelah selesai, jarum inokulasi disterilkan kembali di atas bunsen.

5) Tugas tambahan
Jurnal Teknik Isolasi Kelompok 1 (Metode Streak Plate).) :
 Tujuan Penelitian:
Penelitian tentang isolasi bakteri rhizosfer pada tanaman nilam
(Pogostemon cablin Benth.) bertujuan untuk memperoleh isolat bakteri
rhizosfer tanaman nilam yang berpotensi sebagai penghasil senyawa
antibakteri terhadap bakteri penyebab infeksi saluran pencernaan.
 Tujuan dilakukan Metode Streak Plate:
Metode streak plate pada penelitian ini bertujuan untuk
memurnikan isolat bakteri rhizosfer yang terdapat pada tanaman nilam
(Pogostemon cablin Benth.) yaitu IBRN-1, IBRN-2, IBRN-3, IBRN-4, dan
IBRN-5. Pemurnian ini dilakukan untuk memperoleh koloni bakteri
tunggal dari kelima isolat tanaman nilam tersebut. Sehingga nantinya isolat
murni tersebut dapat diuji dengan bakteri penyebab infeksi gangguan
pencernaan untuk memperoleh isolat yang memiliki aktivitas antibakteri.
 Gambar hasil isolasi pemurnian isolat bakteri dalam cawan petri dengan
metode streak plate :
(Maulidiyah, 2020)

6) Jurnal Teknik Isolasi Tiap Kelompok


a) Kelompok 2 ( Isolasi Streak Plate)
 Tujuan Penelitian :
Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki kasus klinis dari
dermatitis anjing dengan pola isolasi dan kerentanan antimikroba dari agen
etiologi
 Tujuan dilakukan Metode Streak plate :
Metode streak plate yang dilakukan pada media padat bertujuan
untuk mendapatkan koloni individu dari bakteri yang menjadi penyebab
infeksi dermatitis, yaitu Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan
Pseudomonas aeruginosa.
 Gambar hasil streak plate :
b) Kelompok 3 (Metode Pour Plate)
 Tujuan Penelitian :
Penelitian tersebut bertujuan untuk mempersiapkan,
mengkarakterisasi, dan mengevaluasi nanopartikel seng oksida (ZNPs)
sebagai agen antimikroba terhadap mikroorganisme yang berbeda.
 Tujuan dilakukan Metode Pour Plate :
Metode pour plate digunakan untuk pencacahan koloni mikroba
yang masih hidup (bertahan) dengan ada atau tidak adanya ZNP.
 Gambar hasil pour plate :
c) Kelompok 4
 Tujuan Penelitian :
Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan
miselia jamur pada media secara pour plate serta mengetahui waktu
inkubasi miselia jamur ketika muncul di permukaan media dan
pembentukan spora jamur.
 Tujuan digunakan Metode Pour Plate :
Metode pour plate digunakan untuk mengisolasi koloni suspensi
spora jamur Rhizopus oligosporus.

 Gambar hasil Pour Plate :

d) Kelompok 5
 Tujuan Penelitian :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan formalin
dalam menghambat pertumbuhan C. perfringens serta menentukan
konsentrasi formalin efektif
 Tujuan digunakan Metode Spread Plate :
Metode spread plate digunakan dalam proses penanaman pada
medium agar cawan untuk mengetahui pertumbuhan bakteri C.perfringens.
 Gambar Hasil Pour Plate :

e) Kelompok 6
 Tujuan Penelitian :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antimikroba dari
kombinasi air perasan daun mengkudu ( Morinda citrifolia L.) dan daun
pepaya (Carica papaya L.) terhadap bakteri Escherichia coli dan Shigella
dysenteriae.
 Tujuan digunakan Metode Spread Plate :
Metode teknik spread plate digunakan agar mikroba yang diuji dapat
tersebar luas.
 Gambar hasil spread plate :
5. PERTANYAAN DISKUSI
a) Mengapa pada waktu inkubasi cawan petri harus diletakkan terbalik?
Masa inkubasi dilakukan dengan membalik cawan petri yang berisi biakan.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya tetesan air yang mungkin melekat
pada dinding tutup cawan petri dan menghindari jatuhnya butir air hasil
pengembunan disebabkan suhu inkubator. Apabila sampai terdapat air yang jatuh
maka akan merusak pembacaan angka lempeng total dari sampel yang diuji.
(Capupucino, 2011)
b) Bagaimana teknik penggoresan yang benar pada teknik isolasi secara streak plate
agar supaya didapatkan koloni bakteri terpisah?
Penggoresan bertujuan membuat garis sebanyak mungkin pada pemukaan
medium pembiakkan, goresan pada bidang pertama merupakan goresan paling
tebal dan koloni bakterinya masih bertumpuk-tumpuk. Semakin banyak gerakan
penggoresan maka jumlah bakteri pada ose akan berkurang sehingga goresan
bidang terakhir akan meninggalkan koloni bakteri individual yang sudah terpisah
satu sama lain (Irianto, 2012).
6. DAFTAR PUSTAKA
Cappucino, J. G., & Sherman, N., 2014, Manual Laboratorium Mikrobiologi, Edisi 8,
Jakarta, EGC.
Damayanti, N. W. E., Abadi, M. F., Bintari, N. W. D., 2020. Perbedaan Jumlah
Bakteriuri pada Wanita Lanjut Usia berdasarkan Kultur Mikrobiologi
Menggunakan Teknik Cawan Tuang dan Cawan Sebar. Meditory, 8(1), 1-4
Dwijoseputro, D., 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan: Malang.
Fitri, L dan Y. Yasmin. 2011. Isolasi dan Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri
Kitinolitik. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi Edukasi, 3(2): 20-25.
Hafsan, 2014. Mikrobiologi Analitik. Alauddin University Press, Makassar, 7-96.
Irianto, K., 2012, Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme, 76-77, Bandung,
Yrama Wigya.
Maulidiyah, Z., Seniwati, Rusli, Naid, T., 2020. Isolasi Bakteri Rhizosfer
Tanaman Nilam (Pogostemon Cablin Benth.) yang Berpotensi Sebagai
Penghasil Senyawa Antibakteri Terhadap Bakteri Penyebab Infeksi
Saluran Pencernaan. Window of Health, 3(2), 132-139.
Prastowo, Ryan Farkhan. 2019. Pemeliharaan Kultur Murni Escherichia coli
Menggunakan Metode Paper Filter. Skripsi. Lampung: Fakultas Pertanian
UNILA.
Yusmaniar, Wardiyah, Nida, K., 2017. Mikrobiologi dan Parasitologi. Kementerian
Kesehatan Indonesia, Jakarta.
Zahrotul Luklukyah. (2019). Panduan Praktikum Mikrobiologi. Fakultas Pertanian
Universitas Tidar, 0–44.
Yogyakarta, 22 Februari 2020

Asisten praktikum Praktikan

Tanggal ACC: 22/2/2021

( Ni Kadek Nita M ) ( Evangeline Keisha Annabel )

Anda mungkin juga menyukai