I. Teori Dasar
1
II. Tujuan Percoban
2
dengan mikroskop pada tiap-tiap bidang pandangan terlibat antara 50 sampai 100
sel.
b. Menempatkan satu tetes dari suspensi tersebut diatas kaca objek dan
mencampurkan dengan larutan Methylen Blue hingga cairan diatas kaca objek
berwarna biru muda.
c. Setelah menutup dengan kaca tutup,memeriksa preparat menggunakan
mikroskop. Sel yang mati berwarna biru,sedang sel hidup tidak menyerap warna.
d. Mencatat jumlah sel yang berwarna dan tidak,menentukan presentase sel hidup
dengan memeriksa 5 bidang pandangan.
3
1. Kondensor memutar ke bawah.
2. Revolver memutar sedemikian ,hingga lensa yang terkecil berada di
bawah dan kemudian tubus diputar ke bawah.
3. Membersihkan mikroskop terlebih dahulu dengan lap bersih.
4
PENETAPAN JUMLAH SEL
DENGAN MENGGUNAKAN RUANG HITUNG
(COUNTING CHAMBER)/ (PJS-2)
I. Teori Dasar
Counting chamber merupakan suatu kaca obyek tebal, diatasnya diasahkan suatu
dataran yang dalamnya 0,1 mm. Pada dataran ini di buat garis-garis berbentuk 16
persegi besar, pada setiap persegi besar di bagi lagi menjadi 16 persegi kecil.
Panjang sisi persegi kecil 0,05 mm. Jika di atas bagian yang diasah ini di letakan
sebuah kaca tutup, maka terbentuk suatu ruang yang tingginya adalah 0,1 mm.
Tiap-tiap persegi kecil dibawah kaca tutup tersebut merupakan suatu ruang
dengan isi 0,05 x 0,05 x 0,1 mm3 = 25. 10 -5 mm3. Jika di bawah kaca tutup
tersebut dimasukan setetes suspensi, maka dengan mikroskop dapat di hitung
jumlah sel dalam tiap-tiap persegi tersebut, sehingga dapat di hitung pula jumlah
sel per ml dari suspensi tersebut.
Counting chamber memiliki dua saluran yang dalam pada kedua sisi ruang
hitungnya berfungsi untuk menampung kelebihan cairan. Kaca tutup yang
diletakkan diatas ruang hitung harus kering agar ketinngian dari ruang hitung
tetap terjaga.
Pada counting chamber model baru, diatas suatu kaca objek dibuat dua rung
hitung yang satu sama lain dipisahkah dengan saluran.
5
II. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat mempelajari cara menentukan konsentrasi sel melalui
metode penetapan jumlah sel dengan counting chamber
Counting chamber
Counter
Tabung Reaksi
Pipet tetes
Pipet ukur, labu takar
Mikroskop
Kaca preparat dan tutupnya
Bahan :
Suspensi mikroorganisme (ragi, jamur, bakteri).
Air steril
1. Mengencerkan suspensi ragi dalam air sehingga jumlah sel di dalam tiap
persegi kecil berkisar 10 buah. Pengenceran harus dilakukan dengan sangat teliti,
dengan menggunakan labu takar dan pipet ukur.
2. Ruang hitung ditutup dengan kaca tutup, dan ditetesi dengan pipet kecil setetes
suspensi ragi pada pinggir kaca tutup. Tetesan akan mengalir ke bawah kaca tutup
dan mengisi ruang hitung.
3. menghitung jumlah sel dalam lima persegi besar (80 persegi kecil) dengan
menghitung sel-sel yang berada pada persegi kecil. Pekerjaan tersebut
(mengencerkan, mengisi ruang hitung dan menghitung jumlah sel) dilakukan tiga
kali.
4. Jumlah sel dalam mL (konsentrasi sel) = 1/ (80 x 25 x 10 -5 x 10-3) x jumlah sel
yang terhitung di atas
5. Kemudian menghitung jumlah rata-rata dari tiga penetapan yang dilakukan.
6
Cara Menghitung Mikroorganisme dengan Ruang Hitung
Karena letak mikroorganisme hidup tidak teratur, maka dalam menghitung dibuat
kesepakatan agar sel yang terletak pada garis tidak dihitung dua kali, yaitu :
Sel-sel yang terletak pada garis sebelah kanan dan bawah tidak termasuk
dalam persegi kecil yang sedang dihitung selnya. Contoh pada persegi
nomor 1 jumlah selnya adalah 6.
Sel-sel yang terletak pada garis sebelah kiri dan atas termasuk dalam
persegi kecil yang sedang dihitung selnya. Contoh pada persegi nomor 2
jumlah selnya adalah 3, pada persegi nomor 6 jumlah selnya 5.
7
Perhitungan Jumlah Bakteri
A.
B.
8
C.
D.
Ket:
9
V. Alat dan Bahan
Tabung Reaksi dan Rak Tabung Reaksi Gelas Kimia Kaca Arloji
10
Mikroskop Kaca Preparat
11
VI. LANGKAH KERJA
12
5. Lalu pindahkan ke Erlenmeyer 6. Memipet larutan 10-1
Sebanyak 1 ml
13
9. Memipet 10-2 sebanyak 1 ml. 10. Lalu masukkan ke dalam
Tabung reaksi 2.
14
VII. DATA PENGAMATAN
1.
Maka diperoleh
persentase:
%sel hidup
= 37 X 100
75
= 49,33%
%Sel mati
= 38 X 100
75
= 50,67%
15
VIII. TABEL PERHITUNGAN
16
IX. ANALISA PERCOBAAN
Warna biru pada sel mati berasal dari indicator methylen blue dan hal
tersebut dapat terjadi karena dinding sel pada sel mati tersebut telah rusak dan
tidak bersifat permeable lagi sehingga sel dapat menyerap warna biru yang
dibawah oleh methylen blue. Sedangkan sel hidup tidak akan menyerap warna
biru dan indicator methylen blue karena seluruh komponen sel berfungsi. Dinding
sel masih permeable sehingga tidak akan menyerap warna biru dari indicator.
X. KESIMPULAN
17
PERCOBAAN BLJ-1
Biakan/Jamur/dan Actinomycetes
I. Tujuan Percobaan
Jamur adalah suatu organisme yang mempunyai ciri-ciri spesifik sebagai berikut:
Perkembangan jamur secara seksual yaitu dengan cara membelah diri membentuk
spora konidia, sedangkan oembaiakan seksual yaitu dengan cara menyatukan sel-
sel gamet dengan miselium yang saling bertukar isi atau yang disebut konyugasi.
KLASIFIKASI JAMUR
1. Zygomycotina
Perkembang-biakan pada zygomycotina bersatunya hifa (+) dan hifa (-)
dan hifanya bersekat dan homositik, hidupnya saprofit pada substrat tertentu,
berkembang biak secara seksual.
Contoh :
18
2. Oomycotina
3. Ascomycotina
Struktur tubuh ada yang bersel satu ada yang bersel banyak dan
berkembang biak dengan aseksual, hidupnya saprofit pada bahan makanan dan
sampah. Hidup parasit pada tanaman. Secara seksual, pada yang bersel satu akan
membentuk askus (askospora).
4. Basidiomycotina
Struktur tubuhnya umumnya membentuk payung, pada bagian bawah
hidung merupakan tempat terbentuknya basidium. Perkembang biakan secara
aseksual pada spora vegetatif (spora yang tidak kawin), yaitu menghasilkan
konidia (konidiospora) sedangkan pada seksual spora generatif (spora yang
kawin) menghasilkan basidia (basidiospora), yang umumnya hidup saprofit.
Contoh:
- Volvariella volvaceaea jamur metang
- Auricularia polytricha jamur kuping
5. Deuteromycotina
Contoh:
19
Jamur yang merugikan bagi manusia :
1. Mikroskop (1)
2. Preparat (1)
3. Kaca Objek (1)
4. Kaca tutup (1)
5. Pinset (1)
20
IV. Prosedur percobaan
21
SPATULA ERLENMEYER
22
VI. LANGKAH KERJA
BLJ-1 : a. Roti
Yang telah ditumbuhi jamur dengan pinset . kaca preparat dan tutup
23
b. Tempe
24
c. Jeruk
dengan pinset.
25
d. Bawang putih
dengan pinset
26
VII. PENGAMATAN
2.
3.
BAWANG
PUTIH
Zygomycota
Bentuk seperti benang putih dan ada
juga yang berbentuk seperti jarum
pentul, koloni ini titik-titik hitam dan
hifa tidak bersekat
27
4.
Berdasarkan data atau hasil pengamatan, dapat dikatakan bahwa jamur yang
terdapat pada tempe adalah Zygomycotina. Karena mempunyai sedikit yang halus
dan hifanya berwarna biru dan berdekatan. Pada roti terdapat jamur Ascomycotina
karena memiliki hifa yang berbentuk misellium. Sedangkan pada jeruk terdapat
jamur Ascomycotina. Dan pada pengamatan bawang putih terdapat jamur
Zygomycotina.
28
IX. KESIMPULAN
Mikroskop terdiri dari dua lensa yaitu lensa objektif dan lensa okuler.
29
PERCOBAAN BLJ-2
(Biakan jeast)
I. Tujuan Percobaan :
Jeast roti merupakan bahan yang berupa jamur yang berasal dari famili
Ascomicotina yang digunakan dalam pembuatan roti. Jamur yang digunakan
yaitu: Saccharomyces cereviseae.
30
III. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN :
31
1) Siapkan alat dan bahan
32
5) Setelah terjadi pembiakan 6) mengambil sedikit lalu letakkan
33
V. DATA PENGAMATAN
YEAST
ROTI
Ascomycotina, yaitu
Saccharomyces cereviseae
Gambar mikroorganisme yang Berbentuk bulat dan banyak
diperbesar memiliki dinding sel yang tebal
dan bewarna hitam.
34
VI. ANALISA PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan pada ragi roti (fermipan) dapat dianalisa
bahwa diperlukan seujung spatula ragi roti + ½ sdt gula pasir lalu ditambahkan
sedikit air aqudest. Menunggu selama 1 jam hingga menimbulkan busa yang
mengendap pada tabung reaksi. Menyiapkan mikroskop, kaca preparat dan kaca
penutup untuk dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan alkohol. Setelah
1 jam, campuran ragi roti dan gula pasir dimasukkan dengan cara diteteskan di
atas kaca preparat, kemudian meneteskan larutan methylen blue dan ditutup
dengan kaca penutup. Setelah diamati, dapat diketahui bahwa jamur yang terdapat
pada ragi roti adalah jenis Ascomycotina yaitu Saccharomyces cerevisiae.
Bentuknya seperti gelembung besar dan kecil. Saccharomyces cerevisiase adalah
jamur bersel tunggal yang telah memahat milestones.
VII. KESIMPULAN
Jamur yang terdapat pada ragi roti adalah jenis Ascomycotina yang
bernama Saccharomyces cerevisiae.
Saccharomyces cerevisiae disebut sebagai mikroorganisme aman.
Jamur ini merupakan mikroorganisme pertama yang dikembangkan untuk
membuat makanan.
35