Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KULIAH

EPIDOMOLOGI DAN KESMAVET

Dosen Pengampu: Prof. drh. Adji S. Dradjat, M.Phil, Ph.D

REVIEW JURNAL

Oleh:

NAMA : KHAIRIL ANWAR

NIM : I2D020002

SEMESTER : 1 (Satu)

MAGISTER MANAJEMEN SUMBER DAYA PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2020
JUDUL

Effect of Eudragit S100 Nanoparticles and Alginat Chitosan Encapsulation on The


Viability L. acidophilus and L. rhamnosus

Author: Fereshten Ansari, Hadi Pourjafar, Vahid Jodat, Javad Sahebi and Amir Atael

Publisher: AMB Express (Germany Springer Open)

Abstrak

Pada penelitian ini, kami menguji metode baru mikroenkapsulasi dengan kalsium
alginat-kitosan dan Eudragit S100 nanopartikel untuk meningkatkan viabilitias bakteri
probiotik, Lactobacillus acidophilus and Lactobacillus rhamnosus. Teknik ekstrusi
dilakukan pada proses mikroenkapsulasi. Viabilitas dua bakteri probiotik pada single
coats (hanya menggunakan kitosan), double coated beads (dengan kitosan dan Eudragit
nanopartikel) dan free cells (tanpa mikroenkapsulasi) disimulasikan pada cairan
lambung (pH 1,55 tanpa pepsin) kemudian diikuti dengan inkubasi pada cairan usus (pH
7,5 dengan 1% garam empedu). Pada kasus single beads (lapisan tunggal),
kemungkinan kurangnya kekuatan dari kitosan pada proses simulasi cairan lambung
menjadi alasan utama terjadinya penurunan jumlah bakteri sebanyak 4-log dan 5-log
pada masing-masing Lactobacillus acidophilus and Lactobacillus rhamnosus. Hasil
menunjukan bahwa lapisan enkapsulasi kedua (Eudragit nanopartikel) setelah lapisan
pertama (kitosan) mampu meningkatkan kekuatan lapisan enkapsulasi sehingga
viabilitas bakteri lebih baik dibandingkan dengan lapisan tunggal

Kata kunci: Enkapsulasi, Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus rhamnosus,


Viabilitas, kitosan, Eudragit S100 nanopartikel.

REVIEW JURNAL

1. Judul Artikel Effect of Eudragit S100 Nanoparticles and Alginat Chitosan


Encapsulation on The Viability L. acidophilus and L.
rhamnosus
2. Pengarang Fereshten Ansari, Hadi Pourjafar, Vahid Jodat, Javad Sahebi
and Amir Atael
3. Nama Jurnal AMB Express (Germany Springer Open)
4. Volume, issue, AMB Expr (2017) 7:144 DOI 10.1186/s13568-017-0442-x
tahun, halaman (tidak ada volume karena AMB Express jurnal online)
5. Index by Scopus

6. Tujuan Untuk mengetahui efek dari Eudragit S100 dalam memperkuat


Penelitian kalsium alginat dan kitosan sebagai mikrokapsul untuk
meningkatkan viabilitas dari L. acidophilus dan L. rhamnosus
pada simulasi kondisi gastrointestinal (saluran pencernaan)
7. Material Kalsium alginat, Kitosan, CaCl2, Eudragit S100 Nanopartikel,
(Bahan) Bakteri probiotik (L. acidophilus dan L. rhamnosus), medium
MRSA (de Man Rogossa Sharp Agar)
8. Metode 1. Mempersiapkan, aktivasi dan koleksi bakteri probiotik yang
didapatkan dari Iranian Research Organization for Science
and Technology (IROST) dan diinokulasi pada media MRS-
broth dan diinkubasi pada suhu 37 ºC selama 24 jam. Bakteri
disentrifugasi untuk memisahkan sel bakteri yang tumbuh
pada fase late-log. Bakteri dicuci 2 kali menggunakan
aquades steril sebelum digunakan pada proses
mikroencapsulasi. Pada sampel bakteri ditambahkan 1 ml
aquades steril setelah disentrifugasi.
2. Preparasi Eudragit S100 partikel. Bubuk Eudragit S100
didapatkan dari Evonik Pharma Polymers (Evonik, Jerman).
SAS (Supercritical Antisolvent Technique) diterapkan dan
memilih aseton sebagai pelarut Eu S100. Larutan 0,4 mg Eu
S100 pada aseton diinfuskan ke dalam air suling dalam
jumlah kecil sebagai cairan superkritis yang telah ditahan di
bawah gaya homogenisasi pada 9000g dan pada 35 °C
selama 10 menit.
3. Preparasi kitosan, kitosan dengan berat molekul rendah 0,4 g
dicampur dengan 90 ml aquades dan diasamkan dengan cara
ditambahkan 0,4 ml asam asetat glasial. Selanjutnya pH
diatur pada 5,6-5,8 dengan menambahkan 1 mol NaOH.
Larutan yang dihasilkan disaring menggunakan kertas filter
Whatman#4 dan volume diatur sampai 100 mL sebelum
disterilisasi menggunakan Autoclave.
4. Mikroenkapsulasi dilakukan dengan teknik ekstrusi yaitu 10
mL suspensi bakteri dicampur dengan larutan 4% sodium
alginat. Bakteri + algunat dimasukan ke dalam spet 1 mL
(diameter 0,2 mm). Bakteri + alginat diteteskan ke dalam
wadah yang berisi 0,1 M CaCl2 untuk membentuk manik-
manik/beads (jarak 20 cm). Manik-manik dibiarkan selama
60 menit di dalam CaCl2 kemudian dikumpulkan dan dicuci
dengan air destilasi steril.
5. Untuk lapisan pertama (kitosan): manik-manik direndam
pada 100 ml larutan kitosan dengan kecepatan 100 rpm
selama 40 menit. Manik-manik dikumpulkan kemudian
dicuci dengan aquades steril. Untuk lapisan kedua (Eudragit
S100): manik-manik dicelupkan ke dalam Eu nanopartikel
dan dibiarkan selama 4 jam di dalam shaker.
6. Karakterisai manik-manik (beads) menggunakan mikroskop
(Nikon-Model Alphaphot-2 YS2-T. Japan) pada perbesaran
10x, penampakan luar manik-manik diamati dengan
perbesaran 40x dan 100x. Selanjutnya, permukaan bakteri
pada masing-masing lapisan enkapsulasi diamati
menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM)
7. Simulasi menggunakan cairan getah lambung dan cairan
usus. Viabilitas dua bakteri probiotik pada single coats
(hanya menggunakan kitosan), double coated beads (dengan
kitosan dan Eudragit nanopartikel) dan free cells (tanpa
mikroenkapsulasi) disimulasikan pada cairan lambung (pH
1,55 tanpa pepsin) kemudian diikuti dengan inkubasi pada
cairan usus (pH 7,5 dengan 1% garam empedu).
8. Menghitung jumlah bakteri dengan pengenceran berseri.
Bakteri L. acidophilus ditumbuhkan dengan media MRS-
salicin-agar (MRS agar) dan L. rhamnosus menggunakan
media MRS-glucose-vancomycin-agar (MRS agar). Koloni
bakteri yang tumbuh dihitung setelah inkubasi pada suhu 37
ºC selama 48 jam.
9. Hasil dan Bakteri tanpa enkapsulasi (Jumlah L. acidophilus dari 0 menit
pembahasan s/d 120 menit menurun dari 6,2 × 10 9 menjadi 1,5 × 103 atau
menurun 6,78-log), Sedangkan L. ramnosus menurun dari 5,1 ×
109 menjadi <1,0 × 102 atau menurun 6,54-log). Pada
enkapsulasi tunggal (hanya kitosan) terjadi penurunan jumlah
pada masing-masing bakteri (Jumlah L. acidophilus dari 0 menit
s/d 120 menit menurun dari 3,3 × 10 9 menjadi 1,1 × 105 atau
menurun 4,5-log), Sedangkan L. ramnosus menurun dari 2,1 ×
109 menjadi 6,6 × 104 atau menurun 4,49-log). Selanjutnya,
enkapsulasi menggunakan dua lapisan (kitosan dan Eu S100
nanopartikel) diperoleh hasil (Jumlah L. acidophilus dari 0 menit
s/d 120 menit menurun dari 4,2 × 10 8 menjadi 1,8 × 106 atau
menurun 2,41-log, sedangkan L. ramnosus menurun dari 8,7 ×
109 menjadi 8,1 × 107 atau menurun 2,06-log). Secara statistik,
jumlah penurunan populasi bakteri berbeda sangat nyata
(P<0,001). Pada L. Rhamnosus, Penurunan jumlah bakteri
berbeda nyata yang menggunakan free sel, single coated dan
double coated. Pada L. Acidophilus, antara single coated dan
double coated tidak berbeda nyata secara statistik. Tetapi, rata-
rata penurunan jumlah bakteri dalam bentuk free sel berbeda
nyata yang lebih besar dari single coated (P=0,002) dan double
coated (P=0,001).
10. Kesimpulan Encapsulasi menggunakan Alginat-Chitosan-Eudragit
Nanoparticle dapat meningkatkan viabilitas bakteri L.
Acidophilus dan L. Rhamnosus.
11. Kelebihan 1. Keaslian jurnal ini terjamin karena diterbitkan oleh penerbit
jurnal terindeks Scopus (Q2) yaitu AMB Express (Germany
Springer Open).
2. Artikel ini relevan dengan permasalahan saat ini (tentang
probiotik). Kondisi asam dan garam empedu pada lambung
menyebabkan bakteri probiotik mati sehingga metode
enkapsulasi pada jurnal ini sangat dibutuhkan sebagai solusi
untuk meningkatkan viabilitas bakteri probiotik.
3. Metode dijelaskan secara runtut sehingga mudah dipahami
oleh pembaca.
4. Hasil yang ditemukan tentang viabilitas L. Acidophilus dan
L. Rhamnosus pada enkapsulasi menunjukan
kesinambungan dan hubungan yang baik dengan judul awal.
Selain itu, data viabilitas bakteri yang diperoleh dapat
digunakan sebagai acuan berapa dosis probiotik yang
dikonsumsi agar sampai pada saluran pencernaan dengan
jumlah yang banyak. Pembahasan pada jurnal ini sangat
baik karena dilengkapi dengan pustaka yang relevan.
5. Cara menampilkan data (gambar, tabel dan grafik) sudah
proporsional dan mempermudah pembaca untuk memahami
hasilnya.
6. Menggunakan bahan-bahan penelitian yang relatif mudah
didapatkan karena merupakan kelompok turunan dari bahan
makanan. Bahan-bahan seperti alginat, kitosan dan Eudragit
S100 memiliki harga yang relatif lebih murah seperti yang
dijelaskan dalam jurnal ini. Selain itu, bahan-bahan tersebut
tidak bersifat toxic bagi bakteri dan bagi sel manusia karena
diekstrak dari bahan makanan. Sedangkan, bakteri probiotik
yang digunakan merupakan bakteri probiotik yang paling
banyak digunakan.
7. Penelitian ini membuka ide baru bagi peneliti berikutnya
misalnya: Simulasi bakteri probiotik dengan meniru kondisi
saluran pencernaan pada ayam atau ternak unggas lainnya
(dilakukan secara in vitro), atau meneliti penggunaan
enkapsulan lain seperti susu skim atau ekstrak bahan alami
lainnya sesuai dengan ketersediaan bahan yang ada di
Indonesia.
12 Kekurangan 1. Pada metode, penggunaan cairan lambung (gastric juice)
tidak dimodifikasi dengan penambahan pepsin hanya
mengatur pH 1,55 saja. Padahal cairan lambung manusia
mengandung beberapa seperti enzim pepsin.
2. Pada metode menghitung viabilitas bakteri tidak dijelaskan
jumlah pengenceran berseri yang digunakan misalnya
(pengenceran 10-1 sampai 10-9), karena hasil dari
perhitungan jumlah bakteri ditentukan oleh jumlah
pengencer yang digunakan dan jumlah koloni pada masing-
masing pengenceran.

DAFTAR PUSTAKA
Ansari, F., H. Pourjafar, V. Jodat, J. Sahebi and A. Ataei. 2017. Effect of Eudragit S100
Nanoparticles and Alginat Chitosan Encapsulation on the Viability of
Lactobacillus Acidophilus and Lactobacillus Rhamnosus. AMB express. 7
(144):1-8.

Anda mungkin juga menyukai