Anda di halaman 1dari 35

Penetapan Jumlah Sel Hidup Dan Sel Mati

Dalam Ragi Kering(Dried Yeast)/ (PJS-1)

I. Teori Dasar

Mikroba tersebar secara luas di alam,dalam kehidupannya mereka tidak


membatasi diri tinggal di suatu tempat. Sepanjang tempat tersebut memenuhi
persyaratan maka mikroba tersebut akan hidup. Namun demikian ada juga
mikroba tersebut akan hidup. Namun demikian ada juga mikroba yang mati
karena tidak dapat menyesuaikan dengan lingkungan atau adanya bakteri patogen.
Ragi atau fermen merupakan zat yang menyebabkan fermentasi. Ragi
biasanya mengandung mikroorganisme yang melakukan fermentasi dan media
biakan bagi mikroorganisme tersebut. Media biakan ini dapat berbentuk butiran-
butiran kecil atau cairan nutrien. Ragi umumnya digunakan dalam industri
makanan untuk membuat makanan dan minuman hasil fermentasi
seperti acar, tempe, tape, roti, dan bir.
Mikroorganisme yang digunakan di dalam ragi umumnya terdiri atas
berbagai bakteri dan fungi (khamir dan kapang),
yaitu Rhizopus, Aspergillus, Mucor, Amylomyces,Endomycopsis, Saccharomyces,
Hansenula anomala,, Lactobacillus, Acetobacter, dan sebagainya
Zat udara dapat meracuni mikroba,karena itu akan ditolak oleh mikroba itu
sendiri,tetapi pada mikroba yang mati zat warna akan masuk ke dalam dinding sel
karena dinding sel bersifat tidak permiabel lagi sehingga menjadi tidak selektif.
Pemberian zat warna dapat membedakan sel hidup dan mati melalui percobaan
sebagai berikut.

1
II. Tujuan Percoban

. Mahasiswa dapat menggunakan mikroskop.


. Mahasiswa dapat membedakan sel ragi yang hidup dan yang mati.
. Mahasiswa dapat menghitung presentase sel ragi yang hidup dalam suatu
suspensi mikroorganisme.

III. Bahan / Alat

. Kaca objek 1 buah


. Kaca tutup 1 buah
. Bibit ragi kering 1 gr
. Lumpang porselin 1 buah
. Tabung kimia 5 buah
. Larutan”Methylen Blue” dalam air (0,1%) secukupnya
. Mikroskop 1 buah
. Preparat 3 buah
. Kaca arloji 2 buah
. Spatula 1 buah
. Pipet tetes 1 buah
. Pengaduk 1 buah
. Gelas ukur 1 buah
. Pinset 1 buah
. Gelas kimia 1 buah
. Bola karet 1 buah

IV. Prosedur Percobaan

a. Menghancurkan 1 gram bibit ragi kering dalam lumpang sampai


halus,menambahkan air dan membuat dalam suatu tabung kimia suatu suspensi
bibit ragi. Konsentrasi harus sedemikian,hingga dalam preparat yang diperiksa

2
dengan mikroskop pada tiap-tiap bidang pandangan terlibat antara 50 sampai 100
sel.
b. Menempatkan satu tetes dari suspensi tersebut diatas kaca objek dan
mencampurkan dengan larutan Methylen Blue hingga cairan diatas kaca objek
berwarna biru muda.
c. Setelah menutup dengan kaca tutup,memeriksa preparat menggunakan
mikroskop. Sel yang mati berwarna biru,sedang sel hidup tidak menyerap warna.
d. Mencatat jumlah sel yang berwarna dan tidak,menentukan presentase sel hidup
dengan memeriksa 5 bidang pandangan.

V. Cara Mempergunakan Mikroskop

a. Menempatkan mikroskop pada meja kerja,mengatur tinggi bangku duduk


sehingga penglihatan pada okuler mudah.
b. Memutar sekrup penetapan kasar,hingga tubus mikroskop naik kira-kira 2cm dan
menempatkan preparat ditengah,kemudian mencengkeram dengan jepitan.
c. Menaikan kondensor dan membuka diagfragma seluruhnya dan menempatkan
sumber cahaya kira-kira 15cm didepan mikroskop dan menyalakan lampu serta
mengarahkan berkas cahaya didepan cermin mikroskop.
d. Melihat preparat dari samping (jangan melalui OKULER!) dan menetapkan
cermin datar sedemikian sehingga preparat disinari dengan terang.
e. Sambil melihat preparat dari samping,memutar objektif 10x ke bawah hingga
kira-kira sampai ½ cm diatas preparat.
f. Melihat sekarang melalui okuler dan menetapkan cermin dengan tepat. Arahnya
harus sedemikian sehingga bidang pandangan disinari seterang-terangnya.
g. Menutup diagfragma dari kondensor sedemikian,hingga bidang bayangnya
diterangi sama rata.
h. Melihat melalui okuler dan memutar tubusnya perlahan-lahan keatas dengan
sekrup penetap kasar,hingga bayangan terang dari preparat. Jika perlu menetapkan
dengan sekrup penetapan halus.
i. Setelah selesai memakai mikroskop ,maka sebelum menyimpan di dalam lemari
perlu melakukan:

3
1. Kondensor memutar ke bawah.
2. Revolver memutar sedemikian ,hingga lensa yang terkecil berada di
bawah dan kemudian tubus diputar ke bawah.
3. Membersihkan mikroskop terlebih dahulu dengan lap bersih.

4
PENETAPAN JUMLAH SEL
DENGAN MENGGUNAKAN RUANG HITUNG
(COUNTING CHAMBER)/ (PJS-2)

I. Teori Dasar

Mikroba tersebar secara luas di alam. Dalam kehidupannya mereka tidak


membatasi diri tinggal di suatu tempat. Sepanjang tempat tersebut memenuhi
persyaratan, maka mikroba tersebut akan hidup. Salah satu metoda yang dapat
digunakan untuk menentukan jumlah sel mikroorganisme adalah dengan
menggunakan ruang hitung (counting chamber) yang digunakan dengan bantuan
mikroskop.

Counting chamber merupakan suatu kaca obyek tebal, diatasnya diasahkan suatu
dataran yang dalamnya 0,1 mm. Pada dataran ini di buat garis-garis berbentuk 16
persegi besar, pada setiap persegi besar di bagi lagi menjadi 16 persegi kecil.
Panjang sisi persegi kecil 0,05 mm. Jika di atas bagian yang diasah ini di letakan
sebuah kaca tutup, maka terbentuk suatu ruang yang tingginya adalah 0,1 mm.

Tiap-tiap persegi kecil dibawah kaca tutup tersebut merupakan suatu ruang
dengan isi 0,05 x 0,05 x 0,1 mm3 = 25. 10 -5 mm3. Jika di bawah kaca tutup
tersebut dimasukan setetes suspensi, maka dengan mikroskop dapat di hitung
jumlah sel dalam tiap-tiap persegi tersebut, sehingga dapat di hitung pula jumlah
sel per ml dari suspensi tersebut.
Counting chamber memiliki dua saluran yang dalam pada kedua sisi ruang
hitungnya berfungsi untuk menampung kelebihan cairan. Kaca tutup yang
diletakkan diatas ruang hitung harus kering agar ketinngian dari ruang hitung
tetap terjaga.
Pada counting chamber model baru, diatas suatu kaca objek dibuat dua rung
hitung yang satu sama lain dipisahkah dengan saluran.

5
II. Tujuan Percobaan
 Mahasiswa dapat mempelajari cara menentukan konsentrasi sel melalui
metode penetapan jumlah sel dengan counting chamber

III. Alat dan Bahan Pratikum


Alat :

 Counting chamber
 Counter
 Tabung Reaksi
 Pipet tetes
 Pipet ukur, labu takar
 Mikroskop
 Kaca preparat dan tutupnya
Bahan :
 Suspensi mikroorganisme (ragi, jamur, bakteri).
 Air steril

IV. Langkah Kerja

1. Mengencerkan suspensi ragi dalam air sehingga jumlah sel di dalam tiap
persegi kecil berkisar 10 buah. Pengenceran harus dilakukan dengan sangat teliti,
dengan menggunakan labu takar dan pipet ukur.
2. Ruang hitung ditutup dengan kaca tutup, dan ditetesi dengan pipet kecil setetes
suspensi ragi pada pinggir kaca tutup. Tetesan akan mengalir ke bawah kaca tutup
dan mengisi ruang hitung.
3. menghitung jumlah sel dalam lima persegi besar (80 persegi kecil) dengan
menghitung sel-sel yang berada pada persegi kecil. Pekerjaan tersebut
(mengencerkan, mengisi ruang hitung dan menghitung jumlah sel) dilakukan tiga
kali.
4. Jumlah sel dalam mL (konsentrasi sel) = 1/ (80 x 25 x 10 -5 x 10-3) x jumlah sel
yang terhitung di atas
5. Kemudian menghitung jumlah rata-rata dari tiga penetapan yang dilakukan.

6
Cara Menghitung Mikroorganisme dengan Ruang Hitung

Karena letak mikroorganisme hidup tidak teratur, maka dalam menghitung dibuat
kesepakatan agar sel yang terletak pada garis tidak dihitung dua kali, yaitu :

 Sel-sel yang terletak pada garis sebelah kanan dan bawah tidak termasuk
dalam persegi kecil yang sedang dihitung selnya. Contoh pada persegi
nomor 1 jumlah selnya adalah 6.
 Sel-sel yang terletak pada garis sebelah kiri dan atas termasuk dalam
persegi kecil yang sedang dihitung selnya. Contoh pada persegi nomor 2
jumlah selnya adalah 3, pada persegi nomor 6 jumlah selnya 5.

7
Perhitungan Jumlah Bakteri

A.

B.

8
C.

D.

Ket:

A. Ruang Hitung C. Kisi-kisi dilihat dari atas

B. Suspensi (pengenceran) D. Kisi-kisi diperbesar

9
V. Alat dan Bahan

Tabung Reaksi dan Rak Tabung Reaksi Gelas Kimia Kaca Arloji

Spatula Labu Ukur Pipet Ukur

Bola Karet Methylen Blue Erlenmeyer

10
Mikroskop Kaca Preparat

Kaca Penutup Neraca Analitik

Counting Chamber Pipet Tetes

11
VI. LANGKAH KERJA

1. Menimbang ragi roti (Fermipan) 2. Masukkan ragi ke dalam gelas

Sebanyak 0,5 g. kimia.

4. Pindahkan larutan ragi 3. Menambahkan aquadest ke

Ke dalam labu ukur sampai dalam gelas kimia dan

100 ml. aduk rata.

12
5. Lalu pindahkan ke Erlenmeyer 6. Memipet larutan 10-1

Sebanyak 1 ml

8. tambahkan 9 ml aquadest 7. Lalu masukkan ke dalam

Ke larutan 10-1 tabung reaksi 1.

13
9. Memipet 10-2 sebanyak 1 ml. 10. Lalu masukkan ke dalam

Tabung reaksi 2.

11. Larutan 10-3 12. Letakkan counting chamber di

Bawah lensa objektif mikroskop.

13. Teteskan suspensi 10-3 yang akan diamati

di atas counting chamber.

14
VII. DATA PENGAMATAN

NO. Gambar Pengamatan Keterangan

1.

Pada gambar terdapat


75 sel dimana terdiri
dari 37 sel hidup dan 38
sel mati.

Maka diperoleh
persentase:
%sel hidup
= 37 X 100
75
= 49,33%

%Sel mati
= 38 X 100
75

= 50,67%

15
VIII. TABEL PERHITUNGAN

NO. KOTAK JUMLAH SEL SEL HIDUP SEL MATI


K1 4 3 1
K2 5 5 -
K3 3 1 2
K4 5 2 3
K5 3 2 1
K6 3 2 1
K7 2 2 -
K8 3 1 2
K9 3 2 1
K10 4 1 3
K11 3 1 2
K12 4 - 4
K13 3 2 1
K14 3 1 2
K15 3 1 2
K16 2 1 1
K17 2 1 1
K18 3 1 2
K19 4 3 1
K20 3 1 2
K21 1 - 1
K22 2 1 1
K23 2 1 1
K24 2 1 1
K25 2 1 1
JUMLAH 75 37 38

16
IX. ANALISA PERCOBAAN

Pada percobaan ini dilakukan perhitungan jumlah sel dengan


menggunakan counting chamber. Perhitungan dilakukan dengan mikroskop dan
pembesaran 4x10 pada kaca objektif. Perhitungan dilakukan pada jumlah sel yang
mati dan sel yang hidup terdapat pada suspensi ragi.

Suspensi ragi dibuat dengan cara menghancurkan ragi kering menjadi


serbuk kemudian melarutkannya ke dalam 10 ml air, larutkan/campurkan di
homogenkan dalam tabung reaksi. Pengenceran dilakukan sekali lagi sehingga
didapatkancampuran 10-3 untuk suspense ragi yang akan dilakukan perhitungan
jumlah selnya. Tujuan pengenceran tersebut adalah agar sel yang berada pada
permukaan kotak hitung counting chamber tidak terlalu bertumbuk sehingga
perhitungan jumlah sel dapat dilakukan dengan mudah.

Perhitungan dilakukan dengan cara meletakkan 1 tetes suspense ragi yang


telah diencerkan dan dicampur methylen blue pada counting chamber pada
mikroskop methylen blue akan membuat suspense ragi berwarna biru. Hal
tersebut sangat membantu dalam perhitungan sel mati dan sel hidup. Sel terlihat
tidak berwarnapada counting chamber dengan dengan menggunakn mikroskop
adalah sel hidup sedangkan sel yang berwarna biru adalah sel mati.

Warna biru pada sel mati berasal dari indicator methylen blue dan hal
tersebut dapat terjadi karena dinding sel pada sel mati tersebut telah rusak dan
tidak bersifat permeable lagi sehingga sel dapat menyerap warna biru yang
dibawah oleh methylen blue. Sedangkan sel hidup tidak akan menyerap warna
biru dan indicator methylen blue karena seluruh komponen sel berfungsi. Dinding
sel masih permeable sehingga tidak akan menyerap warna biru dari indicator.

X. KESIMPULAN

Perhitungan dilakukan pada counting chamber yang berjumalah 25 kotak.


Jumlah sel terdapat 37 sel hidup maka persentase 49,3%, serta 38 sel mati yang
persentasenya 50,67%.

Perhitungan jumlah sel akan lebih mudah jika menggunakan indicator


methylen blue karena kita akan lebih mudah menentukan mana sel hidup dan sel
mati.

17
PERCOBAAN BLJ-1

Biakan/Jamur/dan Actinomycetes

I. Tujuan Percobaan

Mengenalkan kepada mahasiswa pemakaian mikroskop untuk melihat macam-


macam jamur.

II. Dasar Teori

Jamur adalah suatu organisme yang mempunyai ciri-ciri spesifik sebagai berikut:

- Mempunyai inti sel


- Memproduksi spora
- Tidak mempunyai klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis
- Dapat berkembang biak secara seksual maupun aseksual
- Beberapa diantaranya sel yang mengandung selulosa atau khitin atau
keduanya.

Perkembangan jamur secara seksual yaitu dengan cara membelah diri membentuk
spora konidia, sedangkan oembaiakan seksual yaitu dengan cara menyatukan sel-
sel gamet dengan miselium yang saling bertukar isi atau yang disebut konyugasi.

KLASIFIKASI JAMUR

1. Zygomycotina
Perkembang-biakan pada zygomycotina bersatunya hifa (+) dan hifa (-)
dan hifanya bersekat dan homositik, hidupnya saprofit pada substrat tertentu,
berkembang biak secara seksual.

Contoh :

- Rhyzopus  Pembuatan tempe, roti


- Mucor mucedo  Pembuatan selai, keju, roti

18
2. Oomycotina

Struktur tubuh uniseluler (bersel satu) dan ( multiseluler (bersel banyak).


Berkembang biak secara aseksual yang akan membentuk spora (zoospora). Spora
ini dalam sporagium seksual membentuk oospora.

3. Ascomycotina
Struktur tubuh ada yang bersel satu ada yang bersel banyak dan
berkembang biak dengan aseksual, hidupnya saprofit pada bahan makanan dan
sampah. Hidup parasit pada tanaman. Secara seksual, pada yang bersel satu akan
membentuk askus (askospora).
4. Basidiomycotina
Struktur tubuhnya umumnya membentuk payung, pada bagian bawah
hidung merupakan tempat terbentuknya basidium. Perkembang biakan secara
aseksual pada spora vegetatif (spora yang tidak kawin), yaitu menghasilkan
konidia (konidiospora) sedangkan pada seksual spora generatif (spora yang
kawin) menghasilkan basidia (basidiospora), yang umumnya hidup saprofit.
Contoh:
- Volvariella volvaceaea  jamur metang
- Auricularia polytricha  jamur kuping

5. Deuteromycotina

Hifahnya bersekat dan dinding selnya berbentuk bahan khitin. Reproduksinya


secara aseksual membentuk konidia (konidiospora) dan pada yang secara aseksual
belum diketahui.

Contoh:

Aspergillus wentii  kecap

Monilla sitophylla  oncom merah

Jamur yang menguntungkan bagi manusia :

- Saccharomyces cereviseae fregmentasi anggur, alkohol, roti


- Aspergillus wentii pembuatan kecap
- Aspergillur Orizae Pembuatan sake
- Saccharomyches Lardami Pembuatan cream
- Penicillium Notatum Penghasil antibiotik penisilin

19
Jamur yang merugikan bagi manusia :

- Penicillium crustacum Penyebab penyakit paru-paru


- Phitohtora Parasit pada tanaman kentang
- Unstilago maydis Parasit pada tanaman jagung
- Aspergillus fidulans penyebab penyakit telingan manusia

III. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan :

1. Larutan methylen blue


2. Jagung, jeruk, tempe, roti yang ditumbuhi jamur, dan bawang putih.

Alat yang digunakan :

1. Mikroskop (1)
2. Preparat (1)
3. Kaca Objek (1)
4. Kaca tutup (1)
5. Pinset (1)

20
IV. Prosedur percobaan

1. Menyiapkan sampel yang ditumbuhi jamur, misalnya tempe, kelapa yang


telah ditumbuhi jamur, jeruk nipis, roti atau apa saja yang telah ditumbuhi
jamur.
2. Sampel ini harus dipersiapkan terlebih dahulu beberapa hari sebelum
praktikum (menyiapkan dirumah).
3. Menyelidiki jamur-jamur yang di temukan dalam sampel secara teliti.
Misalnya adanya: spora, mycellia, septa, rhizoit, dan lainya.
4. Menyelidiki jamur dalam bahan tersebut dan mengamati perbedaan dalam
tiap jenis bahan tersebut.
5. Menggambarkan morphologi jamur yang sudah diamati.
6. Mencatat semua hasil pengamatan saudara dan jelaskan perbedaan jamur
dari tiap-tiap sampel tersebut.

V. Alat dan Bahan yang digunakan :

MIKROSKOP KACA PREPARAT&KACA TUTUP

PINSET PIPET TETES

21
SPATULA ERLENMEYER

TEMPE BERJAMUR JERUK BERJAMUR

ROTI BERJAMUR BAWANG PUTIH BERJAMUR

22
VI. LANGKAH KERJA

BLJ-1 : a. Roti

1) Siapkan alat dan bahan

2) mengambil sedikit roti pada bagian 3) Lalu letakkan diatas

Yang telah ditumbuhi jamur dengan pinset . kaca preparat dan tutup

4) Hasil pengamatan Pada jamur roti

23
b. Tempe

1) Mengambil sedikit jamur pada 3) lalu letakkan sampel

pada jamur hitam tempe. diatas kaca preparat & tutup.

4) Hasil pengamatan pada jamur hitam tempe.

24
c. Jeruk

1)Mengambil sedikit bagian 2) lalu letakkan sampel

jamur jeruk. diatas kaca preparat & tutup.

pada jeruk yg berjamur

dengan pinset.

3) Hasil pengamatan pada jamur jeruk.

25
d. Bawang putih

1) Mengambil sedikit bagian 2.) Meletakkan sampel diatas

jamur pada bawang putih kaca preparat dan tutup

dengan pinset

3) Hasil pengamatan pada jamur bawang putih.

26
VII. PENGAMATAN

NO. SAMPEL JAMUR YANG DIAMATI MORFOLOGI

Ascomycotina, yaitu Saccharomyces


sp.
1. ROTI  - Tubuh ada yang uniseluler dan ada
yang multi seluler.
§ - memiliki hifa yang bersekat-sekat, dan
berinti banyak
-Ascomycotina, multiseluler, hifanya
bersekat dan berinti banyak.
§ -Hidupnya: ada yang parasit, saprofit,
ada yang bersimbiosis
dengan ganggang membentuk Lichenes
(Lumut kerak).

2.

JERUK Ascomycotina, yaitu Phyllosticta


citricarpa.
 -Tubuh ada yang uniseluler dan ada
yang multi seluler.
§ - memiliki hifa yang bersekat-sekat, dan
berinti banyak
-Ascomycotina, multiseluler, hifanya
bersekat dan berinti banyak.
§ -Hidupnya: ada yang parasit, saprofit,
ada yang bersimbiosis
dengan ganggang membentuk Lichenes
(Lumut kerak).

3.
BAWANG
PUTIH
Zygomycota
Bentuk seperti benang putih dan ada
juga yang berbentuk seperti jarum
pentul, koloni ini titik-titik hitam dan
hifa tidak bersekat

27
4.

TEMPE Zygomycotina, yaitu Rhizopus


oligosporus
Bentuknya menyerupai akar/rhizoid,
koloni jamur ini bewarna putih pada
permukaan tempe dan hifa tidak
bersekat

VIII. ANALISA PERCOBAAN

Pada percobaan kali ini, melakukan percobaan mengenai pengembangbiakan


jamur dengan mikroskop. Sampel yang digunakan ada 4 sampel, yaitu bawang
putih, roti yang telah ditumbuhi jamur, tempe, dan jeruk. Mikroskop terlebih
dahulu dibersihkan. Kaca preparat dan kaca penutup dibersihkan terlebih dahulu
dengan menggunakan alkohol kemudian dibersihkan dengan menggunakan tisue.
Sampel yang pertama hingga terakhir diambil dengan menggunakan pinset lalu
diletakkan di atas kaca preparat dan ditutup dengan kaca penutup setelah
ditambahakn dengan methylen blue.

Berdasarkan data atau hasil pengamatan, dapat dikatakan bahwa jamur yang
terdapat pada tempe adalah Zygomycotina. Karena mempunyai sedikit yang halus
dan hifanya berwarna biru dan berdekatan. Pada roti terdapat jamur Ascomycotina
karena memiliki hifa yang berbentuk misellium. Sedangkan pada jeruk terdapat
jamur Ascomycotina. Dan pada pengamatan bawang putih terdapat jamur
Zygomycotina.

28
IX. KESIMPULAN

 Mikroskop terdiri dari dua lensa yaitu lensa objektif dan lensa okuler.

 Mikroskop digunakan untuk memperoleh bayangan yang sangat halus


dari suatu benda sehingga dapat dilihat susunan yang halus dari suatu
benda yang bagian-bagiannya tidak dapat dilihat dengan kasat mata.

 Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh data:

o Jamur pada tempe dan bawang putih adalah Zygomycotina.

o Jamur pada roti adalah Ascomycotina.

o Jamur pada bawang putih adalah Zygomycotina.

o Jamur pada jeruk adalah Ascomycotina.

29
PERCOBAAN BLJ-2

(Biakan jeast)

I. Tujuan Percobaan :

Mengenalkan kepada mahasiswa bentuk mikroorganisme dari jeast roti.

II. Dasar Teori :

Jeast roti merupakan bahan yang berupa jamur yang berasal dari famili
Ascomicotina yang digunakan dalam pembuatan roti. Jamur yang digunakan
yaitu: Saccharomyces cereviseae.

Ciri-ciri Ascomicotina adalah :

1. Bersel satu dan ada yang bersel banyak


2. Hifa bersekat atau berinti banyak
3. Reproduksi aseksual yang membentuk konidia/konidiospora
4. Reproduksi seksual yaitu dengan membentuk askus (askospora)

Ascomicotina yang menguntungkan :

- Saccharomyces Sp. (ragi), dapat digunakan dalam pembuatan alkohol,


tape, sake, dan roti serta kue
- Penicillium notatum dan P.chrysogenum menghasilkan antibiotik
- Claviceps purpurea dapat menghasilkan alkoloid untuk membuat bahan
obat-obatan.

Ascomicotina yang merugikan :

- Aspergillus nidulans ditemukan parasit dalam telingan manusia dan


menyebabkan penyakit otomucosisi
- Aspergilus plavus dapat menghasilkan zat racun aflatoksin
- Penicillium crustaceum menyebabkan penyakit paru-paru kronis pada
manusia. Hidupnya tersebar dialam bebas, baik yang bersifat saprofit pada
bahan makanan dan sampah serta hidup parasit pada tanaman.

30
III. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN :

KACA PREPARAT&KACA TUTUP


MIKROSKOP

PIPET TETES SPATULA

ERLENMEYER GULA PASIR RAGI ROTI

IV. LANGKAH KERJA

31
1) Siapkan alat dan bahan

2) Masukkan yeast roti sekitar 3) lalu masukkan juga gula

Seujung spatula sebanyak 2 kali ujung spatula

4) diamkan agar terjadi 3) Menuangkan sedikit air,


pembiakkan mikroba. lalu aduk hingga larut

32
5) Setelah terjadi pembiakan 6) mengambil sedikit lalu letakkan

diatas kaca preparat & tutup

7) hasil pengamatan pada pembiakkan Yeast roti

33
V. DATA PENGAMATAN

NO SAMPEL JAMUR YANG DIAMATI MORFOLOGI


.
1.

YEAST
ROTI

Ascomycotina, yaitu
Saccharomyces cereviseae
Gambar mikroorganisme yang Berbentuk bulat dan banyak
diperbesar memiliki dinding sel yang tebal
dan bewarna hitam.

sebelum ragi roti dibiakkan

Setelah ragi roti dibiakkan

34
VI. ANALISA PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan pada ragi roti (fermipan) dapat dianalisa
bahwa diperlukan seujung spatula ragi roti + ½ sdt gula pasir lalu ditambahkan
sedikit air aqudest. Menunggu selama 1 jam hingga menimbulkan busa yang
mengendap pada tabung reaksi. Menyiapkan mikroskop, kaca preparat dan kaca
penutup untuk dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan alkohol. Setelah
1 jam, campuran ragi roti dan gula pasir dimasukkan dengan cara diteteskan di
atas kaca preparat, kemudian meneteskan larutan methylen blue dan ditutup
dengan kaca penutup. Setelah diamati, dapat diketahui bahwa jamur yang terdapat
pada ragi roti adalah jenis Ascomycotina yaitu Saccharomyces cerevisiae.
Bentuknya seperti gelembung besar dan kecil. Saccharomyces cerevisiase adalah
jamur bersel tunggal yang telah memahat milestones.

VII. KESIMPULAN
 Jamur yang terdapat pada ragi roti adalah jenis Ascomycotina yang
bernama Saccharomyces cerevisiae.
 Saccharomyces cerevisiae disebut sebagai mikroorganisme aman.
 Jamur ini merupakan mikroorganisme pertama yang dikembangkan untuk
membuat makanan.

35

Anda mungkin juga menyukai