NIM : 208114056
GOLONGAN :B1
KELOMPOK :1
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
2021
ACARA V
1. TUJUAN
- Melihat bentuk sel, rangkaian sel, sifat gram (gram negatif dan gram positif).
- Mengidentifikasi dan mendeterminasi bakteri berdasarkan sifat-sifat
biokimiawinya.
2. PERTANYAAN PENUNTUN
a) Apa perbedaan mendasar antara bakteri Gram + dengan bakteri Gram - ?
Jawab :
Warna bakteri gram positif yaitu ungu karena asam ribonukleat di sitoplasma
membentuk kompleks ungu kristal violet yang kuat. Hal yang mendasarinya
adalah karena dinding sel bakteri gram positif mempunyai lapisan peptidoglikan
tebal. Sedangkan bakteri gram negatif berwarna merah muda setelah dilakukan
pengecatan karena lapisan peptidoglikan tipis dan kandungan tinggi dari lemak
dan lipid dari pada gram positif (Safrida, 2012).
c) Apa tujuan fiksasi dan bagaimana cara melakukannya? Kapan fiksasi dilakukan
dalam pengecatan bakteri?
Jawab:
Tujuan fiksasi untuk mengikat sel dan komponen-komponennya (globula-globula)
agar tidak mudah berpindah tempat. Fiksasi dilakukan sebelum pegecatan bakteri.
Caranya yaitu dengan methanol atau perlakuan panas guna merusak protein
seluler lalu rantai di sampingnya terbuka dan melekat pada kaca (Slonczewski,
2011).
3. SKEMA KERJA
1. Pembuatan Pulasan Bakteri
A. Alat dan Bahan
1) Gelas benda
2) Jarum ose
3) Lampu bunsen
4) Label preparat
5) Aquades steril
6) Kultur murni bakteri
7) Penjepit gelas benda
B. Cara Kerja
Gelas benda yang kering dan bersih dilabeli. Jarum ose disterilkan dengan
dipijarkan di nyala bunsen lalu didinginkan.
Jika kultur berbentuk suspensi, maka diambil satu ose penuh dan diletakkan di
tengah-tengah gelas benda kemudia diratakan ± 1 cm2.
Jika kultur dalam medium padat, maka diambil dengan jarum ose 1 bagian
kecil kultur dan diletakkan di tengah gelas benda yang sebelumnya sudah
diberi aquadest steril dan diratakan.
Gelas benda diangin-anginkan sampai kering
Fiksasi pulasan bakteri dengan dilewatkan di atas nyala bunsen tergantung
jenis pengecatannya dan jangan sampai terlalu kering/gosong.
Pulasan bakteri siap untuk diwarnai.
2. Pengecatan Gram
A. Alat dan bahan
1) Mikroskop cahaya
2) Kristal violet (Gram A)
3) Larutan iodin (Gram B)
4) Alkohol 96% (Gram C)
5) Safranin (Gram D)
6) Minyak immersi
7) Isolat murni bakteri
8) Gelas benda
9) Jarum ose
B. Cara Kerja
Sesudah dibuat pulasan bakteri lalu diteteskan cat crystal violet (Gram A) dan
didiamkan selama 30-60 detik.
Sisa cat dibuang lalu dicuci sisanya dengan air mengalir.
Larutan iodine (Gram B) diteteskan ke gelas benda dan didiamkan selama 1-2
menit.
Kemudian dicuci dengan air mengalir, selanjutnya didecolorisasi (di beri
larutan peluntur) dengan alkohol (Gram C) (kira-kira 20 detik (jangan sampai
berlebihan yang mengakibatkan kesalahan hasil).
Kemudian dicuci dengan air mengalir dan ditambahkan larutan safranin (Gram
D) selama 10-20 detik.
Dicuci kembari dengan air mengalir, diangin-anginkan dan diamati di bawah
mikroskop dengan perbesaran kuat (1000x) menggunakan minyak immersi.
Gambar hasil-hasil pengecatan bakteri dengan diberi keterangan mengenai
warna sel bakteri yang menunjukkan sifat gram dan bentuk sel.
Gambar II. Teknik pengecatan bakteri
3. Uji Biokimiawi
A. Alat dan Bahan
1) Isolat murni bakteri
2) Reagen untuk test oksidase : tetramethyl-paraphenyldiamine
3) Reagen untuk test katalase : 10% atau 30% H2O2
4) Bahan untuk test O-F : media O-F yang mengandung 0,5-1% karbohidrat,
paraffin cair
5) Bahan untuk test sitrat : Simmons Citrate Agar yang mengandung
indikator Brom Thymol Blue-BTB
6) Bahan untuk test dekarboksilase lisin : media Lysin Iron Agar (LIA) yang
mengandung Lisin dan indikator Brom Cresol Purple-BCP, media tanpa
Lisin
7) Media Nutrien Agar (NA)
8) Gelatin
9) Media TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
10) Bahan untuk test pembentukan indol : media Tryptone Water, reagen
Kovacs
11) Bahan untuk test MR-VP : media MR-VP, larutan 40% KOH, larutan 5%
alpha-naphtol
12) Bahan untuk test Urease : media Urea Broth, indikator Phenol Red
13) Buku Panduan Determinasi Bakteri : Bergey’s Manual of Determinative
Bacteriology (Holt et al., 2000)
14) Jarum ose
15) Pipet volume steril
B. Cara kerja
1. Test Oksidase
2-3 tetes larutan tetramethyl-paraphenyldiamine diletakkan pada keras
saring.
Suspensi isolat murni bakteri dalam nutrien cair diambil dan diinokulasi
pada kertas saring yang telah ditetesi reagen.
Hasil pengujian diamati dan dilaporkan, reaksi positif terjadi jika timbul
warna ungu tua atau hitam setelah didiamkan selama beberapa menit.
Kadangkala perubahan warna memakan waktu lebih lama sampai 10-30
menit. Bandingkan dengan kontrol (tanpa inokulasi bakteri).
2. Test Katalase
1-2 tetes 10 % atau 30% H2O2 diletakkan pada gelas benda dan
ditambahkan 1 ose atau 2-3 tetes suspensi isolat murni bakteri.
Diamati, katalase positif ditandai oleh pembentukan buih seketika
Dibandingkan dengan kontrol (tanpa inokulasi bakteri).
Pada medium yang mengandung lisin dan kontrol (media tanpa lisin)
diinokulasi secara tusukan dengan isolat murni bakteri.
DiInkubasi pada suhu kamar selama 24 jam. Positif jika terjadi perubahan
warna dari ungu menjadi kuning dan kembali ke ungu, sementara pada
kontrol (media tanpa lisin) terjadi perubahan warna dari ungu menjadi
kuning.
Dengan cara tusukan, isolat murni bakteri diinokulasi pada media yang
mengandung gelatin sedalam ¾ bagian dari lapisan permukaan.
Diinkubasi selama 24 jam pada suhu kamar.
Pada saat pengamatan, tabung perlakuan dan kontrol (media tanpa
inokulasi bakteri) dimasukkan ke dalam almari es selama 30 menit. Positif
berarti terjadi pencairan.
Isolat murni bakteri diinokulasi pada media MR-VP (media Methyl Red-
Voges Proskauer).
Diinkubasi selama 24 jam pada suhu kamar.
5 tetes reagen Methyl Red ditambahkan ke dalam tabung berisi media MR-
VP.
Dikocok dengan hati-hati, Hasil tes positif jika terjadi warna merah dalam
waktu 30 menit setelah penambahan reagen. Bandingkan dengan kontrol
(tanpa inokulasi bakteri).
4. Determinasi Bakteri
5. HASIL PRAKTIKUM
- Pengecatan Gram
Fresh kultur ditransfer ke kaca bersih kemudian dibuat ulasan menggunakan jarum
ose dan dibiarkan mengering.
Dilakukan fiksasi dengan cara melewatkan kaca bersih di atas api bunsen hingga
ulasannya kering.
Kaca dipastikan berada dalam keadaan yang hangat (tidak terlalu panas).
Kaca objek diletakkan di atas rak pengecatan.
Sel ditetesi kristal violet selama 30-40 detik.
Dibilas dengan air mengalir.
Ditambahkan larutan iodin lalu didiamkan selama 1 menit.
Dibilas dengan air mengalir.
Dilakukan dekolorasi menggunakan etanol 95%.
Dibilas dengan air mengalir.
Sel ditutup dengan safranin selama 20-30 detik.
Dibilas dengan air mengalir.
Dikeringkan dengan menggunakan kertas saring.
Dilakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop.
2) Hasil
a. Catalase test
Katalase positif ditandai oleh pembentukan buih/gelembung seketika,
sedangkan bila tidak ada gelembung berarti katalase negatif.
b. Oxidase test
Bertujuan untuk mengetahui adanya enzim oksidase sitokrom pada bakteri.
Reaksi positif terjadi jika timbul warna ungu tua atau hitam setelah
didiamkan beberapa menit. Jika tidak terjadi perubahan warna maka hasil
negatif.
g. VP (Voges-Proskauer) test
Uji VP bertujuan untuk identifikasi kapabilitas bakteri dalam produksi
asetil metil karbinol dari metabolisme glukosa non asam. Hasil positif jika
terjadi perubahan warna dari kuning ke merah dalam waktu 1 jam 15 menit
setelah penambahan reagen. Jika tidak terjadi perubahan warna, maka
hasilnya negatif.
i. Indole test
Bertujuan untuk menunjukkan terbentuknya idol pada mikrobia. Hasil
positif menunjukkan terbentuknya warna biru kehijauan pada hasil goresan
dalam waktu satu menit setelah digoreskan. Jika tidak terjadi perubahan
warna maka hasilnya negatif.
j. Urease test
Uji urease bertujuan untuk mengetahui bakteri yang menghasilkan enzim
urease dan mengubahnya menjadi amoniak. Hasil positif menunjukkan
terbentuknya warna merah muda, sedangkan jika hasilnya negatif maka
warna yang akan ditunjukkan adalah orange.
k. Motility test
Hasil positif menunjukkan media menjadi keruh seluruhnya, sedangkan
hasil negatif hanya keruh pada daerah tusukan.
Berdasarkan data yang ada pada tabel tersebut bakteri yang dimaksud adalah
Pseudomonas sp.
6. PERTANYAAN DISKUSI
a. Mengapa untuk identifikasi bakteri pengecatan gram perlu dilakukan?
Jawab :
Karena pengecatan gram diperlukan dalam menentukan bentuk dan susunan
bakteri berdasarkan sifat dinding selnya, terutama komposisinya (Romadhon,
2012). Selain itu, pengecatan gram juga berfungsi dalam konteks pembasmian
atau pengendalian bakteri, menentukkan kecocokan bakteri dengan suatu
antibiotik (Kalalo, 2018).
c. Jelaskan mekasnisme reaksi biokimiawi yang Anda uji dalam praktikum ini!
Jawab :
Mekanisme reaksi biokimiawi yang diuji dalam praktikum ini antara lain :
Uji sitrat pada percobaan menunjukkan adanya perubahan warna dari hijau
menjadi biru menunjukkan bahwa hasil positif mikrobia menggunakan sitrat
sebagai satu-satunya sumber karbon, apabila tidak terjadi perubahan warna maka
hasil negatif.
Uji H2S pada percobaan ditunjukkan dengan terbentuknya endapan warna
hitam dan perubahan warna dari merah menjadi kuning yang menunjukkan adanya
fermentasi gula.
Uji indol pada percobaan hasil positif menunjukkan terbentuknya warna biru
kehijauan pada hasil goresan dalam waktu satu menit setelah digoreskan. Jika
tidak terjadi perubahan warna maka hasilnya negatif.
Uji methyl Red pada percobaan, menunjukkan hasil positif terjadi jika terjadi
warna merah dalam waktu 30 menit setelah penambahan reagen. Jika tidak
terbentuk warna merah maka hasilnya negatif.
Uji VP pada percobaan menunjukkan, hasil positif didapatkan jika terjadi
perubahan warna dari kuning ke merah dalam waktu 1 jam 15 menit setelah
penambahan reagen. Jika tidak terjadi perubahan warna, maka hasilnya negatif.
Uji katalase pada percobaan menghasilkan gelembung udara yang
menunjukkan hasil yang positif.
Uji oksidase pada percobaan, menunjukkan reaksi positif terjadi jika timbul
warna ungu tua atau hitam setelah didiamkan beberapa menit. Jika tidak terjadi
perubahan warna maka hasil negatif.
Uji laktosa pada percobaan, menunjukkan hasil positif jika teradi perubahan
warna menjadi kuning dan menghasilkan gas CO2, sedangkan jika hasilnya
negatif maka tidak akan terjadi perubahan warna dan tidak menghasilkan gas
CO2.
Uji urease bertujuan untuk mengetahui bakteri yang menghasilkan enzim
urease dan mengubahnya menjadi amoniak. Pada percobaan, hasil positif
menunjukkan terbentuknya warna merah muda, sedangkan jika hasilnya negatif
maka warna yang akan ditunjukkan adalah orange.
Uji reduksi nitrat pada percobaan dilakukan untuk mengetahui kecepatan
bakteri pendenitrifikasi dalam mereduksi nitrat secara in vitro.
Motility test pada percobaan menunjukkan jika hasil positif media menjadi
keruh seluruhnya, sedangkan hasil negatif hanya keruh pada daerah tusukan.
7. DAFTAR PUSTAKA
Cappucino, J. G., & Sherman, N., 2014, Manual Laboratorium Mikrobiologi, Edisi 8,
Jakarta, EGC.
Kalalo, L. P., & Subagjo, B., 2018. Pola Bakteri dan Tes Kepekaan Antibiotika
Wanita Hamil dengan Bakteriuria Asimtomatis. Indonesian Journal of Clinical
Pathology and Medical Laboratory, 12(3), 103-109.
Putri, M., Sukini, & Yodong., 2017. Mikrobiologi Keperawatan Gigi. Jakarta:
Kemenkes RI.
Riyanto, dkk., 2012. Cemaran Escherichia Coli, Salmonel sp., dan Staphylococcus
aureus pada Daging Broiler yang Berasal dari beberapa Pasar Tradisional dan
Supermarket di Yogyakarta. (Online). resporitory.
Romadhon, Subagiyo, Sebastian M., 2012. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam
Laktat dari Usus Udang Penghasil Bakteriosin sebangai Agen Antibakteria
pada Produk-produk Hasil Perikanan. Jurnal Saintek Perikanan Vol 8 (1) : 59-
64.
Safrida, Yuni Dewi, Cut Yulvizar , dan Cut Nanda Devira., 2012. Isolasi dan
Karakterisasi Bakteri Berpotensi Probiotik pada Ikan Kembung (Rastrelliger
sp.). Depik, Vol 1 (2):200-203.
Slonczewski, J., 2009. Microbiology An Evolving Science, W.W. Norton and
Company, Mc, Canada
Virgianti, D.P., Luciana, C., 2017. Penggunaan Ekstrak Kombinasi Angkak dan Daun
Jati Sebagai Pewarna Penutup Pada Pewarnaan Gram. Jurnal Kesehatan Bakti
Tunas Husada, 17(1), 66-72.
Yogyakarta, 15 Maret 2020