Anda di halaman 1dari 12

Tanggal Praktikum

Praktikum 3.4

24 Maret 2015
TEKNIK ENUMERASI LANGSUNG

PRELAB

1. Bagaimana cara menghitung mikroba secara langsung menggunakan haemocytometer?


Sebutkan dan jelaskan tahapannya
Perhitungan konsentrasi sel pada hemasitometer ini bergantung pada volume
dibawah coverslip. Pada chamber terdapat 9 kotak besar berukuran 1 mm2 dan
kotak-kotak kecil dimana 1 kotak besar sama dengan 25 kotak kecil sehingga satu
kotak besar tersebut memiliki volume sebesar 0,0001 ml. Kotak yang paling kecil
berfungsi untuk mempermudah perhitungan sel (Hansen, 2008).
2. Apakah yang harus dilakukan, jika mikroba yang terlihat di Haemocytometer terlalu
banyak? Jelaskan

3. Sebutkan ukuran kotak dalam haemocytometer dan tuliskan rumus yang digunakan untuk
menghitung mikroba menggunakan haemocytometer
Ukuran kotak pada haemocytometer totalnya adalah 9 mm2 dan masing-masing
kotak besarnya berukuran 1 mm2 yang terdiri atas 25 kotak kecil. Volume kotak
besar adalah 0,0001 ml. Rumus yang digunakan untuk menghitung mikroba adalah :
=sel/mL
( nx )( 10.000
1 )
Keterangan :
n = total sel hasil perhitungan
x = faktor divisi berdasarkan presentase dari masing-masing kisi perhitungan
(Chalid, 2010).
DIAGRAM ALIR

Haemocytometer
Dibersihkan dengan aquades kemudian alkohol
lalu dikeringkan dengan tissue
Divortex kultur S.Cerevisae pada media PGYB
dalam tabung reaksi
Diambil
sebanyak
1 ml
Dihitung
Dihitung
Diamati
sel
jumlah
dengan
yangsuspense
sel
terdapat
perbesaran
rata-rata
dalam
dari
lemah
tiap-tiap
kotak
(40x)
dengan
kotak
Hasil
Diletakkan
Diencerkan
Diletakkan
dimulai
kemudian
Diatur
Ditutup
pada
dari
dalam
pada
fokusnya
perbesaran
kotak
kotak-kotak
dengan
rumus
meja
larutan
atas
cover
benda
hingga
pepton
sebelah
kuat
haemocytometer
glass
mikroskop
(400x)
jelas
steril
kanan9 ml

ANALISA PROSEDUR

1. Perhitungan S.Cerevisae 24 jam


Yang pertama dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan. Alat yang digunakan
adalah tabung reaksi, gelas beker, pipet tetes, mikro pipet, mikro tip, haemocytometer, cover
glass, rak tabung, mikroskop, pupil cam, dan bunsen. Tabung reaksi adalah alat yang
digunakan untuk mereaksikan larutan, namun pada praktikum ini digunakan untuk wadah
kultur dan tempat mengencerkan kultur. Kegunaan gelas beker digunakan untuk menaruh
larutan, pada praktikum ini digunakan untuk wadah stelilisasi mikrop tip dan sebagai wadah
untuk mencuci pipet tetes. Mikro pipet digunakan untuk menyedot larutan dengan volume
tertentu. Mikro tip digunakan untuk wadah larutan yang akan diambil dengan mikro pipet.
Haemocytometer adalah alat yang digunakan untuk menghitung jumlah sel secara langsung.
Cover glass untuk menutup bagian haemocytometer. Rak tabung digunakan untuk wadah
tabung reaksi. Mikroskop digunakan untuk mengamati mikroba/ mikroorganisme dengan
pembesaran tertentu. Mikroskop terdiri dari lensa okuler yang dekat dengan mata, lensa
objektif yang berada dekat pada objek, tabung mikroskop atau tubus yang berfungsi untuk
mengatur fokus dan menghubungkan lensa objektif dan okuler, mikrometer (pemutar halus)
berfungsi untuk menaik turunkan mikroskop secara lambat, makrometer (pemutar kasar)
berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop secara cepat, revolver berfungsi untuk
mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya kemudian reflektor berfungsi
untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek, Meja mikroskop berfungsi sebagai
tempat meletakkan objek yang akan diamati, penjepit kaca berfungsi untuk menjepit kaca agar
tidak mudah bergeser, kemudian lengan mikroskop dan kaki mikroskop. Pupil cam digunakan
untuk menghubungkan antara mikroskop dengan laptop sehingga apa yang dilihat pada lensa
mikroskop dapat terlihat pada laptop. Bunsen untuk mensterilkan alat dan menjaga agar tidak
terjadi kontaminan. Bahan yang digunakan adalah alkohol 70% (untuk mengaseptis diri,
lingkungan, maupun alat), pepton (digunakan untuk pengenceran), S.Cerevisae (digunakan
untuk sample yang diamati), aquades (untuk mencuci dan sebagai pelarut). Setelah semua alat
dan bahan siap, maka selanjutnya adalah melalukan aseptis diri dan lingkungan. Pada aseptis
diri kita menyemprotkan alkohol pada telapak tangan kemudian diratakan hingga punggung
telapak tangan. Pada aseptis lingkungan kita menyemprotkan alkohol pada meja kerja
kemudian dilap secara searah dengan menggunakan tissue. Hal ini dilakukan agar mencegah
terjadi kontaminan.
Lalu kita melakukan pengenceran kultur yang telah diinkubasi 24 jam pada media
PGYB. Yang dilakukan pertama bunsen dinyalakan, lalu disterilisasi mikropipet dengan cara
menyemprotkan alkohol keseluruh bagian kemudian dilap searah dengan menggunakan
tissue. Kemudian diambil mikro tip dengan pada gelas beker. Cara mengambilnya dengan
menekan tombol lalu dibuka kertas payung dan kapas. Ditancapkan mikropipet pada mikrotip
dan tombol dilepas secara perlahan agar mikrotip terpasang. Kemudian diangkat mikropipet
dan dirapat kan mikrotip dengan memegang dan memutar bagian kasarnya. Dihomogenkan
kultur pada vortex hingga ada pusaran yang menyentuh dasar tabung. Setelah itu dibuka
sumbat kapas dengan cara menjepitnya diantara jari manis dan kelingking lalu ditarik. Setelah
dibuka dipanaskan mulut tabung pada bunsen, lalu dimasukkan mikropipet dan diambil kultur
pada tabung reaksi. Kemudian dipanaskan lagi mulut tabung dan ditutup dengan
menggunakan sumbat kapas tadi. Lalu diambil tabung reaksi yang berisi pepton 9ml dengan
berlabel 10-1. Dan dibuka sumbat kapas dengan cara menjepitnya diantara jari manis dan

kelingking lalu ditarik. Setelah dibuka dipanaskan mulut tabung pada bunsen, lalu
dimasukkan mikropipet dan dituangkan kultur pada tabung reaksi. Kemudian dipanaskan lagi
mulut tabung dan ditutup dengan menggunakan sumbat kapas tadi. Lalu dihomogenkan
dengan menggunakan vortex. Setelah itu dilakukan pengenceran lagi pada tabung reaksi berisi
9ml yang berlabel 10-2. Dengan mengambil 1ml pada tabung reaksi 10-1 dengan menggunakan
mikropipet yang telah terpasang mikro tip baru. Dibuka sumbat kapas dengan cara
menjepitnya diantara jari manis dan kelingking lalu ditarik. Setelah dibuka dipanaskan mulut
tabung pada bunsen, lalu dimasukkan mikropipet dan diambil larutan pada tabung reaksi
sebanyak 1ml. Kemudian dipanaskan lagi mulut tabung dan ditutup dengan menggunakan
sumbat kapas tadi. Lalu diambil tabung reaksi 10 -2 dan dibuka sumbat kapas dengan cara
menjepitnya diantara jari manis dan kelingking lalu ditarik. Setelah dibuka dipanaskan mulut
tabung pada bunsen, lalu dimasukkan mikropipet yang berisi larutan 10 -1 sebanyak 1ml dan
dimasukkan larutan tadi pada tabung reaksi. Kemudian dipanaskan lagi mulut tabung dan
ditutup dengan menggunakan sumbat kapas tadi. Setelah itu dihomogenkan dengan vortex
hingga muncul pusaran yang menyentuh pada dasar tabung. Hal ini bertujuan agar larutan
benar-benar homogen. Dan hasil pengenceran 10-2 yang digunakan untuk sample.
Lalu sample tadi diambil dengan menggunakan pipet tetes. Dengan cara dibuka sumbat
kapas dengan cara menjepitnya diantara jari manis dan kelingking lalu ditarik. Setelah dibuka
dipanaskan mulut tabung pada bunsen, lalu dimasukkan pipet tetes dan diambil larutan pada
tabung reaksi. Kemudian dipanaskan lagi mulut tabung dan ditutup dengan menggunakan
sumbat kapas tadi. Lalu diambil haemocytometer dan diteteskan sebanyak 1 tetes pada 2
kotak. Kemudian ditutup 2 kotak tadi dengan cover glass, caranya dengan sebelum menutup
ditaruh dengan sudut 45 lalu ditutupkan secara perlahan. Hal ini bertujuan agar pada saat
menututp tidak terdapat gelembung yang dapat mengganggu pengamatan.
Haemocytometer yang telah di meja mikroskop. Lalu dijepit dengan penjepit kaca agar
tidak bergeser-geser atau bergerak. Digunakan lensa objektif dengan pembesaran 40x untuk
memfokuskan. Jika sudah fokus, digunakan lensa objektif dengan pembesaran 400x. Dan
dicari ujung terpojok. Misal ditemukan pada pojok kiri bawah, maka dihitung pada petak satu,
jika sudah digeser dan dihitung petak satunya. Bergeraknya dari kiri kekanan hingga kelima
dan jika sudah geser keatas hingga pola mengular. Setelah dihitung semua hingga didapatkan
25 petak. Selanjutnya di hitung jumlah sel/ml pada jumlah sel tadi dengan menggunakan
rumus.
Perhitungan S.Cerevisae 48 jam
Yang pertama dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan. Alat yang digunakan
adalah tabung reaksi, gelas beker, pipet tetes, mikro pipet, mikro tip, haemocytometer, cover
glass, rak tabung, mikroskop, pupil cam, dan bunsen. Tabung reaksi adalah alat yang
digunakan untuk mereaksikan larutan, namun pada praktikum ini digunakan untuk wadah
kultur dan tempat mengencerkan kultur. Kegunaan gelas beker digunakan untuk menaruh
larutan, pada praktikum ini digunakan untuk wadah stelilisasi mikrop tip dan sebagai wadah
untuk mencuci pipet tetes. Mikro pipet digunakan untuk menyedot larutan dengan volume
tertentu. Mikro tip digunakan untuk wadah larutan yang akan diambil dengan mikro pipet.
Haemocytometer adalah alat yang digunakan untuk menghitung jumlah sel secara langsung.
Cover glass untuk menutup bagian haemocytometer. Rak tabung digunakan untuk wadah
tabung reaksi. Mikroskop digunakan untuk mengamati mikroba/ mikroorganisme dengan
pembesaran tertentu. Mikroskop terdiri dari lensa okuler yang dekat dengan mata, lensa
objektif yang berada dekat pada objek, tabung mikroskop atau tubus yang berfungsi untuk

mengatur fokus dan menghubungkan lensa objektif dan okuler, mikrometer (pemutar halus)
berfungsi untuk menaik turunkan mikroskop secara lambat, makrometer (pemutar kasar)
berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop secara cepat, revolver berfungsi untuk
mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya kemudian reflektor berfungsi
untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek, Meja mikroskop berfungsi sebagai
tempat meletakkan objek yang akan diamati, penjepit kaca berfungsi untuk menjepit kaca agar
tidak mudah bergeser, kemudian lengan mikroskop dan kaki mikroskop. Pupil cam digunakan
untuk menghubungkan antara mikroskop dengan laptop sehingga apa yang dilihat pada lensa
mikroskop dapat terlihat pada laptop. Bunsen untuk mensterilkan alat dan menjaga agar tidak
terjadi kontaminan. Bahan yang digunakan adalah alkohol 70% (untuk mengaseptis diri,
lingkungan, maupun alat), pepton (digunakan untuk pengenceran), S.Cerevisae (digunakan
untuk sample yang diamati), aquades (untuk mencuci dan sebagai pelarut). Setelah semua alat
dan bahan siap, maka selanjutnya adalah melalukan aseptis diri dan lingkungan. Pada aseptis
diri kita menyemprotkan alkohol pada telapak tangan kemudian diratakan hingga punggung
telapak tangan. Pada aseptis lingkungan kita menyemprotkan alkohol pada meja kerja
kemudian dilap secara searah dengan menggunakan tissue. Hal ini dilakukan agar mencegah
terjadi kontaminan.
Lalu kita melakukan pengenceran kultur yang telah diinkubasi 48 jam pada media
PGYB. Yang dilakukan pertama bunsen dinyalakan, lalu disterilisasi mikropipet dengan cara
menyemprotkan alkohol keseluruh bagian kemudian dilap searah dengan menggunakan
tissue. Kemudian diambil mikro tip dengan pada gelas beker. Cara mengambilnya dengan
menekan tombol lalu dibuka kertas payung dan kapas. Ditancapkan mikropipet pada mikrotip
dan tombol dilepas secara perlahan agar mikrotip terpasang. Kemudian diangkat mikropipet
dan dirapat kan mikrotip dengan memegang dan memutar bagian kasarnya. Dihomogenkan
kultur pada vortex hingga ada pusaran yang menyentuh dasar tabung. Setelah itu dibuka
sumbat kapas dengan cara menjepitnya diantara jari manis dan kelingking lalu ditarik. Setelah
dibuka dipanaskan mulut tabung pada bunsen, lalu dimasukkan mikropipet dan diambil kultur
pada tabung reaksi. Kemudian dipanaskan lagi mulut tabung dan ditutup dengan
menggunakan sumbat kapas tadi. Lalu diambil tabung reaksi yang berisi pepton 9ml dengan
berlabel 10-1. Dan dibuka sumbat kapas dengan cara menjepitnya diantara jari manis dan
kelingking lalu ditarik. Setelah dibuka dipanaskan mulut tabung pada bunsen, lalu
dimasukkan mikropipet dan dituangkan kultur pada tabung reaksi. Kemudian dipanaskan lagi
mulut tabung dan ditutup dengan menggunakan sumbat kapas tadi. Lalu dihomogenkan
dengan menggunakan vortex. Setelah itu dilakukan pengenceran lagi pada tabung reaksi berisi
9ml yang berlabel 10-2. Dengan mengambil 1ml pada tabung reaksi 10-1 dengan menggunakan
mikropipet yang telah terpasang mikro tip baru. Dibuka sumbat kapas dengan cara
menjepitnya diantara jari manis dan kelingking lalu ditarik. Setelah dibuka dipanaskan mulut
tabung pada bunsen, lalu dimasukkan mikropipet dan diambil larutan pada tabung reaksi
sebanyak 1ml. Kemudian dipanaskan lagi mulut tabung dan ditutup dengan menggunakan
sumbat kapas tadi. Lalu diambil tabung reaksi 10 -2 dan dibuka sumbat kapas dengan cara
menjepitnya diantara jari manis dan kelingking lalu ditarik. Setelah dibuka dipanaskan mulut
tabung pada bunsen, lalu dimasukkan mikropipet yang berisi larutan 10 -1 sebanyak 1ml dan
dimasukkan larutan tadi pada tabung reaksi. Kemudian dipanaskan lagi mulut tabung dan
ditutup dengan menggunakan sumbat kapas tadi. Setelah itu dihomogenkan dengan vortex
hingga muncul pusaran yang menyentuh pada dasar tabung. Hal ini bertujuan agar larutan
benar-benar homogen. Dan hasil pengenceran 10-2 yang digunakan untuk sample.

Lalu sample tadi diambil dengan menggunakan pipet tetes. Dengan cara dibuka sumbat
kapas dengan cara menjepitnya diantara jari manis dan kelingking lalu ditarik. Setelah dibuka
dipanaskan mulut tabung pada bunsen, lalu dimasukkan pipet tetes dan diambil larutan pada
tabung reaksi. Kemudian dipanaskan lagi mulut tabung dan ditutup dengan menggunakan
sumbat kapas tadi. Lalu diambil haemocytometer dan diteteskan sebanyak 1 tetes pada 2
kotak. Kemudian ditutup 2 kotak tadi dengan cover glass, caranya dengan sebelum menutup
ditaruh dengan sudut 45 lalu ditutupkan secara perlahan. Hal ini bertujuan agar pada saat
menututp tidak terdapat gelembung yang dapat mengganggu pengamatan.
Haemocytometer yang telah di meja mikroskop. Lalu dijepit dengan penjepit kaca agar
tidak bergeser-geser atau bergerak. Digunakan lensa objektif dengan pembesaran 40x untuk
memfokuskan. Jika sudah fokus, digunakan lensa objektif dengan pembesaran 400x. Dan
dicari ujung terpojok. Misal ditemukan pada pojok kiri bawah, maka dihitung pada petak satu,
jika sudah digeser dan dihitung petak satunya. Bergeraknya dari kiri kekanan hingga kelima
dan jika sudah geser keatas hingga pola mengular. Setelah dihitung semua hingga didapatkan
25 petak. Selanjutnya di hitung jumlah sel/ml pada jumlah sel tadi dengan menggunakan
rumus.

DATA HASIL PENGAMATAN

1. Tuliskan hasil pengamatan jumlah sel menggunakan Haemacytometer (Data Kelas)


(Data ini adalah data 25 kotak besar)
S.Cerevisae 24 jam inkubasi
No. Petak
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Jumlah sel
2
3
3
3
7
2
7
7
4
4
5
1

No. petak
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
5

Jumlah sel
6
7
11
3
4
5
3
2
11
2
5
8

2. Hitunglah rata-rata jumlah sel serta jumlah sel dalam bahan/ml.


Menggunakan rumus :
Jumlah sel/ml =

jumlah selratarata petak x 1000 x Fp


Luas Petak x Kedalaman Petak

(Endriyati, 2010).

FP = 10-2

Rata-rata jumlah sel =

4,8 x 1000 x 0,01


48
=
=1,2 104 sel /mL
3
0,04 x 0,1
4. 10

DATA HASIL PENGAMATAN

1. Tuliskan hasil pengamatan jumlah sel menggunakan Haemacytometer (Data Kelas)


(Data ini adalah data 25 kotak besar)
S.Cerevisae 48 jam inkubasi
No. Petak
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Jumlah sel
1
5
6
4
7
3
3
0
6
4
5
1

No. petak
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
2

Jumlah sel
4
3
1
3
4
2
4
6
0
4
3
1

2. Hitunglah rata-rata jumlah sel serta jumlah sel dalam bahan/ml.


Menggunakan rumus :
Jumlah sel/ml =

jumlah selratarata petak x 1000 x Fp


Luas Petak x Kedalaman Petak

(Endriyati,

2010).
FP = 10-2
Rata-rata :

82
=3,28
25

Rata-rata jumlah sel =

3,28 x 1000 x 0, 01 32,8


=
=8,2 103 sel /mL
3
0,04 x 0,1
4. 10

3. Bahas data yang anda peroleh.


Dari kedua percobaan diatas didapatkan bahwa pada S. Cerevisiae yang diinkubasi
selama 24 menghasilkan data yang berbeda pada saat diinkubasi selama 48 jam
menghasilkan jumlah sel yang berbeda. Pada S. Cerevisiae yang diinkubasi 24 jam
didapatkan jumlah sel/ml adalah sebesar 1,2 104 sel/ml. Dan pada S.Cerevisiae
yang diinkubasi selama 48 jam didapatkan jumlah sel sebesar 8,2 103 sel/ml.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi kesalahan. Menurut Suryanto
(2006), Jumlah bakteri yang diinkubasi lebih lama akan menghasilkan jumlah sel yang
lebih banyak daripada jumlah sel yang lebih kecil, karena pada saat diinkubasi lebih
lama maka bakteri tersebut akan membelah.

4. Tuliskan kesimpulan yang anda peroleh pada praktikum ini!


Enumerasi mikroba dilakukan dengan menghitung jumlah sel yang tampak pada saat
diamati menggunakan mikroskop (Madigan, 2010). Metode enumerasi memiliki
keunggulan yaitu hemat dan hasil dapat langsung dihitung. Dalam enumerasi mikroba
dengan mengamati menggunakan haemocytometer. Dalam menghitung jumlah sel pada
haemocytometer digunakan rumus :
jumlah selratarata petak x 1000 x Fp
Jumlah sel/ml =
Luas Petak x Kedalaman Petak
Dari data S. Cerevisiae 24 jam didapatkan jumlah sel 1,2 104 sel/ml. Dan pada S.
Cerevisiae 48 jam didapatkan hasil jumlah sel sebanyak 8,2 103 sel/ml

5. Sebutkan kelebihan dan kelemahan dalam penghitungan mikroba menggunakan


haemocytometer!
Menurut Koesmadji (2006), kelebihan dalam menghitung mikroba dengan
menggunakan haemocytometer adalah Mudah, murah karena tidak diperlukan banyak
media, dapat dilakukan secara langsung. Namun kelemahan dari haemocytometer
adalah tidak dapat membedakan antara sel hidup dengan sel mati sehingga kurang
akurat, alat ini sangat sensitif (mudah rusak).
6. Jika pada pengamatan sel menggunakan haemocytometer diperoleh data sebagai
berikut, hitunglah jumlah sel yeast per ml bahan!
No. Petak
1.
2.
3.
4.

Jumlah sel
46
59
37
53

No. petak
14.
15.
16.
17.

Jumlah sel
25
28
69
44

5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

41
52
35
48
54
63
42
50

18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
49

52
40
51
62
39
57
51
60

Menggunakan rumus :
Jumlah sel/ml =

jumlah selratarata petak x 1000 x Fp


Luas Petak x Kedalaman Petak

(Endriyati, 2010).

Rata-Rata : 48,28
Jumlah sel/ml =

48,28 x 1000 x 0,01


=75437500 sel /ml
0,04 x 0,1

Komponen Penilaian :
Jenis Penilaian
Pre lab dan Diagram Alir
Log book
Data Hasil Pengamatan dan Pembahasan
Aktivitas di lab

Nilai
10
10
70
10

Nilai yang diperoleh

TOTAL

100

Kompetensi Mahasiswa dan Nilai Maksimal Tiap Kompetensi


Bisa
No
Kompetensi
1.
Mampu membuat preparat untuk enumerasi
langsung
2.

Mampu menentukan petak yang digunakan pada


pembacaan haemocytometer

3.

Mampu
menghitung
jumlah
menggunakan haemocytometer

4.

Mampu menghitung jumlah mikroba per ml bahan


TOTAL

Tidak

mikroba

10

DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN


Koesmadji. 2002. Teknik Laboratorium. Jakarta : Universitas Pendidikan Indonesia Press
Madigan MT, Martinko JM, Brock TD. 2010. Brock Biology of Microorganisms. New Jersey:
Pearson Prentice Hall
Suryanto, D. dan E. Munir. 2006. Bahan Ajar : Mikrobiologi. Universitas Sumatera
Utara.Medan

KESIMPULAN
Enumerasi mikroba secara langsung dilakukan dengan cara menghitung jumlah sel
yang tampak pada pengamatan dengan menggunakan mikroskop. Teknik ini banyak
digunakan karena dapat dilaksanakan dengan cepat dan murah dengan menggunakan
haemocytometer. Haemocytometer merupakan alat yang terbuat dari lempeng gelas yang pada
permukaannya terdapat petak-petak yang sangat kecil berbentuk bujur sangkar dengan luas
dan kedalaman tertentu.
Dari percobaan diatas didapatkan 2 hasil perhitungan. Pada S.Cerevisae yang
diinkubasi selama 24 jam, jumlah selnya pada 1 kotak haemocytometer adalah sebanyak
700.000 sel/ml dengan faktor pengenceran 10-1. Kemudian pada S.Cerevisae yang diinkubasi
selama 48 jam, jumlah selnya pada 1 kotak haemocytometer adalah sebanyak 295.000 sel/ml.
Dari kedua data tersebut dapat dibandingkan bahwa S.Cerevisiae yang diinkubasi selama 24
jam dengan S.Cerevisiae yang diinkubasi selama 48 jam menghasilkan jumlah sel yang
dihasilkan berbeda. Pada S.Cerevisiae jumlah sel yang dihasilkan adalah sebesar 700.000
sel/ml sedangkan pada S.Cerevisiae sebesar 295.000 sel/ml. Hal ini tidak sesuai dengan
literature yang menyatakan bahwa jumlah bakteri yang berumur lebih lama akan
menghasilkan jumlah sel yang lebih banyak karena bakteri semakin lama semakin banyak
(membelah). Kesalahan yang terjadi kemungkinan karena adanya kesalahan dalam
penghitungan atau keadaan lingkungan dan diri yang kurang aseptis sehingga terjadi
kontaminasi dan jumlah bakteri yang terhitung menjadi lebih banyak.

Anda mungkin juga menyukai