MIKROBIOLOGI VETERINER 1
1.2 Prinsip
1.3.1 Alat
1. Cawan petri
2. Mikroskop
3. Cover glass
4. Object glass datar, cekung
5. Tabung reaksi
6. Rak tabung reaksi
7. Bunsen
8. Ose bulat dan lurus
9. Korek api
1.3.2 Bahan
1. Nutrient agar
2. Media agar semisolid
3. Aquades
Cawan petri
Diambil satu ose inoculum campuran bakteri dari perbenihan cair setelah ose
dingin
Diletakkan ujung ose pada tepi NAD
Digoreskan inoculum bakteri pada ¼ pertama permukaan media NAD dengan ose
Dipanaskan ose
Diteruskan goresan inoculum bakteri pada ¼ bagian kedua NAD setelah ose dingin
Dilakukan dengan cara yang sama untuk ¼ bagian ketiga dan keempat NAD
Di inkubasikan pada 37ºC selama 24-48 jam dengan posisi cawan petri terbalik
Hasil
Inokulum bakteri
Ditusukkan ose tersebut pada medium semisolid dengan kedalaman kurang lebih
0,5 cm dari dasar tabung
Hasil
1.4.3 Preparat tetes gantung
Bakteri
Ditempelkan gelas objek cekung pada cover glass dengan posisi biakan di tengah-
tengah cekungan gelas obyek
Dibalik secara cepat gelas objek sehingga terlihat biakan bakteri menggantung pada
cover glass
Hasil
2
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Hasil
1.
Persiapan media isolasi Hasil inkubasi konoli Gambar tangan hasil isolasi
Salmomella sp
-bentuk: batang, tepi: rata,
sudut elevasi: cembung,
warna pigmen: merah muda
2.
3.
Menurut Putri (2017) Pembuatan medium agar untuk isolasi mikroalga laut
dilakukan dalam kondisi aseptik (steril). Bahan yang digunakan untuk membuat medium
agar adalah Bacto Agar/Nutrient Agar yang dilarutkan dengan air laut salinitas 25/35 bpj.
Selanjutnya campuran agar diautoklaf selama 30 menit. Setelah campuran agar hangat (50
°C), selanjutnya ditambahkan medium Walne/Guillard sebanyak 0,1% sebagai nutrisi isolat.
Selanjutnya medium agar dituangkan ke dalam cawan petri lalu disegel menggunakan
parafilm. Agar didiamkan hingga memadat terlebih dahulu sebelum digunakan. Bila tidak
segera digunakan, medium agar disimpan di dalam kulkas. Jarum ose dipanaskan hingga
berwarna merah lalu didinginkan. Setelah itu, jarum ose dicelupkan sebentar ke dalam
sampel air laut. Jarum ose kemudian diangkat dan dilakukan proses platting pada cawan petri
dengan cara menggores permukaan medium agar dengan lembut. Cawan petri lalu disegel
menggunakan parafilm dan diinkubasi di tempat yang terkena sinar matahari dengan posisi
terbalik. Proses platting ini dilakukan dalam kondisi aseptik (steril).
(Dok pribadi)
Pada gambar terlihat koloni bakteri pada cawan petri berbentuk bulat kekuningan,
namun pada pengamatan mikroskopis didapatkan berbentuk batang dan berwarna merah
muda. Maka dapat dipastikan bakteri tersebut adalah bakteri gram negative.
Menurut Lestari (2017) bakteri Salmonella bersifat motil, gram negatif, anaerob
fakultatif serta berbentuk batang. Sel terluar terdiri atas struktur lipopolisakarida kompleks
(LPS) yang terbebas dari lisis sel sampai batas tertentu selama kultur. Bagian
lipopolisakarida dapat berfungsi sebagai endotoksin, dan berperan penting dalam
menentukan virulensi organisme.Kompleks endotoksin makromolekul ini terdiri dari tiga
komponen, mantel O-polisakarida luar, bagian tengah (inti R), dan lapisan dalam lipid A.
Secara mikroskopis, pewarnaan Gram TP-39 dengan melakukan prosedur pewarnaan
didapatkan hasil bakteri Gram batang negatif.
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa termasuk ke dalam golongan bakteri
Gram negatif. Bakteri Gram negatif ditandai dengan bakteri berbentuk batang, dan berwarna
pink. Pada pewarnaan Gram, bakteri Gram negatif terlihat berwarna pink hal ini dikarenakan
bakteri Gram negatif memiliki kandungan lipopolisakarida yang tinggi pada dinding selnya
sehingga saat dilakukan pewarnaan pada tahap decolorizing menggunakan alkohol 95%
lapisan lipopolisakarida menjadi tidak berwarna dikarenakan pewarnaan pertama dengan
larutan kristal violet melekat pada lapisan lipopolisakarida dan pada saat dilakukan
pewarnaan kedua dengan safranin menghasilkan warna merah sehingga secara mikroskopis
menandakan bakteri tersebut adalah bakteri Gram negative (Amiruddin, 2017).
Pada gambar terlihat pada media SIM terjadi perubahan warna media menjadi
gelap, sehingga dapat disimpulkan bisa mejadi petunjuk adanya koloni bakteri pada biakan
yang telah dilakukan.
Hal ini sesuai menurut Suarjana (2017) hasilnya meliputi produksi H2S
ditandai dengan media berwarna hitam, produksi indol dapat dilihat setelah ditetesi dengan
reagen Erlich/Kocak’s sebanyak 3-5 tetes kedalam media, bila indol positif terbentuk cincin
merah pada permukaan media, motilitas dapat dilihat apabila terjadi kekaburan media
ditempat tusukan ose. Sedangkan menurut Detha (2019) Hasil positif (motil) jika terdapat
rambahan-rambahan di sekitar bekas tusukan jarum pada medium dan hasil negatif (non
motil) bila tidak terdapat rambahanrambahan di sekitar bekas tusukan jarum ose pada
medium.
2.3.3 Preparat Tetes Gantung
(Dok pribadi)
Pada praktikum hasil yang didapatkan yaitu bakteri berbentuk batang berwarna
merah muda, sehingga dapat disimpulkan bakteri tresebut adalah golongan bakteri gram
negatif.
Sementara menurut Ayunindya dkk. (2021), hasil yang didapatkan dari pengamatan
makroskopis secara visual yaitu memiliki bentuk circular, pigmentasi kuning, tepian entire,
dan sudut elevasi flat
2.4.2. Di area streak manakah yang menghasilkan pertumbuhan jumlah bakteri yang
paling banyak dan yang paling sedikit? Jelaskan!
Metode streak yang menghasilkan bakteri paling banyak, yaitu. kuadran satu dan
yang paling sedikit kuadran empat. Hal ini disebabkan metode streak membuat garis
sebanyak mungkin pada permukaan media dengan menggunakan ose. Mikroba yang tergores
semakin sedikit, hingga akhirnya terbentuk satu koloni, dimana satu koloni adalah koloni
yang terbentuk dari satu sel atau beberapa sel secara terpisah dan biasanya berukuran kecil.
(Darmuti, 2017).
2.4.3. Sebutkan dan jelaskan tipe flagella pada bakteri dan disertai contoh bakterinya
(min. 3)
Menurut Boleng (2015) ada beberapa tipe flagella :
1) Flagellum monotrik, yaitu hanya ada satu flagellum pada sel bakteri dan letaknya di salah
satu ujung selnya. Contoh dari flagella monotrik yaitu Pseudomonas aeruginosa, Vibrio
cholera, dan Campylobacter spp
2) Flagella lopotrik yaitu terdapat dua atau lebih flagella yang terletak pada salah satu ujung
sel bakteri. Contoh dari flagella lopotrik yaitu Pseudomonas fluorescens, Spirillium, dan
Helicopter pylori
3) Flagella amphitrik yaitu terdapat satu flagellum atau sekumpulan flagella yang terletak di
kedua ujung selnya. Contoh dari flagella amphitrik yaitu Sprillum serpens, Rhodospirillum
rubrum, dan Magnetospirillum
4) Flagella peritrik yaitu terdapat banyak flagella yang tumbuh pada seluruh permukaan
bakteri. Contoh dari flagella peritrik yaitu Salmonella typhi, Bacillus subtilis, dan
Salmonella.
(Boleng, 2015)
2.4.5. Pada uji motilitas bakteri menggunakan preparate tetes bergantung, mengapa
perlu dilakukan pengurangan cahaya mikroskop untuk melihat bakteri? Jelaskan!
Ketika menggunakan cahaya yang terang, maka organisme yang sangat mikro dan
transparan tidak akan terlihat dengan jelas. Selain itu dengan melakukan pengurangan
cahaya, motilitas bakteri yang diamati dapat lebih mudah untuk diamati (Pollack et al.,
2018).
3.1 Kesimpulan
Untuk dapat mengidentifikasi bakteri, diperlukan koloni murni yang biasanya berupa
titik di kuadran empat. Terdapat banyak metode perbenihan seperti streak plate, spread plate,
pour method. Dengan identifikasi bakteri bisa didapatkan informasi mengenai jenis bakteri,
bentukan bakteri, sudut bakteri, tepi bakteri, dll.
3.2 Saran
Praktikum sudah berjalan dengan baik, saran kedepannya diberikan waktu lebih
untuk mencatat laporan sementara kak, terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, R., Darniati, Ismail. 2017. Isolasi dan Identifikasi Salmonella sp Pada Ayam
Bakar di Rumah Makan Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh. JIMVET.
1(3): 265-274
Ayunindya, A., Hendri, M., Putri, W., Hadi, R. 2021. Isolasi dan Identifikasi Bakteri dari
Rumput Laut Kappaphycus alvarezii yang Terkena Penyakit Ice-Ice di Teluk
Lampung. Maspari Journal. 13(2) : 73-82.
Darmuti. 2017. Isolasi dan Identifikasi Bakteri yang Toleran Terhadap Fungida Tillo dan
Insektisida Regent Pada Tanah Sawaj Pertanian Padi di Desa Cisalak-Cimanggu.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah
Purwokerto.
Detha, Annytha, Frans, Elisabeth, D., nancy, F., Nemay, N. 2019. Karakterisik Bakteri Asam
Laktat yang Diisolasi dari Susu Kuda Sumba. Jurnal Kajian Veteriner: 7(1): 85-92
Effendi, I. 2020. Metode Identifikasi dan Klasifikasi Bakteri. Riau: Oceanum Press.
Lestari, I., Hendrayana, M. 2017. Identifikasi dan Diagnosis Infeksi Bakteri Salmonella sp.
Denpasar: Universitas Udayana
Pollack, R., A., Findlay, L., Mondschein, W., Modesto, R., R. 2018. Laboratory Exercises in
Microbiology. United States: John Wiley & Sons
Putri, Dina, S., Marianah, Ihromi, S. 2017. Isolasi mikroalga laut dari pantai mepak pulau
Lombok: Jurnal Agrotek. 5(2): 91-95
Suarjana, I., Besung, I., Tono, K. 2017. Isolasi dan Identifikasi Bakteri. Denpasar:
Universitas Udayana
LAMPIRAN ACC
LAMPIRAN