Departemen Kimia
PROPOSAL
ROSARIA NABABAN
190802024
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
SINTESIS NATRIUM SELULOSA SULFAT DARI TANDAN
KOSONG KELAPA SAWIT MELALUI REAKSI SULFASI
PADA VARIASI PENGENCER ETANOL,
ISOPROPANOL, DAN 1-BUTANOL
DISUSUN OLEH:
ROSARIA NABABAN
NIM : 190802024
Diketahui/Disetujui Oleh
Departemen Kimia FMIPA USU
Ketua Prodi Pembimbing,
ii
A. Judul : SINTESIS NATRIUM SELULOSA
Penelitian SULFAT DARI TANDAN KOSONG
KELAPA SAWIT MELALUI REAKSI
SULFASI PADA VARIASI PENGENCER
ETANOL, ISOPROPANOL, DAN 1-
BUTANOL
1
selulosa sulfat dengan proses sulfasi. Sulfasi dapat
dilakukan dengan beberapa agen sulfasi seperti asam
sulfat, sulfur trioksida, sulfonil klorida, asetil sulfat,
dan asam klorosulfonat (Scherer., 2008 dalam Manik,
E.R., 2018). Sulfasi selulosa dapat dilakukan dengan
menggunakan metode direct sulfation. Selulosa
direaksikan dengan H₂SO₄ pekat dingin sehingga
menghasilkan bahan selulosa sulfat (Fadila et al.,
2018).
2
C₂H₅OH dengan perbandingan volume 1,5:1 lalu
ditambahkan Na₂SO₄ dengan variasi massa 0,4; 0,8
dan 1,2 gram. Semua larutan diaduk dalam penangas
es selama 9 jam pada temperatur terjaga dibawah 0°C
menggunakan magnetic stirrer. Kemudian dicuci
dengan C₂H₅OH dingin dan aquadest, lalu
disentrifugasi, padatan selulosa yang terbentuk
disaring. Reaksi sulfasi menunjukkan kandungan
gugus sulfat pada selulosa sulfat sebesar 14,22 % dan
kandungan sulfur tertinggi yaitu 76,7169 ppm pada
variasi Na₂SO₄ 1,2 gram.
3
etanol, selanjutnya dinetralkan menggunakan NaOH.
Metode regenerasi ini berhasil meningkatkan proses
produksi selulosa sulfat, yaitu biaya produksi dan
limbah korosif sangat berkurang.
4
reaksi sulfasi dengan memanfaatkan asam sulfat
sebagai agen sulfasi dan pengaruh variasi pengencer
terhadap karakterisasi selulosa sulfat yang diperoleh.
5
Transform-Infra Red), SEM (Scanning Electron
Microscopic), PSA dan uji kandungan sulfur untuk
menentukan nilai derajat substitusinya.
I. Tinjauan : I.1 Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS)
Pustaka
Taksonomi Tanaman Kelapa Sawit yaitu :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecales
Familia : Arecacae
Genus : Elaeis
6
Menurut M Roganda dan L Lumban Gaol (2013), rata-
rata produksi tandan kosong kelapa sawit berkisar 22-
24% dari total berat tandan buah segar. Tandan
kosong kelapa sawit (TKKS) yang jumlahnya hampir
setara dengan crude palm oil (CPO) sejauh ini
pengelolaannya belum optimal, bahkan masih
dianggap sebagai limbah. Saat ini TKKS hanya
digunakan sebagai penutup tanah (mulsa) dan kompos
alami (Sarono et al., 2021).
Selulosa 45,95%
Hemiselulosa 22,48%
7
Lignin 16,49%
Minyak 2,41%
Abu 1,23%
I.2 Selulosa
8
natrium hidroksida 17,5% atau larutan basa
kuat dengan DP (Derajat Polimerasi) 600-
15000. Alfa selulosa dipakai sebagai penduga
atau penentu tingkat kemurnian selulosa.
Selulosa dengan derajat kemurnian α > 92 %
memenuhi syarat untuk bahan baku utama
pembuatan propelan atau bahan peledak.
Sedangkan selulosa kualitas dibawahnya
digunakan sebagai bahan baku pada industri
kertas dan industri kain (serat rayon). Semakin
tinggi kadar alfa selulosa, maka semakin baik
mutu bahannya.
2. Selulosa β (Beta cellulose) adalah selulosa
berantai pendek, larut dalam larutan natrium
hidroksida 17,5% atau basa kuat dengan DP
(Derajat Polimerisasi) 15-90, dapat mengendap
bila dinetralkan. Beta selulosa menunjukkan
ukuran alfa selulosa yang terdegradasi.
3. Selulosa γ (Gamma cellulose) adalah selulosa
berantai pendek, larut dalam larutan natrium
hidroksida 17,5% atau basa kuat dan tidak
mengendap jika dinetralkan memiliki DP
(Derajat Polimerisasi) nya kurang dari 15.
Gamma selulosa mengindikasikan
hemiselulosa alamiah.
9
Struktur kimia inilah yang membuat selulosa
bersifat kristalin dan tak mudah larut, sehingga tidak
mudah didegradasi secara kimia/mekanis. Molekul
glukosa disambung menjadi molekul besar, panjang,
dan berbentuk rantai dalam susunan menjadi selulosa.
Semakin panjang suatu rangkaian selulosa, maka
rangkaian selulosa tersebut memiliki serat yang lebih
kuat, lebih tahan terhadap pengaruh bahan kimia,
cahaya, dan mikroorganisme.
I.3 Sulfasi
10
Menurut Ortega (2017) asam sulfat dapat
dengan mudah dihidrolisis, dan untuk alasan ini
diperlukan netralisasi segera setelah gugus sulfat
terbentuk. Di sisi lain, proses sulfasi melibatkan
penggabungan molekul SO₃H ke atom oksigen dalam
molekul organik untuk membentuk ikatan C−OS dan
gugus sulfat.
11
yang biasa digunakan dalam kendaraan bermotor
(Little et al., 1998).
12
tinggi dan bersifat inert sehingga tidak bereaksi
dengan komponen lainnya ( Susanti dkk., 2012).
13
n-Butanol atau butil alkohol adalah alkohol
dengan struktur karbon 4 dan rumus molekulnya
adalah C₄H₉OH atau CH₃(CH₂)₃OH yang digunakan
sebagai pelarut, sebagai perantara dalam sintesis
kimia. n-Butanol adalah cairan yang tidak berwarna,
yang sebagian larut (sekitar 7 - 8%) dalam air, tapi
bercampur dengan mudah dalam pelarut organik
seperti glikol, keton, alkohol, aldehida, eter,
hidrokarbon aromatik dan alifatik. Bahan yang
digunakan sebagai pengencer atau reaktan dalam
pembuatan urea atau resin formaldehida dan resin
melamin (Saputro & Kurniawan, 2013).
14
1,4-glikosidik sebagai rantai utama dan gugus sulfat
akan tersubstitusi pada gugus hidroksil. Posisi
substitusi gugus SO₃ yang memungkinkan yaitu pada
posisi gugus hidroksil yang terikat pada karbon nomor
2, 3, dan 6. Gugus hidroksil sekunder terikat pada
karbon nomor 2 dan 3, sedangkan yang terikat pada
posisi karbon nomor 6 merupakan gugus hidroksil
primer (Wang et al., 2007). Produk yang dihasilkan
dari campuran selulosa dan H₂SO₄ ini tidak cukup
stabil, sehingga produk tersebut harus dinetralkan
menggunakan NaOH sehingga dihasilkan natrium
selulosa sulfat.
OSO3Na
OH
O
HO O
O
HO
O
OH
OSO3Na
15
pemakaian FT-IR sudah banyak digunakan untuk
identifikasi senyawa organik. Dalam spektroskopi
inframerah, radiasi IR dilewatkan melalui sampel.
Beberapa radiasi inframerah diserap oleh sampel dan
sebagian dilewatkan. Spektrum yang dihasilkan
merupakan penyerapan dan transmisi molekul, serta
menciptakan bekas molekul dari sampel (Hulungo et
al., 2022).
16
SEM (Scannning Electron Microscopy)
merupakan teknik pengujian yang sangat penting dan
banyak digunakan di seluruh komunitas ilmiah dan
teknologi. Pengujian dengan menggunakan mikroskop
elektron yang menghasilkan gambar sampel dengan
memindai permukaan menggunakan sinar elektron
yang terfokus untuk mengetahui morfologi
mikrostruktur dan komposisi kimia dari sampel.
Pembentukan gambar dari SEM teragntung pada
perolehan sinyal yang dihasilkan dari elektron dan
interaksi spesimen (Fikri dkk., 2020).
17
𝑆 × 162,15
DS = 3206 − (𝑆 × 97,10)
18
kemudian diencerkan dengan aquadest dalam labu
takar 500 mL hingga garis batas atas, dihomogenkan.
19
kedalam gelas beaker 2000 mL, ditambahkan 375 ml
larutan NaOH 2% dan 375 mL larutan Na2SO3 2% dan
dipanaskan diatas hotplate pada suhu 50oC sambal
diaduk dengan stirrer selama 1 jam, kemudian disaring
dan dicuci dengan aquadest hingga filtrat netral.
Kemudian residunya dimasukkan kedalam gelas
beaker 2000 mL, ditambahkan 500 mL larutan NaOCl
1,75% dan dipanaskan diatas hotplate pada suhu 70oC
sambil diaduk dengan stirrer selama 30 menit,
kemudian disaring dan dicuci dengan aquadest hingga
filtrat netral. Kemudian residunya dimasukkan
kedalam gelas beaker 2000 mL, ditambahkan 500 mL
larutan NaOH 17,5% dan dipanaskan diatas hotplate
pada suhu 80oC sambil diaduk dengan stirrer selama
30 menit, kemudian disaring dan dicuci dengan
aquadest hingga filtrat netral. Kemudian residunya
dimasukkan ke dalam gelas beaker 2000 mL,
ditambahkan 500 mL larutan H2O2 10% dan
dipanaskan diatas hotplate pada suhu 60oC sambil
diaduk dengan stirrer selama 15 menit, kemudian di
cuci dengan aquadest hingga filtrat netral dan
dikeringkan pada suhu 60°C didalam oven. Kemudian
dilakukan uji FT- IR. Dan SEM.
20
gram selulosa kedalam campuran tersebut. Campuran
distirrer selama 6 jam pada suhu terjaga 0 – 5oC,
selanjutnya campuran dicuci menggunakan C₂H₅OH
96% dingin dan aquadest. Kemudian disentrifugasi
pada kecepatan 4.000 rpm selama 10 menit, endapan
yang diperoleh dinetralkan dengan NaOH 40% dalam
C₂H₅OH 70% hingga pH = 7 dan disaring. Kemudian
residu dicuci dengan C₂H₅OH 96% lalu disaring dan
dikeringkan didalam oven pada suhu 30°C selama 6
jam. Hasil yang diperoleh dikarakterisasi dengan FT –
IR, SEM, PSA, dan kandungan sulfur untuk
mengetahui nilai derajat substitusi. Dilakukan
prosedur yang sama pada variasi pengencer
isopropanol dan 1-butanol.
21
K. Jadwal Penelitian
Kegiatan I II III IV V VI
Persiapan
Pelaksanaan
Analisa data
Penulisan Laporan
I. Organisasi Penelitian
1. Pelaksana Penelitian
Nama : ROSARIA NABABAN
NIM : 190802024
2. Pembimbing Penelitian
Nama : Dr. Indra Masmur, S.Si.,M.Si
NIP : 197611052018041001
22
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, A. G., & Ardhyananta, H. (2017). Isolasi Selulosa dari Serat Tandan
Kosong Kelapa Sawit untuk Nano Filler Komposit Absorpsi Suara:
Analisis FTIR. Jurnal Teknik ITS, 6(2), 228–231.
https://doi.org/10.12962/j23373539.v6i2.24098
Amrillah, Z., Hanum, F. F., & Rahayu, A. (2022). Studi Efektivitas Metode
Ekstraksi Selulosa dari Agricultural Waste. Seminar Nasional
http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit%0AE-ISSN:2745-6080
Bhatt, N., Gupta, P. K., & Naithani, S. (2008). Preparation of cellulose sulfate
from αcellulose isolated from Lantana camara by the direct esterification
method. Journal of Applied Polymer Science, 108(5), 2895–2901.
https://doi.org/10.1002/app.27773
BPS., (2021). Luas Perkebunan Kelapa Sawit. Luas Perkebunan Kelapa Sawit Di
Sumatera Selatan, 1(8), 1543–1548. https://publish.ojs-
indonesia.com/index.php/SIBATIK
Fadila, F., Rahma, A., & Muhamad, R. (2018). Sintesis Asam Oktil Lignosulfonat
dan Selulosa Sulfat Sebagai Surfaktan dari Limbah Gergaji Kayu Untuk
Aplikasi Enhanced Oil Recovery. Seminar Nasional Teknik Kimia
ECOSMART, 17–27.
Gustian, I., Asdim, & Maryanti, E. (2016). Pengantar Sintesis dan Karakterisasi
Membran Sel Bahan Bakar Berbasiskan Polimer. Bengkulu: Badan
Penerbitan Fakultas Pertanian UNIB.
Gunstone FD, Padley FB, 1997. Lipid Technologies and Applications. Marcel
Dekker, Inc. New York. 1-17
23
Hanafi, Ardyan., Muhammad. (2021). Analisis Paaran Isopropanol Di Udara Pada
Pekerja Industri Percetakan Di Kota Kendari. Makassar: Universitas
Hasanuddin
Jumina, Yasodhara, Y., Triono, S., Kurniawan, Y. S., Priastomo, Y., Chawla, H.
M., & Kumar, N. (2021). Preparation and evaluation of alpha-cellulose
sulfate based new heterogeneous catalyst for production of biodiesel.
Journal of Applied Polymer Science, 138(2),1–10.
https://doi.org/10.1002/app.49658
Lismeri, L., Zari, P. M., Novarani, T., & Darni, Y. (2016). Sintesis Selulosa
Asetat dari Limbah Batang Ubi Kayu. Jurnal Rekayasa Kimia &
Lingkungan, 11(2), 82–91. https://doi.org/10.23955/rkl.v11i2.5407
Lutfiati, A. (2008). PraRancangan Pabrik Asam Sulfat Dari Sulfur Dan Udara
Dengan Proses Kontak Kapasitas 225.000 Ton Per Tahun. Skripsi, 0–11.
M Roganda L Lumban Gaol, Roganda Sitorus, Yanthi S, Indra Surya, & Renita
Manurung. (2013). Pembuatan Selulosa Asetat Dari Α -Selulosa Tandan
Kosong Kelapa Sawit. Jurnal Teknik Kimia USU
https://doi.org/10.32734/jtk.v2i3.1447
Pudjiastuti, P., Wafiroh, S., & Dharma. (2022). Inovsi Produk Cangkang Kapsul
Berbasis Rumput Laut. Jawa Timur: Airlangga University Press
24
Rio, K., Auryn, A., Angelo, J., & Sutoyo, S. (2020). Studi : Potensi Solvent n-
butanol Sebagai Substituen Toluena Dalam Larutan Thinner. Prosiding
Seminar Nasional Kimia, 249–257.
Zinc Oxide Kapasitas Produksi 5000 ton/tahun. Jurnal Tugas Akhir Teknik
Kimia,2(1),1–7. https://comtrade.un.org/data/
Sarono, Fatahillah, Cendekia, D., Astuti, S., & Sari, I. N. (2021). Enpowerment of
Ponpes Darul Iman in Community Empowerment Through Utilizing Opefb
To Compose. 2(1), 32–40.
Sirviö, J. A., Ukkola, J., & Liimatainen, H. (2019). Direct sulfation of cellulose
fibers using a reactive deep eutectic solvent to produce highly charged
cellulose nanofibers. Cellulose, 26(4), 2303–2316.
https://doi.org/10.1007/s10570-019-02257-
Susanto, M. (2018). Pra Rancang Pabrik Lauril Sulfat Dari Lauril Alkohol Dan
Asam Sulfat Kapasitas 12.000 Ton/Tahun. Yogyakarta: Universitas Islam
Indonesia Yogyakarta.
25
Sebagai Anti Bakteri. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Udi, S. T., Limbah, P., Kelapa, P., & Efendi, S. (2016). Pembuatan-Pupuk-
Organik-Dari- Limbah-Tand.Pdf. Jurnal Akademika Kimia, 5(1), 8–15.
Wang, Z. M., Li, L., Zheng, B. S., Normakhamatov, N., & Guo, S. Y. (2007).
Preparation and anticoagulation activity of sodium cellulose sulfate.
International Journal of Biological Macromolecules,41(4),376–382.
https://doi.org/10.1016/j.ijbiomac.2007.05.007
26