Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH PENAMBAHAN SORBITOL TERHADAP

KARAKTERISTIK BIOPLASTIK DARI SEKAM PADI DAN


DAUN NANAS

David Bahrin1, Nurul Faradillah A2, Leni Wulandari2


1
Lecturer Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
2
Student Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Jln. Raya Palembang Prabumulih Km. 32 Inderalaya Ogan Ilir (OI) 30662

ABSTRAK
Limbah sekam padi dan daun nanas memiliki potensi untuk dijadikan bahan dasar
bioplastik dikarenakan mengandung kadar selulosa yang cukup besar. Penelitian
ini menggunakan sorbitol. Variable penelitian ini menggunakan variasi selulosa
(0,4; 0,6; 0,8; 1; 1,2 dan 1,4) dengan jumlah sorbitol tetap yaitu 2 mL.
Karakterisasi bioplastik pada penelitian ini meliputi analisa mekanik yang terdiri
dari uji kuat tarik, uji elongasi dan uji modulus young, analisa fisik yang terdiri
dari uji ketahanan air, analisa biodegrdasi dan analisa morfologi. Hasil dari
penelitian menunjukkan bahwa bioplastik yang dihasilkan memiliki nilai kuat
tarik terbaik sebesar 1,225 MPa pada sekam padi. Uji elongasi bioplastik yang
terbaik sebesar 4 % pada daun nanas. Pada uji modulus young menghasilkan nilai
modulus young terbaik sebesar 102,941 MPa pada sekam padi. Uji daya serap air
bioplastik sekam padi yang didapatkan berkisar antara 15,01-26,96% dan daun
nanas 8,72-18,37%. Hasil persentase biodegradasi yang didapatkan 25,06-62,72%
untuk bioplastik sekam padi dan daun nanas 7,97-82,89%.

Kata Kunci: Bioplastik, Sekam Padi, Daun nanas dan Selulosa.

\
ABSTRACT
Rice husks and pineapple leaves have the potential to be used as basic materials
for bioplastics because they contain high levels of cellulose. This study used
sorbitol. This research variable used a variation of cellulose (0.4; 0.6; 0.8; 1; 1.2
and 1.4) with a fixed amount of sorbitol, namely 2 mL. Bioplastic characterization
in this study includes mechanical analysis consisting of tensile strength test,
elongation test and modulus young test, physical analysis consisting of water
resistance test, biodegradation analysis and morphological analysis. The results
of the study showed that the bioplastic produced had the best tensile strength
value of 1.225 MPa in rice husks. The best bioplastic elongation test is 4% on
pineapple leaves. In the Young's modulus test, the best Young's modulus value was
102,941 MPa in rice husks. The water absorption test of rice husk bioplastics
obtained ranged from 15.01-26.96% and pineapple leaves 8.72-18.37%. The
results of the percentage of biodegradation obtained were 25.06-62.72% for rice
husk bioplastics and pineapple leaves 7.97-82.89%.

Keywords: Bioplastics, Rice Husk, Pineapple Leaves and Cellulose.


1. PENDAHULUAN Proses pembuatan bioplastik diperlukan
Penggunaan plastik didalam kehidupan penambahan plasticizer, yang berfungsi untuk
sangat dibutuhkan. Plastik memiliki peran yang memperbaiki karakteristik seperti mengurangi
cukup penting dikarenakan berguna sebagai tingkat kerapuhan bioplastik, mudah patah,
kebutuhan rumah tangga dan juga kebutuhan di meningkatkan tingkat elastisitas dan ketahanan
industri. Jenis plastik yang biasa digunakan penyimpanan. Salah satu jenis plasticizer yang
seperti plastik konvensional yaitu jenis plastik bisa digunakan yaitu sorbitol. Sorbitol tidak
yang sulit terurai sehingga mengakibatkan berbahaya dan juga aman untuk digunakan
permasalahan limbah plastik yang menyebabkan dalam hal konsumsi.
pencemaran lingkungan, maka dari itu Berlandaskan pada latar belakang
dibutuhkan alternatif yang sederhana yaitu penelitian ini sendiri dilakukan untuk
mengubah bahan produksi plastik dengan bahan memanfaatkan limbah yang ada agar memiliki
baku yang didapatkan dari alam agar mudah nilai atau agar lebih bermanfaat dibandingkan
terurai dan tidak merusak lingkungan. Plastik dibuang begitu saja, mengetahui pengaruh
ini dikenal dengan nama bioplastik. penambahan rasio (berat) selulosa dan sorbitol
Bioplastik berasal dari sumber daya terhadap karakteristik (kuat tarik, elongasi dan
alam yang terbarukan seperti pati, selulosa, dan modulus young) bioplastik berbahan dasar
lain-lain. Selulosa diambil dengan cara limbah sekam padi dan daun nanas, untuk
mengekstraksi tanaman. Pada penelitian ini mengetahui pengaruh rasio (berat) selulosa dan
menggunakan limbah sekam padi dan daun sorbitol terhadap daya serap air bioplastik
nanas untuk membuat bioplastik dikarenakan campuran sekam padi dan daun nanas, untuk
salah satu limbah pertanian yang melimpah di mengetahui biodegradasi bioplastik berbahan
Indonesia. Limbah sekam padi memiliki dasar sekam padi dan daun nanas dengan
kandungan selulosa sebesar 58,85% penambahan plasticizer sorbitol, dan untuk
(Jalaluddin dan Risal, 2005) dan daun nanas mengetahui morfologi bioplastik selulosa

memiliki kandungan selulosa sebesar 69,5- campuran sekam padi dan daun nanas yang di

71,5% (Wicakso dkk, 2019). Kandungan analisa dengan menggunakan peralatan

selulosa yang besar mendukung untuk Scanning Electron Microscope (SEM)

dijadikan sebagai bahan dasar untuk 2. METODOLOGI


pembuatan bioplastik. Penggunaan limbah Waktu dan Tempat Penelitian
sekam padi dan daun nanas bertujuan untuk Penelitian ini dilaksanakan pada rentang

mengurangi permasalahan lingkungan terhadap waktu bulan januari–April 2021. Penelitian

limbah pertanian. dilakukan di Laboratorium Teknik Reaksi


Kimia, Katalisis dan Bioproses. Uji kuat tarik kertas saring whatman No,42 dan dicuci dengan
dilakukan di Laboratorium Teknik Kimia aquades.
Politeknik Sriwijaya (POLSRI). Analisa  Tahapan Delignifikasi
Scanning Electron Microscope (SEM) Tahap delignifikasi dengan merendam
dilakukan di Laboratorium Politeknik sampel menggunakan NaOH 17,5% dan
Manufaktur Negeri Bangka Belitung. dimasukkan kedalam autoklaf pada suhu 121 ℃
ALAT DAN BAHAN selama 1 jam. Hasil delignifikasi dicuci kembali
Alat : Erlenmeyer, ayakan 40 Mesh, blender, dengan aquades.
oven, ayakan 100 Mesh, hotplate,  Tahapan Hidrolisis
gunting, gelas beker, gelas ukur, Proses selanjutnya dilakukan tahapan
autoklaf, ayakan 60 mesh, cawan petri, hidrolisis dengan HCl 5% selama 3 jam dan
saringan,batang pengaduk, pipet tetes, dicuci dengan aquades.
labu ukur, aluminium foil, tisu, kertas  Tahapan Pengeringan Selulosa
saring whatman No.42. Tahapan terakhir dikeringkan kembali
Bahan : Sekam padi, daun nanas, sorbitol, dalam oven pada suhu 105 ℃ selama 2 jam.
NaOH 15%, NaOCl 5%, aquadest, HCl Selulosa yang telah kering dilakukan
3%, CH3OH, HCl 15%, NaOH 17,5% , pengayakan kembali menggunakan ayakan 100
tepung tapioka (pati). mesh.
Pembuatan Selulosa Daun Nanas
PROSEDUR PENELITIAN
 Tahapan Preparasi
Pembuatan Selulosa Sekam Padi
Daun nanas dibersihkan, dikeringkan
 Tahapan Preparasi
dibawah sinar matahari lalu dipotong menjadi
Sekam padi dibersihkan terlebih dahulu
kecil-kecil dengan gunting. Potongan serat
dan dijemur dibawah sinar matahari. Sekam
dikeringkan kembali hingga kadar airnya
padi yang sudah kering kemudian dihaluskan
sedikit. Kemudian dilakukan penghalusan
dengan cara diblender, lalu dilakukan
dengan blender dan dilakukan pengayakan
pengayakan dengan ukuran 40 mesh.
menggunakan ayakan ukuran 60 mesh.
 Tahapan Maserasi
Sampel yang sudah halus dimasukkan  Tahapan Delignifikasi
Sampel yang telah halus direndam
kedalam gelas beker lalu ditambahkan methanol
dengan menggunakan NaOH 15% (b/v)
untuk dilakukan maserasi selama tujuh hari.
dipanaskan dengan suhu 80℃ selama 90 menit
Sampel hasil maserasi disaring menggunakan
di hotplate. Kemudian sampel dicuci dengan  Tahapan Pencetakan dan Pengeringan
aquades dan disaring Bioplastik
 Tahapan Bleaching Campuran bioplastik sekam padi
kemudian didinginkan terlebih dahulu selama

proses bleaching yaitu dengan merendam beberapa menit lalu dilakukan pencetakan

sampel menggunakan NaOCl 5% selama 10 dengan cawan petri yang dilapisi dengan

menit pada suhu 80℃. aluminium foil. Bioplastik sekam padi yang

 Tahapan Pengeringan Selulosa telah dicetak kemudian dikeringkan dengan

Selulosa yang didapatkan kemudian udara bebas selama kurang lebih 1 minggu.

disaring, dicuci dan dikeringkan dengan udara Bioplastik sekam padi yang telah kering dilepas

bebas. Selulosa yang telah kering dilakukan dari cawan petri. Dilakukan tahapan yang sama

pengayakan kembali menggunakan ayakan 100 untuk pembuatan bioplastik sekam padi dengan

mesh. variasi selulosa 0,6; 0,8; 1; 1,2 dam 1,4 juga.

Pembuatan Bioplastik Selulosa Sekam Padi  Tahapan Analisa

dengan Penambahan Sorbitol Karakterisasi lembaran bioplastik yang

 Tahapan Pembuatan Gelatinasi telah jadi dilakukan uji tarik, elongasi, modulus
Mencampurkan pati dengan akuades young, uji biodegradasi, uji swelling dan uji
kemudian dipanaskan dengan hotplate pada SEM.
suhu 50℃ selama 15 menit sampai membentuk Pembuatan Bioplastik dari Selulosa Daun
seperti gelatin dan dilakukan pengadukan secara Nanas dengan Penambahan Sorbitol
manual.  Tahapan Pembuatan Gelatinasi
 Tahapan Pembuatan Bioplastik Dengan Tahap pertama ialah pembuatan perekat
Penambahan Sorbitol untuk bioplastik daun nanas yaitu
Selanjutnya memasukkan selulosa sekam padi mencampurkan pati dengan akuades kemudian
dengan variasi 0,4 kedalam campuran yang dipanaskan dengan hotplate pada suhu 50℃
telah membentuk gelatinasi didalam gelas beker selama 15 menit sampai membentuk seperti
100 mL dan ditambahkan sorbitol sebanyak 2 gelatin dan dilakukan pengadukan secara
mL. Campuran dipanaskan menggunakan manual.
hotplate pada suhu 50-75℃ dan dilakukan  Tahapan Pembuatan Bioplastik Dengan
pengadukan secara terus menerus hingga Penambahan Sorbitol
homogen selama 10 menit. Selanjutnya memasukkan selulosa daun
nanas dengan variasi 0,4 kedalam campuran
yang telah membentuk gelatinasi didalam gelas Sifat mekanik yang diuji pada penelitian ini
beker 100 mL dan ditambahkan sorbitol terdiri dari kuat tarik, elongasi dan modulus
sebanyak 2 mL. Campuran dipanaskan young/elastisitas. Pengujian sifat mekanik yang
menggunakan hotplate pada suhu 50-75℃ dan dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk
dilakukan pengadukan secara terus menerus mengetahui sifat mekanik yang terbaik dari
hingga homogen selama 10 menit. rasio selulosa dan sorbitol yaitu 0,4:2; 0,6:2;
 Tahapan Pencetakan dan Pengeringan 0,8:2; 1:2; 1,2:2 dan 1,4:2 (b/v) dengan
Bioplastik penambahan pati yang berfungsi sebagai perekat
Campuran bioplastik daun nanas dari bioplastik. Pada penelitian ini juga
kemudian didinginkan terlebih dahulu selama membandingkan bioplastik yang memiliki sifat
beberapa menit lalu dilakukan pencetakan mekanik terbaik dari bioplastik sekam padi dan
dengan cawan petri yang dilapisi dengan daun nanas.
aluminium foil. Bioplastik daun nanas yang 1.4
Tensile Strength (Mpa)

telah dicetak kemudian dikeringkan dengan 1.2


1
udara bebas selama kurang lebih 1 minggu. 0.8
Bioplastik daun nanas yang telah kering dilepas 0.6 sekam padi
0.4 daun nanas
dari cawan petri. Dilakukan tahapan yang sama
0.2
untuk pembuatan bioplastik daun nanas dengan 0
0,4:2 0,6:2 0,8:2 1,0:2 1,2:2 1,4:2
variasi selulosa 0,6; 0,8; 1; 1,2 dam 1,4 juga.
Rasio selulosa: sorbitol
 Tahapan Analisa
Karakterisasi lembaran bioplastik yang Gambar 3.1. Pengaruh Rasio (Berat) Selulosa
telah jadi dilakukan uji tarik, elongasi, modulus dan Sorbitol Terhadap Nilai Kuat Tarik Yang
young, uji biodegradasi, uji swelling dan uji Dihasilkan Bioplastik Campuran Sekam Padi
SEM. dan Daun Nanas
Pada Gambar 3.1, Menunjukkan bahwa
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Pengaruh Rasio (Berat) Selulosa dan sifat kuat tarik yang dihasilkan oleh bioplastik
Sorbitol Terhadap Nilai Kuat Tarik sekam padi mengalami peningkatan seiring
Yang Dihasilkan Bioplastik Campuran dengan bertambahnya komposisi selulosa pada
Sekam Padi dan Daun Nanas komposisi sorbitol tetap berbeda dengan
Komponen penyusun bioplastik yang bioplastik yang berbahan baku daun nanas yang
terdiri dari (selulosa, pati dan sorbitol) mengalami penurunan seiring bertambahnya
mempengaruhi sifat mekanik dari bioplastik. komposisi selulosa pada komposisi sorbitol
tetap. Hasil kuat tarik tertinggi pada bioplastik sehingga kekakuannya menurun dan juga
berbahan baku sekam padi yaitu dengan meyebabkan nilai kuat tarik menurun.
perbandingan selulosa:sorbitol yaitu 1,2:2 (b/v) Penurunan nilai kuat tarik yang terjadi
dengan nilai kuat tarik sebesar yaitu 1,225 Mpa pada bioplastik daun nanas bisa disebabkan oleh
dengan nilai terendahnya pada perbandingan penambahan pati yang terlalu banyak dan
selulosa:sorbitol yaitu 0,4:2 (b/v) dengan nilai menyebabkan ketidakhomogenan atau tidak
kuat tarik sebesar yaitu 0 Mpa. tercampur secara merata antara bioplastik yang
Hasil kuat tarik tertinggi yang dihasilkan menyebabkan rendahnya interaksi permukaan
bioplastik berbahan baku daun nanas yaitu antara dua polimer (Inggaweni dkk, 2015).
dengan perbandingan selulosa:sorbitol yaitu 1:2 Penelitian ini menghasilkan nilai kuat tarik yang
(b/v) dengan nilai kuat tarik sebesar yaitu 0,816 terbaik pada bioplastik yang berbahan baku
Mpa dengan nilai kuat tarik terendahnya pada sekam padi yaitu sebesar 1,225 Mpa. Hasil kuat
perbandingan selulosa:sorbitol yaitu 1,4:2 (b/v) tarik pada penelitian ini belum memenuhi
dengan nilai kuat tarik sebesar yaitu 0,28 Mpa. Indonesian National Standar (SNI) yang
Komposisi selulosa yang bertambah berkisar antara 24,7-302 Mpa (Anas dkk, 2018).
menyebabkan ketebalan bioplastik akan 3.2. Pengaruh Rasio (Berat) Selulosa dan
semakin tinggi. Tingkat ketebalan bioplastik Sorbitol Terhadap Nilai Elongasi Yang
berpengaruh terhadap nilai kuat tarik yang Dihasikan Bioplastik Campuran Sekam
dihasilkan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Padi dan Daun Nanas
Norachmi dkk (2017) mengatakan bahwa Pengujian perpanjangan putus pada
tingkat ketebalan plastik yang tinggi maka
penelitian ini dilakukan untuk melihat
kekuatan tekannya juga semakin tinggi persentase perubahan panjang bioplastik ketika
sedangkan plastik yang tipis kekuatan tekannya ditarik hingga putus. Keelastisan plastik
rendah, dikarenakan ikatan pada bahan bahan ditentukan dari perpanjangan putus.
yang ada di dalam kandungan plastik tersebut
5
menguatkan ikatan (Norachmi dkk, 2017).
Elongasi (%)

4
Semakin tinggi konsentrasi sorbitol yang 3
2 Sekam Padi
digunakan maka nilai kuat tarik yang dihasilkan
1 Daun Nanas
akan mengalami penurunan. Sorbitol sebagai
0
plasticizer mengurangi energi yang dibutuhkan 0,4:20,6:20,8:21,0:21,2:21,4:2
Rasio Selulosa dan Sorbitol
suatu molekul untuk melakukan pergerakan
Gambar 3.2. Pengaruh Rasio (Berat) Selulosa peningkatan perpanjangan putus seiring dengan
dan Sorbitol Terhadap Nilai Elongasi Yang pertambahan selulosa dan pati. Peningkatan ini
Dihasilkan Bioplastik Campuran Sekam Padi bisa dikarenakan oleh penambahan sorbitol pada
dan Daun Nanas bioplastik yang bisa mengurangi kerapuhan
Hasil analisa elongasi pada gambar 3.2, bioplastik sehingga tingkat fleksibiltasnya
menunjukkan bahwa bioplastik berbahan baku menjadi tinggi. Tingkat fleksibiltas suatu plastik
sekam padi mengalami penurunan persen menjadi tinggi dikarenakan adanya ikatan
pemanjangan disetiap pertambahan pati yang hidrogen yang ada di antara polimer pati dan
ditambahkan pada komposisi sorbitol tetap. selulosa yang terganggu dan meningkatkan
Bioplastik daun nanas mengalami peningkatan ruang gerak molekul (Kristiani, 2015).
persen pemanjangan di setiap pertambahan pati Bioplastik daun nanas pada variasi
dengan komposisi sorbitol yang tetap. Persen selulosa:sorbitol yaitu 0,4:2 (b/v) menghasilkan
pemanjangan tertinggi pada bioplastik sekam nilai elongasi terendah hal ini disebabkan
padi terdapat pada rasio pati:sorbitol yaitu 0,6:2 karena jarak ikatan antar molekulernya
dengan nilai elongasinya sebesar 1,8 % dengan menurun. Dan disebabkan molekul sorbitolnya
nilai elongasi terendah pada rasio 1,8:2 sebesar berlebih karena telah mencapai titik jenuh yang
1,19%. Hasil elongasi bioplastik berbahan baku terlampaui sehingga tidak bergabung lagi
daun nanas tertinggi pada rasio pati:sorbitol dengan fase polimer selulosa (Coniwanti dkk,
yaitu 2,1:2 dengan nilai persen pemanjangan 2014).
sebesar 4% dengan nilai elongasi terendah pada Penambahan plastisizer menghasilkan
rasio 0,4:2 sebesar 1,38%. plastik yang memiliki sifat lebih fleksibel.
Bioplastik sekam padi mengalami Plastisizer sorbitol yang ada didalam rantai
penurunan persen perpanjangan putus atau ikatan polimer menyebabkan ikatan polimer
elongasi setiap pertambahan selulosa dan pati. menjadi berkurang dan membuat plastik
Faktor yang mempengaruhi perpanjangan putus tersebut menjadi lebih fleksibel. Sorbitol adalah
bioplastik menjadi menurun ialah pengadukan plastisizer yang cukup baik untuk mengurangi
yang tidak homogen pada saat pencampuran ikatan hidrogen yang menyebabkan jarak
dikarenakan pencampuran yang kurang Penelitian ini menghasilkan nilai putus
sempurna maka pati dan selulosa akan perpanjangan atau elongasi yang terbaik pada
mengendap yang menyebabkan ikatan hidrogen bioplastik yang berbahan daun nanas sebesar
yang ada di dalam bioplastik mengalami 4%. Hasil elongasi pada penelitian ini belum
penurunan. Bioplastik daun nanas mengalami memenuhi Indonesian National Standar (SNI)
yang berkisar antara 21-220% (Anas dkk, pada variasi selulosa:sorbitol 0,4:2 yaitu sebesar
2018). 0 Mpa. Dari hasil penelitian bioplastik sekam
padi menunjukkan bahwa semakin banyak kadar
3.3. Pengaruh Rasio (Berat) Selulosa dan
selulosa yang ditambahkan maka nilai elastisitas
Sorbitol Terhadap Nilai Modulus Young
juga akan semakin meningkat. Pada variasi
Yang Dihasilkan Bioplastik Campuran
selulosa:sorbitol 1,4:2 mengalami penurunan
Sekam Padi dan Daun Nanas
nilai modulus young menjadi 82,810 Mpa. Hal
Pengujian elastisitas berguna untuk
ini disebabkan karena titik jenuh telah
melihat kekakuan suatu bahan yang diperoleh.
terlampaui yang menyebabkan molekul-molekul
Modulus young yang tinggi menghasilkan
sorbitol yang berlebihan membentuk fase
bioplastik yang sangat kaku. Nilai modulus
tunggal diluar fase polimer yang bisa
young berbanding terbalik dengan elongasi
menurunkan gaya intermolekuler antar rantai
namun berbanding lurus dengan nilai kuat tarik
sehingga gerakan rantai lebih bergerak leluasa
yang artinya semakin tinggi nilai elastisitas
atau bebas (Coniwati, 2014).
maka nilai elongasi akan semakin rendah dan
Bioplastik daun nanas menghasilkan
nilai kuat tariknya semakin tinggi
nilai modulus young tertinggi pada variasi
120
100 selulosa:sorbitol 0,4:2 yaitu sebesar 44,384 Mpa
Modulus Young

80
(Elastisitas)

dengan nilai terendah pada variasi selulsa


60
40 sorbitol 1,4:2 yaitu sebesar 7 Mpa. Hasil
20 penelitian bioplastik daun nanas mengalami
0
penurunan nilai elastisitas. Penurunan nilai
Sekam Padi
modulus young setelah penambahan seluloa
Selulosa : Sorbitol Daun Nanas
disebabkan adanya ikatan hidrogen yang
Gambar 3.3. Pengaruh Rasio (Berat) Selulosa terbentuk membuat rantai semakin panjang.
dan Sorbitol Terhadap Nilai Modulus Young Salah satu hal yang harus diperhatikan
Yang Dihasilkan Bioplastik Campuran Sekam untuk memperoleh nilai modulus young yang
Padi dan Daun Nanas baik yaitu dengan memperhatikan penggunaan
Hasil analisa modulus young pada sorbitol yang ditambahkan, jumlah sorbitol yang
gambar 3.3, menunjukkan bahwa bioplastik banyak ataupun sedikit tidak akan menghasilkan
yang tinggi pada bioplastik sekam padi terdapat nilai modulus young yang baik, sehingga
pada variasi selulosa:sorbitol 1,2:2 yaitu sebesar penggunaan sorbitol yang ditambahkan dalam
102,941Mpa dengan nilai terendah terdapat campuran bioplastik harus secukupnya.
Hasil penelitian ini memberikan nilai Hasil analisa pada Gambar 3.4,
modulus young yang terbaik di bioplastik sekam menunjukkan bahwa nilai daya serap air
padi.Hasil Modulus Young pada penelitian ini terendah bioplastik sekam padi pada variasi
belum memenuhi Indonesian National Standar selulosa berbanding sorbitol yaitu 1,4:2(b/v)
(SNI) yang berkisar antara 117,62-137,27 Mpa dengan berat sebelum perendaman sebesar
(Maslahah dan Sedyadi, 2020). 0,368 gram memiliki nilai penyerapan airnya
3.4. Pengaruh Rasio (Berat) Selulosa dan sebesar 15,01% dengan daya serap air tertinggi
Sorbitol Terhadap Daya Serap Air Yang pada variasi selulosa berbanding sorbitol 0,4:2
Dihasilkan Bioplastik Campuran Sekam (b/v) dengan berat sebelum perendaman sebesar
Padi dan Daun Nanas 0,330 gram memiliki nilai penyerapan air
Penelitian ini menghasilkan analisa daya sebesar 26,96%.
serap air dengan persentase tinggi dikarenakan Nilai daya serap air terendah pada
pada pembuatan bioplastik ini menggunakan bioplastik daun nanas variasi selulosa
bahan utama selulosa dengan bahan pendukung berbanding sorbitol yaitu 1:2 (b/v) dengan berat
pati. Selulosa bersifat hidrofobik yang sukar awal sebelum perendaman sebesar 0,894 gram
larut dalam air sedangkan pati sendiri bersifat memiliki penyerapan air sebesar 8,72% dengan
hidrofilik (larut dalam air) memiliki gugus daya serap air tertinggi pada variasi selulosa
hidroksil lebih banyak sehingga membuat berbanding sorbitol 0,6:2 (b/v) dengan berat
bioplastik tersebut menyerap air lebih banyak. sebelum perendaman sebesar 0,675 gram
30 memiliki nilai penyerapan air sebesar 18,37%.
Daya Serap Air (%)

25 Tingkat daya serap air bioplastik


20
berbanding terbalik dengan ketahanan bioplastik
15
10 Sekam Padi terhadap air dimana semakin tinggi tingkat daya
5 Daun Nanas serap air bioplastik maka ketahanan bioplastik
0
terhadap air semakin rendah sebaliknya daya
serap air yang rendah maka ketahanan
Rasio selulosa dan sorbitol
bioplastik terhadap air akan semakin tinggi.

Gambar 3.4. Pengaruh Rasio (Berat) Selulosa Tingkat daya serap air yang tinggi pada

dan Sorbitol Terhadap Daya Serap Air Yang penelitian ini disebabkan karena terlalu banyak

Dihasilkan Bioplastik Campuran Sekam Padi pati yang dipakai dibandingkan selulosa,

dan Daun Nanas semakin banyak pati yang ditambahkan maka


sifat ketahanan bioplastik terhadap air semakin
rendah dikarenakan pati sendiri besifat menggunakan variasi selulosa dengan bahan
hidrofilik yang larut dalam air, sehingga pendukung pati dan jumlah sorbitol yang tetap,
kemampuan untuk menyerap air lebih banyak. perbandingan variasi selulosa: sorbitol yang
Selain itu penambahan plastisizer sorbitol juga digunakan yaitu 0,4:2; 0,6:2; 0,8:2; 1:2; 1,2:2
berpengaruh terhadap daya serap air, dimana dan 1,4:2 (b/v). Biodegradasi termasuk salah
penambahan sorbitol menambah sifat hidrofilik satu parameter yang digunakan untuk melihat
bioplastik yang dibuat menyebabkan tarik suatu plastik ramah lingkungan ataupun tidak.
menarik antar molekul air dengan sorbitol Hasil analisa biodegradasi ditunjukkan pada
meningkat. Nilai daya serap air bioplastik yang gambar 3.5 berikut ini.
dihasilkan berbanding terbalik dengan 100

Analisa Biodegradasi (%)


bioplastik pada penambahan selulosa namun 80

berbanding lurus dengan penambahan pati dan 60


40
sorbitol. Semakin banyak selulosa ditambahkan Sekam Padi
20
maka daya serap airnya semakin menurun. Daun Nanas
0
Semakin banyak sorbitol yang ditambahkan
maka nilai daya serap air semakin tinggi. Rasio selulosa dan sorbitol
Pernyataan sesuai dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh (Septiosari Gambar 3.5. Pengaruh Penambahan Sorbitol
dkk, 2014) mengatakan bahwa penambahan Pada Ketahanan Umur Simpan (Biodegradasi)
selulosa berbanding lurus dengan nilai Bioplastik Campuran Sekam Padi dan Daun
penyerapan air, semakin banyak selulosa yang Nanas
digunakan maka penyerapan air meningkat. Hasil persentase analisa biodegradasi
Penambahan plasrisizer sorbitol juga membuat pada gambar 3.5. menunjukkan bahwa
gelembung-gelembung pada bioplastik pada persentase biodegradasi tertinggi pada
saat pencampuran yang menyebabkan pori-pori bioplastik sekam padi variasi selulosa:sorbitol
menjadi besar dan air masuk kedalam plastik. yaitu 0,4:2 (b/v) dengan nilai biodegradasinya
3.5. Pengaruh Penambahan Sorbitol Pada sebesar 62,72% dan hasil biodegradasi
Ketahanan Umur Simpan (Biodegradasi) bioplastik daun nanas tertinggi pada variasi
Bioplastik Campuran Sekam Padi dan selulosa berbanding sorbitol yaitu 0,4:2(b/v)
Daun Nanas dengan nilai biodegradasinya sebesar 82,89%.
Analisa ini menggunakan sampel Menurut penelitan (Behjat dkk, 2009)
bioplastik sekam padi dan daun nanas dengan mengatakan bahwa semakin banyak selulosa
yang digunakan maka bioplastik akan semakin sempurna (100%) dibutuhkan waktu selama 60
mudah terurai, pernyataan ini tidak sesuai hari untuk plastik PLA (jepang) dan PLC
dengan hasil penelitian yang didapatkan dimana (inggris) (Utomo dkk, 2013). Menurut SNI 17
semakin banyak selulosa maka penguraian atau % untuk tingkat biodegradasi plastic komersil
kehilangan berat bioplastik semakin lama yang (Aftaningsih dkk, 2020). Pada penelitian ini
ditunjukkan dengan persentase kehilangan berat menghasilkan tingkat persen biodegradasi
bioplastik sebelum dan sesudah mengalami bioplastik sekam padi berkisar antara 25,06-
biodegradasi. Hal tersebut bisa juga disebabkan 62,72% dan bioplastik daun nanas berkisar
karena ketebalan dari suatu bioplastik sehingga antara 7,97-82,89% dalam kurun waktu 12 hari.
bioplastik selulosa 0,4 gram lebih mudah Hasil penelitian ini persentase biodegradasi
terdegradasi dibandingkan bioplastik selulosa plastiknya sudah memenuhi kriteria SNI dan
1,4 gram. standar internasional plastik sehingga dapat
Biodegradasi berbanding lurus dengan dikatakan bioplastik ini termasuk plastik yang
jumlah sorbitol. Semakin banyak jumlah ramah lingkungan karena mudah terdegradasi.
sorbitol yang ditambahkan maka bioplastik akan 3.6. Analisa Scanning Electron Microscopy
semakin mudah terurai dikarenakan sorbitol (SEM)

bersifat hidrofilik yang mampu menyerap air Analisa SEM menggunakan sampel

sehingga membuat tingkat kelembaban bioplastik dengan variasi selulosanya yaitu 1

bioplastik menjadi tinggi dan membuat gram. Analisa ini bertujuan untuk melihat

mikroorganisme lebih mudah tumbuh, hal ini struktur morfologi suatu plastik seperti

sesuai dengan hasil penelitian bioplastik yang kehalusan permukaan film, retakan dan

didapatkan dimana pada saat selulosa 0,4 gram homogenitas film. Analisa sem bioplastik sekam

dengan sorbitol 2 mL persentase kehilangan padi dan daun nanas yang dihasilkan dapat

beratnya lebih tinggi dibandingkan selulosa 1,4 dilihat pada gambar 3.6 dan 3.7 dengan

gram dengan sorbitol 2mL dengan waktu perbesaran 1000 x dan 3000 x.

biodegradasi selama 12 hari. Penelitian yang


dilakukan oleh (Coniwanti dkk, 2014)
mengatakan bahwa penambahan jumlah gliserol
membuat film plastik semakin mudah terurai
atau cepat terdegradasi.
Menurut standar internasional (ASTM Gambar 3.6. Morfologi Permukaan Bioplastik
5336), bioplastik dapat terdegradasi secara Sekam Padi Perbesaran 1000 x
Morfologi permukaan bioplastik sekam padi Pada gambar 3.7. dengan perbesaran
terlihat pada gambar 3.6. menunjukkan adanya 1000 x dan 3000 x, dari analisa di dapatkan
permukaan yang halus dan kasar pada bahwa permukaan bioplastik daun nanas terlihat
bioplastik. Permukaan yang halus menandakan tidak tercampur secara merata yang ditunjukkan
bahwa bahan-bahan telah tercampur secara adanya permukaan yang kasar pada permukaan
merata sedangkan pada permukaan kasar bioplastik daun nanas. Dan juga terdapat
terdapat gumpalan-gumpalan berwarna putih gumpalan putih pada permukaan yang
yang menandakan tidak tercampur secara menunjukkan bahwa selulosa dan pati yang
merata bahannya. Bioplastik dikatakan digunakan tidak tercampur.
homogen atau tercampur secara merata jika Hasil SEM yang dilakukan juga terlihat
tidak terlihat lagi perbedaan antara komponen- pada permukaan terdapat retakan berwarna
komponen penyusunnya dalam hal bentuk, hitam yang bearti ukuran selulosanya dan pati
ukuran dan warna yang dihasilkan dari masih terlalu besar. Ukuran selulosa dan pati
bioplastik (Rosida, 2007). yang masih besar mengakibatkan tidak rapatnya
Hasil analisa sem pada permukaan ikatan antar komponen yang ditunjukkan
bioplastik juga terdapat bulatan yang lempengan berwarna putih yang tidak terlarut
menandakan bahwa terdapat protein didalam secara sempurna. Menurut penelitian
sekam padi yang memiliki struktur. Bentuk sebelumnya yang dilakukan oleh (sinaga dkk,
bulat ini dikenal dengan struktur globural. 2014) menunjukkan bahwa hasil analisa SEM
Struktur globural ini pada umumnya dapat larut yang didapatkan ukuran partikel amilopektin
dalam larutan yang asam, basa, garam ataupun yang masih besar membuat retakan berwarna
alkohol. Selain struktur globural terdapat juga hitam pada permukaan bioplastik yang di
struktur fibrosa didalam protein yaitu berbentuk analisa.
panjang dan amorf. Terdapat rongga dan bintik
4. KESIMPULAN
hitam pada permukaan bioplastik sekam padi 1. - Kuat tarik : nilai kuat tarik terbaik
yang dihasilkan. dihasilkan pada bioplastik sekam padi
yaitu sebesar 1,225 MPa
- Elongasi : nilai elongasi terbaik
dihasilkan pada bioplastik daun nanas
yaitu sebesar 4%

Gambar 3.7. Morfologi Permukaan Bioplastik


Daun Nanas Perbesaran 1000 x
- Modulus Young/elastisitas : nilai modulus dari pati singkong (Manihot Esculenta)
young terbaik dihasilkan pada bioplastik dan pati bonggol pisang (Musa
sekam padi yaitu sebesar 102,941 MPa. Paradisiaca). ITEKS. Vol. 12(2): 12-
2. Hasil daya serap air sekam padi berkisar 19.
antara 15,01-26,96% sedangkan pada Arini, D., Ulum, M. S., dan Kasman. 2017.
daun nanas berkisar antara 8,72-18,37%. Pembuatan dan Pengujian Sifat
3. Hasil biodegradasi sekam padi berkisar Mekanik Plastik Biodegradable
antara 25,06-62,72% sedangkan pada Berbasis Tepung Biji Durian. Journal
daun nanas berkisar antara 7,97-82,89%. of Science and Technology. Vol. 6(3):
276-283.
4. Hasil SEM yang dihasilkan pada
bioplastik sekam padi terdapat rongga dan Behjat, T., Rusly, A.R., Luqman, C.A., Yus,

bintik hitam pada permukaannnya. Hasil A.Y., dan Azowa, I. N. 2009. Effect of

analisa SEM bioplastik daun nanas PEG on the Biodegradability Studies

permukaannnya lebih kasar, terdapat of Kenaf Cellulose-Polyethylene

gumpalan putih, permukaan seperti Composites. International Food

retak-retak. Research Journal. Vol. 16(2): 243-


247.
SARAN
Coniwanti, P, L., dkk. 2014. Pembuatan Film
1. Sebaiknya dilakukan analisa kandungan
Plastik Biodegredabel dari Pati Jagung
selulosa sekam padi dan daun nanas
dengan Penambahan Kitosan dan
terhadap hasil selulosa yang didapatkan.
Pemplastis Gliserol. Jurnal Teknik
2. Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya
Kimia. Vol. 20(4): 22-30.
menggunakan variasi jumlah sorbitol yang
Inggaweni, L. dan Suyatno. 2015.
berbeda terhadap selulosa yang tetap.
Karakterisasi Sifat Mekanik Plastik
3. Sebaiknya dilakukan analisa toksisitas
Biodegradable dari Komposit High
untuk melihat bioplastik aman digunakan
Density Polyethylene (HDPE) dan
sebagai kemasan atau tidak
Pati Kulit Pisang. Dalam Seminar
DAFTAR PUSTAKA Nasional Kimia. Surabaya, Indonesia:
Aftaningsih, W. A., Zulfiana, A. H., dan Universitas Negeri Surabaya.
Mujiburohman, M. 2020. Pengaruh Jalaluddin dan Rizal, S. 2005. Pembuatan Pulp
suhu dan penambahan gliserol dari Jerami Padi dengan Menggunakan
terhadap kualitas plastik biodegradable Natrium Hidroksida. Jurnal Sistem
Teknik Industri. Vol. 6(5): 53-56. Sinaga, R, F., Ginting, G. M., Ginting, M. H.
Kristiani, M. 2015. Pengaruh Penambahan S., dan Hasibuan, R. 2014. Pengaruh
Kitosan dan Plastisizer Sorbitol Penambahan Gliserol terhadap Sifat
Terhadap Sifat Fisik-Kimia Bioplastik Kekuatan Tarik dan Pemanjangan saat
dari Pati Biji Durian (Durio Putus Bioplastik dari Pati Umbi Talas.
Zibethinus).Skripsi.Jurusan Teknik Jurnal Teknik Kimia USU. Vol. 3(2):
Kimia Fakultas Teknik USU. 19-24.
Maslahah, N. U dan Sedyadi, E. 2020. Kajian Utomo, A. W., Argo, B. D dan Hermanto,
Biodegradasi Bioplastik Berbahan M.B. 2013. Pengaruh Suhu Dan Lama
Dasar Pati Umbi Garut dengan Filer Pengeringan Terhadap Karakteristik
Zno dan Plastisizer Gliserol. IJHS. Fisikokimiawi Plastik Biodegradable
Vol. 1(2): 66-72. Dari Komposit Pati Lidah Buaya (Aloe
Rosida, A. 2007. Pencirian Polipaduan Poli Vera) Kitosan. Jurnal Bioproses
(Asam Laktat) Dengan Komoditas Tropis. Vol. 1(1): 73-79.
Polikaprolakton. Skripsi: Institut Wicakso, D.R., dkk. 2019. Pemanfaatan
Pertanian Bogor. Limbah Daun Nanas (Ananas
Septiosari, A., Latifah., dan Kusumastuti, E. cosmosus) Sebagai Bahan Baku
2014. Pembuatan Dan Karakterisasi Pembuatan Plastik Biodegradable.
Bioplastik Limbah Biji Mangga Enviro Scienteae. Vol. 15(3):357-364
Dengan Penambahan Selulosa Dan
Gliserol. Indo. J. Chem. Sci. Vol. 3(2):
157-162.

Anda mungkin juga menyukai