Anda di halaman 1dari 25

PEMBUATAN MINYAK GANDAPURA

(Laporan Praktikum Kimia Organik I)

Oleh:

Mhd. Afif Alim Nasution


1917011066

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

2021
Judul Praktikum : Pembuatan Minyak Gandapura

Tanggal Praktikum : 29 April 2021

Tempat Praktikum : Rumah (Bandar Lampung)

Nama : Mhd. Afif Alim Nasution

NPM : 1917011066

Jurusan : Kimia

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Kelompok : I (Satu)

Bandar Lampung, 29 April 2021


Mengetahui,
Asisten

Zahrah Khairani
NPM. 1657011002
PERTANYAAN PRA PRAKTIK

1. Tuliskan rumus asam karboksilat!


2. Tuliskan reaksi esterifikasi asam salisilat dan metanol!
3. Berapa titik didih: metil salisilat, petroleum benzene, petroleum eter, dan
eter?

Jawab:

1. Asam karboksilat merupakan senyawa organik turunan alkana dengan


gugus fungsi -COOH, dan memiliki rumus umum CnH2nO2.
2. Berikut merupakan reaksi esterifikasi antara asam salisilat dan metanol:

3. Titik didih metil salisilat : 222 ºC


Titik didih petroleum benzene : 60 - 80 ºC
Titik didih petroleum eter : 46 - 62 ºC
Titik didih eter (diethyl ether) : 34.6 ºC
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Minyak atsiri dikenal sebagai minyak yang dapat diekstraksi dari tumbuh-
tumbuhan yang larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air, dimana
minyak ini dapat diperoleh dari daun, bunga, akar, biji, maupun kulit kayu.
Penggunaan minyak atsiri sangatlah luas dan spesifik, misalnya untuk
pembuatan kosmetik (sabun, pasta gigi, sampo, lotion, dan parfum), dalam
insdustri makanan juga atsiri digunakan sebagai penyedap rasa atau penambah
cita rasa, di dalam industri parfum minyak atsiri digunakan sebagai pewangi
dan juga sebagai insektisida, sedangkan dalam industri farmasi atau obat-
obatan digunakan sebagai anti bakteri, isolasi minyak atsiri sendiri dapat
dilakukan dengan berbagai metide seperti destilasi, pengepresan, ekstraksi
dengan pelarut volatil, dan ekstraksi dengan lemak padat. Dalam proses
destilasi dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu, destilasi air, destilasi air
dan uap, dan destilasi uap.

Minyak gandapura yang akrab digunakan oleh masyarakat indonesia sebagai


minyak gosok atau minyak urut termasuk ke dalam golongan minyak atsiri
yang dapat diperoleh dengan cara mengisolasi daun tumbuhan gandapura
(Gauktheria pracumbens L.) ataupun dengan cara sintetis metil salisilat dengan
cara mereaksikan asam salisilat dengan alkohol atau dilakukan reaksi
esterifikasi. Metil salisilat sangat tinggi yang terkandung dalam minyak
gandapura menjadikannya sebagai minyak atsiri yang sangat potensial, dan
banyak digunakan dalam industri makanan, minuman, farmasi, dan kosmetik.
Karena pentingnya dan potensialnya senyawa metil salisilat yang terkandung
dalam minyak gandapura, maka dilakukanlah percobaan ini untuk mengetahui
cara sintesis senyawa metil salisilat atau pembuatan minyak gandapura melalui
reaksi esterifikasi dengan menggunakan asam salisilat dan basa metanol, serta
asam sulfat sebagai katalis.

B. Tujuan Percobaan

Adapum tujuan daripada dilakukannya percobaan ini adalah:


1. Membuat minyak gandapura secara sintesis dari asam salisilat dan metanol.
2. Mengetahui bahwa minyak gandapura merupakan ester karboksilat.
3. Menentukan sifat fisik dan kimia dari minyak gandapura.
4. Menentukan indeks bias minyak gandapura dengan refraktometer.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Minyak atsiri lazim juga dikenal dengan nama minyak mudah menguap atau
minuyak terbang merupakan senyawa yang umumnya berwujud cairan, dan
memiliki komposisi maupun titik didih yang beragam, yang diperoleh dari bagian
tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji, maupun dari bunga dengan cara
penyulingan dengan uap penyulingan dapat didefinisikan sebagai proses pemisahan
komponen-komponen suatu campuran yang terdiri atas dua cairan atau lebih
berdasarkan perbedaan tekanan uap antar komponen atau berdasarkan perbedaan
titik didih komponen-komponen senyawa tersebut. Meskipun kenyataan untuk
memperoleh minyak atsiri dapat juga diperoleh dengan cara lain seperti dengan cara
ekstraksi dengan menggunakan pelarut organik maupun dengan cara dipres atau
dikempa dan secara enzimatik (Sastrohamidjojo, 2018).

Minyak atsiri adalah minyak volatil yang memberikan aroma khas dari suatu
tanaman. Minyak atsiri yang umum dikenal masyarakat adalah minyak gandapura.
Minyak gandapura merupakan minyak atsiri yang berasal dari tanaman gandapura
yang dikenal dengan nama ilmiah Gaultheria fragrantissima. Minyak gandapura
dihasilkan dari proses distilasi daun dan batang tanaman gandapura. Komponen
utama yang terkandung dalam minyak gandapura adalah metil salisilat yang sering
digunakan sebagai obat gosok dan salep, bahan pewangi, dan bahan tambahan
dalam industri makanan dan minuman. Metil salisilat dapat disintesis dari senyawa
alkohol seperti metanol dan asam salisilat dengan katalis asam sulfat pekat
(Suratmo dkk, 2013).
Ekstraksi tanaman gandapura menggunakan senyawa polar berupa etanol berfungsi
ganda, yaitu menginaktivkan enzim gaultherase dan mengekstrak senyawa aktif
gaultherin. Difusi etanol ke dalam daun gandapura bertujuan agar enzim
gaultherase yang berada dalam sitoplasma bepenetrasi dengan pelarut, sehingga
menyebabkan aktivitas enzim terhambat. Aktivitas gaultherase terhambat dengan
penambahan senyawa polar. Mekanisme selanjutnya bahwa pelarut etanol akan
menyusup menembus dinding membran tonoplast dan terjadi kontak fasa dengan
senyawa aktif gaultherin. Pelarut polar tersebut akan mendifusi ke luar sel daun
dengan membawa gaultherin. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kelarutan (Poulev
dkk, 2003).

Asam salisilat adalah salah satu bahan kimia penting di dalam kehidupan sehari-
hari dan mempunyai suatu nilai ekonomis yang lumayan tinggi karena asam salisilat
bisa digunakan untuk bahan intermediet dari pembuatan obat-obatan contohnya
obat analgesik dan antiseptik serta untuk keperluan bahan baku farmasi (Foye dkk,
1995).

Metil salisilat merupakan senyawa organik dan ester. Ester merupakan kombinasi
dari asam organik dan alkohol. Metil salisilat juga dikenal sebagai minyak winter
green dan ditemukan secara alami pada tumbuhan itu yang digambarkan sebagai
cairan yang agak kuning dan sangat aromatik dan diduga menjadi pertahanan bagi
tanaman yang menghasilkan minyak dimana ketika serangga pemakan tumbuhan
menyerang tanaman maka metil salisilat dibuat untuk memperingatkan serangga,
yang bertindak sebagai pengendalian hama untuk tanaman. Metil salisilat dapat
menjadi cairan berminyak kuning atau merah ataupun jernih (Irwandi, 2014).

Senyawa metil salisilat merupakan turunan dari ester asam salisilat. Senyawa ester
dihasilkan dari reaksi asam karboksilat dengan alkohol atau yang lebih dikenal
dengan istilah esterifikasi dan biasanya reaksi ini menggunakan suatu katalis
asam. Reaksi ini akan berlangsung dengan baik jika direfluks bersamaan dengan
adanya sedikit asam klorida atau asam sulfat. Reaksi asam karboksilat dengan
alkohol yang disertai adanya katalis asam merupakan salah satu cara baku untuk
membuat ester. Reaksinya yang dikenal sebagai esterifikasi Fischer, merupakan
jalan sederhana untuk membentuk ester dari bahan mula yang mudah diperoleh
(Priambodo dkk, 2019).

Pada proses esterifikasi terjadi penggantian gugus –OH dari asam karboksilat
dengan gugus alkoksi dari alkohol. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi reversibel
yang sangat lambat, tetapi bila menggunakan katalis asam mineral seperti asam
sulfat (H2SO4) dan asam klorida (HCl) kesetimbangan akan tercapai dalam waktu
yang cepat. Dalam suatu reaksi, lama waktu proses juga memperlihatkan hasil yang
berbeda, dimana waktu berkaitan dengan cepat lambatnya suatu reaksi esterifikasi
mencapai kesetimbangan. Pada waktu optimum, jumlah produk dari hasil
esterifikasi tidak bertambah lagi karena pada saat ini kondisi sudah mencapai
kesetimbangan (Dwipa dkk, 2014).
III. METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah: alat refluks
lengkap, penangas air, termometer, gelas ukur 100 mL dan 200 mL, erlenmeyer
100 mL dan 200 mL, gelas kimia 100 mL dan 200 mL, dan labu didih.
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah: asam
salisilat, metanol, petroleum eter/petroleum benzene, asam sulfat pekat, dan
natrium karbonat.

B. Diagram Alir

Adapun diagram alir yang digunakan pada percobaan ini adalah:


A. Pembuatan Minyak Gandapura

10 gram asam salisilat

- Ditambahkan 100 mL metanol, lalu


digoncangkan labu sampai asam
salisilat larut.
- Ditambahkan 20 tetes asam sulfat
pekat.
- Direfluks selama 1 jam pada alat
refluks yang telah disiapkan, lalu
didinginkan pada suhu kamar
Hasil
B. Pemurnian Metil Asetat
Hasil refluks

- Dimasukkan ke dalam corong pisah


yang telah disiapkan.
- Ditambahkan 100 mL Na2CO3 9%,
dan diperhatikan sampai keluarnya
gas CO2.
- Ditambahkan petroleum eter atau
petroleum benzene sebanyak 25
mL, lalu digoncangkan selama 15
menit, didiamkan, dan dipisahkan
lapisan bawahnya.
- Ditambahkan lagi 100 mL larutan
Na2CO3 9%.
- Digoncangkan lagi selama 15
menit.
- Dipisahkan lapisan bawah yang
mengandung natrium salisilat.
- Dimurnikan dalam pelarut organik
dengan cara destilasi biasa.

Hasil
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan

Adapun data pengamatan yang didapat pada percobaan ini adalah:


1. Pembuatan Metil Asetat
No. Perlakuan Hasil
1. Dicampurkan 28 gram asam salisilat Diperoleh campuran
dengan 120 mL metanol absolut, diaduk asam salisilat, metanol
hingga larut dan tiada gumpalan, lalu absolut, dan katalis
ditambahkan 30 mL asam sulfat pekat asam sulfat pekat.
di lemari asam sebagai katalis.
2. Diberi batu didih campuran untuk Diperoleh metil salisilat
mencegah terjadinya bumping dan hasil esterifikasi yang
direfluks dengan peralatan refluks yang belum mengalami
telah disiapkan selama 1,5 sampai 2 proses pemurnian.
jam, sambil dilakukan pengelapan pada
kondensor agar embun tidak menetes ke
pemanas, kemudian larutan metil
salisilat hasil esterifikasi di dalam labu
didih didinginkan labu didih dengan air
mengalir.
2. Pemurnian Metil Salisilat
No. Perlakuan Hasil
1. Dimasukkan ke dalam corong pisah Diperoleh ester yang
campuran hasil refluks yang telah memisah pada bagian
didinginkan, kemudian ditambahkan bawah corong pisah.
100 mL aquadest dingin dan dikocok
hingga terbentuk 2 lapisan, didiamkan
dan diambil ester yang terbentuk pada
bagian bawah.
2. Ditambahkan 10 mL Na2CO3 ester Didapat ester yang
yang diambil untuk menetralkan asam, berkurang keasamannya
kemudian dikocok dan dicek pHnya. ditandai dengan pHnya
yang netral.
3. Ditambahkan aquadest ester yang telah Didapat ester yang telah
dinralkan sisa-sisa asamnya kemudian dimurnikan dengan
dikocok dan didiamkan sampai aquadest.
terbentuk 2 lapisan, dan diambil lapisan
esternya.
4. Ditambahkan lapisan ester yang diambil Diperoleh ester metil
dengan MgSO4 anhidrat, untuk salisilat yang telah
menarik air, lalu didiamkan selama 30 dimurnikan dengan
menit, setelah 30 menit disaring dengan volume 18 mL.
vakum.

B. Pembahasan

Minyak gandapura merupakan minyak gosok yang memiliki khasiat


menghilangkan rasa sakit atau lokal anestetik disebabkan pada minyak ini
terkandung senyawa metil salisilat yang membantu meredakan nyeri otot dan
persendian. Minyak gandapura yang mengandung senyawa utama berupa metil
ester ini dapat diperoleh dari bahan alamnya atau secara alami dan dapat pula
diperoleh dengan metode sintesis di laboratorium memanfaatkan reaksi
esterifikasi asam salisilat.

Minyak gandapura atau metil salisilat dapat diperoleh dari bahan alamnya
dengan cara mengisolasi metil salisilat dari tumbuhan Gaultheria pracumbens
L. atau tumbuhan gandapura. Isolasi metil salisilat dari bahan alamnya dapat
dilakukan dengan menggunakan metode ekstraksi yang didasarkan pada
perbedaan kelarutan zat yang akan diekstrak dengan menggunakan pelarut
yang sesuai, pelarut yang digunakan biasanya merupakan pelarut volatil atau
pelarut yang mudah menguap agar nantinya mudah didestilasi atau dievaporasi
pelarutnya untuk mendapatkan metil salisilat yang diinginkan.

Minyak gandapura dapat pula diperoleh melalui metode sintesis di


laboratorium dengan memanfaatkan reaksi esterifikasi, dengan cara
mereaksikan asam salisilat dengan basa metanol menggunakan katalis asam
sulfat pekat, dimana gugus metil (CH3) pada metanol akan mengalami reaksi
pertukaran dengan atom hidrogen pada asam salisilat menghasilkan produk
berupa metil salisilat dan air.

Pada percobaan ini dilakukan pembuatan minyak gandapura dengan metode


sintesis metil salisilat dari asam salisilat dengan menggunakan reaksi
esterifikasi, dengan cara mencampurkan 28 gram asam salisilat dengan 120 mL
metanol absolut sebagai basa yang akan berperan dalam reaksi esterifikasi,
kemudian diaduk hingga larut dan tidak terdapat gumpalan. Lalu dilakukan
penambahan 30 mL asam sulfat di lemari asam sebagai katalis untuk terjadinya
reaksi esterifikasi, penambahan asam sulfat dilakukan di lemari asam
dikarenakan asam sulfat bersifat korosif dan dangat berbahaya apabila terhirup.
Kemudian dimasukkan batu didih ke dalam campuran untuk mencegah
bumping dan dilakukan refluks selama 1,5 jam sampai 2 jam untuk
mempercepat terjadinya reaksi esterifikasi dengan pemanasan tanpa
mengurangi volume zat yang bereaksi. Setelah dilakukan refluks, labu didih
didinginkan dengan mengalirkan air mengalir di dinding luarnya. Campuran
yang telah dingin dimasukkan ke dalam corong pisah untuk memisahkan
campuran berdasarkan kelarutannya dan berat jenisnya, lalu ditambahkan 100
mL aquadest dingin, dikocok, dan didiamkan hingga terbentuk dua lapisan.
Setelah terbentuk dua lapisan, dibuka kran corong pisah perlahan untuk
mengambil ester yang terbentuk pada lapisan bagian bawah. Ester yang
terbentuk kemudian ditambahkan 10 mL Na2CO3, dimana penambahan ini
berfungsi untuk menghilangkan sisa-sisa asam pada ester mengingat Na2CO3
bersifat basa, lalu dilakukan pengocokan untuk mempercepat penetralan dan
dilakukan pengecekan pH dengan menggunakan indikator universal untuk
memastikan bahwa larutan sudah benar-benar netral. Kemudian dilakukan
oenambahan aquadest lagi dikocok, dan didiamkan, diambil lapisan ester yang
terbentuk, dan ditambahkan MgSO4 anhidrat yang berfungsi sebagai penarik
air agar ester yang dihasilkan bebas dari produk sampingnya yaitu air,
kemudian didiamkan selama 30 menit untuk membiarkan reaksi pengikatan air
berjalan, lalu disaring MgSO4 anhidrat yang telah mengikat air dengan
menggunakan pompa vakum, dan didapat metil salisilat dengan volume
sebanyak 18 mL.

Reaksi yang terjadi pada sintesis metil salisilat dari asam salisilat dengan
menggunakan reaksi esterifikasi dan katalis asam sulfat pekat ini adalah:
Percobaan ini didasarkan pada reaksi esterifikasi antara asam salisilat dengan
metanol dengan menggunakan katalis asam sulfat pekat. Dimana prinsipnya
adalah reaksi esterifikasi antara asam karboksilat dengan alkohol. Reaksi
esterifikasi bersifat reversibel sehingga untuk memperoleh rendemen metil
asetat yang tinggi kesetimbangannya harus digeser ke arah metil salisilat
dengan menggunakan metanol secara berlebih, dimana metanol berlebih
digunakan sebagai pereaksi sekaligus sebagai pelarut dalam reaksi ini, berikut
mekanisme reaksi sintesis metil salisilat:

Menurut Priambodo, dkk (2019), pencucian dengan aquadest dilakukan untuk


memisahkan asam sulfat yang masih bersisa dari hasil reaksi, kemudian
pencucian dengan natrium bikarbonat untuk menetralkan metil salisilat
dikarenakan natrium bikarbonat bersifat basa sehingga dapat bereaksi dengan
asam yang masih tersisa pada metil salisilat.

Pada percobaan ini dilakukan refluks yang bertujuan untuk mempercepat reaksi
esterifikasi dengan bantuan pemanasan tanpa mengurangi volume pelarut dan
zat yang bereaksi dikarenakan dilakukan pada sistem yang tertutup sehingga
tidak terjadi perpindahan massa pelarut ataupun zat terlarut dari sistem ke
lingkungan ataupun dari lingkungan ke sistem, berikut merupakan rangkaian
peralatan dari proses refluks:

Heat menandakan sumber panas atau pada percobaan ini yang digunakan
sebagai sumber panas adalah heating mantle, kemudian reaktan yang terdapat
di dalam labu didih dimana terdiri dari campuran zat yang akan direaksikan,
lalu pada corong labu didih terhubung dengan kondensor dimana kondensor
yang dialiri air akan mengkondensasi uap yang terbentuk sehingga dapat
menetes kembali ke dalam labu didih, lalu pada water in dan water out
merupakan aliran air masuk dan keluar yang berfungsi untuk mendinginkan
kondensor dimana water in dan water out ini biasanya merupakan selang yang
dialiri air dingin dari sumber air. Kemudian untuk menyangga rangkaian
tersebut digunakan klem dan statip.

Aplikasi daripada minyak gandapura yaitu dapat digunakan sebagai sediaan


minyak gosok untuk membantu meredakan keseleo, encok, pegal linu, nyeri
otot, dan juga masuk angin, atau digunakan sebagai obat luar dikarenakan
khasiatnya yaitu lokal anestetik sehingga dapat langsung diaplikasikan pada
bagian-bagian tertentu pada tubuh.

Reaksi esterifikasi merupakan reaksi yang terjadi apabila suatu asam


karboksilat atau turunannya dengan alkohol melalui pelarut air yang akan
menghasilkan produk hasil reaksi berupa senyawa ester. Pada esterifikasi
Fischer digunakan pula katalis asam seperti HCl dan H2SO4 dan dilakukan
pula pemanasan. Adpaun contoh reaksi esterifikasi yang paling sederhana
adalah reaksi antara asam asetat dan etanol dengan bantuan asam dan
pemanasan menghasilkan produk berupa etil asetat dan air.

Aplikasi daripada reaksi esterifikasi adalah contohnya pada percobaan ini


reaksi esterifikasi terbukti berguna dalam sintesis metil salisilat dari asam
salisilat dengan menggunakan basa metanol dan katalis asam sulfat pekat,
adapun contoh lainnya dari reaksi esterifikasi adalah:
1. Industri tekstil, pada pembuatan senyawa poliester sebagai bahan baku kain
atau tekstil.
2. Industri makanan, pada pembuatan ester sintetik sebagai aroma makanan.
3. Industri farmasi, pada pembuatan senyawa aspirin yang merupakan ester
dengan nama asli asam asetil asetat, yang pembuatannya melibatkan reaksi
esterifikasi dimana prekursor awal berupa asam salisilat yang akan
direaksikan dengan anhidrida asam asetat menghasilkan suatu ester berupa
asam asetil asetat.
Adapun sifat fisik dan kimia dari asam salisilat adalah:

Sifat fisik:

1. Titik didih : 211 ºC


2. Wujud : padatan
3. Serbuk kristal tidak berwarna atau berwarna putih

Sifat kimia :

1. Tidak terpolimerisasi
2. Stabil pada tekanan dan suhu normal
3. Pengoksidasi kuat

Sifat fisik dan kimia dari metanol:

Sifat fisik:

1. cairan pada keadaan atmosfer


2. mudah menguap dan tidak berwarna
3. titik didih : 64 ºC

Sifat kimia:

1. mudah terbakar
2. beracun
3. teroksidasi oleh oksigen membentuk karbonsioksida dan air

Sifat fisik dan kimia dari asam sulfat pekat:

Sifat fisik:

1. cairan higroskopis yang larut dalam air


2. titik didih : 337 ºC
3. tak berwarna dan tak berbau

Sifat kimia:

1. reaksi hidrasinya sangat eksotermik


2. bereaksi dengan kebanyakan asam menghasilkan garam sulfat
3. bereaksi substitusi aromatik elektrofilik dengan senyawa-senyawa
aromatik, menghasilkan asam sulfonat.

Sifat fisik dan kimia dari Natrium karbonat:

Sifat fisik:

1. mudah larut dalam air


2. padatan putih tak berbau yang terasa pahit
3. titik lebur : 852 ºC (dalam bentuk anhidrat)

Sifat kimia:

1. membentuk larutan alkali yang kuat


2. mempunyai struktur kristal monoklinik dan ortorombik
3. biasa digunakan sebagai elektrolit

Sifat fisik dan kimia dari magnesium sulfat:

Sifat fisik:

1. berwujud padatan putih


2. tidak berbau
3. titik lebur : 1124 ºC (pada wujud anhidratnya)

Sifat kimia:

1. memiliki struktur kristal monoklinik


2. agak larut dalam alkohol dan gliserol namun tidak larut dalam aseton
3. bentuk anhidratnya sangat higroskopik dan termasuk ke dalam bentuk
senyawa ionik

Sifat fisik dan kimia metil salisilat:

Sifat fisik:

1. titik didih 220 ºC


2. tidak berwarna sampai berwarna kekuningan
3. sedikit larut dalam air
Sifat kimia:

1. dapat diproduksi melalui reaksi esterifikasi asam salisilat dan metanol


2. merupakan senyawa turunan metil ester dari asam salisilat
3. senyawa organik yang memiliki cincin aromatik

Sifat fisik dan kimia petroleum eter:

Sifat fisik:

1. mudah menguap
2. cairan tidak berwarna
3. titik didih : 42 – 62 ºC

Sifat kimia:

1. bersifat non polar


2. cairan mudah terbakar
3. stabil secar kimiawi di bawah kondisi ruangan standar

Pada saat dilakukan pemisahan berdasarkan kelarutan di dalam corong pisah,


fase air berada di bagian atas sedangkan fase ester berada di bagian bawah,
adapun hal ini dapat terjadi karena ester yang dalam hal ini merupakan metil
salisilat merupakan senyawa non polar sedangkan air merupakan senyawa
polar yang menurut asas like dissolve like maka tidak akan saling melarutkan
dikarenakan berbeda kepolarannya, sedangkan massa jenis metil salisilat
adalah 1,17 g/cm3, dan massa jenis air adalah sekitar 1 g/ cm3, yang mana
metil salisilat memiliki massa jenis yang lebih berat apabila dibandingkan
dengan air sehingga fase metil salisilat akan berada pada bagian bawah
sedangkan fase air akan berada pada bagian atas daripada corong pisah.

Pada saat dilakukannya destilasi dengan menggunakan pelarut organik,


mengikuti prinsip daripada proses destilasi itu sendiri, maka yang akan terlebih
dahulu menguap dan menetes sebagai destilat adalah zat yang memiliki
volatilitas paling tinggi atau zat yang memiliki titik didih paling rendah,
dimana pada hal ini apabila pelarut organik yang digunakan adalah petroleum
eter maka dilihat dari titik didih daripada ester atau metil salisilat itu sendiri
yang sebesar 220 ºC dengan titik didih petroleum eter yang berkisar antara 42-
62 ºC. maka dapat diketahui bahwa petroleum eter akan terlebih dahulu
menguap dan menetes sebagai destilat.
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dida[at dari dilakukannya percobaan ini adalah:

1. Didapat minyak gandapura secara sintesis dari asam salisilat dan metanol
dengan volume sebanyak 18 mL.
2. Didapati sifat fisik daripada produk metil salisilat yang didapat yaitu
berwarna bening kekuningan.
3. Didapati bahwa metil salisilat tidak larut dalam air dibuktikan dengan
terbentuknya 2 fasa yaitu fasa air dan ester di dalam corong pisah.
4. Didapati Na2CO3 dapat meneteralkan asam dibuktikan dengan turunnya pH
ester setelah dilakukan penambahan natrium karbonat.
5. Didapati metil salisilat sedikit larut dalam air sehingga perlu dilakukan
penghilangan air dengan dilakukan pengikatan air dengan senyawa
magnesium sulfat anhidrat.
DAFTAR PUSTAKA

Dwipa, I. B. M. A., Frieda N., dan I Nyoman T. 2014. Optimasi Proses Esterifikasi
Asam Salisilat Dengan n-Oktanol. Jurnal Wahana Matematika dan Sains.
Vol.8, No.1, Hal: 1-11.

Foye, W. O., Lemke, T. L. dan Williams, D. A. 1995. Principles of Medicinal


Chemistry. Williams & Wilkins. Baltimore.

Irwandi, D. 2014. Experiment’s of Organic Chemistry. UIN Syarif Hidayatullah.


Jakarta.

Poulev, J. M. O'Neal, S. Logendra, R. B. Pouleva, V. Timeva, A. S. Garvey, D.


Gleba, I. S. Jenkins, B. T. Halpern, R. Kneer, G. M. Cragg, and I. Raskin.
2003. Elicitation, a new window into plant chemodiversity and
phytochemical drug discovery. J. Med. Chem. Vol. 46, Hal: 2542 - 2547.

Priambodo, W. S., Daniel, dan Chairul S. 2019. Pembuatan Metil Salisilat


Menggunakan Katalis Asam Dengan Metode Tanpa Pelarut. Jurnal Atomik.
Vol.4, No.1, Hal: 41-44.

Sastrohamidjojo, H. 2018. Kimia Minyak Atsiri. Gadjah Mada University Press.


Yogyakarta.

Suratmo, Rurini R., dan Devina A. 2013. Sintesis N,N-dietil-2-hidroksibenzamida


Menggunakan Metil Salisilat dari Minyak Gandapura. Natural B. Vol.2,
No.1, Hal: 94-102.
LAMPIRAN
PERTANYAAN SETELAH PRAKTIK

1. Apakah kegunaan penambahan Na2CO3 9%?


2. Tuliskan reaksi yang terjadi!
3. Apa fungsi petroleum eter, petroleum benzene, dan eter?

Jawab:

1. Penambahan Na2CO3 9% berfungsi sebagai agen basa yang akan


menetralkan sisa sisa asam daripada asam sulfat yang digunakan sebagai
katalis.
2. Adapun reaksi esterifikasi yang terjadi pada percobaan ini adalah:

3. Petroleum eter, petroleum benzene, dan eter yang digunakan pada


percobaan ini digunakan sebagai pelarut organik pada saat pemurnian
dengan destilasi sederhana.

Anda mungkin juga menyukai