Oleh : Nama : M. Rheza Rizki Syahputra NIM : 1208305021 Kelompok : 2 (Dua) Tgl praktikum : 21 Maret 2014 Asisten Dosen : Gusti Ayu Dianti Violentina
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2014
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Menurut Rosalia,2010 enumerasi adalah perhitungan jumlah mikroba yang bertujuan untuk mengetahui dan menentukan jumlah bakteri. Selain itu, perhitungan mikroba ini bertujuan untuk mengetahui mutu dari bahan pangan dan menghitung proses pengawetan dari bahan pangan tersebut (Fardiaz,1992). Untuk menghitung jumlah bakteri, ada beberapa teknik, antara lain dengan hitungan cawan (Plate Count), hitungan mikroskopik langsung (Direct Microscopic Count) atau MPN (Most Probable Number) (Fardiaz,1992). Keuntungan dari menggunakan teknik enumerasi adalah perhitungannya yang cepat, selain itu juga dapat diperoleh ukuran dari mikroba tersebut baik diperoleh dari sel yang hidup ataupun sel yang mati. Kelemahan menggunakan enumerasi adalah tidak dapat membedakan sel yang mati dan sel yang hidup (Schlegel & Schmidt, 1994). Teknik pengenceran bertingkat dalam enumerasi mikroba dalam cawan agar merupakan teknik tertua dalam perhitungan mikroba. Penemuan agar sebagai media padat untuk pertumbuha mikroba sangat penting dan bermanfaat karena sifat sifatnya yang unik, yaitu mencair pada suhu 100C dan membeku pada suhu 40C (Saraswati, 2007). Mikrobiologi bakteri coliform dipilih sebagai indicator tercemarnya air atau makanan karena keberadaan bakteri coliform dalam sumber air atau makanan merupakan indikasi pasti terjadinya kontaminasi tinja manusia (Chandra, 2007). 1.2. Tujuan 1. Untuk mengetahui jumlah mikroba dari sampel 2. Untuk mengetahui standar jumlah bakteri yang tepat II. MATERI DAN METODE 2.1. Cara kerja Disiapkan 2 cawan petri, 10gr sampel jajanan tradisional, air steril, 4 tabung reaksi yang berisi tabung Durham dan telah diberi label 10 -1 sampai 10 -5 . 10gr sampel dimasukkan ke dalam tabung berisi air steril 90ml untuk didapatkan pengenceran 10 kali. Dicampur hingga homogen dengan vortex. Sampel yang telah homogen dengan pengenceran 10 -1 dimasukkan ke tabung reaksi 10 -2 yang berisi 9ml, dicampur kembali hingga homogen. Pekerjaan ini dilakukan sampai tabung 10 -5 dan dicampur hingga homogen sampai factor pengenceran 100.000 kali. Cawan petri 10 -4 dan 10 -5
yang telah diisi media NA, dimasukkan sampel 10 -4 dan 10 -5 dengan faktor pengenceran 10.000 kali dan 100.000 kali. Kedua cawan petri diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37C. Jumlah mikroba diamati keesokan harinya. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil (Terlampir) 3.2. Pembahasan Pada sampel jajan tradisional 1 setelah diinkubasi, total bakteri yang dikandung adalah 2.120.000 CFU/gr. Banyak pertumbuhan bakteri di sampel jajan 1 disebabkan karena kontaminasi dan praktek sanitasi dan higienisasi perorangan seperti kebiasaan mencuci tangan, dan mengenakan tutup mulut (Winarno., dkk, 1997) . Menurut SNI 01-4852-1998; CAC/RCP1-1969, Rev. 4,2003 sampel jajanan ini termasuk dalam kategori III yaitu tinggi. Pada sampel jajan tradisional 2 setelah diinkubasi, cawan petri dihitung koloni koloni bakterinya. Pada cawan petri 10 4 terdapat 41 koloni dan cawan petri 10 5
terdapat 30 koloni, setelah dihitung dengan rumus total mikroba yang dikandung sampel 2 adalah 1.705.000 CFU/gr. Sama seperti sampel jajanan 1, Banyak pertumbuhan bakteri di sampel jajan 2 disebabkan karena kontaminasi dan praktek sanitasi dan higienisasi perorangan seperti kebiasaan mencuci tangan, dan mengenakan tutup mulut (Winarno., dkk, 1997). Menurut SNI 01-4852-1998; CAC/RCP1-1969, Rev. 4,2003 sampel jajanan ini termasuk dalam kategori II yaitu sedang. Pada jajanan tradisional 3 setelah diinkubasi, jumlah total bakteri yan dikandung adalah 2.200.000 CFU/gr. Sama seperti sebelumnya, Banyak pertumbuhan bakteri di sampel jajan 3 disebabkan karena kontaminasi dan praktek sanitasi dan higienisasi perorangan seperti kebiasaan mencuci tangan, dan mengenakan tutup mulut (Winarno., dkk, 1997). Menurut SNI 01-4852-1998; CAC/RCP1-1969, Rev. 4,2003 sampel jajanan ini termasuk dalam kategori III yaitu tinggi. Menurut Winarno (1993), sampai sekarang belum ada standarisasi makanan jajanan yang menentukan bahwa jajanan yang mengandung mikroba lebih dari 10 6
termasuk makanan yang berisiko tinggi, sedangkan jajanan yang mengandung mikroba kurang dari 10 6 berisiko tinggi. Pada sampel susu kedelai, setelah diinkubasi total bakteri yang dikandung adalah 10.750 CFU/ml. Menurut Hadiwiyoto (1994) standar penggunaan bakteri pada susu kedelai yang bagus tidak lebih dar 10.000 CFU/ml. Jika lebih dari standar susu kedelai ini tidak sehat untuk dikonsumsi. Standar susu kedelai ini telah dibakukan oleh Standard Nasional Indonesia (SNI 01-3830-1995). Pada sampel jamu, setelah diinkubasi total bakteri yang dikandung adalah 2,750 CFU/ml. Standard penggunaan bakteri pada jamu menurut SNI 19-2987-1992 adalah 10 4 . Jadi, sampel jamu ini masih kurang sehat untuk dikonsumsi
IV. PENUTUP 4.1. Kesimpulan 1. Pada sampel jajanan 1 total bakteri adalah 2.120.000 CFU/gr, sampel jajanan 2 total bakteri adalah 1.705.000 CFU/gr, sampel jajanan 3 total bakteri adalah 2.200.000 CFU/gr, sampel susu kedelai total bakteri adalah 10.750 CFU/ml, dan sampel jamu total bakteri adalah 2.750 CFU/ml. 2. Standar jumlah bakteri yang baik dan tepat adalah tidak lebih dari 30 300. Karena jika lebih dari ketentuan jumlah bakteri tidak bisa dibaca dan tidak sesuai dengan teori pengenceran. DAFTAR PUSTAKA Badan Standarisasi Nasional Indonesia (2002). Standar Nasional Indonesia Sub Sektor Pangan. From http://sisni.bsn.go.id/index.php?/sni_main/sni/detail_sni/10438 . Cited on : 25 Maret 2014. Chandra, Dr. Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. Hal. 124, dan 144-147. Hadiwiyoto, S. 1994. Teori dan Prosedur Pengujian Mutu Air Susu dan Hasil Olahannya. Liberty. Yogyakarta. Fardiaz,S., 1992. Polutan Air dan Polusi Udara , Fak, Pangan dan Gizi IPB, Bogor. Schlegel, H.G., dan K. Schmidt (1994), Mikrobiologi Umum, Gajah Mada University Press, Yogyakarta Saraswati, Rasti (2007). Metode Analisis Biologi Tanah. Bogor: Penerbit Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian . Winarno FG, Silowati, Saidi Z. 1997. Keamanan Pangan. Prosiding Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi V. LIPI, Jakarta. Winarno FG. 1993. Proyek Makanan Jajanan. Pusbangtepa, IPB, Bogor