Oleh:
JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
Judul Praktikum : Pembuatan Minyak Gandapura
NPM : 1917011066
Jurusan : Kimia
Kelompok : I (Satu)
Zahrah Khairani
NPM. 1657011002
PERTANYAAN PRA PRAKTIK
Jawab:
A. Latar Belakang
Minyak atsiri dikenal sebagai minyak yang dapat diekstraksi dari tumbuh-
tumbuhan yang larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air, dimana
minyak ini dapat diperoleh dari daun, bunga, akar, biji, maupun kulit kayu.
Penggunaan minyak atsiri sangatlah luas dan spesifik, misalnya untuk
pembuatan kosmetik (sabun, pasta gigi, sampo, lotion, dan parfum), dalam
insdustri makanan juga atsiri digunakan sebagai penyedap rasa atau penambah
cita rasa, di dalam industri parfum minyak atsiri digunakan sebagai pewangi
dan juga sebagai insektisida, sedangkan dalam industri farmasi atau obat-
obatan digunakan sebagai anti bakteri, isolasi minyak atsiri sendiri dapat
dilakukan dengan berbagai metide seperti destilasi, pengepresan, ekstraksi
dengan pelarut volatil, dan ekstraksi dengan lemak padat. Dalam proses
destilasi dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu, destilasi air, destilasi air
dan uap, dan destilasi uap.
B. Tujuan Percobaan
Minyak atsiri lazim juga dikenal dengan nama minyak mudah menguap atau
minuyak terbang merupakan senyawa yang umumnya berwujud cairan, dan
memiliki komposisi maupun titik didih yang beragam, yang diperoleh dari bagian
tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji, maupun dari bunga dengan cara
penyulingan dengan uap penyulingan dapat didefinisikan sebagai proses pemisahan
komponen-komponen suatu campuran yang terdiri atas dua cairan atau lebih
berdasarkan perbedaan tekanan uap antar komponen atau berdasarkan perbedaan
titik didih komponen-komponen senyawa tersebut. Meskipun kenyataan untuk
memperoleh minyak atsiri dapat juga diperoleh dengan cara lain seperti dengan cara
ekstraksi dengan menggunakan pelarut organik maupun dengan cara dipres atau
dikempa dan secara enzimatik (Sastrohamidjojo, 2018).
Minyak atsiri adalah minyak volatil yang memberikan aroma khas dari suatu
tanaman. Minyak atsiri yang umum dikenal masyarakat adalah minyak gandapura.
Minyak gandapura merupakan minyak atsiri yang berasal dari tanaman gandapura
yang dikenal dengan nama ilmiah Gaultheria fragrantissima. Minyak gandapura
dihasilkan dari proses distilasi daun dan batang tanaman gandapura. Komponen
utama yang terkandung dalam minyak gandapura adalah metil salisilat yang sering
digunakan sebagai obat gosok dan salep, bahan pewangi, dan bahan tambahan
dalam industri makanan dan minuman. Metil salisilat dapat disintesis dari senyawa
alkohol seperti metanol dan asam salisilat dengan katalis asam sulfat pekat
(Suratmo dkk, 2013).
Ekstraksi tanaman gandapura menggunakan senyawa polar berupa etanol berfungsi
ganda, yaitu menginaktivkan enzim gaultherase dan mengekstrak senyawa aktif
gaultherin. Difusi etanol ke dalam daun gandapura bertujuan agar enzim
gaultherase yang berada dalam sitoplasma bepenetrasi dengan pelarut, sehingga
menyebabkan aktivitas enzim terhambat. Aktivitas gaultherase terhambat dengan
penambahan senyawa polar. Mekanisme selanjutnya bahwa pelarut etanol akan
menyusup menembus dinding membran tonoplast dan terjadi kontak fasa dengan
senyawa aktif gaultherin. Pelarut polar tersebut akan mendifusi ke luar sel daun
dengan membawa gaultherin. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kelarutan (Poulev
dkk, 2003).
Asam salisilat adalah salah satu bahan kimia penting di dalam kehidupan sehari-
hari dan mempunyai suatu nilai ekonomis yang lumayan tinggi karena asam salisilat
bisa digunakan untuk bahan intermediet dari pembuatan obat-obatan contohnya
obat analgesik dan antiseptik serta untuk keperluan bahan baku farmasi (Foye dkk,
1995).
Metil salisilat merupakan senyawa organik dan ester. Ester merupakan kombinasi
dari asam organik dan alkohol. Metil salisilat juga dikenal sebagai minyak winter
green dan ditemukan secara alami pada tumbuhan itu yang digambarkan sebagai
cairan yang agak kuning dan sangat aromatik dan diduga menjadi pertahanan bagi
tanaman yang menghasilkan minyak dimana ketika serangga pemakan tumbuhan
menyerang tanaman maka metil salisilat dibuat untuk memperingatkan serangga,
yang bertindak sebagai pengendalian hama untuk tanaman. Metil salisilat dapat
menjadi cairan berminyak kuning atau merah ataupun jernih (Irwandi, 2014).
Senyawa metil salisilat merupakan turunan dari ester asam salisilat. Senyawa ester
dihasilkan dari reaksi asam karboksilat dengan alkohol atau yang lebih dikenal
dengan istilah esterifikasi dan biasanya reaksi ini menggunakan suatu katalis
asam. Reaksi ini akan berlangsung dengan baik jika direfluks bersamaan dengan
adanya sedikit asam klorida atau asam sulfat. Reaksi asam karboksilat dengan
alkohol yang disertai adanya katalis asam merupakan salah satu cara baku untuk
membuat ester. Reaksinya yang dikenal sebagai esterifikasi Fischer, merupakan
jalan sederhana untuk membentuk ester dari bahan mula yang mudah diperoleh
(Priambodo dkk, 2019).
Pada proses esterifikasi terjadi penggantian gugus –OH dari asam karboksilat
dengan gugus alkoksi dari alkohol. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi reversibel
yang sangat lambat, tetapi bila menggunakan katalis asam mineral seperti asam
sulfat (H2SO4) dan asam klorida (HCl) kesetimbangan akan tercapai dalam waktu
yang cepat. Dalam suatu reaksi, lama waktu proses juga memperlihatkan hasil yang
berbeda, dimana waktu berkaitan dengan cepat lambatnya suatu reaksi esterifikasi
mencapai kesetimbangan. Pada waktu optimum, jumlah produk dari hasil
esterifikasi tidak bertambah lagi karena pada saat ini kondisi sudah mencapai
kesetimbangan (Dwipa dkk, 2014).
III. METODE PERCOBAAN
adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah: alat refluks
lengkap, penangas air, termometer, gelas ukur 100 mL dan 200 mL, erlenmeyer
100 mL dan 200 mL, gelas kimia 100 mL dan 200 mL, dan labu didih.
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah: asam
salisilat, metanol, petroleum eter/petroleum benzene, asam sulfat pekat, dan
natrium karbonat.
B. Diagram Alir
Hasil
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Pengamatan
B. Pembahasan
Minyak gandapura atau metil salisilat dapat diperoleh dari bahan alamnya
dengan cara mengisolasi metil salisilat dari tumbuhan Gaultheria pracumbens
L. atau tumbuhan gandapura. Isolasi metil salisilat dari bahan alamnya dapat
dilakukan dengan menggunakan metode ekstraksi yang didasarkan pada
perbedaan kelarutan zat yang akan diekstrak dengan menggunakan pelarut
yang sesuai, pelarut yang digunakan biasanya merupakan pelarut volatil atau
pelarut yang mudah menguap agar nantinya mudah didestilasi atau dievaporasi
pelarutnya untuk mendapatkan metil salisilat yang diinginkan.
Reaksi yang terjadi pada sintesis metil salisilat dari asam salisilat dengan
menggunakan reaksi esterifikasi dan katalis asam sulfat pekat ini adalah:
Percobaan ini didasarkan pada reaksi esterifikasi antara asam salisilat dengan
metanol dengan menggunakan katalis asam sulfat pekat. Dimana prinsipnya
adalah reaksi esterifikasi antara asam karboksilat dengan alkohol. Reaksi
esterifikasi bersifat reversibel sehingga untuk memperoleh rendemen metil
asetat yang tinggi kesetimbangannya harus digeser ke arah metil salisilat
dengan menggunakan metanol secara berlebih, dimana metanol berlebih
digunakan sebagai pereaksi sekaligus sebagai pelarut dalam reaksi ini, berikut
mekanisme reaksi sintesis metil salisilat:
Pada percobaan ini dilakukan refluks yang bertujuan untuk mempercepat reaksi
esterifikasi dengan bantuan pemanasan tanpa mengurangi volume pelarut dan
zat yang bereaksi dikarenakan dilakukan pada sistem yang tertutup sehingga
tidak terjadi perpindahan massa pelarut ataupun zat terlarut dari sistem ke
lingkungan ataupun dari lingkungan ke sistem, berikut merupakan rangkaian
peralatan dari proses refluks:
Heat menandakan sumber panas atau pada percobaan ini yang digunakan
sebagai sumber panas adalah heating mantle, kemudian reaktan yang terdapat
di dalam labu didih dimana terdiri dari campuran zat yang akan direaksikan,
lalu pada corong labu didih terhubung dengan kondensor dimana kondensor
yang dialiri air akan mengkondensasi uap yang terbentuk sehingga dapat
menetes kembali ke dalam labu didih, lalu pada water in dan water out
merupakan aliran air masuk dan keluar yang berfungsi untuk mendinginkan
kondensor dimana water in dan water out ini biasanya merupakan selang yang
dialiri air dingin dari sumber air. Kemudian untuk menyangga rangkaian
tersebut digunakan klem dan statip.
Sifat fisik:
Sifat kimia :
1. Tidak terpolimerisasi
2. Stabil pada tekanan dan suhu normal
3. Pengoksidasi kuat
Sifat fisik:
Sifat kimia:
1. mudah terbakar
2. beracun
3. teroksidasi oleh oksigen membentuk karbonsioksida dan air
Sifat fisik:
Sifat kimia:
Sifat fisik:
Sifat kimia:
Sifat fisik:
Sifat kimia:
Sifat fisik:
Sifat fisik:
1. mudah menguap
2. cairan tidak berwarna
3. titik didih : 42 – 62 ºC
Sifat kimia:
1. Didapat minyak gandapura secara sintesis dari asam salisilat dan metanol
dengan volume sebanyak 18 mL.
2. Didapati sifat fisik daripada produk metil salisilat yang didapat yaitu
berwarna bening kekuningan.
3. Didapati bahwa metil salisilat tidak larut dalam air dibuktikan dengan
terbentuknya 2 fasa yaitu fasa air dan ester di dalam corong pisah.
4. Didapati Na2CO3 dapat meneteralkan asam dibuktikan dengan turunnya pH
ester setelah dilakukan penambahan natrium karbonat.
5. Didapati metil salisilat sedikit larut dalam air sehingga perlu dilakukan
penghilangan air dengan dilakukan pengikatan air dengan senyawa
magnesium sulfat anhidrat.
DAFTAR PUSTAKA
Dwipa, I. B. M. A., Frieda N., dan I Nyoman T. 2014. Optimasi Proses Esterifikasi
Asam Salisilat Dengan n-Oktanol. Jurnal Wahana Matematika dan Sains.
Vol.8, No.1, Hal: 1-11.
Jawab: