Anda di halaman 1dari 14

SINTESIS DAN PENENTUAN DERAJAT SUBSTITUSI

KARBOKSIMETIL SELULOSA (CMC) DARI SELULOSA DENGAN


VARIASI KONSENTRASI NATRIUM MONOKLOROASETAT

SYNTHESIS AND DETERMINING DEGREE OF SUBSTITUTION OF


CARBOXYMETHYL CELLULOSE (CMC) FROM CELLULOSE WITH
VARIATIONS CONCENTRATION OF SODIUM
MONOCHLOROACETIC

Reffy Mugrima dan Sri Yuliasmi*


Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara, Medan, 20155, Indonesia

*
Korespondensi Penulis:
yuliasmisri@gmail.com
Departemen Kimia Farmasi, Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara, Medan
Jl. Tri Dharma No. 5, Pintu 4, Kampus USU Medan 20155, Indonesia
Telp : (061) 8223558. Fax. (061) 8219775
SINTESIS DAN PENENTUAN DERAJAT SUBSTITUSI
KARBOKSIMETIL SELULOSA (CMC) DARI SELULOSA DENGAN
VARIASI KONSENTRASI NATRIUM MONOKLOROASETAT
SYNTHESIS AND DETERMINING DEGREE OF SUBSTITUTION OF
CARBOXYMETHYL CELLULOSE (CMC) FROM CELLULOSE WITH
VARIATIONS CONCENTRATION OF SODIUM
MONOCHLOROACETIC
Reffy Mugrima dan Sri Yuliasmi*
Departemen kimia, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara
Medan Indonesia

ABSTRAK
Latar Belakang: Saat ini karboksimetil selulosa telah banyak digunakan dan
bahkan memiliki peranan yang penting dalam berbagai aplikasi. Karboksimetil
selulosa secara luas digunakan dalam bidang pangan, kimia, perminyakan,
pembuatan kertas, tekstil, serta bangunan.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui jumlah Natrium
Monoloroasetat terbaik untuk sintesis karboksimetil selulosa dari selulosa
mikrokristal
Metode: Pada penelitian dilakukan pengukuran dengan FTIR untuk analisa gugus
fungsi dan SEM-EDX untuk mengamati ukuran permukaan dalam skala mikro
dan nano serta mengidentifikasi komposisi unsur-unsur yang terkandung
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan hasil rendemen sintesis 1, 2, 3, 4, 5, 6 gram
berturut-turut adalah 181,89%; 200,68%; 212,00%; 228,56%; 240,63%; 260,56%.
Pemeriksaan organoleptis variasi 1, 2, 3 gram memenuhi persyaratan Farmakope
Indonesia, sedangkan variasi NaMCA 4, 5, 6 gram berwarna coklat dan
menggumpal tidak memenuhi persyaratan. Hasil viskositas variasi NaMCA 1, 2,
3, 4, 5, 6 gram berturut-turut adalah 264; 300; 272; 264; 252; 264, dan
pengukuran pH berturut-turut 7,1; 7,8; 7,2; 7,6; 7,5; 7,4. Hasil viskositas dan pH
memenuhi persyaratan. Hasil pengukuran nilai kelembaban karboksimetil
selulosa berturut-turut 0,46%; 2,10%; 2,73%; 3,13%; 3,53%; 4,30% dan semua
variasi memenuhi persyaratan. Dilakukan uji FTIR dan hasil derajat substitusi
berturut-turut 0,5; 0,4; 0,4; 0,4; 0,5; 0,6.
Kesimpulan: Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil terbaik penggunaan
variasi Natrium monokloroasetat terdapat pada variasi 3 gram dan dilanjutkan
pengujian dengan SEM-EDX.

Kata Kunci: Karboksimetil selulosa, selulosa, Natrium Monokloroasetat, FTIR,


SEM-EDX

1
ABSTRACT

Background: Nowadays carboxymethyl cellulose has been widely used and even
has an important role in various applications. Carboxymethyl cellulose is widely
used in the fields of food, chemistry, petroleum, paper making, textiles, and
buildings.
Objective: The purpose of this study was to determine the variation of sodium
monoloroacetate on the synthesis result and the degree of substitution of
carboxymethyl cellulose from cellulose
Method: In this study, measurements were carried out by FTIR for functional
group analysis and SEM-EDX to observe surface size in the micro scale and
identify the composition of the elements contained
Results: The results of the study showed the results of the synthesis of 1, 2, 3, 4,
5, 6 grams respectively 181.89%; 200.68%; 212.00%; 228.56%; 240.63%;
260.56%. Organoleptic examinations of variations 1, 2, 3, 4 grams met the
requirements of Indonesian Pharmacopoeia, whereas variations in NaMCA 5, 6
grams were brown and clumped did not meet the requirements. Results of the
viscosity of NaMCA variations 1, 2, 3, 4, 5, 6 grams respectively are 264; 300;
272; 264; 252; 264, and pH measurements respectively 7.1; 7.8; 7.2; 7.6; 7.5; 7.4.
The results of viscosity and pH meet the requirements. The results of
measurement of carboxymethyl cellulose moisture values were 0.46%; 2.10%;
2.73%; 3.13%; 3.53%; 4.30% and all variations meet the requirements. FTIR tests
were conducted and the results of successive substitution degrees were 0,5; 0,4;
0,4; 0,4; 0,5; 0,6.
Conclusion: The results of the study concluded that the variation in the
concentration of sodium monocloroacetate effect on the synthesis result and
degree of substitution of carboxymethyl cellulose from cellulose.

Keywords: Carboxymethyl cellulose, cellulose, Sodium Monocloroacetate, FTIR,


SEM-EDX

PENDAHULUAN
Selulosa merupakan senyawa yang terdiri dari partikel berpori.
organik yang paling melimpah di Pada dasarnya, selulosa mikrokristal
bumi. Diperkirakan sekitar 1011 ton terdiri dari kristal-kristal dari ukuran
selulosa dibiosintesis setiap tahun, koloid. Selulosa mikrokristal dari
dan selulosa mencakup sekitar 50% segi ukurannya memiliki banyak
dari karbon tak bebas di bumi. Daun keuntungan diantaranya sangat baik
kering mengandung 10-20% dalam perekat tablet, pengencer,
selulosa; kayu 50%; dan kapas 90% agen yang disintegrasi, pengisi,
(Fessenden, 1986). pengemulsi, dan masih banyak lagi.
Pada penelitian ini dilakukan Keuntungan dari segi mikrokristal
sintesis dari selulosa mikrokristal. inilah yang mendasari pemilihan dari
Selulosa mikrokristal adalah hasil penelitian (Sinurat, 2018). Sistesis
depolimerisasi parsial selulosa. yang dilakukan akan menghasilkan
Wujudnya putih, tidak berbau, tidak karboksimetil selulosa.
berasa dan merupakan bubuk kristal Carboxymethyl cellulose (CMC)

2
merupakan molekul anionik yang alkali yang digunakan akan
mampu mencegah terjadinya mengakibatkan naiknya jumlah
pengendapan protein pada titik garam monokloroasetat yang terlarut,
isoelektrik dan meningkatkan sehingga mempermudah dan
viskositas produk pangan, mempercepat difusi garam
disebabkan bergabungnya gugus monokloroasetat ke dalam pusat
karboksil CMC dengan gugus reaksi yaitu gugus hidroksi.
muatan positif dari protein. Menurut Mengingat peranan kedua reagen
BPS (2016), penggunaan CMC tersebut, maka komposisi kedua
setiap tahunnya mengalami reagen baik reagen alkalisasi maupun
peningkatan dan tercatat hingga 2016 karboksimetlilasi dalam proses ini
data impor CMC mencapai 552.532 sangat menentukan kualitas CMC
kg perbulannya. Hal ini meunjukkan yang dihasilkan (Nur, 2016).
bahwa kebutuhan masyarakat bahwa
kebutuhan masyarakat terhadap METODE PENELITIAN
CMC sangat tinggi (Ayuningtiyas, Bahan dan Alat
dkk.,2017). Bahan kimia yang digunakan
Pembuatan CMC dipengaruhi pada penelitian ini adalah bahan
oleh proses alkalisasi dan kimia berkualitas pro analis produksi
karboksimetilasi yang selanjutnya PT. Smart Lab yaitu etanol,
menentukan mutu CMC yang isopropanol, metanol, NaOH pellet,
dihasilkan. Proses alkalisasi natrium monokloroasetat, dan asam
menggunakan basa NaOH. Alkalisasi asetat glasial. Bahan kimia yang
adalah untuk mengaktifkan gugus- tidak berkualitas pro analis adalah
gugus gugus-gugus hidroksil (-OH) akuades. Selulosa mikrokristal
dari selulosa untuk selanjutnya komersil PH 102 produksi PT.
dilakukan reaksi karbosimetilasi. Merck.
Selain itu, tujuan penambahan NaOH Alat-alat yang digunakan
adalah sebagai pengembang selulosa, pada penelitian ini adalah alat-alat
yang bertujuan memudahkan difusi gelas laboratorium, alumunium foil,
reagen karboksimetilasi. Tahap desikator, Fourier Transform
karboksimetilasi menggunakan asam Infrared Spectrophotometer
monokloroasetat ataupun bentuk (Shidmadzu), hot plate stirrer
garamnya. Jumlah penggunaan (Cimarec), kertas saring, neraca
natrium monokloroasetat merupakan analitik (Sartorius), oven listrik
faktor lain mempengaruhi proses (Memmert), pH meter (Hanna),
substitusi pada molekul selulosa. seperangkat alat Scanning Electron
Seiring dengan bertambahnya jumlah Microscope (SEM) dilengkapi
basa yang digunakan akan Energy Dispersive X-ray (EDX) ,
mempermudah dan mempercepat stopwatch, thermometer.
proses difusi monokloroasetat
menuju ke gugus hidroksil pada Sintesis Karboksimetil selulosa
selulosa (Wijayani dkk, 2005). dari selulosa
Fungsi penambahan natrium Selulosa ditimbang sebanyak
monokloroasetat yang digunakan 5 gram di dalam gelas beaker
akan berpengaruh terhadap substitusi kemudian ditambah dengan pelarut
dari unit anhidroglukosa pada isopropanol-etanol-air (70:20:10)
selulosa. Bertambahnya jumlah sebanyak 100 ml lalu distitrer,

3
ditambahkan NaOH 20% sebanyak menjepit film hasil campuran pada
20 ml selama 1 jam pada suhu ruang. tempat sampel. Kemudian film
kemudian ditambahkan Na- diletakkan pada alat ke arah sinar
Monokloroasetat dengan variasi 1, 2, infrared. Hasilnya akan ditampilkan
3, 4, 5, 6 gram dan distirer dengan sebagai kurva bilangan gelombang
waktu 3 jam pada suhu 55oC. Setelah dari 4000-500 cmm-1. Karboksimetil
itu campuran disaring dan residunya selulosa komersial digunakan
direndam menggunakan metanol sebagai pembanding.
selama 24 jam. Kemudian campuran
dinetralkan menggunakan larutan Analisis Karboksimetil Selulosa
asam asetat glasial. Campuran Metode SEM-EDX
kemudian disaring kembali dan SEM merupakan mikroskop
residunya dikeringkan di dalam oven elektron yang dapat digunakan untuk
dengan suhu 60ºC hingga beratnya mengamati morfologi permukaan
konstan. dalam skala mikro dan nano. Teknik
analisis SEM menggunakan elektron
Uji Viskositas dan Penetapan pH sebagai sumber pencitraan dan
CMC medan elektromagnetik sebagai
Selulosa hasil sintesis lensanya. SEM dilengkapi dengan
dilarutkan sebanyak 2 gram dalam Energy Dispersive X-ray (EDX)
100 mL air sehingga terbentuk dapat mengidentifikasi komposisi
larutan dengan kosentrasi 2%, lalu unsur-unsur yang terkandung pada
diukur viskositasnya menggunakan obat (Rianita dkk,2014).
Viscometer Brokfield. Selulosa hasil
sintesis sebanyak 1 gram dilarutkan HASIL DAN PEMBAHAAN
dalam 100 mL air sehingga terbentuk
larutan dengan kosentrasi 1%, lalu Analisa Hasil Sintesis
diukur pH menggunakan pH meter. Karboksimetil Selulosa dari
selulosa
Uji Kelembaban Karboksimetil
Selulosa Tabel 1. Hasil Rendemen CMC
Selulosa ditimbang sebanyak
3 gram ke dalam kertas perkamen, Jumlah Berat Rendemen
kemudian masukkan ke dalam oven NaMCA CMC (%)
pada suhu 105oC selama 2 jam. yang
Kemudian didinginkan lalu dipakai
ditimbang dan dihitung nilai (gram)
kelembaban karboksimetil selulosa. 1 9,0743 181,89
2 10,0341 200,68
Analisis Karboksimetil Selulosa 3 10,6001 212,00
Metode FTIR 4 11,4283 228,56
Analisa gugus fungsi 5 12,0316 240,63
dilakukan dengan menggunakan alat 6 13,0281 260,56
Shimadzu IR Prestige-21. Bubur
diperiksa dalam sebuah film tipis
yang diletakkan diantara lempengan- Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa
lempengan garam yang datar. rendemen yang dihasilkan semakin
Pengujian dilakukan dengan meningkat seiring dengan

4
peningkatan konsentrasi natrium
monokloroasetat yang ditambahkan. Pengukuran Viskositas dan pH
Rendemen yang didapatkan cukup Hasil Sintesis Karboksimetil
besar memberikan gambaran bahwa Selulosa
masih banyak terdapat hasil samping
berupa NaCl pada sintesis Tabel 2. Hasil viskositas dan pH
karboksimetil selulosa dan CMC Nilai pH
menunjukkan hasil sintesis yang viskositas
belum murni (Eliza dkk., 2015). Komersial 500 7,2
A 264 7,1
Pemeriksaan Organoleptis Hasil B 300 7,8
Sintesis Karboksimetil Selulosa C 272 7,2
D 264 7,6
Pemeriksaan organoleptis E 252 7,5
hasil sintesis karboksimetil selulosa F 264 7,4
dari selulosa meliputi pemeriksaan
bau, warna dan rasa. Menurut Dari Tabel 2 semua hasil
(Ditjen POM Depkes RI, 1995) sintesis menunjukkan nilai viskositas
syarat karboksimetil selulosa adalah yang memenuhi persyaratan pada
serbuk atau butiran, putih atau putih standar SNI yaitu ≥ 25 cps.
kuning gading tidak berbau, tidak Pengukuran nilai viskositas CMC A
berasa. Dari hasil sintesis yang dan B mengalami sedikit kenaikan
dilakukan karboksimetil selulosa kemudian menurun sampai CMC E.
yang memenuhi persyaratan adalah Nilai viskositas menurun seiring
CMC A, B, C, dan D sedangkan dengan penambahan NaMCA yang
CMC E dan F tidak memenuhi semakin besar. Hal ini dipengaruhi
persyaratan. Dari hal tersebut dapat oleh banyaknya produk samping
dinyatakan bahwa kelebihan berupa NaCl yang dihasilkan,
NaMCA yang ditambahkan dapat semakin banyaknya produk samping
menyebabkan penggumpalan pada maka nilai viskositas akan semakin
CMC setelah melalui proses rendah (Wekridhany dkk., 2012).
karboksimetilasi. Sedangkan ditinjau Hasil pengukuran pH pada Tabel 4.3
dari segi warna, CMC yang pada karboksimetil selulosa A, B, C,
dihasilkan pada penelitian ini D, E dan F menunjukkan bahwa nilai
memiliki warna putih pada pH memenuhi persyaratan 6,5-8,5
penambahan NaMCA 1 gram dan 2 sesuai standar USP 27 dan NF 22,
gram, warna putih kekuningan atau 2004.
gading pada penambahan NaMCA 3
gram, warna kuning pada
penambahan NaMCA 4 gram dan 5
gram, sedangkan pada penambahan
NaMCA 6 gram berwarna coklat.
Menurut Nur (2016), perubahan
warna terjadi pada tahap alkalisasi
saat penambahan NaOH 20 %.
Perubahan terjadi secara perlahan-
lahan seiring dengan bertambahnya
jumlah NaMCA yang ditambahkan.

5
Pengukuran Nilai Kelembaban karboksimetil selulosa. Hal ini
Hasil Sintesis Karboksimetil ditandai dengan terdapat vibrasi –OH
Selulosa pada bilangan gelombang sekitar
3415 cm-1, ikatan –CH pada bilangan
Kelembaban(%) gelombang sekitar 2929 cm-1, gugus
5 karboksil (COO-) pada bilangan
4 gelombang sekitar 1605 cm-1, ikatan
–CH2 pada bilangan gelombang
3
sekitar 1420 dan 1370 cm-1 dan
2 gugus eter (-COC-) pada bilangan
1 gelombang sekitar 1060 cm-1 (Singh,
2011). Menurut Permana (2018),
0
perbedaan bilangan gelombang pada
A B C D E F
setiap variasi natrium
monokloroasetat dipengaruhi oleh
Gambar 1. Grafik nilai kelembaban sifat selulosa yang digunakan.
Perhitungan nilai kelembaban Selulosa adalah polimer dengan
merupakan salah satu metode yang rumus kimia (C6H10O5)n. Dalam hal
dilakukan pada uji standar untuk ini n adalah jumlah pengulangan unit
natrium karboksimetil selulosa. gula atau derajat polimerisasi yang
Metode pengujian ini mencakup harganya bervariasi berdasarkan
penentuan sifat kelembaban pada sumber selulosa dan perlakuan yang
karboksimetil selulosa. Dari Gambar diterimanya.
1 nilai kelembaban yang diperoleh
meningkat dengan bertambahnya Penentuan Derajat Substitusi Hasil
konsentrasi natrium monokloroasetat Sintesis Karboksimetil Selulosa
yang digunakan, yaitu semakin tinggi
natrium monokloroasetat yang 0.7
digunakan pada sintesis maka akan
0.6
semakin tinggi pula kelembaban
karboksimetil selulosa yang 0.5
diperoleh. Berdasarkan standar 0.4
ASTM Internasional bahwa sampel 0.3
dengan nilai kelembaban 2-10 %
0.2
memiliki 95% tingkat keakuratan.
Artinya, pada penambahan NaMCA 0.1
1, 2, 3, 4, 5 dan 6 gram pada 0
penelitian memenuhi persyaratan. A B C D E F

Analisis Gugus Fungsi Hasil


Sintesis Karboksimetil Selulosa Gambar 2. Grafik nilai derajat
substitusi
Dari hasil bilangan gelombang dari Menurut standar FAO pada
spektrum inframerah CMC hasil jurnal Ferdiansyah, dkk (2006)
sintesis dengan masing-masing standar nilai derajat substitusi
serapan pada daerah panjang karboksimetil selulosa memenuhi
gelombang tertentu menunjukkan persyaratan pada 0,2-1,5 sehingga
kesesuaian gugus fungsi hasil sintesis pada penelitian

6
memenuhi persyaratan. Berdasarkan
Gambar 2 memperlihatkan grafik
derajat substitusi yang didapat pada
penambahan NaMCA 1 gram ke 2
gram menurun kemudian naik pada
penambahan 5 gram sampai 6 gram.
Derajat substitusi (DS) dan berat
molekul merupakan parameter daya
guna CMC sangat bergantung pada
pemilihan media reaksi sintesa dan (a)
tahapan proses. Derajat substitusi
CMC adalah jumlah rata-rata gugus
hidroksil dalam struktur selulosa
yang disubstitusi oleh karboksimetil
pada C-2, C-3dan C-6. Semakin
tinggi DS akan menunjukkan
kompatibilitasnya dengan komponen
yang lain seperti garam atau pelarut
yang lainnya (Eriningsih, 2011).
Derajat substitusi dari kelompok
karboksil dalam karboksimetil Gambar 3. Hasil pengukuran SEM
selulosa dapat ditentukan melalui (a) perbesaran 500X, (b)
spektrum FTIR tetapi nilai-nilai yang perbesaran1000X
diperoleh spektrum IR adalah
pengukuran nilai-nilai relatif dari
Quantitative results
DS. Sedangkan nilai DS absolut
dilakukan dengan titrasi dan akan 50

lebih baik untuk mendapatkan 40

hubungan nilai absolut dan nilai-nilai


Weight%

30
relatif. Penyerapan di 1605 cm-1
20
digunakan untuk getaran peregangan
gugus karboksil (COO-) dan 2920 10

untuk getaran peregangan dari 0


C O Na Cl
methine (C-H), masing-masing
dengan mengambil rasio spektrum Gambar 4. Hasil pengukuran EDX
penyerapan, DS = A1605/A2920 (Singh, Analisis SEM adalah teknik
2011). yang digunakan untuk memeriksa
Analisis Morfologi dan Unsur morfologi karena memiliki
Hasil Sintesis Karboksimetil kedalaman bidang yang besar. SEM
Selulosa juga menghasilkan gambar resolusi
tinggi, yang berarti bahwa sampel
yang berjarak sangat dekat dapat
diperiksa pada perbesaran tinggi
(Ibrahim, dkk, 2015). Berdasarkan
hasil Gambar 2 di atas menunjukkan
morfologi hasil sintesis CMC dari
selulosa mikrokristal berbeda dengan
morfologi CMC komersial, dimana

7
CMC komersial memiliki serat-serat b. Variasi konsentrasi natrium
berbentuk silinder, sedangkan pada monokloroasetat berpengaruh
hasil sintesis pada penelitian ini terhadap derajat substitusi
menunjukkan morfologi mirip karboksimetil selulosa dari
kristal, hal ini terjadi karena selulosa selulosa yaitu terdapat
yang disintesis belum sempurna perbedaan pada nilai derajat
murni dan masih banyak terdapat substitusi yang dihasilkan. Nilai
garam sehingga menutupi morfologi derajat substitusi penambahan
pada CMC hasil penelitian. NaMCA 1, 2, 3, 4, 5, 6 gram
Berdasarkan hasil EDX dalam berturut-turut adalah 0,5; 0,4;
Gambar 3 menunjukkan adanya 0,4; 0,4; 0,5; 0,6. Hasil sintesis
unsur yang ditemukan pada hasil CMC yang terbaik adalah pada
sintesis pada penelitian ini sama penambahan NaMCA 3 gram
dengan yang ditemukan pada CMC dan dilanjutkan dengan
komersial dengan persen massa pengukuran SEM berupa hasil
relatif unsur C sebesar 34,375% , morfologi seperti kristal dan
unsur O sebesar 41,875%, unsur Na pengukuran EDX terdapat unsur
sebesar 19,375%, unsur Cl sebesar yang sama dengan CMC yaitu
4,375%. Unsur Na begitu besar adanya unsur C sebesar
karena pada EDX semua sodium 34,375%, Na sebesar 19,375%,
yang terdapat pada sampel baik itu Cl sebesar 4,375% dan O
sodium yang terikat dengan sebesar 41,875%.
karboksimetil selulosa maupun hasil
samping yang merupakan NaCl Saran
bebas juga dapat terhitung pada nilai Disarankan kepada peneliti
%Na. (Singh, 2011). selanjutnya untuk :
Kesimpulan a. Melanjutkan pemurnian pada
Berdasarkan penelitian yang sintesis karboksimetil selulosa
dilakukan, dapat disimpulkan : dari selulosa dan menghitung
a. Variasi konsentrasi natrium nilai DS dari hasil EDX.
monokloroasetat berpengaruh b. Meneliti perhitungan derajat
terhadap hasil sintesis substitusi relatif maupun absolut
karboksimetil selulosa dari dengan metode lain seperti
selulosa yaitu terdapat tergantung pada viskositas,
perbedaan hasil rendemen, kelarutan, sudut kontak,
organoleptis, nilai kelembaban, menggunakan absorpsi
pH dan viskositas. Hasil spectroscopy and gel permeation
rendemen terbesar terdapat pada chromatography dan lain-lain.
penambahan NaMCA 6 gram
yaitu 260,56%. Hasil DAFTAR PUSTAKA
organoleptis terbaik yang
memenuhi syarat adalah pada a. ASTM Internasional. (2003).
penambahan NaMCA 1, 2 dan 3 Standard Test Methods for
gram. Hasil nilai kelembaban, Sodium
pH dan viskositas memenuhi Carboxymethylcellulose.
persyaratan pada semua variasi United State. Halaman 2-8.
penambahan NaMCA 1, 2, 3, 4, b. Ayuningtiyas, S., Fini, D.D.,
5, 6 gram. dan Siswarni, M.Z. (2017).

8
Pembuatan Karboksimetil h. Fessenden, R. J., dan
Selulosa dari Kulit Pisang Fessenden, J.S. (1989).
Kepok dengan Variasi Organic Chemistry, Third
Konsentrasi Natrium Edition. Alih bahasa:
Hidroksida, Natrium Pudjaatmaka, A. H. (1982).
Monokloroasetat, Temperatur Kimia Organik. Jilid 1. Edisi
dan Waktu Reaksi . Jurnal Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Teknik Kimia USU. 6(3): 47. Halaman 317 dan 324.
c. Coniwanti, P., Muhammad, i. Gusrianto, P., Zulharmita dan
D., Zubeir, S.D. (2015). Harrizul, R. (2011). Preparasi
Pembuatan Natrium dan Karakterisasi
Karboksimetil Selulosa (Na- Mikrokristalin Selulosa dari
CMC) Dari Selulosa Limbah Limbah Serbuk Kayu
Kulit Kacang Tanah (Arachis Penggergajian. Fakultas
Hypogea L.). Jurnal Teknik Farmasi Universitas Andalas
Kimia No. 4, Vol. 21. Padang. Jurnal Sains dan
d. Ditjen POM Depkes RI. Teknologi Farmasi, Vol. 16,
(1995). Farmakope No.2, halaman 180-188.
Indonesia. Edisi IV. Jakarta: j. Hasibuan,I. F. (2016). Peman
Departemen Kesehatan RI. faatan Jerami Padi (Oryza
Halaman 175. sativa L) Sebagai Bahan
e. Eliza, M. Y., Shahruddin, M., Baku Pembuatan
Noormaziah, J., dan Wan Karboksimetil Selulosa.
Rosli, W. D. (2005). Skripsi. Fakultas Farmasi.
Carboxymethyl Cellulose Universitas Sumatera Utara.
(CMC) from Oil Palm Empty Medan
Fruit Bunch (OPEFB) in The k. Ibrahim., dkk.
New Solvent Dimethyl (2015).Preparation of food
Sulfoxide grade carboxymethyl
(DMSO)/Tetrabutylammoniu cellulose from corn
m Fluoride (TBAF). Journal huskagrowaste. Bangladesh.
of Physic: Conference Series Polymer and Textile
622; 3. Research Lab. Department of
f. Eriningsih, R., Rizka, Y dan Applied Chemistry and
Theresia, M. (2011). Chemical Engineering,
Pembuatan Karboksimetil Rajshahi University.
Selulosa dari Limbah International Journal of
Tongkol Jagung untuk Biological Macromolecules
Pengental pada Proses Vol:79. Halaman 144–150
Pencapan Tekstil. Jurnal l. Mario, P., dkk. (2005).
Arena Tekstil Volume 26 Synthesis and
No.2. Halaman 106. characterization of sodium
g. Fengel, D dan Wegener. carboxymethylcellulose from
(1995). Kayu: Kimia, cavendish banana pseudo
Ultrastruktur, Reaksi-reaksi. stem (Musa cavendishii L.).
Terjemahan. Yogyakarta. Graduate Program of Food
Gadjah Mada University Science and Technology,
Press. Faculty of Agricultural

9
Technology, Gadjah Mada Cellulose from Sago Waste.
University. Jurnal Elsevier. Carbohydrate Polymer, 64.
Halaman 166-168. Halaman 312-318.
m. Nosya, M. A. (2016). r. Rianita, Y. (2014). Studi
Pembuatan Mikrokristal Identifikasi Komposisi Obat
Selulosa dari Tandan Kosong dan Limbah Balur
Kelapa Sawit. Skripsi. Benzoquinon(BQ) Hasil
Fakultas Matematika dan Terapi Pembaluran Dengan
Ilmu Pengetahuan Alam. Scanning Electron
Universitas Lampung. Microscopy. Jurnal Jurusan
Halaman 23-28 dan 45. Fisika FMIPA Universitas
n. Nur, R., Tamrin, dan Brawijaya.
Muzakkar, M. Z. (2016). s. Rowe, R. C., Sheskey, P. J.,
Sintesis dan Karakterisasi and Owen, S. C. (2006).
CMC (Carboxymethyl CarboxymethylCellulose
Cellulose) yang Dihasilkan Sodium. Handbook of
dari Jerami Padi. Jurnal Sains Pharmaceutical Excipients.
dan Teknologi Pangan. 1(3): Fifth Edition. Washington:
222-230. American Pharmacist1
o. Pitaloka, A. B., dkk. (2015). Association. Hal. 120-122.
Pembuatan CMC dari t. Sigalingging, R. T. (2018).
Selulosa Eceng Gondok Sintesis dan Karakterisasi
dengan Media Reaksi CMC (carboxymethyl
Campuran Larutan cellulose) dari Selulosa
Isopropanol-Isobutanol Batang Pisang Raja (Musa
Untuk Mendapatkan paradisiaca) dengan Variasi
Viskositas dan Kemurnian Konsentrasi Natrium
Tinggi. Banten. Jurusan Hidroksida. Skripsi. Fakultas
Teknik Kimia, Fakultas Farmasi. Universitas
Teknik, Universitas Sultan Sumatera Utara. Medan.
Ageng Tirtayasa. Jurnal Halaman 13.
Integrasi Proses Vol. 5, No. 2 u. Singh, R. K dan Khatri, O. P.
(Juni 2015) 108 - 114 108. (2011). A scanning electron
p. Permana, P. M. (2018). microscope based new
Sintesis dan Karakterisasi method for determining
CMC (Carboxymethyl degree of substitution of
Cellulose) dari Selulosa sodium carboxymethyl
Batang Pisang Raja (Musa cellulose. Journal of
paradisiaca) dengan Variasi Microscopy, Vol. 246, Pt 1
Natrium Monokloroasetat. 2012, pp. 43–52.
Skripsi. Fakultas Farmasi. v. Sinurat, L. H. (2018).
Universitas Sumatera Utara. Karakterisasi Selulosa
Medan. Halaman 15, 34. Mikrokristal dari Pelepah
q. Pushpamalar, V., Langford, Kelapa Sawit dan Tandan
S.J., Ahmad, M., dan Lim, Kosong Kelapa Sawit.
Y.Y. (2006). Optimization of Skripsi. Fakultas Farmasi.
Reaction Condition for Universitas Sumatera Utara.
Preparing Carboxymethyl

10
Medan. Halaman 2, 12, 16, Universitas Negeri Semarang.
20. Halaman 11-16
w. USP 27 dan NF 22. (2004).
The United states
Pharmacopeia 27 and The
National Formulary 22. 27th
Edition. Rockville: The
United States Pharmacopeia
Convention. Halaman 1(1):1-
2.
x. Wekridhany, G. A., Yuli, D.,
dan Dewi, A. I. 2012.
Pengaruh Rasio
Selulosa/NaOH pada Tahap
Alkalinisasi Terhadap
Produksi Natrium
Karboksimetil Selulosa (Na-
CMC) dari Residu Euchema
spinossum. Jurusan Teknik
Kimia. Universitas Lampung.
Prosiding SNSMAIP III-
2012. Halaman 410.
y. Widia, I dan Nasrul, W.
(2017). Review Artikel
Selulosa Mikrokristal: Isolasi,
Karakterisasi dan Aplikasi
dalam Bidang Farmasetik.
Fakultas Farmasi Universitas
Padjadjaran. Jurnal Farmaka.
Suplemen Volume 15 Nomor
2. Halaman 128-132.
z. Wijayani, A., Khoirul, U.,
Siti, T. (2005). Karakterisasi
Carboxymethil cellulose
(CMC) dari Eceng Gondok
(Eichornia crassipes (Mart)
Solms). Indonesian Journal
of Chemistry, Vol 5.
aa. Zuraida, I. (2016). Sintesis
Natrium Karboksimetil
Selulosa dari Mikrokristal
Selulosa Kayu Sengon
(Paraserianthes Falcataria
(L.) Nielsen) dengan Pelarut
Campuran Isopropanol-
Etanol. Skripsi. Fakultas
Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam.

11
12

Anda mungkin juga menyukai